Anda di halaman 1dari 9

PENOMENA ANTAR MUKA

Dalam Bab ini akan dibahas, antara lain :


1. Antar muka cairan
2. Adsorpsi pada antar muka cairan
3. Adsorpasi pada antar muka padatan
4. Sifat listrik antar muka

PENGANTAR
Bila fase-fase berada bersama-sama, batas antara keduanya disebut suatu antar muka.
Sifat dari molekul-molekul yang membentuk antar muka tersebut sering cukup berbeda dari
sifat fase antar muka.
Beberapa jenis antar muka dapat terjadi bergantung pada apakah kedua fase yang berdekatan
adalah dalam keadaan padat, cair atau gas (tabel 6-1)
Untuk mudahnya kita bagi ke dalam dua kelompok yakni antar muka cairan dan antar muka
padatan. Dalam kelompok pertama membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase cair
dengan suatu fase gas atau dengan fase cair lain. Bagian antar muka padat membicarakan
sistem antar muka padat/gas dan antarmuka padat/cair. Walaupun antar fase padat/padat
mempunyai makna praktis dalam farmasi (sebagai contoh adhesi antar granul, pembutan
tablet berlapis) hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur besarnya interaksi ini.
Sehinga sistem padat-padat tidak dibicarakan.

Tabel 6-1 Penggolongan Antarmuka


Fase Tipe dan Contoh Antarmuka

Gas/gas Tidak ada kemungkinan ada antarmuka


Gas/cairan Permukaan cairan, air yang berada di atmosfir
Gas/padatan Permukaan padat, bagian atas meja
Cairan/cairan Antarmuka cairan-cairan, emulsi
Cairan/padatan Antarmuka cairan-padatan, suspensi
Padatan/padatan Antarmuka padatan-padatan, partikel serbuk yang saling melekat

Istilah pemukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antar muka gas/padat atau
gas/cair dan setiap permukaan adalah suatu antarmuka. Fenomena antarmuka dalam farmasi
dan kedokteran adalah faktor-faktor yang berarti yang mempengaruhi :
adsorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk sediaan,
penetrasi molekul melalui membran biologis,
pembentukan dan kestabilan emulsi dan
dispersi (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk membentuk
suspensi.
ANTAR MUKA CAIRAN
Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka
Dalam keadaan cair, gaya kohesif antara molekul-molekul yang berdekatan dikembangkan
dengan baik. Dalam satu tetes cairan yang tersuspensi dalam udara (lihat ganbar), molekul-
molekul dalam bulk cairan dikelilingi oleh molekul lain dari segala arah yang mempunyai
gaya tarik menarik yang sama. Sebaliknya molekul pada permukaan (yakni pada antar muka
cairan/udara) hanya dapat mengembangkan gaya tarik menarik kohesif dengan molekul cair
lain yang terletak dibawah atau disamping mereka. Molekul itu dapat mengembangkan gaya
tarik menarik adhesive dengan molekul yang menyusun fasa lain yang terlibat dalam
antarmuka tersebut, walaupun, dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesive tarik-menarik
adhesive ini kecil. Efek bersih adalah molekul pada permukaan cairan tersebut mengalami
suatu gaya kearah dalam kearah bulk seperti ditunjukkan oleh panjangnya panah dlm gambar.
Gaya seperti itu menarik molekul antarmuka bersama-sama, sehingga mengecilkan
(menyusutkan) permukaan. Tetes cairan karenanya cenderung berbentuk bola, karena sebuah
bola mempunyai luas permukaan yang paling kecil per satuan volume.

"Tegangan" dalam permukaan ini adalah gaya per satuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini, tegangan
permukaan, mempunyai satuan dyne/cm dalam sistem cgs. Hal ini analog dengan keadaan
yang terjadi bila suatu objek yang menggantung di pinggir jurang pada seutas tali ditarik ke
atas oleh seseorang yang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi tepi jurang.
Tegangan antar muka, adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antar muka dua
fase cair yang tidak bercampur dan, seperti tegangan permukaan, mempunyai satuan
dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya
adhesive..
Tegangan Tegangan Antarmuka
Permukaan (dyne/cm) Melawan Air (dyne/cm)
Zat Zat

Air 72,8. Air raksa 375


Gliserin 63,4 n-Heksana 51,1
Asam oleat 32,5 Benzena 35,0
Benzena 28,9 Kloroform 32,8
Kloroforrn 27,1 Asam oleat 15,6
Karbon tetraklorida 26,7 n-Oksi alcohol 8,52
Minyak jarak 39,0 Asam kaprilat 8,22
Minyak zaitun 35,8 Minyak zaitun 22,9
Minyak biji kapas 35,4 Etil eter 10,7
Petrolatum cair 33,1
TABEL 6-2. Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka (Terhadap Air) pada 20oC

antara dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila
suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi, bila dua cairan bercampur
dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Sejumlah harga tegangan
permukaan dan tegangan antarmuka disusun dalam Tabel 6-2.

