Anda di halaman 1dari 16

@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S.

, ITB

BAB. III. Prinsip Pemboran Horizontal

TUJUAN

Mengenali Klasifikasi Pemboran Horizontal


o Long Radius (Konvensional)
o Medium Radius
o Short Radius
Mengenali Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Tipe Pemboran
Horizontal

Prinsip Pemboran Horizontal 11


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

3.1. Pendahuluan
Saat sekarang ini pemboran horizontal dapat diklasifikasikan dalam tiga
kategori berdasarkan penggunaan build rate yang berbeda yaitu pemboran
horizontal dengan menggunakan short radius, medium radius dan long radius
(konvensional). Klasifikasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Tipe Pembentukan Lubang Horizontal

12 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

3.2. Type-type Sumur Horizontal


Terdapat tiga jenis type pemboran horizontal (Gambar 3.2 dan Gambar 3.3)
yang dibedakan atas laju pertambahan sudut (BUR = build up rate), yaitu :
Short radius BUR = 1.5 - 3 o/ft,
Medium radius BUR = 8 - 50 o/100 ft,
Long radius = 2 - 6 o/100 ft

Gambar 3.2. Type Pemboran Horizontal


Sedangkan cara penempatan target horizontal pada formasi dapat dibagi
menjadi 4 (empat) tipe, yang tergantung pada kemiringan formasi target dan
kemampuan membelok kombinasi peralatan (BHA) yang dipergunakan.

Prinsip Pemboran Horizontal 13


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 3.3. Type Pemboran Horizontal


3.3. Long Radius (Konvensional)
Long radius atau konvensional sumur horizontal mempunyai build- rate 2 - 6
o
/100 ft dan build radiusnya 1000 - 3000 ft. Pemboran long radius mempunyai 3
bagian (phase) mulai dari ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur bagian
bawah. Phase 1 adalah pemboran vertikal sampai KOP (Kick of Point). Phase 2
adalah pemboran berarah dari KOP sampai titik target dan phase 3 adalah
pemboran yang mempunyai arah horizontal. Ketiga phase tersebut dapat dilihat
dengan jelas pada Gambar 3.4.

14 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Gambar 3.4. Penentuan Kedalaman Total Dari Tiap-Tiap Phase


Penentuan kedalaman total dari tiap-tiap phase disesuaikan dengan kemiringan
formasi. Pemasangan casing untuk masing-masing phase dapat mengikuti standar
praktis. Perencanaan sistem lumpur juga harus hati-hati sekali karena pada
pemboran yang beradius sering terjadi kemacetan akibat lumpur. Perlengkapan
yang biasa digunakan untuk mencegah timbulnya masalah mekanik lubang sumur
dapat mengikuti seperti yang ada di bawah ini dengan pertimbangan-pertimbangan
lithologi, perencanaan sumur, logistik dan harga sewa rig, yaitu :
1. Measurement While Drilling (MWD)
2. Steerable Motor
3. Sistem Rig Top Drive
4. Oil Base Mud
5. Logging dengan bantuan drill pipe
6. Gaya puntir PDM untuk coring
7. Stabilizer dengan bilah yang halus (smooth blades) dan tepinya yang tajam,
dan/atau stabilizer yang tidak berputar untuk peralatan downhole yang
berputar
8. Mechanical Drilling Jars
9. PDC Bits
Masalah yang ada hubungannya dengan sumur horizontal long radius dapat
digolongkan dalam dua kelompok utama yaitu :

Prinsip Pemboran Horizontal 15


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

1. Masalah karena kelengkungan lubang sumur yang besar dan gaya berat yang
dapat mengakibatkan gesekan (friksi), penembusan lubang, kecenderungan
akan melencengnya sudut, macet diferential(differential sticking), macet
mekanik (mechanical sticking) dan mengendapnya cutting.
2. Toleransi vertikal yang dihubungkan dengan jenis penembusan daerah target,
penilaian geologi reservoir, type dan ketebalan reservoir dan hal lain yang
berpengaruh terhadap perencanaan dan bentuk sumur horizontal.
Sebagai standar untuk melakukan pemboran horizontal ini, pertama-tama
dilakukan pemboran dengan kenaikkan build 2 - 4 o/100 ft, kemudian build rate
dinaikkan lagi 4 - 6o/100 ft atau lebih. Masing-masing phase yang telah terbentuk
terlebih dahulu dipasang casing. Kedalaman total vertikal (TVD) dan permulaan
horizontal akan menentukan bentuk akhir sumur. Biasanya sudut inklinasi akhir yang
terjadi adalah 80o.

