50
Campuran steam dan air dipisahkan di dalam cyclone dengan
adanya gaya centrifugal, air didorong keluar dari shell cyclone dan
selanjutnya dikeluarkan melalui sebuah control opening pada bagian
atas cyclones. Setelah dari cyclones steam kemudian masuk start up
line dikoreksi dari main steam line dan sekaligus juga exhaust safety
valve di satukan dalam sebuah silencer di atas boiler analisis kwalitas
steam dan air, dipasang sebanyak 7 sampel tanking untuk pengecekan
boiler water dari steam drum, saturated steam, superheated steam dari
main steam line, condensate dari steiap condensor, demin water ke
deaerator dan feed water, sampel diambil dari setiap outlet cooler
dimana medium pendingin dari cooler digunkana mill water.
Boiler watre sampel harus mempunyai indikasi yang kontinue
terhadap pH dan conductivity untuk mempertahankan kwalitas steam
dan air pada system chemical harus ditambah di steam drum.
Hydrazin di injeksi pada aliran level water, unit ini dilengkapi dengan
sebuah blow down tank yang menampung beberapa drain dari system
seperti boiler blow down darin dari system, drain header dan drain
sootblower.
51
Boiler Blow Down
Disamping mempertahankan sejumlah dissolved substance (partikel
yang terlarut) yang di ijinkan pada boiler water adalah perlu untuk
mengadakan blow dalam jumlah sedikit dari boiler water system yang
bertujuan untuk membuang suspended particeler seperti iron oxider
(Fe2O3), silica dan lumpur yang terbentuk akibatnya penambahan
phospate dan juga dapat berfungsi untuk menghilangkan sisa
kesadahan yang tinggi pada boiler water. Flow dari CBD di atur oleh
sebuah controller, boiler water dikirim ke CBD tank dimana steam
yang terjadi pada saat adanya flashing untuk ke deaerator. Condensate
yang ada pada CBD tank yang didinginkan dengan air terlebih dahulu
selalu di buang ke parit.
52
posisinya terletak pada bagian tengah venture section dimana steam
mengalir melalui nozzle dan mengabsorbsi kabut air dari hasil
injection yang akhirnya mengalir melalui venture yang kemudian
mengalami campuran yang sempurna.
Untuk menghindari pengaruh dari solid content silica dan garam-
garam lain, kwalitas feed water dijaga sesuai dengan standard. Karena
adanya perbedaan tekanan antara steam drum dengan nozzle yang
disebabkan oleh penurunan tekanan pada koneksi perpipaan dan
superheater, air akan ditekan kedalam spray nozzle dengan bantuan
control valve yang dapat mengontrol tekanan secara akurat. Setiap
control valve mempunyai by pass lengkap dengan manual valve
dimana tujuannya kalau control valve rusak maka steam temperature
dapat diatur dengan by pass. Pada tahap kedua jumlah dari condensate
diatur sedemikian rupa untuk menjaga temperatur outlet dari tertiary
superheater sesuai dengan set point yang diinginkan. Setiap sisi dari
superheater mempunyai control loop yang dapat mencegah
ketidakseimbangan aliran steam dalam pipa, pada tahap pertama
temperatur outlet secondary superheater di kontrol dengan cara yang
sama, Cuma hanya dapat digunakan selama menaikkan kondisi dan
selama start up apabila superheater sudah bersih.
Temperatur steam attemprator perlu diingat supaya selalu setidak-
tidaknya 280 C diatas temperatur steam saturated demi mencegah
kerusakan pipa akibat adanya thermal shock yang disebabkan
terjadinya steam yang basah.
53
FDF dan dihembuskan menuju Primary, Secondary dan Tertiary winbox.
