Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang
Karakteristik dan Rancang Bangun Sistem Ekonomi Islam.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah
secara langsung maupum tidak langsung berkenan memberikan dorongan dan semangat
demi terselesaikannya makalah ini. Untuk itu penulis sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Setianam Qomariyati S.Pd selaku ibu guru pelajaran ekonomi di SMAN 1
Singosari.
2. Seluruh anggota kelompok yang telah berperan aktif.
3. Semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan dan semangat yang penulis
tidak bisa sebutkan satu-persatu , semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya .
Penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih banyak kekurangan
dan kelemahannya . Untuk itu penulis menerima saran , nasehat , dan kritikan yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH ................3
C. TUJUAN...............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM
1. Tujuan Ekonomi Islam...................................................................................4
2. Moral Sebagai Pilar Ekonomi Islam.............................................................4
3. Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam...................................................................5
4. Prinsip-prinsip Ekonomi Dalam Islam.........................................................6
5. Basis Kebijakan Ekonomi Islam....................................................................6
6. Paradigma Ekonomi Islam.............................................................................7
B. RANCANG BANGUN SISTEM EKONOMI ISLAM
1. Kepemilikan dalam Islam..............................................................................7
2. Mashlahah Sebagai Insentif Ekonomi................................................. 8
3. Musyawarah sebagai prinsip pengambilan keputusan...............................8
4. Pasar yang Adil sebagai Media Koordinasi..................................................8
5. Pelaku Ekonomi Dalam Islam.......................................................................8

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN..................................................................................................10
B. SARAN................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam mempunyai pengaruh penting dalam membangun kesejahteraan umatnya,
salah satunya melalui perkembangan ekonomi islam. Penerapan ekonomi Islam melalui
lembaga pemerintahan dengan sistem kekhalifahan. Ekonomi islam dibangun untuk
tujuan suci dituntun oleh ajaran islam dan dicapai dengan cara cara yang dituntunkan
pula oleh ajaran islam. Oleh karena itu, ke semua hal tersebut saling terkait dan
terstruktur secara hierarkis,dalam arti bahwa spirit ekonomi islam tercermin dari
tujuannya,dan di topang oleh pilarnya. Tujuan untuk mencapai falah hanya bisa (Islamic
values),dan pilar operasional,yang tercermin dalam prinsip-prinsip ekonomi (Islam
principles). Dari sinilah akan tampak suatu bangunan ekonomi islam dalam suatu
paradigma,baik paradigma dalam berpikir dan berperilaku maupun bentuk
perekonomiannya.
Pilar ekonomi islam adalah moral. Hanya dengan moral islam inilah bangunan
ekonomi islam dapat tegak dan hanya dengan ekonomi islam ialah falh dapat dicapai.
Moralitas islam berdiri di atas suatu postulat keimanan dan postulat ibadah. Esensi dan
moral islam adalh tauhid. Implikasi dari tauhid, bahwa ekonomi islam memiliki sifat
transcendental ( bukan sekuler), di mana peranan Allah dalam seluruh aspek ekonomi
menjadi mutlak. Karakteristik dan rancang bangun sistem ekonomi Islam perlu dikaji
secara terus menerus sehingga kesejahteraan yang bersih dapat terwujud. Al-Quran dan
Hadist juga ikut membantu menentukan bagaimana yang seharusnya dilakukan dalam
kegiatan ekonomi yang baik.

B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis mengemukakan beberapa rumasan masalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik ekonomi islam?
2. Bagaimana rancang bangun sistem ekonomi islam?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang sistem ekonomi islam
2. Menambah wawasan penulis tentang karakteristik dan rancang bangun sistem
ekonomi islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM


1. Tujuan Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat islam itu
sendiri (maqashid asy syariah), yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat
(falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah thayyibah) inilah
kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan semu yang
sering kali pada akhirnya justru melahirkan penderitaan dan kesengsaraan. Dalam
konteks ekonomi, sebagaimana telah di bahas dalam bab 1, tujuan falah yang ingin
dicapai oleh ekonomi islam meliputi aspek mikro ataupu makro, mencakup horizon
waktu dunia maupun akhirat.
Ekonomi islam tidak sekedar berorientasi dan pembangunan fisik material dari
individu, masyarakat dan Negara saja. Tetapi juga memerhatikan pembangunan aspek-
aspek lain yang juga merupakan elemen penting bagi kehidupan yang sejahtera dan
bahagia. Pembangunan keimanan merupakan prakondisi yang diperlukan dalam
ekonomi islam, sebab keimanan merupakan fondasi bagi seluruh prilaku individu dan
masyarakat. Jika keimanan seseorang kokoh dan benar, yaitu memegang islam
secara (kaffah), maka niscaya semua muamalah akan baik pula. Keimanan dengan
sendirinya akan melahirkan kesadaran akan pentingnya ilmu, kehidupan, harta, dan
kelangsungan keturunan bagi kesejahteraan kehidupan manusia. Keimanan akan turut
membentuk preferensi, sikap, pengambilan keputusan, dan prilaku masyarakat. Manusia
memerlukan pemenuhan kebutuhan keimanan yang benar, yang mampu membentuk
preferensi, sikap, keputusan, dan perilaku yang mengarah pada
perwujudan mashlahah untuk mencapai falah.
Ekonomi islam bertujuan untuk mewujudkan dan meningkaktkan kesejahteraan
bagi setiap individu yang membawa mereka kepada kebahagiaan dunia dan akhirat
(falah). Dengan demikian, perhatian utama ekonomi islam adalah pada upaya bagaimana
manusia meningkatkan kesejahteraan materialnya yang sekaligus akan meningkatkan
kesejahteraan spiritualnya. Karena spiritual harus hadir bersamaan dengan target
material, maka di perlukan sarana penopang utama, yaitu moralitas pelaku ekonomi.

2. Moral Sebagai Pilar Ekonomi Islam


Moral (Akhlak) islam menjadi pegangan pokok dari para pelaku ekonomi yang
menjadi panduan mereka untuk menentukan suatu kegiatan adalah baik atau buruk
sehingga perlu dilaksanakan atau tidak. Jika ini bisa terwujud, maka kita bisa mengatakan
bahwa moral berperan sebagai pilar (penegak) dari terwujudnya bangunan ekonomi
islam. Hanya dengan moral islam inilah bangunan ekonomi islam dapat tegak dan hanya
dengan ekonomi islamlah falah dapat dicapai. Peranan moral sebagai pilar ekonomi islam
juga bisa dilihat dari posisi kunci yang dimilikinya.

4
Moral menepati posisi penting dalam ajaran islam, sebab terbentuknya pribadi
yang memiliki moral baik (Aqhlaqul Karimah)merupakan tujuan puncak dari seluruh
ajaran islam, sebagaimana sabda nabi Muhammad Saw. Sesungguhnya Aku di utus
untuk menyempurnakan akhlak. Moralitas islam di bangun atas suatu postulat keimanan
(Rukun Iman) dan postulat ibadah (Rukun Islam), artinya bahwa moral ini lahir sebagai
konsekuensi dari rukun iman dan rukun islam. Rukun iman meliputi keimanan kepada
Allah, Malaikat-malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, Rasul-rasul Allah, Qadha dan Qadar,
serta adanya hari pembalasan di akhirat. Keimanan hanyalah berupa keyakinan tentang
keberadaan keenam hal pokok tersebut. Semakin tinggi keimanan seseorang, keyakinan
itu akan diikuti dengan pengetahuan dan perbuatan yang bersesuaian. Namun demikian,
betapa pun rendahnya keimanan seseorang tetap akan memberikan efek moralitas atas
perbuatannya.

