Dengan metode matching yang telah dilakukan pada data hasil
survei, didapatkan kesesuaian lahan aktual untuk komoditas pinus, kopi dan jahe pada lima titik survei. Berikut tabel data kesesuaian lahan aktual
Tabel 1. Kelas Kesesuaian Lahan Aktual
Tanaman Titik Pinus Kopi Jahe S2 wa rc nr H2.1 S2 tc wa nr eh S3 nr eh H2.2 S2 eh S2 nr,eh S3 nr H2.3 S2 tc,wa,rc,nr,eh S2rc,nr,eh S3 nr H2.4 S2 oa, nr, eh S2 oa, nr, eh S3 tc H2.5 S3 eh S2 nr S3 tc
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk komoditas pinus
memiliki kesesuaian lahan dengan kelas S2 dan S3. Pada titik H2.1 memiliki faktor pembatas yaitu temperatur (tc), curah hujan (wa), retensi hara (nr) dan bahaya erosi (eh) dengan kelas S2. Pada titik H2.2 memiliki faktor pembatas bahaya erosi (eh) dengan kelas S2. Pada titik H2.3 memiliki faktor pembatas berupa temperatur (tc), curah hujan (wa), media perakaran (rc), bahaya erosi (eh) dan retensi hara (nr) dengan kelas S2. Pada titik H2.4 memiliki faktor pembatas ketersedia oksigen(oa), retensi hara (nr), dan bahaya erosi (eh) dengan kelas S2. Pada titik terakhir yaitu H2.5 memiliki faktor pembatasa kelerengan (eh) dengan kelas S3.
4.4.1.1 Kesesuaian Lahan Aktual Komoditas Pinus
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur (tc), ketersediaan air bagian curah hujan(wa), retensi hara(nr) bagian pH dan bahaya erosi(eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2tc,wa,nr,eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Menurut Sanudin (2009), pertumbuhan Pinus yang baik di pengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh 200-2000mdpl, temperatur udara berkisar 18o - 30o C, pH tanah berkirsar antara 4,5-5,5 dan bulan basah (5-6 bulan) yang diselingi dengan bulan kerinng yang pendek (3-4 bulan). Dengan karakteristik lahan yang didominasi oleh kelas S1 maka pada titik H2.1 sesuai dengan syarat tumbuh komoditas pinus.
Pada titik H2.2 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu bahaya erosi(eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan air(wa), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr), bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Bahaya erosi pada titik H2.2 adalah ringan, dengan komoditas pinus yang secara ekologis berfungsi sebagai pencegah erosi yang ampuh (Sallat Kudeng, 2013), maka faktor pembatas tersebut bukan suatu kendala. Karakteristik lahan yang didominasi oleh kelas S1 maka pada titik H2.2 sesuai dengan syarat tumbuh komoditas pinus.
Pada titik H2.3 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur(tc), ketersediaan air bagian curah hujan(wa), media perakaran(rc) bagain kedalaman tanah, retensi hara(nr) bagian pH dan bahaya erosi(eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2tc,wa,rc,nr,eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Menurut Sanudin (2009), pertumbuhan Pinus yang baik di pengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh 200- 2000mdpl, temperatur udara berkisar 18o - 30o C, pH tanah berkirsar antara 4,5-5,5 dan bulan basah (5-6 bulan) yang diselingi dengan bulan kerinng yang pendek (3-4 bulan). Dengan karakteristik lahan yang didominasi oleh kelas S1 maka pada titik H2.1 sesuai dengan syarat tumbuh komoditas pinus.
Pada titik H2.4 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu ketersedia oksigen(oa) bagian drainase, retensi hara (nr) bagian pH, dan bahaya erosi (eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2oa,nr,eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Menurut Sanudin (2009), pertumbuhan Pinus yang baik di pengaruhi oleh ketinggian tempat tumbuh 200-2000mdpl, temperatur udara berkisar 18o - 30o C, pH tanah berkirsar antara 4,5-5,5 dan bulan basah (5-6 bulan) yang diselingi dengan bulan kerinng yang pendek (3-4 bulan). Dengan karakteristik lahan yang didominasi oleh kelas S1 maka pada titik H2.1 sesuai dengan syarat tumbuh komoditas pinus. Pada titik H2.5 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu bahaya erosi(eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan air(wa), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr), bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Bahaya erosi pada titik H2.5 adalah ringan, dengan komoditas pinus yang secara ekologis berfungsi sebagai pencegah erosi yang ampuh (Sallat Kudeng, 2013), maka faktor pembatas tersebut bukan suatu kendala. Karakteristik lahan yang didominasi oleh kelas S1 maka pada titik H2.5 sesuai dengan syarat tumbuh komoditas pinus.
