515 989 1 SM PDF
515 989 1 SM PDF
Abstrak
Penelitian telah dilaksanakan mulai tanggal 06 Maret 2012 sampai dengan tanggal 20
Maret 2012 di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Non-Ruminasia dan Industri Makanan
Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Sumedang. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi filtrat abu sekam padi (FASP) dan waktu
perendaman terhadap dekolagenasi, kandungan kalsium, dan fosfor limbah tulang ayam.
Penelitian menggunakan metode eksperimental rancangan tersarang (4X5), yang terdiri dari
faktor K yaitu konsentrasi FASP (10% dan 20%) dan faktor W yaitu waktu perendaman (24 jam
dan 48 jam). Peubah yang diamati yaitu dekolagenasi, kandungan kalsium, dan fosfor. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi FASP berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap
kandungan kalsium, sedangkan waktu yang tersarang dalam konsentrasi berpengaruh nyata
(p<0,05) terhadap dekolagenasi dan kandungan fosfor. Perlakuan konsentrasi FASP 20%
dengan lama perendaman 48 jam merupakan perlakuan yang tepat pada pengolahan limbah
tulang ayam oleh FASP menghasilkan dekolagenasi, kandungan kalsium, dan fosfor optimal.
Kata kunci : FASP, limbah tulang ayam, dekolagenasi, kalsium, fosfor.
Abstract
The research was conducted from 6 to 20 March, 2012 in Laboratory of Poultry, Non
Ruminant Nutrition and Feed Industry Faculty of Animal Husbandry Padjadjaran University,
Sumedang. The research aimed to identify the effect of using concentration rice husk ask filtrate
(FASP) and soaking time on decollagenation, calcium, and phosphor content. The research use
nested experimental design (4X5), comprised of factor K which was the concentration of FASP
(10% and 20%) and factor W which was the soaking time (24 and 48 hours). The variables
observed were decollagenation, calcium, and phosphor content. The result showed that the
FASP concentration had a significant effect (P<0,05) on calcium content, while the immersion
time that nested in the concentration had a significant effect (P<0,05) on decollagenation and
phosphor content. The FASP concentration treatment of 20% soaked for 48 hours was the right
treatment for the processing of chicken bone waste by FASP to get the optimum
decollagenation, calcium, and phosphor content.
Key words : FASP, chicken bone waste, decollagenation, calcium, phosphor.
Pendahuluan
Zat nutrien yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ransum di antaranya kalsium (Ca)
dan fosfor (P). Sumber mineral yang berpotensi sebagai sumber Ca dan P yaitu tulang ayam.
Tulang mengandung Ca dan P yang relatif konstan 2:1 (Piliang 2001). Garam kalsium dan
fosfor yang terdapat dalam tulang dideposit dalam jaringan matriks lunak yang terdiri dari
bahan organik mengandung serat kolagen dan gel mukopolisakarida (Piliang, 2001). Oleh
karena itu kurang bermanfaat apabila diberikan pada ternak tanpa dilakukan pengolahan.
atau bahan organik yang terkandung dalam tulang ayam dan memutuskan ikatan antara protein
non kolagenous-kolagen-mineral. Kolagen mudah mengembang dalam asam atau basa (deMan,
1997 dan Winarno, 1997). Pengolahan dilakukan menggunakan larutan alkali, salah satu alkali
alami yang dapat digunakan yaitu filtrat abu sekam padi (FASP).
FASP merupakan salah satu larutan alkali yang ramah lingkungan. Larutan alkali tersebut
bersifat dekolagenasi yang dapat menghidrolisis kolagen sehingga diperoleh pakan sumber Ca
dan P utama dari limbah tulang ayam yang biasa disebut dengan special bone meal. Pengolahan
limbah tulang ayam secara alami oleh FASP melalui dekolagenasi dengan memperhatikan
konsentrasi dan lama waktu persendaman perlu di lakukan untuk mengetahui persentase yang
Limbah tulang ayam yang berasal dari hasil samping filleting (bagian dada dan paha),
Abu sekam padi berbentuk butiran halus, air digunakan sebagai media dalam pelarutan FASP.
Penelitian menggunakan metode eksperimental rancangan tersarang (4X5), yang terdiri dari dua
faktor : faktor K = konsentrasi FASP (K1 = 10% ; K2 = 20%) dan faktor W = waktu perendaman
(W1 = 24 jam ; W2 = 48 jam). Faktor W tersarang dalam faktor K. Setiap perlakuan diulang
sebanyak 5 kali.