3. Nilai-nilai Dasar Ekonomi Islam


Nilai-nilai dalam Al-Quran dan hadis terkait dengan ekonomi sangatlah banyak.
Dari berbagai pandangan ekonomi islam dapat disimpulkan bahwa inti dari nilai ajaran
islam adalah tauhid, yaitu bahwa segala aktifitas manusia di dunia ini, termasuk
ekonomi, hanya dalam rangka untuk di tujukan mengikuti satu kaidah hukum, yaitu
hukum Allah. Pada hakikatnya hukum ini berlaku di dunia ini bisa berasal dari alam
maupun buatan manusia. Ekonomi akan membawa kepada falah ketika mampu
membawa hukum-hukum manusia ini kembali kepada hukum universal, yaitu hukum
Allah yang kadang disebut dengan hukum alam oleh masyarakat konvesional. Dalam
pelaksanaannya nilai tauhid ini diterjemahkan dalam banyak nilai dan terdapat 3 nilai
dasar yang menjadi pembeda ekonomi islam dengan lainnya, yaitu:
a. Adl
Keadilan (adl) merupakan nilai paling asasi dalam ajaran islam.menegakkan
kesdilan dan memberantas kezaliman adalah tujuan utama dari risalah para Rasul-Nya
(QS 57;25).Keadilan sering kali di letakkan sederajat dengan kebajikan dan
ketakwaan (QS 5:8).seluruh ulama terkemuka sepanjang sejarah islam menempatkan
keadilan sebagai unsur paling utama dalam maqashid syariah.Ibn Thaimiyah
menyebut keadilan sebagai nilai utama dari tauhid ,sementara Muhammad Abdu
menganggap kezaliaman (zulm) sebagai kejahatan yang paling buruk (aqbah al-
mungkar) dalam kerangka nilai nilai islam. Sayyid Qutb menyebut keadilan sebagai
unsur pokok yang komprehensif dan terpenting dalam semua aspek kehidupan.
b. Khilafah
Nilai khilafah secara umum berarti tanggung jawab sebagai pengganti atau
utusan allah di alam semesta. Manusia di ciptakan allah unyuk menjadi khalifah di
muka bumi. Yaitu menjadi wakil Allah untuk memakmurkan bumi dan alam semesta.
Manusia telah di bekali dengan semua karakteristik mental spiritual dan materiil untuk
memungkinkannya dan mengemban misi-Nya secara efektif .manusia juga telah di
sediakan segala sumber daya memadai bagi pemenuhan kebetuhan kebahagiaan bagi
manusia seluruhnya seandainya di gunakan secara efesien dan adil .
c. Takaful

5
Sesama orang islam adalah saudara dan belum sempurna iman seseorang
sebelum ia mencintai saudaranya melebihi cintanya pada diri sendiri.hal inilah yang
mendorong manusia untuk mewujudkan hubungan yang baik di antara individu dan
manyarakat melalui konsep penjaminan oleh masyarakat atau takaful. Konsep takaful
ini bisa di jabarkan lebih lanjut menjadi sebagai berikut :
a. jaminan terhadap pemelikan dan pengelolaan sumber daya oleh individu
b. jaminan setiap individu untuk menikmati hasil pembangunan atau ouput
c. jaminan setiap individu untuk membangun kaluarga sakinah
d. jaminan untuk amar makruf nahi mungkar

4. Prinsip-prinsip Ekonomi Dalam Islam


Prinsip ekonomi dalam islam merupakan kaidah kaidah pokok yang
membangun struktur atau kerangka ekonomi islam yang di gali dari Al-quran
dan/sunnah. Prinsip ekonomi ini berfungsi sebagai pedoman dasar bagi setiap individu
dalam berperilaku ekonomi. Namun,agar manusia bisa menuju falah. Berikut prinsip
yang akan menjadi kaidah pokok yang membangun struktur atau karangka ekonomi
islam .
1. Kerja (resorurce utilization )
2. Kompensasi(compensation)
3. Efisiensi (efficiency)
4. Profesionalisme (professionalism)
5. Kecukupan (sufficiency )
6. Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
7. Kebebasan (freedom)
8. Kerja sama (cooperation)
9. Persaingan (competition)
10. Keseimbangan (equilibrium)
11. Solidaritas (solidarity)
12. Informasi simetri (symmetric information)

5. Basis Kebijakan Ekonomi Islam


Kebijakan adalah segala sesuatu yang akan menjadi persyaratan bagi
implementasi ekonomi islam. Sebagai suatu keharusan sebagai sebuah basis, maka
eksistensi hal-hal di bawah ini mutlak harus di usahakan, sebab jika tidak maka akan
menganggu optimalitas dan efektivitas implementasis ekonomi islam. Basis kebijakan
ini, yaitu sebagai berikut:
a. Penghapusan Riba
Islam telah melarang segala bentuk riba karenanya ia harus dihapuskan dalam
ekonomi islam. Pelarangan riba secara tegas dapat dijumpai dalam Al-quran maupun
hadis. Dalam ekonomi islam dimaknai penghapusan riba berarti penghapusan riba
yang terjadi dalam utang piutang maupun jual beli.
b. Pelembagaan Zakat
Zakat pada dasarnya merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk
menjamin distribusi pendapatan dan kekayaan masyarakat secara lebih baik. Ia