3.4. Medium Radius


ARCO telah mengembangkan teknik medium radius dalam pemboran
horizontal dengan memodifikasi pemboran berarah konvensional. Teknik pemboran
ini biasa digunakan untuk formasi yang mempunyai permeabilitas rendah serta
reservoir rekah dengan didasarkan pada pertimbangan keekonomisan.
Setelah suatu evaluasi tentang pemboran horizontal dilakukan, pada tahun
1983 ARCO memulai proyek pemboran horizontalnya dengan teknik lubang sumur
6" dari vertikal ke horizontal dengan jari-jari kelengkungan sumur 286 feet yang
setara dengan kelengkungan medium radius pada build rate 20 o/100 ft. Kemudian
dibor lagi sepanjang 1000 ft ke arah lateral. Proyek ini cukup berhasil tetapi
perkembangannya menghendaki penggunaan peralatan pemboran yang tidak
standar (baru).
Selain itu, untuk mencapai build rate 20 o/100 ft perlu dikembangkan suatu
motor pemboran yang khusus. Beberapa perusahaan dapat menyediakan peralatan
motor yang dibutuhkan ini. Bagian lengkungan dari sumur bor medium radius dibor
menggunakan 4-3/4" OD dengan kecepatan rendah. Gaya puntir yang tinggi
diberikan oleh motor dengan susunan Bent Housing di atas bantalan stabilizer serta
Bent Sub di bawah Dump Valve dan di bawah String Stabilizer. Jari-jari
kelengkungan dapat dikontrol dengan merubah ukuran motor dan ukuran lubang bor

16 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

yang telah ditetapkan. Lubang sumur dibuat sangat baik dengan menggunakan bit
tricone motor bearing yang menghasilkan gaya puntir kecil dan rate penembusan
lebih baik. Bit jenis ini juga lebih mudah diarahkan jika dibandingkan dengan bit PDC
dan Diamond Bit Side Track.
Beberapa perusahaan sudah mengembangkan motor dengan kecepatan
rendah. Motor dapat memindahkan gaya puntir tinggi dengan susunan bent housing
dan stabilizer mengikuti susunan yang umum yang disesuaikan dengan build rate
normal untuk sistem radius medium yang mempunyai batas build rate antara 8-
20o/100 ft. Teknik medium radius mempunyai jari-jari kelengkungan antara 125-300
ft. Selain itu, build rate 75o/100 ft juga masih dapat digolongkan medium radius.
Komponen drillstring dari medium radius yang tidak konvensional (baru) adalah
compressive strength drill pipe, yaitu drill pipe yang mempunyai kekuatan gaya tekan
besar dan pipa yang dapat dibuat ringan yang dipasang pada bagian bawah drill
collar. Penggunaan drill pipe bertekanan ini memungkinkan drill collar tetap berfungsi
sebagaimana fungsinya pada lubang vertikal, dimana beratnya dapat juga
digunakan sebagai gaya aksial pada drillstring. Walaupun pada lubang bor ini
banyak terjadi kehilangan gaya berat, tetapi drill collar tetap digunakan untuk
memberikan Weight on Bit. Untuk mengatasi hal ini maka digunakan drill collar yang
kecil dengan maksud menurunkan kehilangan gaya puntir akibat kontak dengan
dinding sumur.
Dua jenis dari drill pipe, compressive strength-nya telah diuji dan yang telah
tersedia adalah Drill pipe 3-1/2", 13.30 lb/ft dengan diameter tool joint 5" dan
mempunyai 2 buah contact pad pada interval 10 ft. Satu lagi adalah drill pipe 2-7/8",
10.40 lb/ft yang mempunyai 3 buah contact pad pada interval 7.5 ft. Diantara tool
joint dari kedua ukuran tersebut, drill pipe 3-1/2 mempunyai sifat yang lebih kuat,
keras dan juga memperlihatkan gaya kontak yang kecil. Drill pipe 2-7/8" mempunyai
tegangan bengkok yang kecil dan kontak pada dinding lubang yang sedikit pula, hal
ini disebabkan karena beratnya yang relatif ringan. Drill pipe tersebut dapat
dioperasikan pada lubang sumur 6 - 6-1/8" dan dapat mencapai sebuah lintasan
20o/100 ft dengan kekuatan tekan 30.000 lbs dan gaya puntir 3000 ft/lb.
Tidak seperti pada teknik short radius, medium radius menggunakan peralatan
survey, MWD, dan steering yang konvensional. Peralatan ini dapat memberikan
Gambaran arah dan data survey dari phase build up. Pembuatan build pertama-
tama dimulai dari Whipstock atau Semen plug sampai batas target. Build dapat juga