4.4.1.1 Kesesuaian Lahan Aktual Komoditas Kopi
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas kopi
adalah kelas S3 dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (nr) bagian pH dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S3nr. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan air(wa), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) kecuali pH, bahaya erosi(eh) bagian lereng, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S2 yaitu bahaya erosi(eh) ringan. Pada titik H2.1, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 4,7. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.1 masuk dengan kelas sesuai marginal (S3) yang masih dapat dilakukan perbaikan.
Pada titik H2.2 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas kopi
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (nr) bagian pH dan bahaya erosi (eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2nr eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur (tc), ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), media perakaran (rc), retensi hara(nr) kecuali pH, bahaya erosi(eh) bagian lereng, bahaya banjir (fh) dan penyiapan lahan (lp). Pada titik H2.2, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.2 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi dan masih dapat dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1).
Pada titik H2.3 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu media perakaran (rc) bagian kedalaman tanah, retensi hara (nr) bagian kejenuhan basa dan pH dan bahaya erosi (eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2rc nr eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur (tc), ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), media perakaran (rc) kecuali kedalaman tanah, retensi hara(nr) bagian KTK liat, bahaya banjir (fh) dan penyiapan lahan (lp). Pada titik H2.3, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5 dan kejenuhan basa 33%. Serta kedalaman tanah pada H2.3 adalah 77cm dan bahaya erosi ringan. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5- 6,5, kejenuhan basa lebih dari 35% dan kedalaman tanah lebih dai 100cm (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat yang ada, titik H2.3 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi namun masih perlu dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1).
Pada titik H2.4 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu ketersediaan oksigen(oa) bagian drainase, retensi hara (nr) bagian pH dan bahaya erosi (eh) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2rc nr eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur (tc), ketersediaan air (wa), media perakaran (rc), retensi hara (nr) kecuali pH, bahaya banjir (fh) dan penyiapan lahan (lp). Pada titik H2.4, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5 dan bahaya erosi ringan serta drainase dengan nilai sedang. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5, dan drainase yang baik (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat yang ada, titik H2. masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi namun masih perlu dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1).
Pada titik H2.5 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas pinus
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (nr) bagian pH dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2nr. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan air(wa), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) kecuali pH, bahaya erosi(eh) bagian lereng, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Pada titik H2.1, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.5 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) yang masih dapat dilakukan perbaikan. 4.4.1.3 Kesesuaian Lahan Aktual Komoditas Jahe
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan aktual komoditas jahe
adalah kelas S2 dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2wa,rc,nr,eh. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Menurut Dedi S. Effendi (2000), Tanaman jahe menghendaki tanah yang cukup subur, gembur, banyak mengandung humus bahan organik tinggi serta yang berdrainase baik. Tekstur tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir, lempung berliat, liat berpasir, dan liat berdebu. Reaksi tanah (pH) yang optimum untuk jahe adalah berkisar 6,8-7,0. Pada titik H1.1 memiliki faktor pembatas yaitu, ketersediaan air bagian curah hujan(wa), media perakaran(rc) bagain tekstur adalah halus, retensi hara(nr) bagian pH adalah 4,7 dan bahaya erosi(eh). Dengan karakteristik lahan yang sesuai namun masih ada batsan maka pada titik H2.1 cukup sesuai (S2) dengan syarat tumbuh komoditas jahe.
Pada titik H2.2 dan H2.3 memiliki kesesuaian lahan aktual
komoditas jahe adalah kelas S3 dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S3 nr. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; temperatur(tc), ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc) kedalaman tanah, retensi hara(nr) selain kejenuhan basa, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S2 yaitu; Ketersediaan air (wa) curah hujan, media perakaran(rc) tekstur dan bahaya erosi(eh). Menurut Dedi S. Effendi (2000), Tanaman jahe menghendaki tanah yang cukup subur, gembur, banyak mengandung humus bahan organik tinggi serta yang berdrainase baik. Tekstur tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir, lempung berliat, liat berpasir, dan liat berdebu. Reaksi tanah (pH) yang optimum untuk jahe adalah berkisar 6,8-7,0. Tanaman jahe dapat tumbuh pada suhu optimum 25- 30oC, di daerah-daerah dengan jumlah curah hujan tahunan 2500-4000 mm. Pada titik H2.2 dan H2.3 memiliki faktor pembatas yaitu, retensi hara(nr) bagian kejenuhan basa 33% dimana masih dalam kriteria penilaian rendah (Effendi Dedi S, 2000). Dengan karakteristik lahan untuk tanaman jahe masih ada batasan maka pada titik H2.2 dan H2.3 adaah sesuai marginal(S3) dengan syarat tumbuh komoditas jahe.
