Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

EVAPORASI

OLEH :

Indah Yolanda (061340411650)

Mirza Pratama (061340411654)

KELAS : 4 EGB

DOSEN PEMBIMBING : Ir. Irawan Rusnadi, M.T.

TEKNIK KIMIA PRODI TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kebesaranNya penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Pengenalan Pabrik
mengeni Evaporasi sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan-kekurangan dan mungkin ada kesalahan yang tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Dan juga makalah ini dapat berguna bagi penulis maupun para pembacanya. Penulis
memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis
memohon kritik dan saran yang berguna bagi perbaikan di masa depan.

Palembang, 5 Mei 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendah
uluan

I. Latar Belakang
Evaporator merupakan salah satu alat yang banyak digunakan di industri
kimia untuk memekatkan suatu larutan. Peristiwa yang terjadi pada proses di
evaporator adalah evaporasi. Sedangkan pengertian evaporasi sendiri merupakan
proses perubahan molekul yang memiliki fasa cair dengan spontan menjadi fasa gas.
Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi.
Aplikasi dari evaporasi pun sangat bermacam-macam. Hampir seluruh proses
di industri menggunakan prinsip evaporasi sebagai salah satu proses yang
ditempuh untuk menghasilkan suatu produk. Salah satunya, PT Badak LNG
yang merupakan salah satu perusahaan dalam bidang migas khususnya LNG kelas
dunia ini pun juga menggunakannya. Proses evaporasi ini salah satu proses yang
sangat penting dalam proses pencairan gas alam menjadi LNG. Mulai dari proses
dari Plant-1 yang merupakan unit CO2 removal hingga siklus refrijerasi yang
merupakan salah satu kunci penting dalam pendinginan dan pencairan gas alam
terdapat proses evaporasi sebagai salah satu proses dari siklus tersebut.

II. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan evaporasi?
2. Apa yang dimaksud dengan evaporator?
3. Bagaimakah prinsip kerja dari evaporator?
4. Apa saja kah tipe-tipe dari evaporator?
5. Bagaimana rangkaian peralatan dari evaporator?
6. Apa sajakah aplikasi dari evaporator?

III. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporasi.
2. Untuk mengetahui dasar teori mengenai evaporator.
3. Untuk mengetahui tentang prinsip kerja dari evaporator.
4. Untuk mengetahui tipe-tipe dari evaporator.

2
5. Untuk mengetahun rangkaian peralatan dari evaporator.
6. Untuk mengetahui aplikasi dari evaporator.
Pembahasan
I.
Dasar
Teori
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut
sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi.
Tujuan dari evaporasi itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang
terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dan pelarut yang mudah
menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi , pelarutnya adalah air.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan
adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitu pula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya
biasanya komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran,
dalam proses evaporasi ini tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi
fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporasi, zat cair pekat itulah yang merupakan
produk yang berharga dan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang.
Proses evaporasi terdiri dari dua peristiwa yang berlangsung :

1. Interface evaporation, yaitu transformasi air menjadi uap air di permukaan


tanah.
Nilai ini tergantung dari tenaga yang tersimpan.
2. Vertikal vapour transfers, yaitu perpindahan lapisan yang kenyang dengan
uap air dari interface ke uap (atmosfer bebas).

Besar kecilnya penguapan dari permukaan air bebas dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu:
a. Kelembaban udara (semakin lembab semakin kecil penguapannya)
b. Tekanan udara
c. Kedalaman dan luas permukaan, semakin luas semakin besar
penguapannya
d. Kualitas air, semakin banyak unsur kimia, biologi dan fisika, penguapan
semakin kecil.
e. Kecepatan angin
f. Topografi, semakin tinggi daerah semakin dingin dan penguapan
semakin kecil g. Sinar matahari
h. Temparatur

Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid


(cairan) dengan penambahan panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat
disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara alami dan penambahan
steam. Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif, yaitu :
- Pemberian panas ke dalam cairan.
Makin tinggi pressure makin besar panas yang dibutuhkan jadi
pressure perlu diturunkan untuk mendapatkan kondisi operasi yang
optimal.
- Pembentukan gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap.
Peristiwa bubbling yaitu terbentuknya nukleat sebagai awal
pembentukan gelembung.
- Pemisahan uap dari cairan.

Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai perpindahan kalor


ke dalam zat cair mendidih (Warren L. Mc Cabe, 1999).
Perbedaan evaporasi dengan proses lain
adalah:
Evaporasi dengan pengeringan.
Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa penguapan
adalah zat cair kadang-kadang zat cair yang sangat viskos dan bukan zat
padat. Perbedaan lainnya adalah, pada evaporasi cairan yang diuapkan dalam
kuantitas relatif banyak, sedangkan pada pengeringan sedikit.
Evaporasi dengan distilasi.
Evaporasi berbeda pula dari distilasi, karena uapnya biasa dalam komponen
tunggal, dan walaupun uap itu dalam bentuk campuran, dalam proses evaporasi
ini tidak ada usaha unutk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Selain itu,
evaporasi biasanya digunakan untuk menghilangkan pelarut-pelarut volatil,
seperti air, dari pengotor nonvolatil. Contoh pengotor nonvolatil seperti lumpur
dan limbah radioaktif. Sedangkan distilasi digunakan untuk pemisahan bahan-
bahan nonvolatil.
Evaporasi dengan kristalisasi.
Evaporasi lain dari kristalisasi dalam hal pemekatan larutan dan bukan pembuatan
zat padat atau kristal. Evaporasi hanya menghasilkan lumpur kristal dalam larutan
induk (mother liquor). Evaporasi secara luas biasanya digunakan untuk
mengurangi volume cairan atau slurry atau untuk mendapatkan kembali
pelarut pada recycle. Cara ini biasanya menjadikan konsentrasi padatan dalam
liquid semakin besar sehingga terbentuk kristal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan evaporasi


antara lain :

1. Suhu; walaupun cairan bisa evaporasi di bawah suhu titik didihnya, namun
prosesnya akan cepat terjadi ketika suhu di sekeliling lebih tinggi. Hal ini terjadi
karena evaporasi menyerap kalor laten dari sekelilingnya. Dengan demikian,
semakin hangat suhu sekeliling semakin banyak jumlah kalor yang terserap
untuk mempercepat evaporasi.
2. Kelembapan udara; jika kelembapan udara kurang, berarti udara sekitar kering.
Semakin kering udara (sedikitnya kandungan uap air di dalam udara) semakin
cepat evaporasi terjadi. Contohnya, tetesan air yang berada di kepingan gelas di
ruang terbuka lebih cepat terevaporasi lebih cepat daripada tetesan air di dalam
botol gelas. Hal ini menjelaskan mengapa pakaian lebih cepat kering di daerah
kelembapan udaranya rendah.
3. Tekanan; semakin besar tekanan yang dialami semakin lambat evaporasi
terjadi. Pada tetesan air yang berada di gelas botol yang udaranya telah
dikosongkan (tekanan udara berkurang), maka akan cepat terevaporasi.
4. Gerakan udara; pakaian akan lebih cepat kering ketika berada di ruang yang
sirkulasi udara atau angin lancar karena membantu pergerakan molekul air. Hal
ini sama saja dengan mengurangi kelembapan udara.
5. Sifat cairan; cairan dengan titik didih yang rendah terevaporasi lebih cepat
daripada cairan yang titik didihnya besar. Contoh, raksa dengan titik didih 357C
lebih susah terevapporasi daripada eter yang titik didihnya 35C.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap.
Evaporator mempunyai dua prinsip dasar, untuk menukar panas dan untuk
memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari
tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan
mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari cairan lalu
dimasukkan ke dalam kondenser (untuk diembunkan/kondensasi) atau ke
peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk yang diinginkan) biasanya
dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah
dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatil (mudah
menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses pemurnian) dalam evaporator. Evaporator
mengubah air menjadi uap, menyisakan residu mineral di dalam evaporator.
Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan garamnya. Pada
sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas oleh
cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan
energi panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum,
memisahkannya dari air laut atau zat kontaminasi lain.
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau
keseluruhan sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator
mempunyai dua prinsip dasar, yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap
yang terbentuk dari cairan. Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar
panas, bagian evaporasi (tempat di mana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah
untuk memisahkan uap dari cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk
diembunkan/kondensasi) atau ke peralatan lainnya. Hasil dari evaporator (produk
yang diinginkan) biasanya dapat berupa padatan atau larutan berkonsentrasi.
Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari beberapa komponen volatile
(mudah menguap). Evaporator biasanya digunakan dalam industri kimia dan industri
makanan. Pada industri kimia, contohnya garam diperoleh dari air asin jenuh
(merupakan contoh dari proses
pemurnian) dalam evaporator. Evaporator mengubah air menjadi uap, menyisakan residu
mineral di dalam evaporator. Uap dikondensasikan menjadi air yang sudah dihilangkan
garamnya. Pada sistem pendinginan, efek pendinginan diperoleh dari penyerapan panas
oleh cairan pendingin yang menguap dengan cepat (penguapan membutuhkan energi
panas). Evaporator juga digunakan untuk memproduksi air minum, memisahkannya
dari air laut atau zat kontaminasi lain.