Tegangan permukaan itu adalah gaya per satuan_panjang bisa juga digambarkan dengan
suatu kerangka kawat tiga sisi di mana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan
(Gambar 6-2). Suatu film (lapisan tipis) sabun dibentuk di daerah ABCD dan dapat
direntangkan dengan menggunakan suatu gaya f (seperti suatu massa yang menggantung)
pada batang yang dapat bergerak tersebut dengan panjang L, yang bekerja melawan
tegangan permukaan dari film sabun tersebut. Bila massa diangkat, film tersebut akan
mengkerut karena tegangan permukaannya. Tegangan permukaan, g, dari larutan yang
membentuk film tersebut kemudian adalah suatu fungsi dari gaya yang harus dipakai untuk
memecah film dan fungsi dari panjang batang yang dapat bergerak yang berhubungan
dengan film tersebut. Karena film sabun tersebut mempunyai dua antarmuka cair/gas (satu
di atas dan satu di bawah bidang kertas), panjang total bidang yang berhubungan nyatanya
sama dengan dua kali panjang batang tersebut. Jadi
g = fb/2L (1)
di mana fb adalah gaya yang dibutuhkan untuk memecah film dan L adalah panjang,dari ba-
tang yang dapat bergerak.
Contoh 1.Bila panjang dari batang L, adalah 5 cm dan massa yang dibutuhkan,untuk
memecah ftlm adalah 0,50 gram, berapakah tegangan permukaan larutan sabun tersebut ?
Ingat bahwa gaya ke bawah sama dengan massa dikalikan dengan percepatan karena
gravitasi. Jadi

Energi Bebas Permukaan.


Untuk menilai kerja yang dilakukan (energi) dalam memperbesar luas permukaan,
persamaan (1) bisa di tuliskan sebagai y x 2L = f. Bila batang tersebut pada suatu posisi AD
dalam Gambar 6-2 dan suatu massa ditambahkan untuk memperbesar luas permukaan
dengan jarak ds, kerja dW (gaya dikalikan dengan jarak) adalah :
dW = f x ds = g x2L x ds dan karena 2L x ds sama dengan kenaikan luas permukaan
dA yang dihasilkan dengan memperluas film sabun, maka :
dW = g dA untuk suatu perubahan yang terbatas, W = g DA (2)

dimana W adalah kerja yang dilakukan atau kenaikan energi bebas permukaan yang
dinyatakan dalam erg, y adalah tegangan permukaan dalam dyne/cm dan DA adalah
kenaikan luas dalam cm 2. Setiap bentuk energi dapat dibagi dalam faktor intensitas dan
faktor kapasitas (hlm. 185 Jilid I). Tegangan permukaan adalah factor intensitas, daft
perubahan luas permukaan adalah faktor kapasitas dan energi bebas permukaan. Jadi,
tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai perubahan energi bebas permukaan per
satuan kenaikan luas sesuai dengan persamaan (2)

Contoh 2 . Berapakah kerja yang dibutuhkan dalam Contoh 1 untuk menarik kawat ke
bawah 1 cm seperti ditunjukkan dalam gbr 6-2 ?
Karena luas permukaan ditambah 10 cm 2, kerja yang dilakukan diberikan oleh
persamaan :
W = 49 dyne/cm x 10 cm 2 = 490 erg

