Enomena Antar Muka
Enomena Antar Muka
PENGANTAR
Bila fase-fase berada bersama-sama, batas antara keduanya disebut suatu antar muka.
Sifat dari molekul-molekul yang membentuk antar muka tersebut sering cukup berbeda dari
sifat fase antar muka.
Beberapa jenis antar muka dapat terjadi bergantung pada apakah kedua fase yang berdekatan
adalah dalam keadaan padat, cair atau gas (tabel 6-1)
Untuk mudahnya kita bagi ke dalam dua kelompok yakni antar muka cairan dan antar muka
padatan. Dalam kelompok pertama membicarakan tentang penggabungan dari suatu fase cair
dengan suatu fase gas atau dengan fase cair lain. Bagian antar muka padat membicarakan
sistem antar muka padat/gas dan antarmuka padat/cair. Walaupun antar fase padat/padat
mempunyai makna praktis dalam farmasi (sebagai contoh adhesi antar granul, pembutan
tablet berlapis) hanya sedikit informasi yang tersedia untuk mengukur besarnya interaksi ini.
Sehinga sistem padat-padat tidak dibicarakan.
Istilah pemukaan biasanya dipakai bila membicarakan suatu antar muka gas/padat atau
gas/cair dan setiap permukaan adalah suatu antarmuka. Fenomena antarmuka dalam farmasi
dan kedokteran adalah faktor-faktor yang berarti yang mempengaruhi :
adsorpsi obat pada bahan pembantu padat dalam bentuk sediaan,
penetrasi molekul melalui membran biologis,
pembentukan dan kestabilan emulsi dan
dispersi (penyebar-rataan) dari partikel yang tidak larut dalam media cair untuk membentuk
suspensi.
ANTAR MUKA CAIRAN
Tegangan Permukaan dan Tegangan Antarmuka
Dalam keadaan cair, gaya kohesif antara molekul-molekul yang berdekatan dikembangkan
dengan baik. Dalam satu tetes cairan yang tersuspensi dalam udara (lihat ganbar), molekul-
molekul dalam bulk cairan dikelilingi oleh molekul lain dari segala arah yang mempunyai
gaya tarik menarik yang sama. Sebaliknya molekul pada permukaan (yakni pada antar muka
cairan/udara) hanya dapat mengembangkan gaya tarik menarik kohesif dengan molekul cair
lain yang terletak dibawah atau disamping mereka. Molekul itu dapat mengembangkan gaya
tarik menarik adhesive dengan molekul yang menyusun fasa lain yang terlibat dalam
antarmuka tersebut, walaupun, dalam hal antarmuka cair/gas gaya adhesive tarik-menarik
adhesive ini kecil. Efek bersih adalah molekul pada permukaan cairan tersebut mengalami
suatu gaya kearah dalam kearah bulk seperti ditunjukkan oleh panjangnya panah dlm gambar.
Gaya seperti itu menarik molekul antarmuka bersama-sama, sehingga mengecilkan
(menyusutkan) permukaan. Tetes cairan karenanya cenderung berbentuk bola, karena sebuah
bola mempunyai luas permukaan yang paling kecil per satuan volume.
"Tegangan" dalam permukaan ini adalah gaya per satuan panjang yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Gaya ini, tegangan
permukaan, mempunyai satuan dyne/cm dalam sistem cgs. Hal ini analog dengan keadaan
yang terjadi bila suatu objek yang menggantung di pinggir jurang pada seutas tali ditarik ke
atas oleh seseorang yang memegang tali tersebut dan berjalan menjauhi tepi jurang.
Tegangan antar muka, adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antar muka dua
fase cair yang tidak bercampur dan, seperti tegangan permukaan, mempunyai satuan
dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya
adhesive..
Tegangan Tegangan Antarmuka
Permukaan (dyne/cm) Melawan Air (dyne/cm)
Zat Zat
antara dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila
suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi, bila dua cairan bercampur
dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Sejumlah harga tegangan
permukaan dan tegangan antarmuka disusun dalam Tabel 6-2.