II. Prinsip Kerja


Evaporator adalah alat untuk mengevaporasi larutan sehingga prinsip
kerjanya merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu sendiri.
Prinsip kerjanya dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan
suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih tinggi dan
zat pelarut yang memiliki titik didih lebih rendah sehingga dihasilkan larutan
yang lebih pekat serta memiliki konsentrasi yang tinggi.

1. Pemekatan larutan didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat


besar antara zat-zatnya.
2. Titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan.
3. Dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. Titik didih cairan yang mengandung zat tidak mudah menguap
(misalnya:
gula)akan tergantung tekanan dan kadar zattersebut.
5. Beda titik didih larutan dan titik didih cairan murni disebut Kenaikan
titik didih
(boiling)

Proses evaporasi dengan skala komersial di dalam industri kimia dilakukan


dengan peralatan yang namanya evaporator. Ada empat komponen dasar yang
dibutuhkan dalam evaporasi yaitu : Evaporator, kondensor , injeksi uap, dan perangkap
uap.
1. Kondensor: Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat
exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida
2. Injeksi uap:
3. Perangkap uap: Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarut pada titik didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair
pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap yang terbentuk pada
evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya
berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan
komponen-komponennya.

III. Tipe-tipe

Tipe evaporator berdasarkan banyak proses:


1. Evaporator efek tunggal (single effect)
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya
melalui satu buah ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas
permukaan pindah panas.
2. Evaporator efek ganda
Di dalam proses penguapan bahan dapat digunakan dua, tiga, empat atau
lebih dalam sekali proses, inilah yang disebut dengan evaporator
efek majemuk. Penggunaan evaporator efek majemuk berprinsip pada
penggunaan uap yang dihasilkan dari evaporator sebelumnya.
Tujuan penggunaan evaporator efek majemuk adalah untuk menghemat
panas secara keseluruhan, hingga akhirnya dapat mengurangi ongkos produksi.
Keuntungan evaporator efek majemuk adalah merupakan penghematan
yaitu dengan menggunakan uap yang dihasilkan dari alat penguapan untuk
memberikan panas pada alat penguapan lain dan dengan memadatkan
kembali uap tersebut. Apabila dibandingkan antara alat penguapan n-efek,
kebutuhan uap diperkirakan 1/n kali, dan permukaan pindah panas berukuran
n-kali dari pada yang dibutuhkan untuk alat penguapan berefek tunggal, untuk
pekerjaan yang sama.
Pada evaporator efek majemuk ada 3 macam penguapan, yaitu :
a. Evaporator Pengumpan Muka (Forward-feed)
b. Evaporator Pengumpan Belakang (Backward-feed)
c. Evaporator Pengumpan Sejajar (Parallel-feed)
Tipe evaporator berdasarkan
bentuknya:
1. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang
terjadi akibat perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada
evaporator tabung, saat air mulai mendidih, maka buih air akan naik ke
permukaan dan memulai sirkulasi yang mengakibatkan pemisahan liquid dan
uap air di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah evaporasi bergantung dari
perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali pendidihan
mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal ini dapat digunakan
sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk meningkatkan
tekanan dan sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.

2. Falling Film Evaporator


Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan
jaket uap (steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting.
Larutan masuk dan memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun.
Kecepatan gerakan larutan akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas
yag juga mengalir menurun. Tipe ini cocok untuk menangani larutan kental
sehingga sering digunakan untuk industri kimia, makanan, dan fermentasi.

3. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator


Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan
sumber panas berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan
menimbulkan sirkulasi.

4. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak
rata dan ditopangoleh bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di
antara plate. Uap mengalir secara co-current dan counter current terhadap
larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi yang nantinya uap akan
disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai pada industri susu
dan fermntasi karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk
larutan kental dan padatan

5. Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya.
Semakin banyak tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya
maksimal terdiri dari tujuh tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya
pembuatan melebihi penghematan energi. Ada dua tipe aliran, aliran maju
dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih rendah, dan aliran
mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk menangani
produk yang sensitive terhadap panas seperti enzim dan protein.