Pengukaran Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka

Dari beberapa metode (cara) yang ada untuk mendapatkan tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka, hanya metode kenaikan kapiler dan Du Nouy ring yang akan
diuraikan di sini.
Tegangan permukaan dari kebanyakan cairan turun hampir secara linear dengan
naiknya temperatur, yaitu dengan naiknya energi kinetik dari molekul tersebut. Pada
daerah temperature kritisnya, tegangan permukaan suatu cairan menjadi nol. Tegangan
permukaan dari air pada 0 C adalah 75,6 dan pada 75C adalah 63,5 dyne/cm. Oleh
karena itu perlu untuk mengontrol temperature dari sistem bila melakukan penentuan
tegangan permukaan dan tegangan antar muka.
Metode Kenaikan Kapiler, Bila suatu tabung-kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah
baker (gelas piala), biasanya cairan itu naik ke pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini
disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler
lebih besar daripada kohesi antara melekul-molekul cairan, sehingga cairan itu membasahi
dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini dalam
kapiler, memungkinkan kita dapat menentukan tekanan permukaan caran itu. Namun
dengan menggunakan metode kenaikan kapiler tidak dapat diketahui tekanan-tekanan
antarmuka.
Bayangkan suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam r dicelupkan dalam
suatu cairan yang membasahi permukaannya, seperti dilihat dalam Gambar 6-4a. Cairan
tersebut, terus naik dalam tabung karena adanya tegangan permukaan, sampai pergerakan
ke atas persis diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah karena bobot dari cairan tersebut.

Komposisi gaya vertikal ke atas yang dihasilkan dari tegangan permukaan cairan tersebut
pada setiap titik pada keliling lingkaran permukaan batas, adalah :
a = g cos q
seperti terlihat dalam sketsa yang dibesarkan (Gambar 6-4b). Total gaya ke atas sekeliling
lingkaran dalam tabung tersebut adalah :
2prg cos q
di mana q adalah sudut kontak antara permukaan cairan dan dinding kapiler, dan 2pr
adalah keliling lingkaran dalam dari kapiler tersebut. Untuk air dan cairan-cairan yang
umum dipakai lainnya, sudut q tidak berarti, yakni, cairan tersebut membasahi dinding
kapiler sehingga cos q dianggap sama dengan satu untuk tujuan-tujuan praktis (lihat sebelah
kiri dari-Gbr. 6-4b).
Gaya gravitasi yang bekerja melawan (massa < percepatan) adalah luas penampang-
melintang kolom pr2, kali tinggi kolom cairan sampai titik terendah dari meniskus h,
dikalikan dengan perbedaan bobot jenis cairan p dan uapnya po kali percepatan gravitasi,
yaitu: pr2h (p - po) g + w. Bagian peisamaan terakhir yaitu w, ditambahkan untuk
memperhitungkan bobot cairan di atas h dalam meniskus. Bila cairan telah naik sampai
tinggi maksimumnya, yang bisa dibaca dari kalibrasi dari tabung kapiler, gaya-gaya yang
melawan berada dalam kesetimbangan, dan dengan demikian tegangan permukaan dapat
dihitung. Bobot jenis dari uap, sudut kontak, dan w biasanya dapat diabaikan; jadi.
2prg = pr2hrg dan akhirnya g = rh rg (8)

Contoh 3 Suatu sampel klotoform naik sampai ketinggian 3,67 cm pada 20C dalam
suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam 0,01 cm. Berapakah tegangan
permukaan kloroform pada temperatur ini? Kerapatan kloroform adalah 1,476 g/cm3.
Jawab :
g = x 0,01 cm x 3,67 cm x 1,476 g/cm' x 981 cm/detik 2
g = 26,6 g.cm/detik 2 cm = 26,6 dyne/cm
Kenaikan kapiler bisa juga diterangkan sebagai akibat adanya perbedaan tekanan
antara kedua lengkungan meniskus cairan dalam kapiler. Lihat dalam persamaan (7) Dp
= 2g/r bahwa tekanan dari sisi yang cekung dari permukaan yang lengkung adalah lebih
besar daripada tekanan pada sisi cembung. Ini berarti bahwa tekanan dalam cairan yang
langsung di bawah meniskus lebih kecil daripada tekanan di luar tabung pada ketinggian
yang sama. Akibatnya, cairan akan menaiki kapiler sampai tekanan hidrosta tika yang
dihasilkan menyamai perbedaan antara kedua lengkungan meniskus. Dengan
menggunakan simbol yang sama seperti sebelumnya dan mengabaikan sudut kontak,
DP = 2ylr = r gh (9)
di mana rgh adalah tekanan hidrostatik: Dengan menyusun kembali persamaan (9)
memberikan :
y = rpgh/2
yang identik dengan persamaan (8) yang diturunkdn berdasarkan gaya-gaya adhesife
melawan gaya-gaya kohesif.

ADSORPSI PADA ANTARMUKA CAIRAN


Energi bebas permukaan didefinisikan sebagai kerja yang harus dilakukan untuk
memperbesar permukaan dengan satu satuan luas. Sebagai akibat pengembangan seperti itu,
lebih banyak molekul-molekul harus dibawa dari bulk ke antarmuka. Semakin besar kerja
yang harus diberikan untuk mencapai ini, semakin besar energi bebas permukaan.
Molekul-molekul dan ion-ion tertentu apabila terdispersi dalam cairan akan bergerak
sesuai dengan keinginannya sendiri ke antar muka. Konsentrasinya pada antarmuka jadinya
melebihi konsentrasi dalam bulk cairan tersebut. Jelaslah, energi bebas permukaan dan
tegangan permukaan dari sistem tersebut secara otomatis dikurangi. Gejala seperti itu di
mana molekul-molekul membagi diri ke arah antarmuka disebut adsorpsi, atau secara lebih
tepat, adsorpsi positif. Bahan-bahan lain (misalnya, elektrolit-elektrolit anorganik) yang lebih
suka membagi diri ke arah bulk menghasilkan adsorpsi negatif dan kenaikan energi bebas
permukaan dan tegangan permukaan. Adsorpsi, seperti akan terlihat nanti, dapat juga terjadi
pada antarmuka padatan. Adsorpsi jangan dikacaukan dengan absorpsi. Adsorpsi semata-
mata hanyalah suatu efek permukaan, sedangkan dalam absorpsi, zat cair dan gas yang
diabsorpsi menmbus ke dalam ruang-ruang kapiler dari zat pengabsorpsi. Peresapan air oleh
busa (sponge) adalah absorpsi ; memekatkan molekul-molekul alkoloid pada permukaan
tanah liat (clay) adalah adsorpsi.

Zat Aktif Permukaan


Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat-aktif permukaan, atau
surfaktan. Pernyataan lain adalah amfifil, yang mengingatkan bahwa molekul atau ion
mempunyai afinitas tertentu baik terhadap pelarut polar maupun nonpolar, amfifil secara
dominan (kuat) bisa hidrofilik (suka air), lipofilik (suka minyak), atau berada tepat di antara
dua ekstrem. Sebagai contoh, alkohol-alkohol rantai lurus, amina-amina dan asam-asam
adalah amfifil yang berubah dari hidrofilik dominan menjadi lipofilik apabila jumlah atom
karbon dalam rantai alkil naik.. Jadi, etil alkohol bercampur dengan air dalam segala
perbandingan. Sebagai bandingan, kelarutan dalam air dari amil alkohol adalah sangat kcil,
sedang setil alkohol bisa dikatakan sangat lipofilik dan tidak larut dalam air. Amfifilik
merupakan sifat dari zat aktif permukaan yang menyebabkan zat ini diadsorpsi pada
antarmuka, apakah ini cair/gas atau cair/cair. Jadi dalam suatu dispersi dalam air dari amil
alkohol, gugus alkoholik polar dapat bergabung dengan molekul-molekul air. Tetapi, bagian
nonpolar ditolak karena gaya adhesif yang dapat terjadi dengan air adalah kecil
dibandingakan dengan gaya kohesif antara molekul-molekul air yang berdekatan. Akibatnya,
amfifil tersebut diadsorpsi pada antarmuka. Keadaan untuk suatu asam lemak pada antarmuka
udara/air dan minyak/air diperlihatkan pada Gbr 6-9(a,b). Pada antarmuka udara/air, rantai
lipofilik mengarah ke atas ke udara; pada antarmuka minyak/air, mereka bergabung dengan
fase minyak. Agar amfifil terpusat pada antarmuka, ia harus diimbangi dengan jumlah yang
tepat dari gugus-gugus yang larut dalam air dan minyak. Bila molekul tersebut terlalu
hidrofilik, ia tetap berada dalam bagian dalam fase air dan tidak memberikan efek pada
antarmuka. Demikian pula, bila ia teralu lipofilik, ia larut secara sempurna dalam fase minyak
dan sedikit yang muncul pada antarmuka.

Penggolongan Sistem Hidrofil-Lipofil


Griffin merancang suatu skala sebarang dari berbagai angka untuk dipakai sebagai
suatu ukuran keseimbangan hidrofilik-lipofilik (HLB) dari zat-zat aktif permukaan. Dengan
bantuan sistem angka ini, adalah mungkin untuk membentuk suatu jarak HLB untuk efisiensi
optimum (terbaik) dari masing-masing golongan surfaktan seperti terlihat dalam Gambar 6-
10.
Makin tinggi HLB suatu zat, makin hidrofilik zat tersebut.
Span, ester sorbitan yang dibuat oleh ICI Unted States Inc., adalah lipofilik dan mempunyai
nilai HLB yang rendah (1,8 sampai 8,6); Tween, turunan polioksietilena dari Span adalah
hidrofilik dan mempunyai HLB yang tingi (9,6 sampai 16,7).
HLB dari sejumlah ester alkohol polihidrat dari asam lemak seperti gliseril
monostearat, bisa diperkrakan dengan menggunakan rumus
HLB = 20 . (16)

di mana S adalah bilangan penyabunan dari ester dan A bilangan asam dari asam lemak. HLB
dari polioksi etilena sorbitan mono-laurat (Tween 20), dimana S = 45,5 dan A = 276, adalah
HLB = 20

Nilai-nilai HLB dari sejumlah zat amfifilik yang biasa dipakai dapat dilihat pada tabel 6-4
dibawah ini.

Tabel 6-4 Nilai HLB beberapa zat Amfifilik


Zat HLB Zat HLB
Asam oleat 1 Polioksietilen sorbitan mono-oleat (Tween 80) 15
Gliseril monostearat 3,8 Polioksietilen sorbitan monolaurat (Tween 20) 16,7
Sorbitan mono-oleat (Span 80) 4,3 Natrium oleat 18,0
Sorbitan monolaurat (Span 20) 8,6 Natrium lauril sulfat 40
Trietanolamin oleat 12,0

Tabel 6-5 Angka gugus HLB


Gugus hidrofilik Angka gugus Gugus lipofilik Angka gugus
SO4- Na+ 38,7 Grup lipofilik
COO- Na+ 19,1 CH
Ester(cincin sorbitan) 6,8 0,475
Ester (bebas) 2,4
Hidroksil (bebas) 1,9
Hidroksil (cincin sorbitan) 0,5 CH2
CH3
CH
Davies telah menghitung nilai HLB untuk zat aktif permukaan dengan memecah berbagai
molekul surfaktan ke dalam gugus-gugus penyusunnya, yang masing-masing diberi suatu
angka gugus. Penjumlahan dari angka-angka gugus untuk suatu surfaktan tertentu
memungkinkan perhitungan nilai HLB-nya menurut persamaan berikut :

HLB = S(angka-angka gugus hidrofilik) - S(angka-angka gugus lipofilik) + 7 =

Beberapa contoh angka gugus diberikan dalam Tabel 6-5. Dengan menggunakan data dalam
tabel kita dapat menghitung HLB natrium lauril sulfat, dengan persamaan diatas, menjadi :
HLB = 38,7 (0,475 x 12) +7 = 38,7 5,7 + 7 = 40,0 Nilai ini cocok dengan yang
diberikan dalam Tabel 6 - 4.

ADSORPSI PADA ANTAR MUKA PADATAN


Adsorpsi bahan pada antarmuka padatan bisa terjadi dari fase cair atau fase gas
yang berdekatan. Penelitian adsorpsi gas melibatkan penerapan yang begitu beraneka-
ragam seperti penghilangan bau yang tidak diinginkan dari ruangan dan makanan, kerja
dari topeng gas dan pengukuran dimensi partikel dalam suatu serbuk. Prinsip adsorpsi
padat/cair dipakai dalam larutan penghilang warna, kromatografi adsorpsi, deterjen, dan
pembasah.
Dalam banyak cara, adsorpsi bahan-bahan dari suatu gas atau cairan ke atas suatu
permukaan padat adalah sama dengan yang dibicarakan pada perrnukaan cair. Jadi,
adsorpsi jenis ini bisa dipandang sebagai suatu usaha untuk mengurangi energi bebas
permukaan dari zat padat tersebut. Tetapi, tegangan permukaan dari zat padat selalu lebih
sukar didapat daripada tegangan-permukaan zat cair. Di samping itu antarmuka padatan
tidak bergerak dibandingkan dengan antarmuka cairan yang turbulen. Waktu hidup rata-
rata dari suatu molekul pada antarmuka air/gas adalah kira-kira 1 mikrodetik, sedangkan
suatu atom pada permukaan zat-padat metalik tidak menguap mungkin mempunyai umur
rata-rata 1037 detik. Seringkali, permukaan dari suatu zat padat tidak homogen, yang berbeda
sekali dengan antarmuka cair.

