Anda di halaman 1dari 8

PEMBIUSAN DENGAN INTUBASI

NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :


AK. 009.007.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN dengan menggunakan alat bantu jalan nafas.

TUJUAN 1. Mempertahankan patensi jalan napas


2. Menjamin jalan napas aman
3. Meminimalisir masuknya oksigen ke lambung
4. Menghindari aspirasi
Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Alat disiapkan


a. Masker berbagai ukuran
b. Mayo berbagai ukuran
c. Pipa jalan napas (ETT) berbagai ukuran
d. Stilet
e. Pelican
f. Plester
g. Stetoskop
h. Spuit pengembang balon jalan pipa jalan napas
i. Magil
j. Sarung tangan
k. Pompa suction beserta kanulnya
l. Bengkok
m. Laringoskop
2. Pasien diajak berdoa
3. Obat induksi dimasukkan
4. Masker ditempelkan pada wajah pasien
5. Penempelan harus optimal
6. Setelah rileksasi maksimal pipa jalan napas dimasukkan ke lubang trachea
7. Bslon dikembangkan
8. Monitor kedalaman pipa jalan napas
9. Pipa jalan napas difiksasi dengan plester
10. Alat dibereskan

UNIT TERKAIT Kamar operasi


KONSULTASI ANESTESI OPERASI ELEKTIF
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
AK.009.005.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN dokter operator mmeminta keterangan tentang kondisi pasien dibidang anestesi
yang akan dilakukan operasi elektif.

TUJUAN 1. Mengetahui kondisi pasien dibidang anestesi


2. Mengoptimalkan kondisi pasien untuk pembiusan
3. Merencanakan pembiusan dengan optimal.
Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Dokter operator meminta konsultasi kepada dokter anestesiologi tentang


kondisi pasien di bidang anestesi.
2. Dokter anestesiologi melakukan kunjungan dan pemeriksaan pasien pre
operasi yang tekah terjadwal untuk operasi elektif
3. Bila belum layak untuk dilakukan pembiusan, dokter anestesiologi memperbaiki
terlebih dahulu kondisi pasien dan bila perlu mengkonsultasikan kebagian lain
yang terkait.
4. Dokter anestesiologi merekomendasikan bila layak untuk dilakukan pembiusan
5. Dokter anestesiologi melakukan perencanaan pembiusan

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PELAKSANAAN PEMBIUSAN
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
AK.009.006.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Melakukan pembiusan pada pasien yang telah disetujui dan layak sibius.

TUJUAN 1. Memberikan analgesik, relaksasi, dan atau sedasi


2. Membantu operator nyaman dalam melakukan pembedahan
Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Mennyiapkan peralatan generasi anestesi dan atau regional anestesi


2. Melakukan tindakan anestesi local, dan atau regional dan atau umum
3. Memonitor pemberian anestesi
4. Memonitor tanda vital
5. Mengakhiri anestesi

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PEMBIUSAN DENGAN FACEMASK
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
AK.009.008.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Pembiusan yang menggunakan alat sungkup wajah.

TUJUAN 1. Mempertahankan patensi jalan napas


2. Menghindari laserasi/trauma jalan napas oleh karena pipa jalan napas
Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Alat disiapkan


a. Masker berbagai ukuran
b. Mayo berbagai ukuran
c. Ikat kepala
2. Pasien diajak berdoa
3. Obat induksi dimasukkan
4. Masker ditempelkan pada wajah pasien
5. Penempelan harus optimal
6. Memonitor kebocoran masker
7. Memberikan obat rumatan

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PEMBIUSAN RUMATAN
GENERAL ANESTESI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
RS ARIFIN NUMANG AK.009.009.2017 A 1/1
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Tindakan untuk mempertahankan kedalamn anestesi selama pembedahan
berlangsung.

TUJUAN Memudahkan operator dalam melakukan tindakan pembedahan.

Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang


KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Menyiapkan alat


2. Menyiapkan obat
3. Mempertahankan agent inhalasi sesuai kebutuhan
4. Mempertahankan gas inhalasi sesuai kebutuhan
5. Mempertahankan obat sesuai kebutuhan
6. Memantau tanda vital
7. Mempertahankan kebutuhan cairan
8. Mempertahankan kebutuhan, anlgesik, relaksasi, dan atau sedasi sesuai
kebutuhan.
Obat yang bisa digunakan:
1. Inhalasi : a. Halothan 0,5 s/d 2 Vol% atau
b. Isofluran 0,8 s/d 2,5 Vol % atau
c. Enflurane 1 s/d 2,5 Vol% atau
d. Sevoflurane 1 s/d 3 Vol % atau
e. Desfurane 0.5 s/d 2 Vol % atau
f. dan atau tanpa N2O
2. Analgesik disosiasi : ketamin
3. Relaksasi : a. Atracruraium 0,30 0,75 mg/kgbb atau
b. Rocurarium 0,06 1,0 mg/kgbb atau
c. Pancuranium 0,06 0,10 mg/kgbb atau
d. Vecuranium 0,1 0,2 mg/kgbb atau
4. Propofol intermiten atau drip
5. Pentothal drip
6. Analgetik dan atau narkortik

UNIT TERKAIT Kamar operasi


ANESTESI PASIEN BEDAH BAYI DAN ANAK
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
AK.009.010.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Melakukan pembiusan kepada pasien bayi dan anak.

