Anda di halaman 1dari 9

DUA PUTRI YANG BERBEDA

Di sebuah daerah terdapat 2 orang putri dari orang tua yang sama. Tetapi mereka
berbeda watak. Ayahnya mereka sudah meninggal sejak 2 tahun yang lalu, sedangkan ibunya
masih ada. Anak pertama yang bernama Rasyi yang mempunyai watak baik, mandiri dan
rajin belajar, dia juga mempunyai watak seperti ayahnya. Sedangkan anak yang kedua yang
bernama Rasya mempunyai watak seperti ibunya. Diantaranya manja, selalu menghambur
hamburkan uang jika punya uang banyak, dan selalu pengen jadi anak gaul. Lihatlah keluarga
mera yang berbeda watak ini.

Ibu Riyanti : Rasyi tolong buatkan ibu secangkir kopi dan minta juga segelas air
putih!!! (sambil duduk dikursi).
Rasyi : Iya bu, tunggu sebentar ! (lagi belajar)
Ibu Riyanti : Cepetan, jangan lama lama haus nih ! (sambil marah marah)
Rasyi : Iya bu. (sambil berjalan cepat)

Rasyi pun membuatkan kopi sambil cepat cepat memberikan kepada ibunya.
Rasyi : ini Bu, kopi sama air putihnya. (sambil meletakkannya)
Ibu Riyanti : Lama banget sih buatin kopinya.
Rasyi : Maaf Bu. Tadi aku lagi belajar.(dengan kepala tunduk)
Ibu Riyanti : Maaf maaf, yang kamu bias itu hanya maaf! (sambil minum kopi)

Rasyi kembali lagi kedapur untuk menyimpan baki dan dia kembali kekamarnya
untuk melanjutkan belajarnya. Tidak lama kemuadian ibu memanggil Rasya untuk
membicarakan sesuatu yang diinginkan Rasya.
Ibu Riyanti : Rasya saying, kesini sebentar, Ibu mau bicara. (dengan suara lembut)
Rasya : Sebentar Bu, ada apa? (sambil melihat lihat Handphone dan berjalan
menuju ibunya).
Ibu Riyanti : Kesini dulu saja.
Rasya : Iya Ibu
Ibu Riyanti : Rasya kamu mau beli apa, apakah peralatan kecantikan sudah habis?
Rasya : Iya bu, hampir semua peralatan kecantikan mau habis.
Ibu Riyanti : Iya, besok kita beli, sekalian Ibu juga mau belanja.
Keesokan harinya, mereka berdua membeli alat kecantikan ke toko yang dekat dengan
toko buku. Sedangkan Rasyi tidak diajak, Rasyi hanya ditugaskan membersihkan rumah.
Ibu Riyanti : Rasya kamu siap siap, kitakan mau belanja.
Rasya : Iya bu ini juga sudah siap siap kok. (sambil keluar kamar)

Sesudah Rasya keluar dari kamar, Ibu Riyanti pun langsung mengajak Rasya untuk
pergi berbelanja, dan Ibu Riyanti bicara kepada Rasyi.
Ibu Riyanti : Rasyi, tugan kamu membersihkan rumah!
Rasyi : (Rasyi pun datang) iya Bu.

Beberapa menit kemuadian Ibu Riyanti dan Rasya telah sampai ditoko kecantikan itu.
Ibu Riyanti : Mbak lihat yang itu. (sambil menunjuk)
Penjual : Yang ini bu? (sambil menunjukannya)
Ibu Riyanti : Iya, yang ini satu.
Penjual : Yang mana lagi bu?
Rasya : Bu aku mau yang itu. (sambil menunjuk sekantong kecantikan)
Ibu Riyanti : Yang itu satu mbak. (kepada penjual)
Penjual : Iya bu, apakah ada lagi?
Ibu Riyanti : Sudah segitu saja, jadi berapa semuanya?
Penjual : Rp. 185.000;
Ibu Riyanti : Ini uangnya. (sambil memberikan uangnya Rp. 200.000)
Penjual : Ini kembaliannya Bu Rp. 15.000; (sambil memberikannya)
Ibu Riyanti : Terima kasih.
Penjual : Sama sama.