6
merupakan sebuah system yang akan menjaga keseimbangan dan harmoni social
diantara kelompok kaya (muzakki)dan kelompok miskin (mustahik). Zakat tidak
diperlakuktetapi iaan sebagai sebuah pos ritual belaka, tetapi ia memiliki keterkaitan
erat dengan kondisi riil masyarakat dalam satu Negara. Dengan pelembagaan seperti
ini, maka efektivitas maupun optimalitas pengelolaan zakat akan lebih terjamin.
c. Pelarangan Gharar
Ajaran islam melarang aktivitas ekonomi yang mengandunggharar. Dari segi
bahasa gharar berarti resiko, atau juga ketidakpastian. Dapat disimpulkan juga gharar
adalah transaksi dengan hasil (outcome)tidak dapat diketahui atau diprediksi. Karena
ini akan mengakibat adanya kekurangan informasi oleh para pihak. Contohnya, dalam
hal jual beli dengan harga yang tidak ditentuk atan di muka, atau jual beli binatang
yang masih berbentuk janin.
d. Pelarangan yang Haram
Dalam ekonomi islam segala sesuatu yang dilakukan harushalalan
toyyiban, yaitu benar secara hukum islam dan baik dari perspektif nilai dan moralitas
islam. Kebalikan dari halalan toyyibanadalah haram, yaitu sesuatu yang jika
dilakukanal akan menimbulkan dosa. Dalam hal proses, islam mengharamkan setiap
bentuk ransaksi karena tiga hal. Pertama, perbuatan atau transaksi yang mengandung
unsur atau potensi ketidakadilan (menzalimi atau dizalimi). Seperti perjudian,
pencurian, perampasan, riba dan gharar. Kedua,trasanksi yang melanggar prinsip
saling ridha, seperti tadlis, yaitu penyembunyian informasi yang relavan kepada pihak
lawan transaksi. Ketiga, perbu atan yang merusak harkat manusia atau alam semesta.
Seperti prostitusi, minum yang memabukkan, dan sebagainya.

6. Paradigma Ekonomi Islam


Paradigma adalah serangkaian pandangan yang menghubungkan sesuatu yang
idealisme yang abstrak dengan gambaran praktik yang tampak. Dalam hal ini paradigma
ekonomi islam mencerminkan suatu pandangan dan prilaku yang mencerminkan
pencapaian falah.Paradigma ekonomi islam bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
paradigma berpikir dan berprilaku (behavior paradigm) serta paradigma umum (grand
pattern). Paradigma pertama merupakan spirit dan pedoman masyarakat dalm berprilaku,
yaitu nilai-nilai ekonomi islam. Kedua, gambaran yang mencerminkan keadaan suatu
masyarakat yang berpegang teguh pada paradigma berprilaku, yang memunculkan grand
pattern dari setiap aktivitas.

B. RANCANG BANGUN SISTEM EKONOMI ISLAM


Sistem ekonomi adalah satu kesatuan mekanisme dan lembaga pengambilan
keputusan yang mengimplementasikan keputusan terhadap produksi, distribusi dan konsumsi
dalam suatu daerah atau wilayah. Terdapat banyak faktor yang membentuk suatu sistem
ekonomi seperti ideologi, nilai-nilai yang dianut, kebudayaan, sistem politik, keadaan alam,
dan sejarah. Menurut Gregory dan stuart (1985) elemen kunci dari suatu sistem ekonomi
adalah:
1. Kepemilikan dalam Islam

7
Pada dasarnya kepemilikan dalam islam atas sumber daya ekonomi (sumber
daya) merupakan salah satu fitrah manusia karena ajaran islam mengakuinya sebagai
suatu yang harus dihormati dan dijaga. Kepemilikan individu merupakan
persyaratan yang mendasar bagi tercapainya kesejahteraan masyarakat, sebab ia akan
menciptakan motivasi dan memberikan ruang bagi seorang individu untuk
memanfaatkan sumber daya secara optimal.

2. Mashlahah Sebagai Insentif Ekonomi


Islam mengakui adanya insentif material ataupun nonmaterial dalam kegiatan
ekonomi. Hal ini dikarenakan ajaran islam memberikan peluang setiap individu untuk
memenuhi kepentingan individunya kepentingan social ataupun kepentingan sucinya
untuk beribadah kepada Allah SWT. Secara garis besar, insentif kegiatan ekonomi dalam
islam bisa dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu intensif yang akan diterima di dunia
dan intensif yang akan diterima di akhirat.