Prinsip Pemboran Horizontal 17


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

dibuat pada lubang terbuka tetapi dapat menimbulkan masalah dalam pembentukan
laju perubahan sudut dari lintasan yang akan dibentuk. (lihat Gambar 3.5)

Gambar 3.5. Medium Radius Angle Building Assembly


Downhole motor digunakan pada saat akan membor lubang ke arah
horizontal. Downhole motor mempunyai 2 sambungan miring stabilizer bent
housing. Bagian horizontal ini dapat juga di bor dengan menggunakan rotary
drilling.
3.5. Short Radius
Keberhasilan pemboran horizontal dengan cara short radius biasanya
menggunakan beberapa hal seperti di bawah ini :
Laju perubahan sudut (build rate) 1.5 - 3 o/ft
Drill collar yang mempunyai sambungan fleksibel
Downhole Motor
Pada tahun 70an ARCO dan Texas Estern Corp. memperlihatkan lebih jauh
tentang kemungkinan dilakukannya pemboran lubang horizontal di lapangan.

18 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Sistem pemboran yang lama seperti knuckle joint yang terletak di atas near bit
stabilizer atau reamer masih digunakan. Whipstock digunakan untuk pembentukan
sudut awal yang dikehendaki. Near bit stabilizer (stabilizer yang terletak dekat bit)
atau reamer berfungsi sebagai penumpu (pendulum) yang dapat mengarahkan bit
sesuai dengan lintasan kurva yang direncanakan. Sistem pemboran terdiri dari
perlengkapan pemboran yang tidak berputar, drill pipe yang fleksibel, dan stabilizer.
Pemasangan peralatan dilakukan melalui sebuah whipstock yang bersudut
dimana whipstock ini ditempatkan di atas packer. Penggunaan komponen-komponen
sistem untuk membelokkan lubang vertikal ini disesuaikan dengan program
pemboran yang berupa kurva dan sudut belok yang diinginkan. Peralatannya terdiri
dari dua bagian, yaitu :
1. Pipa fleksibel, pipa ini berfungsi untuk meneruskan gaya puntir yang berasal
dari drillstring yang diputar pada permukaan menuju bit.
2. Shell fleksibel yang tidak berputar, berfungsi untuk melengkungkan pipa
fleksibel di atas. Gaya berat menuju bit juga diteruskan melalui shell ini oleh
gaya dorong bearing yang terletak pada bagian atas dan bawah bagian
elemen ini. Shell yang tidak berputar ini dapat bekerja karena mempunyai
sebuah kopling yang terletak di atas trust bearing.
Peralatan pemandu fleksibel berfungsi untuk membelokan lubang. Alat ini
memerlukan gaya kira-kira 1000 lbs untuk membuat lubang yang melengkung. Build
rate dapat dirubah sesuai sudut yang dikehendaki dengan cara mengatur
penempatan stabilizer.
Perputaran drillstring dan penerusan gaya berat dibantu dengan menggunakan
drill pipe yang dikembangkan secara khusus. Pipa 20 ft dipotong-potong sepanjang
12 inch kemudian disambung-sambung sedemikian rupa sehingga dapat
membentuk pola seperti jamur/cendawan (Gambar 3.6. memperlihatkan bentuk dari
pipa ini). Pada pipa ini juga terdapat persendian di sekitar sambungannya. Pipa ini
mempunyai 2 buah ukuran, yaitu :
1. Pipa dengan ukuran 3-3/4" OD, 1" ID, pipa ini dapat mendorong bit yang
berukuran 4-1/2".
2. Pipa dengan ukuran 4-1/2" OD, 1-1/2" ID, pipa ini dapat mendorong bit 6-
1/4".Peralatan tersebut dapat membelokan lubang sumur dari vertikal ke
horizontal berjari-jari 30 - 40 ft. Pada teknik short radius, whipstock tetap
digunakan untuk membelokan lubang sumur dari vertikal ke horizontal. Selain