Beberapa hari kemudian, Ibu Riyanti melihat seorang cowok didepan rumahnya yang
sangat ganteng. Kemudian dia berfikir untuk menjadi jodoh anak kesaynganya yaitu Rasya.
Ibu Riyanti : Itu cowok cakep juga ya (sambil berfikir) ngasih tau Rasya dulu ahhh
(sambil masuk kedalam rumahdan berjalan dengan cepat, untuk
memberitahukan kepada rasya), Rasya, Rasya sini sebentar!
Rasya : Ada apa Bu?
Ibu Riyanti : Ibu melihat cowok muda, ganteng banget didepan rumah. Ibu berfikir dia
jodoh kamu.
Rasya : Ihh Ibu bias aja. (senyum sambil kegeeran).
Ibu Riyanti : Kamu jadi malu ya. Ayo kita samperin dia, dia ada di luar (sambil berjalan
menghampiri).
Ibu Riyanti : Heyy kamu kesini! (sambil melambaykan tangan)
Rihardi : (Rihardi pun datang menghampirinya) ya tante, ada apa? (sambil tegang)
Ibu Riyanti : Enggak.. tante cumin mau bicara saja. (senyum berharap)
Rihardi : Ohh.. emangnya tante mau bicara apa?
Ibu Riyanti : Emmm. (merasa malu dengan ragu) Duduk aja dulu! Masa dari tadi
berdiri saja. (sambil duduk Rasya pun ikut duduk)
Rihardi : Iya tante. (sambil duduk juga)

Setelah Ibu Riyanti, Rasya, dan Rihardi duduk. Ibu Riyanti bertanya kepada Rihardi,
dan Rasya pun kegeeran.
Ibu Riyanti : Gini tante mau nanya, nama kamu siapa?
Rihardi : Nama saya Rihardi tante.
Ibu Riyanti : Oh, kamu kerja atau kuliah?
Rihardi : Kerja tante.
Ibu Riyanti : Oh, apakah kamu sudah menikah?
Rihardi : Belum, emangnya ada apa ya tente bicara begitu? (penasaran)
Ibu Riyanti : Emm enggak perkenalkan ini anak tante. (sambil memegang pundaknya
Rasya)
Rihardi : (Rihardi berjabat tangan) Rihardi.
Rasya : (Rasya pun berjabat tangan) Rasya. (tidak lama kemudian melepaskan
sambil senyum).
Ibu Riyanti : Ehemmm senyum senyum.
Rasya : Eh, Ibu.. apaan sih. (sambil membisikan malu tahu.

Dan tidak lama kemudian Rihardi pulang pamit karena ada pekerjaan lain yang belum
dia selesaikan.
Rihardi : Tante, saya pulang dulu ya. (sambil berdiri).
Ibu Riyanti : (berdiri) Ehh, kok buru buru, emangnya mau kemana?
Rihardi : Gini tante, saya ada pekerjaan lain yang belum saya kerjakan.
Ibu Riyanti : Ohh
Rihardi : Gak apa apakan tante?
Ibu Riyanti : Enggak, enggak papa kok, lain kali main lagi kesini ya..
Rihardi : Iya tante.
Rihardi pun pergi, kemudian Rasya dan Ibu Riyanti masuk kedalam rumah.
Rasya : Ibu.. yang tadi ganteng juga ya. (sambil duduk dikursi)
Ibu Riyanti : Iya.. Rasya kamu mau kan jadi pacarnya dia?
Rasya : Mau banget. (berharap)
Ibu Riyanti : Iya.. Iya.. Ibu akan berusaha untuk jodoh Rasya kesayangan Ibu kepada
Rihardi yang gantengitu.
Rasya : Makasih ibu. (sambil memeluknya)
Ibu Riyanti : Iya sayang.