3. Musyawarah sebagai prinsip pengambilan keputusan


Secara umum, pengambilan keputusan dalam ekonomi islam di dasarkan atas
prinsip mekanisme pasar, namun dengan tetap memandang nilai-nilai kebaikan bersama
dan nilai-nilai kebenaran. Oleh karena itu, musyawarah (shuratic process) untuk
mendapatkan kesepakatan atas dasar kemashlahatan merupakan prinsip pengambilan
keputusan yang sesuai dengan ajaran islam.

4. Pasar yang Adil sebagai Media Koordinasi


Dalam pandangan islam, insentif individualistik diakomodasikan sebatas tidak
bertentangan dengan kepentingan sosial dan kepentingan suci (ibadah). Oleh karena itu
mekanisme pasar tidak cukup untuk intensif. Kebebasan individu yang harmoni dengan
kebutuhan sosial dan moralitas islam akan terwujud dalam suatu mekanisme pasar yang
mengedepankan aspek moralitas dan kerja sama. Mekanisme pasar murni bukanlah
menjadi kendali prilaku pada pelaku ekonomi, namun pasar juga dikendalikan oleh
pemerintah dan masyarakat (citizenship) dalam upaya mencapai keadilan
dan kemashlahah maksimum.

5. Pelaku Ekonomi Dalam Islam


a. Pasar dalam ekonomi islam
Ajaran islam sangat menghargai pasar sebagai wahana bertransaksi atau
pehrniagaan yang halal (sah/legal) dan tayyib (baik) sehingga secara umum merupakan
mekan isme alokasi dan distribusi sumber daya ekonomi yang paling ideal.
Penghargaan islam terhadap mekanisme pasar berangkat dari ketentuan Allah bahwa
perniagaan harus dilakukan dengan cara yang baik berdasarkan prinsip saling ridha
sehingga terciptanya keadilan.
b. Pemerintah dalam Ekonomi Islam
Suatu pasar yang islami akan sulit terwujud apabila tidak ada peran aktif dari
pemerintah. peran pemerintah dalam pasar ini secara garis besar dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: pertama, peran yang berkaitan dengan

8
implementasi nilai dan moral islam. Kedua,peran yang berkaitan dengan
menyempurnakan mekanisme pasar (market imperfection) dan yang ketiga, peran
yang berkaitan dengan kegagalan pasar (market failures).
c. Peran Masyarakat dalam ekonomi Islam
Peranan masyarakat juga muncul disebabkan adanya konsep hak milik publik
dalam ekonomi islam. Seperti waqf. Kekayaan waqfadalah kekayaan masyarakat
secara keseluruhan dan berlaku sepanjang masa, karena waqfnya merupakan hak milik
masyarakat yang tidak tergantung kepada pemerintah yang berkuasa. Pemerintah
dapat berganti dari waktu ke waktu, sementara masyarakat terikat dalam kewajiban
social jangka panjang. Karena adanya, kekayaan waqfnya akan tetap dikelola oleh
masyarakat itu sendiri.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan ekonomi islam adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan diakhirat
(falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah tayyibah). dalam
konteks ekonomi, tujuan falah dijabarkan dalam beberapa tujuan antara lain: (1) mewujudkan
kemashlahatan umat, (2) mewujudkan keadilan dan pemerataan pendapatan, (3) membangun
peradaban yang luhur, dan (4) menciptakan kehidupan yang seimbang dan harmonis.
Pilar ekonomi islam adalah moral. Hanya dengan moral islam inilah bangunan ekonomi
islam dapat tegak dan hanya dengan ekonomi islam lah falh dapat dicapai. Moralitas islam
berdiri di atas suatu postulat keimanan dan postulat ibadah. Esensi dan moral islam adalh
tauhid. Implikasi dari tauhid, bahwa ekonomi islam memiliki sifat transcendental ( bukan
sekuler), di mana peranan Allah dalam seluruh aspek ekonomi menjadi mutlak.

B. Saran
Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tugas
seluruh economic pelaku economis,termasuk masyarakat, terdapat banyak aktivitas ekonomi
yang tidak dapat diselenggarakan dengan baik oleh mekanisme pasar maupun oleh peran
pemerintah sehingga masyarakat harus berperan langsung. Pasar, pemerintah, dan masyarakat
harus bergerak bersama untuk mencapai kesejahteraan umat.

10

Anda mungkin juga menyukai