TUJUAN Pembedahan pada pasien bayi dan anak harus dilakukan dengan general anestesi

Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang


KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Dokter spesialis anestesi melakukan pemeriksaan sebelum melakukan


anestesi.
2. Dokter anestesi menganalisa hasil pemeriksaan dan kalau perlu meminta
tambahan pemeriksaan lain sesuai indikasi
3. Premedikasi dapat diberikan sebelum tindakan anestesi
4. Pemasangan intra vena line melihat situasi dan kondisi emosional pasien
5. Premedikasi dan induksi dapat dilakukan di kamar operasi.
6. Pilihan anestesi adalah generasi anestesi

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PEMBIUSAN EPIDURAL ANESTESI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
AK.009.011.2017 A 1/1
RS ARIFIN NUMANG
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Tindakan pembiusan dengan memsukkan obat anestesi di ruang epidural.

TUJUAN 1. Pasien masih sadar


2. Pasien tidak merasa sakit
3. Hemodinamik relative stabil
4. Memperlancar tindakan pembedahan
Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang
KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Persiapan pasien


a. Pasien dan atau keluarga diberi tahu maksud dan tujuan pembiusan
b. Pasien diajak/dipersilahkan berdoa
2. Persiapan set epidural anestesi
a. Bak instrument berisi
1) Mangkok kecil berisi cairan desinfektan
2) Desinfektan klem
3) Duk kecil/lubang
4) Kasa steril
b. Peralatan
1) Sarung tangan steril
2) Spuit steril 3 cc, 1 cc dan 20 cc
3) Jarum epidural anestesi
4) Kateter epidural
5) NaCl 0,9% 100 cc
6) Plester
3. Persiapan obat
a. Obat emergency (epineprin, sulfas atrofin, epedrin, dopamine)
b. Obat epidural anestesi (bupivacin 0,5% isobaric)
4. Mesin anestesi set
Tindakan
a. Melakukan tindakan epidural anestesi
1) Tandai area suntikan
2) Memakai sarung tangan
3) Desinfeksi area suntikan
4) Injeksi infiltrasi anestesi local
5) Memasukkan jarum edpidural dari kulit, sub kutis, ligamentum,
supra spinosum, ligamentum intra spiniosum dan ruang epidural.
6) Pastikan jarum tidak menembus ruang sub arakhnoid
7) Memasukkan kateter epidural
8) Memfiksasi kateter epidural
9) Memasukkan obat anestesi ke ruang epidural perlahan
10) Jarum dilepas perlahan

UNIT TERKAIT Kamar operasi


PELIMPAHAN WEWENANG
PELAYANAN ANESTESI
NO. DOKUMEN : NO. REVISI : HALAMAN :
RS ARIFIN NUMANG AK.009.012.2017 A 1/1
RAPPANG
STANDAR TANGGAL TERBIT : DITETAPKAN
PROSEDUR 2 Januari 2017 DIREKTUR
OPRASIONAL
( SPO )
dr. H.Budi Santoso. M.Si
Nip. 19670509 200003 1 005
PENGERTIAN Pemebrian perlimpahan wewenang tindakan anestesi dari dokter spesialisologi
anestesi atau operator kepada perawat anestesi untuk melakukan tindakan
anestesi.

TUJUAN Memperlancar pelayanan anestesi

Berdasarkan Kebijakan Direktur Nomor : 013/RS-AN/Akreditasi/2017 tentang


KEBIJAKAN
Pelayanan Anestesi dan Sedasi Rumah Sakit Arifin Numang.

PROSEDUR 1. Dokter spesialis anestesi/operator memberikan intruksi penanganan


anestesi sesuai status fisik pasien
2. Perawat anestesi mengklarifikasi instruksi tersebut.
3. Perawat melakukan pembiusan sesuai intruksi
4. Perlimpahan tindakan hanya untuk pasien ASA-1 dan ASA-2, kecuali
untuk kasus emergency dibolehkan dengan melapor terlebih dahulu
5. Perawat mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
6. Perawat melaporkan tindakan yang telah dilakukan.

UNIT TERKAIT Kamar operasi

Anda mungkin juga menyukai