Keesokan harinya, pemuda itu datang kerumah Ibu Riyanti karena dia merasa sedang
jatuh cinta kepada Rasya, ternyata pas melihat Rasyi, Rihardi merasa lebih cantik Rasyi
dibandingkan Rasya.
Rihardi : Tok.. tok.. tok.. (Rihardi mengetok pintu)
Ibu Riyanti : Iya sebentar, (sambil berjalan menghampiri pintu lalu ia membukanya) oh
Rihardi, ada apa? Mari masuk! (bicara sopan)
Rihardi : Iya tante. (sambil masuk kedalam rumah)
Ibu Riyanti : Rasya ini ada tamu nih.. (sambil teriak)
Rasya : Iya bu.. tunggu sebentar.
Ibu Riyanti : Cepetan! (lalu memanggil Rasyi) Rasyi, tolong buatkan secangkir kopi!
Ada tamu nih.
Rasyi : Iya bu"

Kemudian Rasya keluar dari kamar dan menghampiri Ibunya.


Rasya : (Rasya kemudian duduk)
Rasyi : Ini kopinya. (sambil meletakannya)
Rihardi : Terima kasih. (merasa bahagia melihat Rasya dan Rihardi pun senyum)
Rasya : Bu, apa apaan sih itu si Rasyi so cantik aja. (wajah cemberut)
Ibu Riyanti : Iya ya. (sambil meledot Rasyi)
Rasyi : Aduh (Rasyi jatuh)
Ibu Riyanti : Kalau jalan lihat lihat dong (sambil memarahinya)
Rasyi : Maaf bu.. tadi ada yang menjalani jalan saya
Ibu Riyanti : Alah alas an saja. (pura pura tidak percaya) ya udah sana!
Rasyi : (menganggukan kepalanya)
Kemudian Rasyi kembali k dapur, Rasay, Ibu Riyanti dan Rihardi kembali
membicarakannya lagi.
Ibu Riyanti : Emmm ngomong ngomong ada apa kesini? Tumben sore sore
kesini.
Rihardi : Enggak tante, cuman main main saja.
Ibu Riyanti : Ohh, sering sering ya kesini.

Rihardi bertanya kepada Rasya.


Rihardi : Rasya kamu masih kuliah?
Rasya : Enggak, udah keluar.
Rihardi : Ohhh
Rasya : Iya, heh Rihardi kalo ada waktu main main lagi kesini ya.
Rihardi : Iya.. Hari ini juga kan ada waktunya.
Rasya : Heheheh.
Rihardi : Ngomong ngomong yang tadi itu siapanya kamu? (menanyakan Rasyi)
Rasya : Itu. (males menjawabnya) Kakakku.
Rihardi : Ohh Kakak kandung, apa kakak tiri? (penasaran)
Rasya : Kakak kandung, emangnya kamu mau ngapain nanya nanya tentang
Rasyi?
Rihardi : Enggak kok kamu ngomongnya Rasyi, bukan kakak?
Rasya : Biarin saja! (marah)
Rihardi : Ya terserah kamu deh, aku pamit dulu ya tante, Rasya.
Rasya : Ehhh kamu kok ngobrolnya cuman sebentar?
Ibu Riyanti : Iya kok cuman sebentar?
Rihardi : Enggak kok tante, Rasya udah banyak juga heheheh Maklum tante
namanya juga saya pekerja.

Rihardi pun pergi meninggalkan rumah IbuRiyanti dan Rasya, Rasya pun marah
marah kepada ibunya karena Rihardi menanyakan Rasyi.
Rasya : Ibu kok tadi Rihardi nanya terus tentang Rasyi, jangan jangan Rihardi
Suka sama Rasyi. (sedikit kesal)
Ibu Riyanti : Gak mungkin, masa Rihadi suka sama Rasyi juga cantikan kamu
dibandingkan dia. (sambil menenangkan Rasya)
Rasya : Ya sudahlah. (sambil berjalan ke kamarnya)
Di pagi hari Rasyi sedang menyirami bunga di halaman rumahnya, tiba tiba Rihardi
sedang berjalan melewati halaman rumah dan menghampiri Rasyi untuk mengatakan
perasaannya.
Rihardi : Haii (sambil melambaikan tangan dan menghampirinya)
Rasyi : Hai juga, kamu Rihardi temannya Rasya?
Rihardi : Iya, aku ganggu gak?
Rasyi : Enggak kok, emangnya mau ngapain?
Rihardi : Enggak, aku cuman mau nanya. Apakah kamu sudah punya pacar?
(sambil malu malu)
Rasyi : Belum, emangnya kenapa, kok kamu nanya seperti itu?
Rihardi : Emmm (sambil gugup), sebenarnya semenjak aku melihat kamu, aku
punya perasaan khusus terhadap kamu.
Rasyi : Maksud kamu? (sambil muka kaget)

Tiba tiba Rasya datang menghampiri Rihardi dan Rasyi.


Rasya : Apa? (muka kaget), patas aja kamu selalu nanya tentang Rasyi, ternyata
kamu cinta sama dia. (sambil menunjuk ke Rasyi).
Rihardi : Iya, emangnya kenapa?
Rasya : Aku itu suka sama ka. (jantungnya kambuh pingsan)

Rasyi dan Rihardi pun membawa Rasya ke ruang tamu.


Ibu Riyanti : Rasya, Rasya! Kamu kenapa? (muka cemas sambil mencari Handphone
untuk menelpon dokter) Hallo dok, dok cepat kesini! Anak saya kambuh
lagi jantungnya.
Dokter : Iya Bu, saya segera kesana.
Ibu Riyanti : Rasya kamu yang kuat ya! Kamu pasti sembuh. (muka cemas) Bagaimana
bias seperti ini?

Rihardi pun menceritakan semuanya kepada Ibu Riyanti. Tidak lama kemudian dokter
pun datang dan cepat cepat memeriksa Rasya.
Ibu Riyanti : Bagaimana keadaanya dok?
Dokter : Maaf Bu, saya tidak bias menanganinya. Dia telah meninggal.
Ibu Riyanti : Gak Mungkin, pasti dia hanya pingsan. Rasya bangun, Rasya bangun.
(sambil berusaha membangunkan Rasya)
Rasyi : Bu, sudah Bu Ikhlaskan saja. Rasya disana pasti tenang. (sambil
menangis dan membangunkan ibunya)
Ibu Riyanti : Iya amiin.. sekarang ibu baru sadar, bahwa menjadi orang jahat itu hanya
senang disunia saja. Ibu minta maafya. Karena selama ini ibu selalu
menjahati kamu. Apakah kamu memaafkan ibu nak?
Rasya : Pasti Bu. Sebelum Ib u minta maaf, saya sudah memaafkannya.
Ibu Riyanti : terimakasih Rasyi saying, kamu memang benar benar anak baik dan selalu
patuh apa yang ibu suruh.
Dan akhirnya pun merekahidup senang dan damai.
Properti
Narator : Baki, cangkir 2, alat alat kecantikan (tilas)
Ibu Riyanti : Tas, baju, highils
Rasya : Baju, sepatu, hp
Rasyi : Baju, sandal/ sepatu, piring plastik, cangkir plastik, (plastik plastik)
Penjual/ Dokter : Baju putih putih, alat alat dokter, tensian dan stetoskop (Dokter),
Baju bebas, sandal (penjual).
Rihardi : Kaos, sandal, alat alat kecantikan (tilas)
DRAMA
Bahasa Indonesia
Kelompok 4, Tampil ke-5
Arni Astriani : Narator
Firda Fauziah : Rasyi
Rani Oktoviani : Rasya
Rizkia Rifaldi W : Rihardi
Salwa Nafisah M : Penjual/ Dokter
Selma Triani : Ibu Riyanti

Anda mungkin juga menyukai