Antarmuka Padat/Gas
Derajat adsorpsi dari suatu gas oleh suatu zat padat bergantung pada sifat kimia dari
adsorben (bahan yang dipakai untuk mengadsorbsi gas) dan adsorbat (zat yang diadsorbsi),
luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan parsial dari gas yatng diadsorbsi. Jenis-
jenis adsorpsi umumnya dikenal sebagai adsorpsi fisika atau adsorpsi van der Waals dan
adsorpsi kimia atau kemisorpsi. Adsorpsi fisika yang berhubungan dengan gaya van der
Waals, adalah reversible dan penghilangan adsorbat dari adsorben dikenal sebagai desorpst
Suatu gas yang diadsorpsi secara fisika bisa didesorpsi dari zat padat dengan menaikkan
temperatur dan mengurangi tekanan. Kemisorpsi adalah adsorpsi di mana adsorbat menempel
pada adsorben dengan ikatan kimia yang bersifat ireversible. Adsorpsi ini, tidak begitu
penting bagi kita, di sini dan tidak akan dibicarakan lebih lanjut.
Hubungan antara banyaknya gas yang diadsorpsi secara fisika pada suatu zat padat
dan tekanan atau konsentrasi kesetimbangan pada temperatur konstan menghasilkan suatu
isoterm adsorpsi bila diplot seperti ditunjukkan dalam Gambar 6-17. Istilah isoterrn
menyatakan plot pada temperatur konstan. Banyaknya molekul gram, atau militer x dari gas
yang diadsorbsi pada m gram adsorben, pada STP (temperatur dan tekanan standar) diplot
pada sumbu tegak terhadap tekanan keseimbangan gas dalam mm Hg pada sumbu horizontal
sepert terlihat dalam Gambar 6-17a.

Suatu metode untuk memperoleh data adsorpsi adalah dengan menggunakan suatu alat yang_
serupa dengan yang ditunjukan dalam Gbr . 6-18 yang pada pokoknya terdiri dari suatu neraca
yang diletakkan dalam suatu sistem vakum. Zat padatnya, yang sebelumnya telah dihilangkan
gasnya, ditaruh pada piring, dan jumlah tertentu gas dibiarkan masuk. Kenaikan berat pada saat
tekanan gas setimbang dicatat. Ini bisa dicapai dengan mengamati bertambah panjangnya suatu
pegas kuartz yang dikalibrasi yang dipakai untuk menahan piring yang berisi sampel. Data
tersebut kemudian dipakai untuk membuat suatu isoterm berdasarkan pada satu atau lebih
persamaan berikut.
Freundlich menyarankan suatu hubungan yaitu isotherm Freundlich,
dimana y adalah massa dari gas yang diadsorbsi x per

satuan massa adsorben m, serta k dan n adalah konstanta yang dapat di evaluasi dari hasil
eksperimen. Persamaari di atas dapat- digunakan dengan lebih mudah bila ditulis dalam bentuk
logaritmik, yang menghasilkan suatu garis lurus bila diplot seperti terlihat pada Gbr. 6-17b.

konstanta, log k, adalah intersep pada ordinat, dan 1/n adalah kemiringan dari garis tersebut.

SIFAT LISTRIK ANTAR MUKA


Bagian ini akan membicarakan beberapa prinsip yang melibatkan permukaan yang
bermuatan dalam hubungannya dengan lingkungan cairan sekelilingnya. Pembicaraan tentang
penerapan yang muncul dari fenomena ini akan dibicarakan dalam bab yang berkenaan
dengan sistem koloid (Bab 7) dan suspeiisi (Bab )
Partikel-partikel yang terdispersi dalam media cair bisa menjadi bermuatan terutama
dengan salah satu dari dua cara. Yang pertama melibatkan adsorpsi selektif dari spesies
ionik tertentu yang ada dalam larutan. Dalam hal ini bisa suatu ion yang ditambahkan pada
larutan tersebut atau, dalam hal air murni, dapat berupa ion hidronium atau ion hiaroksil.
Kebanyakan partikel yang terdispersi dalam air menjadi bermuatan negatif k.arena adsorpsi
yang lebih menyukai ion hidroksil. Yang kedua, muatan-muatan pada partikel timbul dari
ionisasi gugus-gugus (seperti COOH) yang mungkin terletak pada permukaan partikel.
Dalam hal ini, muatan total adalah suatu fungsi pH. Yang ketiga, yang kurang umum
(jarang), asal muatan dari suatu perrnukaan partikel dianggap timbul bila ada suatu
perbedaan konstanta dielektrik antara partikel dan medium pendispersinya.