Udara dari primary FD fan dihembuskan menuju primary air ducting yang
terpasang di sekeliling dinding luar dari furnace yang selanjutnya
didistribusikan kestiap winbox. Udara dari secondary FD Fan di
hembuskan menuju secondary air duct ring yang terpasang disekeliling
furnace yang selanjutnya didistribusikan ke setiap lobang winbox melalui
pengaturan masing-masing damper air port. Secondary air port berada
pada level sekitar 4 meter diatas furnace floor dimana pada setiap load
tersebut dihubungkan start burner. Udara dari tertiary air fan dihembuskan
menuju tertiary air duct ring yang terpasang pada dinding luar furnace
bagian depan dan belakang. Udara primary dan secondary dipanasakan
terlebih dahulu pada masing-masing air heater sebelum didistribusikan ke
air duct dan udara tertiary langsung tanpa pemanasan.
54
preheater primary dan secondary coil preheater yang mana keduanya
mempunyai desain yang sama yaitu setiap heater mempunyai dua tahapan.
Pada tahapan pertama udara pembakaran dipanasi dengan steam low
pressure 3 bar dan selanjutnya dipanasi dengan medium pressure steam
untuk mendapatkan udara sampai 150 C. Pada air preheater udara masuk
secara partikel sementara condensate yang terjadi didalam finned tube
akan keluar melalui pipa horizontal yang mempunyai kemiringan tertentu
sehingga lebih mudah keluar dari finned tube. Condensate yang terjadi
pada bagian medium pressure dari setiap air heater akan ditransfer
kesebuah medium pressure condensate receiver tank dengan adanya gaya
gravitasi dan condensate receiver. Tank ini akan dipertahankan oleh
sebuah vent kecil pada bagian atas tank yang selanjutnya dihubungkan ke
medium pressure steam system.
55
untuk low dam high yang diset ke normal press untuk memberikan aba-
aba dan memberikan tindakan mencegah boiler trip. Pada proses
pembakaran black liqour didalam furnace charbed yang terbentuk selain
berubah menjadi smelt juga dapat menghasilkan senyawa sodium dan
senyawa sulfur yang berbentuk abu dimana abu akan diolah kembali
dengan membawa kembali ke prose pembakaran.
Mixing tank menerima black liqour yang berasal dari HBL storage
tank dengan sedikit resirkulasi aliran black liqour dari spray gun dan ash
dari hopper. Mixing tank dilengkapi dengan sebuah vertikal agitator, yang
mempunyai dua impeller dan pipa perforated horizontal yang dipasang
pada bagian bawah dari kix tank dimana pipa ini dapat digunakan untuk
memanasi black liqour didalam mixing tank dengan steam medium
pressure 12 bar. Mixing tank ini juga dilengkapi sebuah strainer plate yang
berfungsi untuk menyaring black liqour sebelum masuk ke pompa. Untuk
56
memanasi black liqour sebelum masuk ke spray gun terlebih dahulu
dipanasi didalam direct dan indirect heater.
57
Liqour , yang akan kemudian dikirim recaustizing untuk diproses menjadi
White Liqour.
58
kemungkinan akan dapat terjadi thermal shock. Untuk itu diperlukan
pembersihan smelt spout sekali-kali yang mengeras secara perlahan dan
hati-hati.
59
BAB VII
KESIMPULAN
7.1. Kesimpulan
1. Evaporator adalah suatu alat penguapan/pemekatan weak black
liqour menjadi Heavy black liqour. Evaporator yang digunakan
pada PT. Toba Pulp Lestari, Tbk adalah multi effect evaporator
yang terditi dari 5 effect evaporator.
2. Black Liqour hasil dari proses pencucian pulp (washing plant)
dengan konsentrasi solid sebesar 12-18% akan dipekatkan pada
evaporator untuk menghasilkan konsentrasi solid sebesar 70%
yang akan digunakan sebagai bahan bakar pada recovery boiler.
3. Kondisi operasi pada evaporator dilakukan dengan tekanan
vakum dengan suhu steam yang masuk sekitar 150 C
4. Perlu dilakukan back wash pada evaporator effect 1 secara
berkala dengan menggunakan WBL atau air panas untuk
mencegah terjadinya proses pergerakan agar efisiensi evaporator
optimum.
60