Pada titik H2.4 dan H2.5 memiliki kesesuaian lahan aktual
komoditas jahe adalah kelas S3 dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S3 tc. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S2 yaitu; ketersediaan oksigen(oa) drainase, Ketersediaan air (wa) curah hujan, retensi hara(nr) pH dan bahaya erosi(eh). Menurut Dedi S. Effendi (2000), Tanaman jahe menghendaki tanah yang cukup subur, gembur, banyak mengandung humus bahan organik tinggi serta yang berdrainase baik. Tekstur tanah yang dikehendaki adalah lempung berpasir, lempung berliat, liat berpasir, dan liat berdebu. Reaksi tanah (pH) yang optimum untuk jahe adalah berkisar 6,8-7,0. Tanaman jahe dapat tumbuh pada suhu optimum 25-30oC, di daerah-daerah dengan jumlah curah hujan tahunan 2500-4000 mm. Pada titik H2.4 dan H2.5 memiliki faktor pembatas yaitu, temperatur rerata 24oC dimana masih belum masuk ke suhu optimum yang dikehendaki oleh tanaman jahe (Effendi Dedi S, 2000). Dengan karakteristik lahan untuk tanaman jahe masih ada batasan maka pada titik H2.4dan H2.5 adaah sesuai marginal(S3) dengan syarat tumbuh komoditas jahe. 4.4.2 Kesesuaian Lahan Potensial
Dari hasil kesesuaian aktual yang di dapat , maka kesesuaian
lahan ptensial untuk komoditas pinus, kopi, dan jahe pada lima titik survei adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan Potensial
Tanaman Titik Pinus Kopi Jahe H2.1 S2 tc, wa S2 nr S2 wa, rc H2.2 S1 S1 S3 wa H2.3 S2 tc, wa, rc S2rc S2 wa, nr H2.4 S1 S1 S3 tc H2.5 S2 tc, wa S1 S3 tc
Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa untuk komoditas pinus
memiliki kesesuaian lahan potensial dengan kelas S1, S2 dan S3. Pada titik H2.1 memiliki faktor pembatas yaitu temperatur (tc), curah hujan (wa), retensi hara (nr),media perakaran (rc) dengan kelas S2. Pada titik H2.2 memiliki faktor pembatas curah hujan (wa) dengan kelas S3. Pada titik H2.3 memiliki faktor pembatas berupa temperatur (tc), curah hujan (wa), media perakaran (rc), dan retensi hara (nr) dengan kelas S2. Pada titik H2.4 memiliki faktor pembatas temperatur (tc) dengan kelas S3. Pada titik terakhir yaitu H2.5 memiliki faktor pembatasa kelerengan (eh) dan temperatur (tc) dengan kelas S3.
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus dengan kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur (tc), ketersediaan air bagian curah hujan(wa) dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2tc,wa. Karakteristik lahan yang sesuai dan dapat diperbaiki menjadi kelas S1 yaitu; ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) dengan melakukan pengapuran agar pH sesuai , bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering, bahaya banjir (fh) dan penyiapan lahan(lp). Tambahin sitasi
Pada titik H2.2 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S1 dengan melakukan perbaikan faktor pembatas bahaya erosi (eh) yaitu dengan melakukan terasering. Tambahin sitasi
Pada titik H2.3 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur(tc), ketersediaan air bagian curah hujan(wa), media perakaran(rc) bagain kedalaman tanah dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2tc,wa,rc. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S1 yaitu; ketersediaan oksigen(oa), media perakaran(rc), retensi hara(nr) selain pH dapat dilakukan perbaikan dengan melakukan pengapuran, bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering, bahaya banjir(fh) dan penyiapan lahan(lp). Tambahin sitasi
Pada titik H2.4 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S1 dengan melakukan perbaikan faktor pembatas yaitu ketersedia oksigen(oa) bagian drainase dengan melakukan perbaikan drainase , retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran, dan bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering. Tambahin sitasi
Pada titik H2.5 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur(tc) dan ketersediaan air(wa). Faktor pembatas bahaya erosi (eh) bagian kelerengan dapat di lakukan perbaikan dengan melakukan terasering. Tambahin sitasi
4.4.2.2 Kesesuaian Lahan Potensial Komoditas Kopi
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas kopi
adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu retensi hara (nr) bagian pH dan dilakukan perbaikan dengan melakukan pengapuran dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2nr. Karakteristik lahan yang sesuai dengan kelas S2 yaitu bahaya erosi(eh) ringan dapan dilakukan perbaikan dengan melakukan terasering. Pada titik H2.2, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.2 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi dan masih dapat dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1). Sitasi ganti
Pada titik H2.2 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas kopi
adalah kelas S1 dengan melakukan perbaikan faktor pembatas yaitu retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran dan bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering . Pada titik H2.2, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.2 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi dan masih dapat dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1). ganti sitasi Pada titik H2.3 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu media perakaran (rc) bagian kedalaman tanah. Pada titik ini dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas retensi hara (nr) bagian kejenuhan basa dan pH dengan melakukan pengapuran dan bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering. subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2rc. Pada titik H2.3, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5 dan kejenuhan basa 33%. Serta kedalaman tanah pada H2.3 adalah 77cm dan bahaya erosi ringan. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5, kejenuhan basa lebih dari 35% dan kedalaman tanah lebih dai 100cm (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat yang ada, titik H2.3 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi namun masih perlu dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1). ganti sitasi
Pada titik H2.4 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S1 dengan melakukan perbaikan faktor pembatas yaitu ketersediaan oksigen(oa) dengan melakukan perbaikan sistem drainase, retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran dan bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering . Pada titik H2.4, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5 dan bahaya erosi ringan serta drainase dengan nilai sedang. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5-6,5, dan drainase yang baik (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat yang ada, titik H2. masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) untuk tanaman kopi namun masih perlu dilakukan perbaikan agar menjadi kelas sangat sesuai (S1). ganti sitasi
Pada titik H2.5 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu temperatur(tc) dan Ketersediaan air (wa). Pada titik ini dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran. Pada titik H2.1, pH tanah nya adalah cukup masam dengan nilai 5. Pada persyaratan tumbuh tanaman kopi yang baik yakni memiliki pH tanah 5,5- 6,5 (Departemen Pertanian, Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014), maka dengan faktor penghambat pH, titik H2.5 masuk dengan kelas cukup sesuai (S2) yang masih dapat dilakukan perbaikan. Ganti sitasi 4.4.2.3 Kesesuaian Lahan Potensial Komoditas Jahe
Pada titik H2.1 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus dengan kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu ketersediaan air (wa) dan media perakaran (rc) bagian tekstur tanah. Pada titik ini dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran dan bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering. subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2wa,rc. Tambahin sitasi
Pada titik H2.2 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S1 dengan melakukan perbaikan faktor pembatas bahaya erosi (eh) dan yaitu dengan melakukan terasering dan retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran. Tambahin sitasi
Pada titik H2.3 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S2 dengan faktor pembatas yaitu ketersediaan air bagian curah hujan(wa),Retensi hara (nr) bagian kejenuhan basa .dengan subkelas kesesuaian lahan nya adalah S2,wa,nr. Pada titik ini dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas Retensi hara (nr) bagian kejenuhan basa dari kelas S3 menjadi kelas S2 dengan melakukan pengapuran. Tambahin sitasi
Pada titik H2.4 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S3 dengan faktor pembatas temperatur (tc). Pada titik ini dapat dilakukan perbaikan faktor pembatas dari kelas S2 menjadi kelas S1 yaitu Ketersediaan oksigen (oa) dengan melakukan perbaikan sistem drainase, Retensi hara (nr) bagian pH dengan melakukan pengapuran ataupun pemupukan, Bahaya erosi (eh) dengan melakukan terasering. Tambahin sitasi
Pada titik H2.5 memiliki kesesuaian lahan potensial komoditas
pinus adalah kelas S3 dengan faktor pembatas temperatur (tc). Untuk faktor lain memiliki kelas S1 .Tambahin sitasi