Lapisan Listrik Ganda.


Bayangkan suatu permukaan padat yang berhubungan dengan suatu larutan polar
yang mengandung ion-ion, misalnya, suatu larutan air dari suatu elektrolit. Lebih lanjut,
misalkan bahwa sejumlah kation diadsorbsi pada permukaan tersebut, memberikan suatu
muatan positif. Yang tertinggal dalam larutan adalah sisa kation ditambah jumlah
keseluruhan anion yang ditambahkan. Anion-anion ini ditarik ke permukaan yang
bermuatan positif oleh gaya listrik yang juga bekerja menolak pendekatan kation-kation
lebih lanjut, begitu adsorpsi permulaan sempurna. Di samping gaya listrik ini, pergerakan
yang disebabkan oleh panas cenderung untuk menghasilkan suatu distribusi yang sama dari
semua ion dalam lanttan. Akibatnya, suatu keadaan kesetimbangan terjadi di mana
sejumlah anion yang berlebih mendekati permukaan, sedang sisanya didistribusikan dalam
jumlah yang mengecil begitu kita menjauh dari permukaan yang bermuatan tersebut. Pada
suatu jarak tertentu dari permukaan tersebut, konsentrasi anion dan kation sama, yaitu,
keadaan di mana penetralan listrik dicapai. Adalah penting untuk diingat bahwa sistem
tersebut secara keseluruhan bersifat listrik netral, walaupun ada bagian-bagian di mana
distribusi dari anion dan kation tidak sama.
Keadaan seperti itu ditunjukkan dalam Gambar 6-22, di mana aa` adalah permukaan zat
padat. Ion yang diadsorpsi yang membuat permukaan tersebut bermuatan positif disebut
sebagai ion penentu potensial. Tepat sesudah lapisan perrnukaan ini adalah suatu daerah di
mana molekul-molekul zat terlarut terikat dengan erat bersama-sama dengan sojumlah ion
negatif, yang juga terikat dengan erat pada permukaan tersebut. Batas dari daerah ini diberikan
oleh garis bb' dalam Gambar 6-22. Ion-ion ini, yang mempunyai muatan berlawanan dengan
ion-ion penentu potensial, dikenal sebapi counterion atau gegenion. Derajat penarikan dari
molelcul-molekul pelarut dan counterion ini adalah sedemikian rupa sehingga bila permukaan
dipindahkan relatif terhadap eairan tersebut, bidang iris (shear plane) adalah bb' dan bukan
aa', permukaan sejati. Dalam daerah yang dibatasi oleh garis bb' dan cc', terdapat suatu
kelebihan ion negatif. Potensial pada bb' adalah tetap positif karena seperti sudah disebutkan
sebelumnya hanya terdapat anion, yang lebih sedikit dalam lapisan yang terikat erat
dibandingkaa dengan kation yang diadsorpsi pada permukaan zat padat. Diluar cc' distribusi
ion-ion adalah seragam dan kenetralan listrik diperoleh.
Terdapat dua kemungkinan keadaan selain daripada yang disajikan dalam Gambar 6-22,
yaitu. (1) Bila counter ion dalam lapisan tersolvasi yang terikat dengan erat sama dengan
muatan positif pada permukaan padat, kemudian kenetralan listrik terjadi pada bidang bb' dan
bukan cc'.
(2) Bila muatan total, counterion dalam daerah aa` - bb' melebihi muatan yang disebabkan oleh
ion penentu potensial, maka muatan bersih pada bb akan jadi negative, dan bukan kurang
positif seperti yang ditunjukkan dalam Gbr. 6-22 Ini berarti, bahwa dalam hal ini untuk
memperoleh kenetralan listrik pada cc , suatu kelebihan ion positif harus ada dalam daerah
bb-cc.

Anda mungkin juga menyukai