Tegangan permukaan itu adalah gaya per satuan_panjang bisa juga digambarkan dengan
suatu kerangka kawat tiga sisi di mana suatu batang yang dapat bergerak diletakkan
(Gambar 6-2). Suatu film (lapisan tipis) sabun dibentuk di daerah ABCD dan dapat
direntangkan dengan menggunakan suatu gaya f (seperti suatu massa yang menggantung)
pada batang yang dapat bergerak tersebut dengan panjang L, yang bekerja melawan
tegangan permukaan dari film sabun tersebut. Bila massa diangkat, film tersebut akan
mengkerut karena tegangan permukaannya. Tegangan permukaan, g, dari larutan yang
membentuk film tersebut kemudian adalah suatu fungsi dari gaya yang harus dipakai untuk
memecah film dan fungsi dari panjang batang yang dapat bergerak yang berhubungan
dengan film tersebut. Karena film sabun tersebut mempunyai dua antarmuka cair/gas (satu
di atas dan satu di bawah bidang kertas), panjang total bidang yang berhubungan nyatanya
sama dengan dua kali panjang batang tersebut. Jadi
g = fb/2L (1)
di mana fb adalah gaya yang dibutuhkan untuk memecah film dan L adalah panjang,dari ba-
tang yang dapat bergerak.
Contoh 1.Bila panjang dari batang L, adalah 5 cm dan massa yang dibutuhkan,untuk
memecah ftlm adalah 0,50 gram, berapakah tegangan permukaan larutan sabun tersebut ?
Ingat bahwa gaya ke bawah sama dengan massa dikalikan dengan percepatan karena
gravitasi. Jadi
dimana W adalah kerja yang dilakukan atau kenaikan energi bebas permukaan yang
dinyatakan dalam erg, y adalah tegangan permukaan dalam dyne/cm dan DA adalah
kenaikan luas dalam cm 2. Setiap bentuk energi dapat dibagi dalam faktor intensitas dan
faktor kapasitas (hlm. 185 Jilid I). Tegangan permukaan adalah factor intensitas, daft
perubahan luas permukaan adalah faktor kapasitas dan energi bebas permukaan. Jadi,
tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai perubahan energi bebas permukaan per
satuan kenaikan luas sesuai dengan persamaan (2)
Contoh 2 . Berapakah kerja yang dibutuhkan dalam Contoh 1 untuk menarik kawat ke
bawah 1 cm seperti ditunjukkan dalam gbr 6-2 ?
Karena luas permukaan ditambah 10 cm 2, kerja yang dilakukan diberikan oleh
persamaan :
W = 49 dyne/cm x 10 cm 2 = 490 erg
Dari beberapa metode (cara) yang ada untuk mendapatkan tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka, hanya metode kenaikan kapiler dan Du Nouy ring yang akan
diuraikan di sini.
Tegangan permukaan dari kebanyakan cairan turun hampir secara linear dengan
naiknya temperatur, yaitu dengan naiknya energi kinetik dari molekul tersebut. Pada
daerah temperature kritisnya, tegangan permukaan suatu cairan menjadi nol. Tegangan
permukaan dari air pada 0 C adalah 75,6 dan pada 75C adalah 63,5 dyne/cm. Oleh
karena itu perlu untuk mengontrol temperature dari sistem bila melakukan penentuan
tegangan permukaan dan tegangan antar muka.
Metode Kenaikan Kapiler, Bila suatu tabung-kapiler diletakkan dalam cairan di sebuah
baker (gelas piala), biasanya cairan itu naik ke pipa sampai ketinggian tertentu. Hal ini
disebabkan bilamana kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan dan dinding kapiler
lebih besar daripada kohesi antara melekul-molekul cairan, sehingga cairan itu membasahi
dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan ini dalam
kapiler, memungkinkan kita dapat menentukan tekanan permukaan caran itu. Namun
dengan menggunakan metode kenaikan kapiler tidak dapat diketahui tekanan-tekanan
antarmuka.
Bayangkan suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam r dicelupkan dalam
suatu cairan yang membasahi permukaannya, seperti dilihat dalam Gambar 6-4a. Cairan
tersebut, terus naik dalam tabung karena adanya tegangan permukaan, sampai pergerakan
ke atas persis diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah karena bobot dari cairan tersebut.
Komposisi gaya vertikal ke atas yang dihasilkan dari tegangan permukaan cairan tersebut
pada setiap titik pada keliling lingkaran permukaan batas, adalah :
a = g cos q
seperti terlihat dalam sketsa yang dibesarkan (Gambar 6-4b). Total gaya ke atas sekeliling
lingkaran dalam tabung tersebut adalah :
2prg cos q
di mana q adalah sudut kontak antara permukaan cairan dan dinding kapiler, dan 2pr
adalah keliling lingkaran dalam dari kapiler tersebut. Untuk air dan cairan-cairan yang
umum dipakai lainnya, sudut q tidak berarti, yakni, cairan tersebut membasahi dinding
kapiler sehingga cos q dianggap sama dengan satu untuk tujuan-tujuan praktis (lihat sebelah
kiri dari-Gbr. 6-4b).
Gaya gravitasi yang bekerja melawan (massa < percepatan) adalah luas penampang-
melintang kolom pr2, kali tinggi kolom cairan sampai titik terendah dari meniskus h,
dikalikan dengan perbedaan bobot jenis cairan p dan uapnya po kali percepatan gravitasi,
yaitu: pr2h (p - po) g + w. Bagian peisamaan terakhir yaitu w, ditambahkan untuk
memperhitungkan bobot cairan di atas h dalam meniskus. Bila cairan telah naik sampai
tinggi maksimumnya, yang bisa dibaca dari kalibrasi dari tabung kapiler, gaya-gaya yang
melawan berada dalam kesetimbangan, dan dengan demikian tegangan permukaan dapat
dihitung. Bobot jenis dari uap, sudut kontak, dan w biasanya dapat diabaikan; jadi.
2prg = pr2hrg dan akhirnya g = rh rg (8)
Contoh 3 Suatu sampel klotoform naik sampai ketinggian 3,67 cm pada 20C dalam
suatu tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam 0,01 cm. Berapakah tegangan
permukaan kloroform pada temperatur ini? Kerapatan kloroform adalah 1,476 g/cm3.
Jawab :
g = x 0,01 cm x 3,67 cm x 1,476 g/cm' x 981 cm/detik 2
g = 26,6 g.cm/detik 2 cm = 26,6 dyne/cm
Kenaikan kapiler bisa juga diterangkan sebagai akibat adanya perbedaan tekanan
antara kedua lengkungan meniskus cairan dalam kapiler. Lihat dalam persamaan (7) Dp
= 2g/r bahwa tekanan dari sisi yang cekung dari permukaan yang lengkung adalah lebih
besar daripada tekanan pada sisi cembung. Ini berarti bahwa tekanan dalam cairan yang
langsung di bawah meniskus lebih kecil daripada tekanan di luar tabung pada ketinggian
yang sama. Akibatnya, cairan akan menaiki kapiler sampai tekanan hidrosta tika yang
dihasilkan menyamai perbedaan antara kedua lengkungan meniskus. Dengan
menggunakan simbol yang sama seperti sebelumnya dan mengabaikan sudut kontak,
DP = 2ylr = r gh (9)
di mana rgh adalah tekanan hidrostatik: Dengan menyusun kembali persamaan (9)
memberikan :
y = rpgh/2
yang identik dengan persamaan (8) yang diturunkdn berdasarkan gaya-gaya adhesife
melawan gaya-gaya kohesif.
di mana S adalah bilangan penyabunan dari ester dan A bilangan asam dari asam lemak. HLB
dari polioksi etilena sorbitan mono-laurat (Tween 20), dimana S = 45,5 dan A = 276, adalah
HLB = 20
Nilai-nilai HLB dari sejumlah zat amfifilik yang biasa dipakai dapat dilihat pada tabel 6-4
dibawah ini.