Prinsip Pemboran Horizontal 19


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

itu, whipstock ini juga dapat dipindahkan. Peralatan di permukaan, misalnya


alat untuk mengontrol azimuth, dapat mengontrol sampai 20 o. Perubahan
azimut lubang bor akibat pengaruh formasi dapat dikontrol dan dikoreksi
sebelum penembusan lubang bor dilanjutkan dan toleransi sudut azimut ini
biasanya dipertahankan sampai 2 - 3o.
Survey MWD digunakan untuk menghindari penyimpangan sudut yang terlalu
besar. Survey ini dilakukan setiap saat karena penyimpangan sudut yang terlalu
besar dapat mengakibatkan drillstring tersangkut. Peralatan survey ini juga
dilengkapi dengan peralatan magnetic multishot konvensional yang terletak pada
bagian bawah dari drillstring.
Teknik pemboran lateral short radius dapat digunakan untuk membor satu atau
lebih lubang sumur horizontal dari satu sumur vertikal. Pembuatan lubang horizontal
yang lebih dari satu lubang sumur horizontal disesuaikan juga dengan kondisi spasi
sumur yang ada. Jendela casing dibuat sepanjang 15 ft untuk memulai
pemborannya. Packer dipasang dengan jalan di pompa sampai bagian bawah
casing. Casing ini di set di atas daerah pay zone. Pemboran ke arah horizontal ini
pada awalnya menembus formasi sehingga lubang yang dihasilkan terbuka. Untuk
ini sudah disiapkan liner untuk mengatasi masalah formasi pada open hole.

Gambar 3.6. Pipa Cendomon Untuk Kelengkungan Yang Tinggi


Contoh penggunaan short radius yang telah berhasil dilakukan adalah di
Michigan USA pada kedalaman 3000 ft sepanjang 193 ft pada terumbu Niagaran
yang permeabel. Dari pemboran ini kemudian dilakukan pengasaman. Productivity
Indexnya meningkat dari 0.15 BOPD/psi menjadi 13.2 BOPD/psi.

20 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Secara sederhana keuntungan dan kerugian dari masing-masing type


pemboran horizontal dijelaskan secara sederhana pada Tabel 3..1 berikut ini.
Tabel 3.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type Pemboran
Horizontal

Tabel 3.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type Pemboran


Horizontal (lanjutan)

Prinsip Pemboran Horizontal 21


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

Tabel 3.1. Keuntungan dan Kerugian Dari Masing-Masing Type Pemboran


Horizontal (lanjutan)

a. Defined Vertical Target


Bagian horizontal yang terbentuk di formasi hampir mendekati tegak lurus
dengan bagian vertikal dari sumur horizontal tersebut (lihat Gambar 3.7)

Gambar 3.7. Defined Vertical Target

22 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

b. Defined Structural Position


Kemiringan sudut bagian horizontal sejajar dengan kemiringan formasi yang
ditembus (lihat Gambar 8)

Gambar 3.8. Defined Structural Position


c. Slant Hole
Sumur horizontal yang menembus formasi produktif dengan sudut kemiringan
yang sangat besar (85-87 derajat) (lihat Gambar 3.9)

Gambar 3.9. Slant Hole

Prinsip Pemboran Horizontal 23


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

d. Snake type
Cara penembusan zone produktif dengan model ular, sehingga akan
memperluas bidang serap dari sumur (lihat Gambar 3.10)

Gambar 3.10. Snake Type

24 Prinsip Pemboran Horizontal


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

DAFTAR PUSTAKA

1. Aguilera R., "Horizontal Wells: Formation Evaluation, Drilling, and Production,


Including Heavy Oil Recovery", Gulf Publishing Company, Houston, 1991.
2. Short J., "Introduction to Directional And Horizontal Drilling", Penn Well
Publishing Company, Tulsa, 1993.
3. nn., "Horizontal Drilling", SPE Reprint Series no.33, Society of Petroleum
Engineers Inc., Richardson TX, 1991.
4. Pettus. D.S., "Horizontal Drilling: High-Angle and Extended-Reach",
Southwest Geoservices, USA, 1992.
5. Joshi S.D., "Horizontal Well Technology", Penn Well Publishing Company,
Tulsa-Oklahoma, 1991.

Prinsip Pemboran Horizontal 25


@ Copyright 2009 By Dr.-Ing.Ir. Rudi Rubiandini R.S., ITB

26 Prinsip Pemboran Horizontal

Anda mungkin juga menyukai