Peubah yang di amati meliputi : 1) Dekolagenasi di diperoleh dari jumlah berat limbah
tulang awal di kurangi berat tulang setelah di hidrolisis di bagi berat tulang awal di kali 100, 2)
Kandungan kalsium yang diperoleh dari pengolahan limbah tulang ayam akan di analisis
fosfor yang diperoleh dari pengolahan limbah tulang ayam akan di analisis menggunakan
menurut (Sudjana, 1980). Perbedaan antar perlakuan dianalisis menggunakan uji Duncan (Steel
Perlakuan konsentrasi terhadap kandungan kalsium dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil
analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi FASP (10%; 20%) tidak
berpengaruh nyata (P>0,05), terhadap dekolagenasi dan kandungan fosfor, Hal tersebut
dan kandungan fosfor erat kaitannya dengan pH larutan. Peningkatan FASP pada konsentrasi
10% dan 20% tidak menunjukkan peningkatan pH. Konsentrasi FASP 10% rataan pH larutan
sebesar 8,77 dan konsentrasi FASP 20% rataan pH larutan sebesar 8,57. Rataan pH 8,77 dan
8,57 pada konsentrasi 10% tidak terlalu jauh bedanya akibatnya pengaruh konsentrasi larutan
tidak diikuti dengan peningkatan dekolagenasi dan kandungan fosfor. Hasil penelitian Bagau
(2011), membuktikan bahwa pada konsentrasi FASP 10% sampai 30% pH larutan hanya berada
pada kisaran pH 8,02-8,76 sehingga konsentrasi FASP tidak berpengaruh nyata terhadap
menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi FASP 20% (K2) berpengaruh nyata (P<0,05) lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi FASP 10% (K1) terhadap kandungan kalsium.
Peningkatan kandungan kalsium limbah tulang ayam berasal dari proses peresapan kalsium
yang terdapat pada filtrat abu sekam padi. Menurut Haryanto (2002) komposisi kimiawi abu
sekam padi mengandung senyawa CaO (kalsium oksida) dengan kadar 0,65%. Konsentrasi
FASP 20% pada proses pembuatan filtrat abu sekam padi menghasilkan senyawa CaO yang
lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi FASP 10%. Hal ini menunjukkan kandungan
kalsium yang terdapat pada limbah tulang ayam mendapatkan tambahan kalsium yang lebih
Pengaruh perlakuan lama perendaman yang tersarang dalam konsentrasi FASP terhadap
dekolagenasi, kandungan kalsium, dan kandungan fosfor dapat dilihat pada Tabel 2 dan 3.
Perlakuan waktu yang tersarang dalam konsentrasi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
dekolagenasi dan kandungan fosfor, sedangkan terhadap kandungan kalsium tidak berpengaruh.
%........................
Dekolagenasi 27,80a 30,80b
a
Kalsium 16,86 17,46a
a
Fosfor 8,53 8,77a
Keterangan: huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata, huruf
yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata.
.%........................
Dekolagenasi 24,40a 29,60b
a
Kalsium 18,61 17,84a
a
Fosfor 8,12 9,06b
Keterangan: huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata, huruf
yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata.
perendaman menyebabkan semakin tinggi (Tabel 2 dan Tabel 3) kemampuan FASP untuk
menghidrolisis limbah tulang ayam. Artinya waktu hidrolisis oleh FASP diperlukan waktu lebih
lama untuk menghidrolisis komponen yang terdapat pada tulang ayam. Hasil penelitian yang
dilakukan Cole dan Wiyono (2001) dalam Bagau dkk., (2011) bahwa dalam mengolah tulang
hewan menjadi gelatin pada prinsipnya untuk menghidrolisis protein tulang dan perendaman
yang dilakukan dalam proses basa diperlukan waktu yang relatif lebih lama. Semakin lama
waktu perendaman menyebabkan semakin tinggi pula tingkat efektifitas kelarutan kolagen dan
komponen non-ash lainnya yang terdapat pada limbah tulang ayam. Kurnia (2006) menyatakan
bahwa penghilangan protein dari suatu substrat yang disebut deproteinasi merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menghilangkan atau melarutkan protein secara maksimal dan biasa
Pengaruh perlakuan terhadap kandungan fosfor menunjukkan bahwa semakin lama waktu
perendaman menyebabkan semakin tinggi (Tabel 2 dan Tabel 3) kemampuan FASP untuk
konsentrasi 20% dengan lama perendaman 48 jam merupakan perlakuan yang tepat dalam
melarutkan kolagen dan komponen non-ash lainnya juga menghasilkan kandungan fosfor yang
optimal yaitu sebesar 9,06%, berdasarkan SNI (1992) kandungan tepung tulang ayam tersebut
Kesimpulan
Hasil penelitian dapat disimpulkan : 1). Perendaman limbah tulang ayam oleh filtrat abu
sekam padi (FASP) sampai 20% efektif terhadap peningkatan kandungan kalsium tetapi tidak
efektif terhadap dekolagenasi dan kandungan fosfor, 2). Lama perendaman limbah tulang ayam
sampai 48 jam oleh FASP efektif terhadap peningkatan dekolagenasi dan kandungan fosfor,
tetapi tidak efektif terhadap kandungan kalsium, 3). Perendaman limbah tulang ayam oleh
FASP dengan konsentrasi 20% dan lama perendaman 48 jam menghasilkan dekolagenasi,
Daftar Pustaka