Beberapa contoh angka gugus diberikan dalam Tabel 6-5. Dengan menggunakan data dalam
tabel kita dapat menghitung HLB natrium lauril sulfat, dengan persamaan diatas, menjadi :
HLB = 38,7 (0,475 x 12) +7 = 38,7 5,7 + 7 = 40,0 Nilai ini cocok dengan yang
diberikan dalam Tabel 6 - 4.
Antarmuka Padat/Gas
Derajat adsorpsi dari suatu gas oleh suatu zat padat bergantung pada sifat kimia dari
adsorben (bahan yang dipakai untuk mengadsorbsi gas) dan adsorbat (zat yang diadsorbsi),
luas permukaan adsorben, temperatur dan tekanan parsial dari gas yatng diadsorbsi. Jenis-
jenis adsorpsi umumnya dikenal sebagai adsorpsi fisika atau adsorpsi van der Waals dan
adsorpsi kimia atau kemisorpsi. Adsorpsi fisika yang berhubungan dengan gaya van der
Waals, adalah reversible dan penghilangan adsorbat dari adsorben dikenal sebagai desorpst
Suatu gas yang diadsorpsi secara fisika bisa didesorpsi dari zat padat dengan menaikkan
temperatur dan mengurangi tekanan. Kemisorpsi adalah adsorpsi di mana adsorbat menempel
pada adsorben dengan ikatan kimia yang bersifat ireversible. Adsorpsi ini, tidak begitu
penting bagi kita, di sini dan tidak akan dibicarakan lebih lanjut.
Hubungan antara banyaknya gas yang diadsorpsi secara fisika pada suatu zat padat
dan tekanan atau konsentrasi kesetimbangan pada temperatur konstan menghasilkan suatu
isoterm adsorpsi bila diplot seperti ditunjukkan dalam Gambar 6-17. Istilah isoterrn
menyatakan plot pada temperatur konstan. Banyaknya molekul gram, atau militer x dari gas
yang diadsorbsi pada m gram adsorben, pada STP (temperatur dan tekanan standar) diplot
pada sumbu tegak terhadap tekanan keseimbangan gas dalam mm Hg pada sumbu horizontal
sepert terlihat dalam Gambar 6-17a.
Suatu metode untuk memperoleh data adsorpsi adalah dengan menggunakan suatu alat yang_
serupa dengan yang ditunjukan dalam Gbr . 6-18 yang pada pokoknya terdiri dari suatu neraca
yang diletakkan dalam suatu sistem vakum. Zat padatnya, yang sebelumnya telah dihilangkan
gasnya, ditaruh pada piring, dan jumlah tertentu gas dibiarkan masuk. Kenaikan berat pada saat
tekanan gas setimbang dicatat. Ini bisa dicapai dengan mengamati bertambah panjangnya suatu
pegas kuartz yang dikalibrasi yang dipakai untuk menahan piring yang berisi sampel. Data
tersebut kemudian dipakai untuk membuat suatu isoterm berdasarkan pada satu atau lebih
persamaan berikut.
Freundlich menyarankan suatu hubungan yaitu isotherm Freundlich,
dimana y adalah massa dari gas yang diadsorbsi x per
satuan massa adsorben m, serta k dan n adalah konstanta yang dapat di evaluasi dari hasil
eksperimen. Persamaari di atas dapat- digunakan dengan lebih mudah bila ditulis dalam bentuk
logaritmik, yang menghasilkan suatu garis lurus bila diplot seperti terlihat pada Gbr. 6-17b.
konstanta, log k, adalah intersep pada ordinat, dan 1/n adalah kemiringan dari garis tersebut.