6. Horizontal-tabung Evaporator
Evaporator horisontal-tabung merupakan pengembangan dari panci
terbuka, di mana panci tertutup dalam, umumnya dalam silinder vertikal.
Tabung pemanas disusun dalam bundel horisontal direndam dalam cairan di
bagian bawah silinder. Sirkulasi cairan agak miskin dalam jenis evaporator.

7. Vertikal-tabung Evaporator
Dengan menggunakan tabung vertikal, bukan horizontal, sirkulasi
alami dari cairan dipanaskan dapat dibuat untuk memberikan transfer
panas yang baik.
Gambar 8.4 Evaporator (a) tipe keranjang (b) tabung panjang (c) dipaksa
sirkulasi

Tipe evaporator berdasarkan metode pemanasan:


1. Submerged combustion evaporator adalah evaporator yang dipanaskan oleh api
yang menyala di bawah permukaan cairan, dimana gas yang panas
bergelembung melewati cairan.
2. Direct fired evaporator adalah evaporator dengan pengapian langsung dimana
api dan pembakaran gas dipisahkan dari cairan mendidih lewat dinding besi
atau permukaan untuk memanaskan.
3. Steam heated evaporator adalah evaporator dengan pemanasan stem dimana
uap atau uap lain yang dapat dikondensasi adalah sumber panas dimana uap
terkondensasi di satu sisi dari permukaan pemanas dan panas ditranmisi lewat
dinding ke cairan yang mendidih.
IV. Rangkaian Peralatan
Evaporator single effects
Evaporator efek ganda

Falling Film Evaporator


Rising Film Evaporator
Plate Evaporator

A = Product
B = Concentrate
C = Condensate
D = Heating steam
E = Vapour
1 = Main separator
2 = Pre-separator
3 = Plate calandria

V. Aplikasi
Aplikasi dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik,
garam, industri bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang
minyak. Proses evaporasi telah dikenal sejak dahulu, yaitu untuk membuat
garam dengan cara menguapkan air dengan bantuan energi matahari dan
angin. Kegunaan utama dari evaporator adalah menguapkan air pada larutan
sehingga larutan memiliki konsentrasi tertentu.
Pada industri makanan dan minuman, agar memiliki mutu yang sama pada
jangka
waktu yang lama, dibutuhkan evaporasi. Misalnya untuk pengawetan adalah
pembuatan susu kental manis.
Evaporasi merupakan satu unit operasi yang penting dan biasa dipakai
dalam industri kimia dan mineral, misalnya industri aluminium dan gula.
Evaporator juga digunakan untuk mengolah limbah radioaktif cair. Kegunaan
lainnya adalah mendaur ulang pelarut mahal seperti hexane ataupun sodium
hydroxide pada kraft pulping bisa juga untuk menguapkan limbah agar proses
penanganan limbah lebih murah. Contoh- contoh Operasi Evaporasi dalam
Industri Kimia lainnya yaitu : Pemekatan larutan NaOH, Pemekatan larutan
KNO3, Pemekatan larutan NaCL, Pemekatan larutan nitrat dan lain-lain.
Pe
nu
tu
p

Kesimpulan
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Evaporator adalah
sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan sebuah pelarut dari
sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Evaporator mempunyai dua prinsip dasar,
untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk dari cairan. Aplikasi
dari evaporator antrara lain digunakan pada pabrik gula, pabrik, garam, industri
bahan kimia, industri makanan dan minuman, dan kilang minyak.
Daftar
Pustaka

http://kusumaworld25.blogspot.com/2012/09/evaporator.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Evaporator
http://www.angelfire.com/ak5/process_control/evaporasi.htm
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-8885-2306100604-
Chapter1.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
http://id.wikipedia.org/wiki/Penguapan
http://www.scribd.com/doc/85581188/Makalah#down
load
http://kusumaworld25.blogspot.com/2012/09/evapora
tor.html http://tulisandicky.blog.friendster.com/
http://www.acehforum.or.id/evaporator-t13417.html?
s=b07100390ca72af272e405d9f04445d0& http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia-industri/teknologi-proses/pelaksanaan proses- evaporasi/
Hui YH. 2006. Handbook of Food Science, Technology, and Engineering, Volume 3. Boca
Raton: Taylor & Francis Group. Hal:102-11.
Mc Cabe, Warren L. 1993. Operasi Teknik Kimia Jilid 1. Jakarta :Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai