Anda di halaman 1dari 88

NPWP dan PPh bagi

WP OP Karyawan

Tax Briefing Materials for Individual Taxpayer


Prepared by : Triyani Budianto, S.E., BKP
NPWP bagi WP OP
Karyawan

Tax Briefing Materials for Individual Taxpayer


Prepared by : Triyani Budianto, S.E., BKP
NPWP

APA ITU NPWP?


SIAPA YANG WAJIB BER-NPWP?
APA MANFAAT BER-NPWP?
BAGAIMANA CARANYA?
Apa sih NPWP?
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah
nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana dalam administrasi
perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib
Pajak dalam melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan
Setiap Wajib Pajak hanya diberikan satu
NPWP
Fungsi NPWP
Untuk mengetahui identitas Wajib Pajak.
Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan.
Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan,
sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan
harus mencantumkan NPWP
Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan misalnya dalam
surat setoran pajak (SSP)
Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang
mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang
diajukan. Misal :
-Dokumen Import (PPUD/PIUD)
-Dokumen Eksport (PEB)
-Pembukaan Rekening giro
-Pengajuan Kredit ke Bank
-dll
Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa atau
tahunan.
SIAPA YANG WAJIB Ber-NPWP?

Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi


persyaratan subjektif dan objektif *) wajib
mendaftarkan diri ke KPP untuk
memperoleh NPWP
SIAPA yang Wajib Ber-NPWP?
Orang pribadi yang
menjalankan usaha
atau pekerjaan
bebas.
Orang pribadi yang
tidak menjalankan
usaha atau pekerjaan
bebas, yang
memperoleh
penghasilan di atas
Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP)
Bagaimana Caranya?
Isi formulir pendaftaran & Tandatangani
Lampirkan KTP/KK
Pendaftaran dilakukan ke KPP yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal Wajib Pajak.
Pendaftaran dapat dilakukan secara kolektif
melalui pemberi kerja
Wajib Pajak yang tidak melaksanakan kewajiban
untuk mendaftarkan diri dapat diterbitkan NPWP
secara jabatan oleh DJP
Sanksi tidak mendaftarkan diri
Setiap orang yang dengan sengaja :
a. tidak mendaftarkan diri untuk diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak atau tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak;
b. menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Nomor Pokok
Wajib Pajak atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan


negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar
Apa yang harus dilakukan setelah
memiliki NPWP ?
Simpan NPWP baik-baik
Beritahukan/ berikan salinan ke petugas
penggajian (Bagian HRD/Pajak) di perusahaan
tempat bekerja
Cantumkan NPWP dalam setiap transaksi/
kegiatan yang memerlukan NPWP
Pastikan bukti potong PPh yang Anda terima
mencantumkan identitas sesuai dg yang tertera
pada kartu NPWP
Apa kewajiban Karyawan setelah
memiliki NPWP?

Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus


sebagai Karyawan TIDAK memiliki
kewajiban untuk membayar pajak sendiri
atas gaji yang diterima/diperoleh setiap
bulan.
juga tidak memiliki kewajiban untuk
membuat laporan (SPT Masa) ke Kantor
Pelayanan Pajak setiap bulan
Bagaimana Cara Pembayaran
Pajak-nya?
Pembayaran PPh yang terutang dilakukan
melalui pemotongan oleh Pemberi Kerja (PPh
21)
Perusahaan selaku pemberi kerja memiliki
kewajiban untuk memotong*) pajak atas gaji
(penghasilan) yang dibayarkan kepada
karyawannya setiap bulan dan menyetorkannya
ke Kas Negara.
Gaji yang dibayarkan kepada karyawan adalah
gaji bersih setelah dipotong pajak penghasilan
Laporan Apa yang harus dibuat?
Kewajiban yang harus dilakukan oleh WPOP
yang berstatus sebagai karyawan adalah
menyampaikan laporan tahunan
(menyampaikan SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi) dengan formulir yang telah disediakan.
Jatuh Tempo Penyampaian SPT Tahunan bagi
WP OP Karyawan 3 bulan setelah akhir tahun
pajak 31 Maret tahun berikutnya
Formulir apa yang harus
digunakan?
Form 1770-SS untuk WPOP Karyawan
yang penghasilan bruto-nya maksimal Rp
48 juta setahun
Form 1770-S untuk WPOP Karyawan
yang penghasilan brutonya lebih dari Rp
48 Juta setahun
Denda Telat Lapor
Atas keterlambatan penyampaian SPT
Tahunan WPOP dikenakan sanksi
administrasi berupa denda Rp 100.000,00
(seratus ribu rupiah)
Sanksi tidak lapor SPT
Setiap orang yang dengan sengaja :
tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)
menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang
isinya tidak benar atau tidak lengkap

sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan


negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6
(enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan
denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang
yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar
Hal-hal lainnya
WP OP Karyawan wajib melakukan pencatatan
atas penghasilan yang diterima/diperolehnya
Pencatatan harus diselenggarakan secara
teratur dan mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan huruf latin,
angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
disusun dalam bahasa Indonesia.
Pencatatan dalam satu tahun harus
diselenggarakan secara kronologis.
Catatan dan dokumen yang menjadi dasar
pencatatan harus disimpan di tempat tinggal
Wajib Pajak selama 10 (sepuluh)
Hal-hal lainnya
Pencatatan harus dapat
menggambarkan antara lain:
1) Jumlah penghasilan bruto yang diterima
dan/atau diperoleh;
2) Penghasilan yang bukan objek pajak
dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final.
Selain itu, WP OP Karyawan juga harus
menyelenggarakan pencatatan atas
harta dan kewajiban.
Perhitungan PPh bagi
WP OP Karyawan

Tax Briefing Materials for Individual Taxpayer


Prepared by : Triyani Budianto, S.E., BKP
Perhitungan PPh 21 oleh Pemberi
Kerja
Perhitungan PPh 21 dilakukan setiap bulan
berdasarkan penghasilan yang
diterima/diperoleh pada bulan yang
bersangkutan.
Jatuh Tempo Pembayaran PPh 21 setiap
tanggal 10 bulan berikutnya
Jatuh Tempo Pelaporan paling lambat tanggal
20 bulan berikutnya
Tidak ada SSP untuk masing-masing karyawan
Perhitungan PPh 21 oleh Pemberi
Kerja
Bukti Potong PPh 21 Karyawan diberikan
setahun sekali (form 1721-A1).
Bagi karyawan yang berhenti kerja di
pertengahan tahun, paling lambat akhir
bulan berikutnya
Bagi karyawan yang bekerja sampai akhir
tahun, paling lambat 2 bulan setelah akhir
tahun Bulan Februari tahun berikutnya
Perhitungan PPh 21
oleh Pemberi Kerja

Tax Briefing Materials for Individual Taxpayer


Prepared by : Triyani Budianto, S.E., BKP
Pengertian PPh Pasal 21/26
Pajak atas Penghasilan sehubungan dengan
-Pekerjaan atau Jabatan
-Jasa dan Kegiatan,
yang dilakukan WPOP

Penghasilan berupa :
-Gaji,
-Upah,
-Honorarium,
-Tunjangan, dan Pembayaran Lain dengan Nama apapun

WP DN WP LN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26
PENGHASILAN

DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TERATUR

DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TIDAK TERATUR

BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN SATUAN, BORONGAN

BERUPA UANG TEBUSAN PENSIUN TABUNGAN/TUNJANGAN


HARI TUA, PESANGON DAN PEMBAYARAN LAIN SEJENIS

BERUPA HONORARIUM, UANG SAKU, HADIAH, KOMISI,


BEASISWA DAN IMBALAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN, JASA, KEGIATAN
Penghasilan Teratur
berupa gaji,
uang pensiun bulanan,
upah,
honorarium (termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau
anggota dewan pengawas),
premi bulanan,
uang lembur,
uang sokongan,
uang tunggu,
uang ganti rugi,
tunjangan isteri,
Penghasilan Teratur
tunjangan anak,
tunjangan kemahalan,
tunjangan jabatan,
tunjangan khusus,
tunjangan transport,
tunjangan pajak,
tunjangan iuran pensiun,
tunjangan pendidikan anak,
bea siswa,
premi asuransi yang dibayar pemberi kerja,
dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun;
Penghasilan tidak teratur
jasa produksi,
tantiem,
gratifikasi,
tunjangan cuti,
tunjangan hari raya,
tunjangan tahun baru,
bonus,
premi tahunan, dan
penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap
Tidak termasuk Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21/26
BUKAN PENGHASILAN

PEMBAYARAN ASURANSI DARI PERUSAHAAN ASURANSI


KESEHATAN, KECELAKAAN, JIWA, DWIGUNA, DAN
BEASISWA
NATURA/KENIKMATAN YANG DIBERIKAN OLEH
WAJIB PAJAK & PEMERINTAH
IURAN PENSIUN KEPADA DANA PENSIUN YANG TELAH
DISAHKAN MENKEU DAN IURAN THT YANG DITANGGUNG
PEMBERI KERJA.
KENIKMATAN BERUPA PAJAK YANG DITANGGUNG
PEMBERI KERJA
ZAKAT YANG DITERIMA OLEH WP OP YANG BERHAK
(MUSTAHIQ) DARI BAZ/LAZ YANG DIBENTUK/DISAHKAN
PEMERINTAH
PENGHITUNGAN PPh Ps 21
PENGHASILAN BRUTO

PEG TDK TETAP,


PEGAWAI PENERIMA MLM
PEMAGANG
TETAP PENSIUN CALON PEG

GAJI, TUNJANGAN UANG PENSIUN BULANAN


TERKAIT DG GAJI TUNJANGAN HONORARIUM KOMISI
D
I
DIKURANGI : K
-BIAYA JABATAN 5%, DIKURANGI : U
MAX 1.296.000 SETHATAU -BIAYA PENSIUN 5% DARI R
108.000/BLN PH BRUTO MAX 432.000/TH A
- IURAN YANG TERIKAT DG ATAU 36.0000/BLN N
PENGH.TETAP (Mis. JHT) G
I

Penghasilan Netto dikurangi PTKP

PENGHASILAN KENA PAJAK (DIBULATKAN


Tarif pasal 17 UU PPh RIBUAN KEBAWAH)
BESARNYA
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
Th 2008

Rp 13.200.000,00 UNTUK DIRI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

TAMBAHAN UNTUK WAJIB PAJAK KAWIN


Rp 1.200.000,00
TAMBAHAN UNTUK SEORANG ISTERI YG
PENGHASILANNYA DIGABUNG DENGAN
Rp 13.200.000,00 PENGHASILAN SUAMI

TAMBAHAN UNTUK SETIAP ANGGOTA KELUARGA


SEDARAH SEMENDA DALAM GARIS KETURUNAN
Rp 1.200.000,00 LURUS SERTA ANAK ANGKAT YG MENJADI
TANGGUNGAN SEPENUHNYA MAKSIMAL 3 ORANG

PENERAPAN PTKP DITENTUKAN OLEH KEADAAN PADA


AWAL TAHUN PAJAK ATAU AWAL BAGIAN TAHUN PAJAK
PTKP UNTUK KARYAWATI

STATUS KAWIN DAN HANYA UNTUK DIRI


SUAMI BEKERJA SENDIRI

-UNTUK DIRI SENDIRI


STATUS TIDAK KAWIN
-TANGGUNGAN MAX 3 ORG

STATUS KAWIN, SUAMI TIDAK -UNTUK DIRI SENDIRI


MENERIMA/MEMPEROLEH -STATUS KAWIN
PENGHASILAN -TANGGUNGAN MAX 3 ORG
SYARAT

MENUNJUKAN SURAT KETERANGAN TERTULIS


DARI PEMDA SETEMPAT MIN. TK KECAMATAN
TARIF PAJAK PENGHASILAN
Thn 2008

TARIF PAJAK PENGHASILAN BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DN

LAPISAN PKP TARIF PAJAK


- S/D Rp 25.000.000,00 5%
- DI ATAS Rp 25.000.000,00 10 %
S/D Rp 50.000.000,00
- DI ATAS Rp 50.000.000,00 15 %
S/D Rp 100.000.000
- DI ATAS Rp 100.000.000 25%
S/D Rp 200.000.000
- DI ATAS Rp 200.000.000 35 %
Penghitungan PPh Ps 21 Atas Uang Pesangon,
Uang Tebusan Pensiun, dan THT atau JHT

PENGHASILAN BRUTO

PENGURANG Rp 25 Juta

PENGHASILAN KENA PAJAK

Rp 25 Juta s/d Rp 50 Juta 5%


Rp 50 Juta s/d Rp 100 Juta 10%
Rp 100 Juta s/d Rp 200 Juta 15%
DI ATAS Rp 200 Juta 25 %
Perubahan UU PPh Kenaikan PTKP
Th 2008 (Rp) Tahun 2009 (Rp)
Status Perkawinan
Single (TK) 13.200.000 15.840.000
Menikah belum 14.400.000 17.160.000
memiliki anak (K/0)
Menikah dengan 1 15.600.000 18.480.000
tanggungan (K/1)
Menikah dengan 2 16.800.000 19.800.000
tanggungan (K/2)
Menikah dengan 3 18.000.000 21.120.000
Tanggungan (K/3)

34
Perubahan UU PPh Penurunan Tarif PPh
Tahun 2009
Tahun 2008
No Penghasilan Kena Tarif Penghasilan Tarif Normal Tarif lebih
Pajak yang Kena Pajak (Bagi yang tinggi 20%
berlaku ber-NPWP) (bagi yang
tidak ber-
NPWP)
1. 0 s/d 25 Juta 5% 0 s/d 50 Juta 5% 6%
2. Di atas 25 Juta 10%
s/d 50 Juta
3. Di atas 50 Juta 15% Di atas 50 15% 18%
s/d 100 Juta Juta s/d 250
Juta
4 Diatas 100jt 25% Di atas 250 25% 30%
s/d 200 Jt Juta s/d 500
Juta
5. Di atas 200 35% Di atas 500 30% 36%
Juta Juta
Contoh Perhitungan PPh 21 - 1
Badu pegawai pada PT SI, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan
Rp 2.500.000,00. PT Sandoz mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Sandoz
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji
sedangkan karyawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari
gaji setiap bulan. Disamping itu PT Sandoz juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya. PT Sandoz membayar iuran pensiun untuk
Badu ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
keuangan, setiap bulan sebesar Rp 50.000,00, sedangkan karyawan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00

Atas penghasilan Badu tersebut, maka Pph 21 yang terutang dihitung sbb :
(Ref Table Badu)
Contoh Perhitungan PPh 21 bulanan
A/N BADU

Uraian Ref Jumlah (Rp)

Penghasilan Bruto :
Gaji sebulan 1 Rp2.500.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x 2,5jt) 2 Rp12.500
Premi Jaminan Kematian (0,3% x 2,5Jt) 3 Rp7.500
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 Rp2.520.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 Rp 108.000
2. Iuran Pensiun 6 Rp 25.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 Rp 50.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 Rp 183.000
Penghasilan neto sebulan 9=4-8 Rp 2.337.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 28.044.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 13.644.000
PPh Pasal 21 terutang 13 682.200
13.644.000 5% 682.200

PPh 21 terutang sebulan 14 = 1/12 x 13 56.850

Take Home Pay :


Gaji Pokok Rp2.500.000
Iuran JHT 2% Rp (50.000)
PPh terutang (56.850)
Take Home Pay Rp2.393.150
Contoh Perhitungan PPh 21 tahunan

Uraian Ref Jumlah (Rp)

Penghasilan Bruto :
Gaji 1 30.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 2 150.000
Premi Jaminan Kematian 3 90.000
THR 2.500.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 32.740.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 1.296.000
2. Iuran Pensiun 6 300.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 600.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 2.196.000
Penghasilan neto 9=4-8 30.544.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 30.544.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 16.144.000
PPh Pasal 21 terutang 13 807.200
16.144.000 5% 807.200

PPh 21 Telah dipotong : 807.200


TAHUN TAKWIM
1. Lembar 1 untuk KPP
LAMPIRAN I - A
1721 - A1 2. Lembar 2 untuk Pemotong Pajak

FORMULIR
3. Lembar 3 untuk Pegaw ai
SPT TAHUNAN PPH PASAL 21
DEPARTEMEN KEUANGAN RI PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP ATAU
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA / TABUNGAN HARI TUA (THT) /
JAMINAN HARI TUA (JHT) 2 0 0 8
NOMOR URUT : 0 0 6
NPWP PEMOTONG PAJAK : 0 1 3 0 4 7 6 6 8 0 1 2 0 0 0
NAMA PEMOTONG PAJAK : P T . SI
ALAMAT PEMOTONG PAJAK : J L . DENPASAR NO. 10
NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : BADU
NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : 2 4 0 1 8 7 6 5 9 4 1 1 0 0 0
ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : TANGERANG
STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : X KAWIN TIDAK KAWIN X LAKI-LAKI PEREMPUAN KARYAWAN ASING

JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K/ 0 TK/ HB/

JABATAN : STAFF MASA PEROLEHAN PENGHASILAN: 0 1 S.D 1 2


A. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT : RUPIAH
PENGHASILAN BRUTO :
1. GAJI / PENSIUN ATAU THT / JHT 1 30.000.000
2. TUNJANGAN PPh 2 -
3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR, DAN SEBAGAINYA 3 -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA 4

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 5 240.000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN
6. 6
PEMOTONGAN PPh PASAL 21

7. JUMLAH (1 s.d. 6) 7 30.240.000


8. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR 8 2.500.000
9. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8) 9 32.740.000
PENGURANGAN :
10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10 1.296.000
11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8 11 -

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12 900.000


13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13 2.196.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13) 14 30.544.000
15. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15 -
16. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16 30.544.000
17. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17 14.400.000
9. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8) 9 32.740.000
PENGURANGAN :
10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10 1.296.000
11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8 11 -

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12 900.000


13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13 2.196.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13) 14 30.544.000
15. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15 -
16. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16 30.544.000
17. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17 14.400.000
18. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (16 - 17) 18 16.144.000
19. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN 19 807.200
20. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA 20

21. PPh PASAL 21 TERUTANG 21 807.200


22. PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH 22 -
23. PPh PASAL 21 YANG HARUS DIPOTONG (21 - 22) 23 807.200
24. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 24 807.200
25. JUMLAH PPh PASAL 21 :
X a. YANG KURANG DIPOTONG (23 - 24)
25 NIHIL
b. YANG LEBIH DIPOTONG (24 - 23)
26. JUMLAH TERSEBUT PADA ANGKA 25 TELAH
a. DIPOTONG DARI PEMBAYARAN GAJI BULAN TAHUN
26
b. DIPERHITUNGKAN DENGAN PPh PASAL 21 BULAN TAHUN

B. TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN JAKARTA 1 0 0 1 2 0 0 9


(tempat) TGL BLN THN
X PEMOTONG PAJAK KUASA
TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN

NAMA LENGKAP B A M B A N G H

NPWP 0 6 4 1 3 5 5 6 3 0 2 1 0 0 0

JIKA FORM ULIR INI TIDAK M ENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
D.1.1.32.48
Contoh Perhitungan PPh 21
Bp Tony Hidayat pegawai pada PT SI, menikah tanpa anak, memperoleh
gaji sebulan Rp 10.000.000,00. PT SI mengikuti program Jamsostek, premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT SI menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari
gaji sedangkan karyawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00%
dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT SI juga mengikuti program pensiun
untuk pegawainya. PT SI membayar iuran pensiun untuk bp Tony ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri keuangan, setiap
bulan sebesar Rp 200.000,00, sedangkan karyawan membayar iuran
pensiun sebesar Rp 100.000,00

Atas penghasilan Bp Tony tersebut, maka Pph 21 yang terutang dihitung sbb :
(Ref Table Tony)
Contoh Perhitungan PPh 21 bulanan
a/n Tony Hidayat

Uraian Ref Jumlah (Rp)

Penghasilan Bruto :
Gaji sebulan 1 Rp10.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x 10jt) 2 Rp50.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x 10Jt) 3 Rp30.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 Rp10.080.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 Rp 108.000
2. Iuran Pensiun 6 Rp 100.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 Rp 200.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 Rp 408.000
Penghasilan neto sebulan 9=4-8 Rp 9.672.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 116.064.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 101.664.000
PPh Pasal 21 terutang 13 11.666.000
25.000.000 5% 1.250.000
25.000.000 10% 2.500.000
50.000.000 15% 7.500.000
1.664.000 25% 416.000

PPh 21 terutang sebulan 14 = 1/12 x 13 972.166

Take Home Pay :


Gaji Pokok Rp10.000.000
Iuran JHT 2% Rp (200.000)
PPh terutang (972.166)
Take Home Pay Rp8.827.834
Contoh Perhitungan PPh 21 Tahunan
a/n Tony Hidayat

Uraian Ref Jumlah (Rp)

Penghasilan Bruto :
Gaji 1 120.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 2 600.000
Premi Jaminan Kematian 3 360.000
THR 10.000.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 130.960.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 1.296.000
2. Iuran Pensiun 6 1.200.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 2.400.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 4.896.000
Penghasilan neto 9=4-8 126.064.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 126.064.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 111.664.000
PPh Pasal 21 terutang 13 14.166.000
25.000.000 5% 1.250.000
25.000.000 10% 2.500.000
50.000.000 15% 7.500.000
11.664.000 25% 2.916.000

PPh 21 Telah dipotong : 14.166.000


TAHUN TAKWIM
1. Lembar 1 untuk KPP
LAMPIRAN I - A
1721 - A1 2. Lembar 2 untuk Pemotong Pajak

FORMULIR
3. Lembar 3 untuk Pegaw ai
SPT TAHUNAN PPH PASAL 21
DEPARTEMEN KEUANGAN RI PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP ATAU
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA / TABUNGAN HARI TUA (THT) /
JAMINAN HARI TUA (JHT) 2 0 0 8
NOMOR URUT : 0 0 5
NPWP PEMOTONG PAJAK : 0 1 3 0 4 7 6 6 8 0 1 2 0 0 0
NAMA PEMOTONG PAJAK : P T . SI
ALAMAT PEMOTONG PAJAK : J L . DENPASAR NO. 10
NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : TO N Y HIDAYAT
NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : 0 7 8 0 7 7 5 4 2 2 5 9 0 0 0
ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : J A K A R T A
STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : X KAWIN TIDAK KAWIN X LAKI-LAKI PEREMPUAN KARYAWAN ASING

JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA UNTUK PTKP : K/ 0 TK/ HB/

JABATAN : MANAGER MASA PEROLEHAN PENGHASILAN: 0 1 S.D 1 2


A. RINCIAN PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 SEBAGAI BERIKUT : RUPIAH
PENGHASILAN BRUTO :
1. GAJI / PENSIUN ATAU THT / JHT 1 120.000.000
2. TUNJANGAN PPh 2 -
3. TUNJANGAN LAINNYA, UANG LEMBUR, DAN SEBAGAINYA 3 -
4. HONORARIUM DAN IMBALAN LAIN SEJENISNYA 4

5. PREMI ASURANSI YANG DIBAYAR PEMBERI KERJA 5 960.000


PENERIMAAN DALAM BENTUK NATURA DAN KENIKMATAN LAINNYA YANG DIKENAKAN
6. 6
PEMOTONGAN PPh PASAL 21

7. JUMLAH (1 s.d. 6) 7 120.960.000


8. TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR 8 10.000.000
9. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8) 9 130.960.000
PENGURANGAN :
10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10 1.296.000
11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8 11 -

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12 3.600.000


13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13 4.896.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13) 14 126.064.000
15. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15 -
16. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16 126.064.000
17. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17 14.400.000
9. JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8) 9 130.960.000
PENGURANGAN :
10. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7 10 1.296.000
11. BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 8 11 -

12. IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT 12 3.600.000


13. JUMLAH PENGURANGAN (10 + 11 + 12) 13 4.896.000
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 :
14. JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13) 14 126.064.000
15. PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA 15 -
16. JUMLAH PENGHASILAN NETO UNTUK PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 (SETAHUN/DISETAHUNKAN) 16 126.064.000
17. PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 17 14.400.000
18. PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (16 - 17) 18 111.664.000
19. PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN 19 14.166.000
20. PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA 20

21. PPh PASAL 21 TERUTANG 21 14.166.000


22. PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH 22 -
23. PPh PASAL 21 YANG HARUS DIPOTONG (21 - 22) 23 14.166.000
24. PPh PASAL 21 DAN PPh PASAL 26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI 24 14.166.000
25. JUMLAH PPh PASAL 21 :
X a. YANG KURANG DIPOTONG (23 - 24)
25 NIHIL
b. YANG LEBIH DIPOTONG (24 - 23)
26. JUMLAH TERSEBUT PADA ANGKA 25 TELAH
a. DIPOTONG DARI PEMBAYARAN GAJI BULAN TAHUN
26
b. DIPERHITUNGKAN DENGAN PPh PASAL 21 BULAN TAHUN

B. TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN JAKARTA 1 0 0 1 2 0 0 9


(tempat) TGL BLN THN
X PEMOTONG PAJAK KUASA
TANDA TANGAN DAN CAP PERUSAHAAN

NAMA LENGKAP B A M B A N G H

NPWP 0 6 4 1 3 5 5 6 3 0 2 1 0 0 0

JIKA FORM ULIR INI TIDAK M ENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
D.1.1.32.48
SPT Tahunan Pribadi
WP OP Karyawan

Tax Briefing Materials for Individual Taxpayer


Prepared by : Triyani Budianto, S.E., BKP
Penghasilan Bagi WPOP Karyawan
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apa pun, termasuk :
o Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau
jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun,
atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam
UU PPh
o Penghasilan Lain-lain
Penghasilan lain-lain yang
merupakan obyek PPh tidak final
Bunga
Dividen
Royalti
Sewa
Hadiah/Penghargaan
Keuntungan dari penjualan harta
Penghasilan lainnya :
o Keuntungan selisih kurs mata uang asing
o Keuntungan karena pembebasan utang
o dll
Penghasilan yang merupakan
obyek PPh final
bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat
utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh
koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi;
penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi
derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan
saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan
pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura;
Hadiah Undian
Pesangon, Tunjangan Hari Tua, Tebusan Pensiun yang
dibayarkan sekaligus
penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah
dan/atau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan
persewaan tanah dan/atau bangunan;
penghasilan tertentu lainnya,
yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
Penghasilan Istri dari satu pemberi kerja
Penghasilan yang bukan
merupakan obyek Pajak
Bantuan, sumbangan, hibah :
o bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat
atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan
yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan
yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh
pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; dan
o harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan
lurus satu derajat,
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari
Wajib Pajak atau Pemerintah
Warisan
Bagian Laba Anggota perseroan Komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi
pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa (Klaim Asuransi)
Penghasilan yang bukan merupakan obyek pajak lainnya
PENGHASILAN

OBYEK PAJAK

DIBAYAR
SENDIRI
Th Berjalan =
pelunasan Pajak
FINAL
PEMOTONGAN

DIBAYAR Tahun Berjalan = Kredit


SENDIRI Pajak Akhir Tahun
PPh Dihitung Kembali
TDK FINAL atas seluruh penghasilan
PEMOTONGAN setahun.

BUKAN OBJEK
PAJAK
SPT 1770-SS
Formulir ini digunakan bagi WPOP karyawan
yang memperoleh penghasilan bruto maksimum
Rp 48 Juta rupiah setahun.
Sangat sederhana dan hanya terdiri dari 1
halaman
Cukup isikan jumlah harta dan kewajiban/hutang
pada akhir tahun
Lampirkan Form 1721-A1 dari pemberi kerja
Contoh Pengisian SPT 1770-SS
Contoh Pengisian SPT PPh Orang Pribadi (Form 1770-SS)

Data WP :
- Nama BADU
- NPWP 24.018.765.9-411.000
- Alamat Tangerang
- Pekerjaan Staff PT SI

Data Penghasilan tahun 2008 :


- Gaji Pokok 30.000.000
- Premi Asuransi (JKK,JKM) 240.000
- JHT dibayar pemberi kerja (3,7%) 1.110.000
- Iuran Pensiun dibayar pemberi kerja 600.000
- Iuran JHT dipotong dari Gaji (2%) (600.000)
- Iuran Pensiun dipotong dari gaji (300.000)
- PPh 21 telah dipotong PT Wyeth Indonesia 807.200

Daftar harta dan kewajiban yang dimiliki pada akhir tahun :


- Motor Suzuki 12.000.000
- Pinjaman FIF Oto finance 5.000.000

Diminta mengisi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atas Nama Badu
SPT TAHUNAN

TAHUN PAJAK
1770 SS
FORMULIR

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


DEPARTEMEN KEUANGAN RI YANG MEMPUNYAI PENGHASILAN DARI SATU PEMBERI KERJA
2 0 0 8
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DENGAN PENGHASILAN BRUTO TIDAK MELEBIHI Rp. 48 JUTA
SETAHUN DAN TIDAK MEMPUNYAI PENGHASILAN LAINNYA KECUALI
BUNGA BANK DAN/ATAU BUNGA KOPERASI
PERHATIAN BACA DAHULU PETUNJUK PENGISIAN PADA HALAMAN INI BERI TANDA "X" PADA (KOTAK PILIHAN) YANG SESUAI
LAMPIRKAN FOTO COPY FORMULIR 1721-A1 atau 1721-A2* ISI DENGAN HURUF CETAK/ DIKETIK DENGAN TINTA HITAM

NPWP : 2 4 0 1 8 7 6 5 9 4 1 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : B A D U
IDENTITAS

PEKERJAAN : K A R Y AW A N KLU : 9 9 0 0 0 0
NO. TELEPON : 0 2 1 - 7 8 9 1 0 0 NO. FAKS : -

PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI X TIDAK ADA

JUMLAH KESELURUHAN HARTA YANG DIMILIKI PADA AKHIR TAHUN .. Rp.


12.000.000

JUMLAH KESELURUHAN KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR TAHUN Rp.


5.000.000

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan TANDA TANGAN
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah saya beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar,lengkap, jelas, dan bahwa saya tidak memperoleh penghasilan lain selain dari
satu pemberi kerja.

TANGGAL 2 0 - 0 3 - 2 0 0 9
TGL BLN THN
Form 1770-S
Formulir ini digunakan bagi WPOP yang tidak
melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
(Karyawan) yang penghasilan brutonya lebih
dari Rp 48 Juta setahun
Terdiri dari 3 halaman :
Lembar Induk form 1770-S
Lampiran I Form 1770-S I
Lampiran II Form 1770-S II
Cara Pengisian juga relatif sederhana
Pengisian dimulai dari Lampiran
Form 1770-S II
Terdiri dari 3 Bagian
Bagian A : Penghasilan yang dikenakan PPh
Final atau Bersifat Final
Bagian B : Daftar Harta Pada Akhir Tahun
Bagian C : Daftar Kewajiban/Utang Pada Akhir
Tahun
Form 1770-S II Bagian A
BAGIAN A : PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh
FINAL DAN ATAU BERSIFAT FINAL
Formulir ini digunakan untuk menghitung besarnya
penghasilan neto dalam negeri, yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak angkat
yang belum dewasa dalam tahun pajak yang
bersangkutan yang pajaknya dibayar / dipotong /
dipungut oleh pihak lain dan bersifat final, kecuali
penghasilan:
Isteri yang telah hidup berpisah;
Isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan,
yang harus dilaporkan sendiri dalam SPT Tahunan PPh isteri.
Form 1770-S II Bagian A
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DAN DISKONTO SBI , Bunga Deposito,
Tabungan serta Diskonto SBI berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 131 Tahun 2000 dan Keputusan Menkeu No.
51/KMK.04/2001. Bunga Simpanan antara lain bunga yang berasal dari
simpanan anggota pada koperasi berdasarkan Pasal 23 ayat (4) UU PPh
dan Keputusan Menkeu No. 522/KMK.04/1998.
BUNGA / DISKONTO OBLIGASI YANG DILAPORKAN
PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK, Bunga / Diskonto Obligasi Yang
Diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2002 dan
Keputusan Menkeu No. 121/KMK.03/2002.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK, Penjualan Saham Di Bursa Efek
adalah penghasilan yang berasal dari penjualan saham (saham pendiri /
saham bukan pendiri) di bursa efek berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No. 14 Tahun 1997 dan Keputusan Menkeu No.
282/KMK.04/1997.
Form 1770-S II Bagian A
HADIAH UNDIAN, Hadiah Undian berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 132 Tahun 2000, dan Keputusan Dirjen Pajak.
No. Kep-395/PJ./2001.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG
DIBAYAR SEKALIGUS, Pesangon, Tunjangan Hari Tua dan Tebusan
Pensiun Yang Dibayar Sekaligus adalah pesangon dari pemberi kerja dan
uang yang diterima oleh pegawai tetap atau pensiunan dari Dana Pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, PT. Astek, Badan
Penyelenggara Jamsostek berdasarkan Pasal 21 ayat (8) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 149 Tahun 2000, Keputusan Menkeu No.
112/KMK.03/2001, dan Keputusan Dirjen Pajak No. 545/PJ./2000
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-
15/PJ./2006.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD, Honorarium atas beban
APBN / APBD adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima oleh
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI / POLRI dan Pensiunan
yang dibebankan kepada keuangan negara / daerah sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45
Tahun 1994 dan Keputusan Menkeu No. 636/ KMK.04/1994.
Form 1770-S II Bagian A
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN, Pengalihan
Hak atas Tanah dan atau Bangunan adalah penghasilan yang berasal dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 48 Tahun 1994 yang telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 1999, Keputusan Menkeu No.
635/KMK.04/1994 sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menkeu No. 392/KMK.04/1996, dan Keputusan Menkeu No.
566/KMK.04/1999.
SEWA ATAS TANAH DAN / ATAU BANGUNAN, Sewa atas tanah dan atau
bangunan adalah Penghasilan Bruto dari persewaan berupa tanah, rumah,
rumah susun, apartemen, kondominium, gedung, perkantoran, rumah
kantor, rumah toko, gudang dan industri berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 2002 dan Keputusan Menkeu No.
120/KMK.03/2002.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA
SERAH, Bangunan yang diterima dalam rangka Bangun Guna Serah yang
dibangun di atas tanah yang dimiliki Wajib Pajak sehubungan dengan
berakhirnya masa perjanjian Bangun Guna Serah, berdasarkan Keputusan
Menkeu No. 248/KMK.04/1995.
Form 1770-S II Bagian A
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK BERSIFAT FINAL
Penghasilan isteri dari satu pemberi kerja, Penghasilan isteri dari
satu pemberi kerja adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh
isteri dalam tahun pajak yang semata-mata berasal dari satu pemberi
kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak
ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau
anggota keluarga lainnya berdasarkan Pasal 8 ayat (1) UU PPh.
Penghasilan anak dari pekerjaan, Penghasilan anak dari pekerjaan
adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh anak / anak angkat
yang belum dewasa sepanjang penghasilannya berasal dari pekerjaan
yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau kegiatan dari orang
yang mempunyai hubungan istimewa. *(th 2009 ada perubahan)
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN ATAU
BERSIFAT FINAL, Untuk menampung penghasilan yang dikenakan PPh
final dan atau bersifat final lainnya yang tidak termasuk dalam penghasilan
sebagaimana dimaksud Angka 1 s.d. Angka 10.
Form 1770-S II Bagian B
DAFTAR HARTA PADA AKHIR TAHUN
Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap harta pada akhir tahun
pajak yang dimiliki Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak angkat yang
belum dewasa, kecuali harta yang dimiliki :
1. isteri yang telah hidup berpisah;
2. isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan,
yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri.

Jenis Harta :
Kas dan Setara Kas (Tabungan, Deposito), Logam Mulia (Perhiasan), Surat-
surat Berharga (Efek, Saham, Obligasi)
Aktiva Tetap (Harta Berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun) :
Kendaraan (Roda dua/roda empat, helikopter, pesawat dll), Mobil, Rumah, Tanah
dll
Untuk tanah dan bangunan, cantumkan NPOP PBB, Alamat Lengkap dan
luas
Untuk kendaraan, cantumkan tahun pembuatan dan no polisi / No BPKB
Form 1770-S II Bagian B
Contoh pengisian daftar harta:

HARGA
TAHUN
NO JENIS HARTA PEROLEHAN PEROLEHAN KETERANGAN
(Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
2
1 Rumah Luas x m Jl. Veteran 1995 80.000.000 NOP:
No. 6, Solo 11.71.030.032.008.0165.0
2
2 Rumah Luas x m 1998 100.000.000 NOP:
Jl. Casablanca 20, Jakarta 11.78.030.003.003.0124.0
3 Mobil (Toyota, 1990) 1999 60.000.000 BPKB No: H-133421
4 Mobil (BMW, 2000) 2000 250.000.000 BPKB No: H-623441
5 Deposito (Bank Bali) 1998 50.000.000
6 Deposito (BNI) 1998 50.000.000
Jumlah Bagian B JBB 590.000.000
Form 1770-S II Bagian C
DAFTAR KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR
TAHUN
Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap
kewajiban / utang pada akhir tahun pajak yang
dimiliki Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak
angkat yang belum dewasa, kecuali kewajiban /
utang yang dimiliki :
1. isteri yang telah hidup berpisah;
2. isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta
dan penghasilan,
yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri.
Form 1770-S I
Terdiri dari 3 bagian :
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
Bagian B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
BAgian C : DAFTAR PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK
LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (Tidak
Termasuk Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final dan atau Bersifat
Final)
Bagian ini digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam
negeri lainnya seperti bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan
hadiah, keuntungan dari penjualan / pengalihan harta dan penghasilan
lainnya yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, dan anak /
anak angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan tersebut tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan
PPh final dan atau PPh bersifat final serta penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak.
Form 1770-S I Bagian A
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (Tidak
Termasuk Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final dan atau Bersifat
Final)
Bagian ini digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam
negeri lainnya seperti :
bunga,
dividen,
royalti,
sewa,
penghargaan dan hadiah,
keuntungan dari penjualan / pengalihan harta dan
penghasilan lainnya
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, dan anak / anak
angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan tersebut tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan
PPh final dan atau PPh bersifat final serta penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak.
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
BUNGA, Dalam pengertian bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan lain sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang, baik yang dijanjikan maupun tidak, yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa (Pasal 4 ayat (1)
huruf f, Pasal 8, dan Pasal 23 UU PPh).
DIVIDEN, Yang dimaksud dengan dividen adalah bagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang
belum dewasa selaku pemegang saham atau pemegang polis asuransi dan anggota koperasi.
Termasuk dalam pengertian dividen adalah :
Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam
bentuk apapun;
Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran kecuali saham bonus yang
berasal dari kapitalisasi agio saham baru dan revaluasi aktiva tetap;
Pembagian laba dalam bentuk saham;
Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang
saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;
Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dalam
tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah
akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah;
Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai
penebusan tanda-tanda laba tersebut;
Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
Pembagian berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota koperasi;
Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai
biaya perusahaan.
(Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 8 UU PPh)
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
ROYALTI, Yang dimaksud dengan royalti adalah setiap imbalan dengan nama apapun yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa sehubungan dengan penyerahan
penggunaan hak kepada pihak lain, berupa:
Hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasia
perusahaan;
Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial, dan ilmu pengetahuan;
Informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun mungkin belum dipatenkan,
misalnya pengalaman di bidang industri, atau bidang usaha lainnya.
(Pasal 4 ayat (1) huruf h dan Pasal 8 UU PPh)

SEWA , Yang dimaksud dengan sewa adalah setiap imbalan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri,
isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa sehubungan dengan penggunaan harta oleh pihak lain, harta
gerak misalnya sewa pemakaian mobil, sewa alat-alat berat (Pasal 4 ayat (1) huruf i, Pasal 8, dan Pasal 23 UU
PPh).
PENGHARGAAN DAN HADIAH, Jenis hadiah dan penghargaan untuk tujuan pemajakan dapat dibedakan :
a. Hadiah undian, Yang dimaksud hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
diterima atau diperoleh wajib pajak yang pemberiannya melalui cara undian.
b. Hadiah dan penghargaan perlombaan, Yang dimaksud dengan hadiah dan penghargaan perlombaan adalah
hadiah atau penghargaan yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan, misalnya dari :
- perlombaan olah raga;
- kontes kecantikan / busana, kontes lainnya;
- kuis di televisi / radio;
- kegiatan perlombaan atau adu ketangkasan lainnya.
c. Penghargaan atas suatu prestasi tertentu, misalnya penghargaan atas penemuan benda purbakala,
penghargaan dalam menjualkan suatu produk.
d. Hadiah sehubungan dengan pekerjaan pemberian jasa dan kegiatan lainnya yang pemberiannya tidak
melalui cara undian atau perlombaan.

Yang dilaporkan dalam Lampiran I Formulir 1770 S-I Bagian A No. 5 (Penghargaan dan Hadiah) adalah huruf b, c,
d, sedangkan huruf a dikenakan PPh bersifat final dan dilaporkan dalam Lampiran II Formulir 1770 S-II Bagian A
No. 4 (Hadiah Undian)
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
Tidak termasuk dalam pengertian hadiah atau penghargaan yang dikenakan pajak
adalah hadiah langsung dalam penjualan barang / jasa, sepanjang :
diberikan kepada semua pembeli / konsumen akhir tanpa diundi;
diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang / jasa.
(Keputusan Menkeu No. 462/KMK.04/1998 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Menkeu No. 112/KMK.03/2001 dan Keputusan Dirjen Pajak No.
Kep-395/PJ./2001)

KEUNTUNGAN DARI PENJUALAN / PENGALIHAN HARTA, Yang dimaksud


dengan keuntungan dari penjualan / pengalihan harta ialah penghasilan yang
diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak sendiri, isteri, dan anak / anak angkat yang
belum dewasa sehubungan dengan penjualan / pengalihan harta, termasuk :
Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan,
kecuali yang dialihkan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus
satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial
atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, sepanjang tidak ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan,
kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.
Keuntungan karena penjualan harta pribadi, misalnya saham yang tidak
diperdagangkan di bursa efek.
(Pasal 4 ayat (1) huruf d dan Pasal 8 UU PPh)
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya

PENGHASILAN LAINNYA, Penghasilan dari luar usaha yang


diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, dan anak / anak
angkat yang belum dewasa selain yang telah disebutkan di atas
agar disebutkan jenis penghasilannya dengan jelas. Bila kolom ini
tidak mencukupi dapat dibuat pada lampiran tersendiri. Penghasilan
tersebut misalnya :
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya;
Keuntungan karena pembebasan utang;
Penerimaan dari piutang yang telah dihapuskan;
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing;
Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak.
(Pasal 4 dan Pasal 8 UU PPh)
Form 1770-S I Bagian B
Formulir ini digunakan untuk menghitung
besarnya penghasilan yang tidak termasuk
objek pajak, yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak sendiri, isteri, anak / anak angkat yang
belum dewasa dalam tahun pajak yang
bersangkutan, kecuali penghasilan:
isteri yang telah hidup berpisah;
isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta
dan penghasilan,
yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh
isteri.
Form 1770-S I Bagian B
BANTUAN / SUMBANGAN / HIBAH, Bantuan / sumbangan yang diterima atau
diperoleh sepanjang tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha,
hubungan kepemilikan atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan (Pasal 4 ayat (3) huruf a Angka 1 UU PPh).
Harta hibahan yang diterima oleh keluarga dalam garis keturunan lurus satu derajat
dan pengusaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menkeu No.
604/KMK.04/1994 sepanjang tidak dalam rangka hubungan kerja, hubungan usaha,
hubungan kepemilikan atau hubungan penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan (Pasal 4 ayat (3) huruf a Angka 2 UU PPh).
WARISAN

Besarnya penghasilan/ Nilai Perolehan :


Dalam hal bantuan / sumbangan / hibah dan warisan diterima dalam bentuk harta
berwujud, maka jumlah yang dicantumkan adalah sebesar nilai sisa buku harta dari
pihak yang melakukan pengalihan sepanjang pihak yang mengalihkan tersebut
menyelenggarakan pembukuan.
Dalam hal Wajib Pajak yang melakukan pengalihan tidak menyelenggarakan
pembukuan, maka jumlah tersebut diisi dengan jumlah nilai perolehan dengan
ketentuan sebagai berikut :
Apabila nilai atau harga perolehan harta bagi yang mengalihkan harta tersebut
diketahui, maka nilai perolehan bagi yang menerima penghasilan tersebut adalah
sama dengan nilai atau harga perolehan harta tersebut bagi yang mengalihkan
Form 1770-S I Bagian B
Apabila nilai atau harga perolehan bagi yang mengalihkan harta berupa tanah dan
atau bangunan tidak diketahui namun tahun perolehannya diketahui, maka nilai
perolehan bagi yang menerima pengalihan harta tersebut adalah :
sama besarnya dengan NJOP yang tercantum dalam SPPT PBB tahun 1986
apabila tanah dan atau bangunan tersebut diperoleh oleh yang mengalihkan
dalam tahun 1986 atau sebelumnya, atau
sama besarnya dengan NJOP yang tercantum dalam SPPT PBB tahun pajak
diperolehnya harta tersebut bagi yang mengalihkan, apabila tanah dan atau
bangunan tersebut diperoleh oleh yang mengalihkan sesudah tahun 1986, atau
berdasarkan surat keterangan dari Kepala Kantor Pelayanan PBB jika SPPT
PBB tidak ada;
Apabila nilai atau harga perolehan dan tahun perolehan bagi yang mengalihkan harta
berupa tanah dan atau bangunan tidak diketahui, maka nilai perolehan bagi yang
menerima harta tersebut adalah sama besarnya dengan NJOP yang tercantum
dalam SPPT PBB tahun pajak yang paling awal yang tersedia atas nama yang
mengalihkan harta tersebut, atau jika SPPT PBB tidak ada, berdasarkan surat
keterangan Kepala Kantor Pelayanan PBB;
d. Dalam hal harta selain tanah dan atau bangunan, apabila nilai atau harga
perolehan bagi yang mengalihkan harta tersebut tidak diketahui maka nilai perolehan
bagi yang menerima pengalihan harta tersebut adalah sama dengan 60% dari harga
pasar wajar harta tersebut pada saat terjadinya pengalihan.
(Pasal 4 ayat (3) UU PPh, Keputusan Menkeu. No. 604/KMK.04/1994 dan Keputusan Dirjen Pajak No. Kep-
11/PJ./1995)
Form 1770-S I Bagian B
BAGIAN LABA ANGGOTA PERSEROAN KOMANDITER TIDAK ATAS SAHAM,
PERSEKUTUAN, PERKUMPULAN, FIRMA, KONGSI, Bagian laba yang diterima
atau diperoleh anggota perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas
saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi (Pasal 4 ayat (3) huruf i
UU PPh).
KLAIM ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN, ASURANSI JIWA,
ASURANSI DWIGUNA, ASURANSI BEASISWA, Penggantian atau santunan yang
diterima selaku pemegang polis dari perusahaan asuransi sehubungan dengan polis
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi bea siswa (Pasal 4 ayat (3) huruf e UU PPh).
PENGHASILAN LAINNYA YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK, Bagian ini
untuk menampung penghasilan yang tidak termasuk objek pajak lainnya selain
sebagaimana dimaksud pada Angka 1 s.d. Angka 4 seperti penghasilan dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan kepada pemerintah untuk
kepentingan umum dengan persyaratan khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 5
Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 1999, penggantian atau imbalan sehubungan
dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan
atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah dan bukan objek pajak sejenis
lainnya.
Form 1770-S I Bagian C
DAFTAR PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK
LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
Bagian ini merupakan rincian angsuran Pajak Penghasilan berupa
pemotongan / pemungutan oleh pihak lain dan PPh yang
ditanggung Pemerintah yang diperhitungkan sebagai kredit pajak
(Pasal 28 UU PPh, Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1994 dan
Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2003).
JENIS PAJAK : PPh PASAL 21 / PASAL 22 / PASAL 23 / PASAL 24
/ PASAL 26 / DTP - Kolom (6)
Form 1770-S I Bagian C
PPh PASAL 21,
PPh Pasal 21 meliputi PPh yang telah dipotong oleh pemotong PPh Pasal
21 dalam tahun pajak yang bersangkutan, baik terhadap Wajib Pajak
sendiri maupun terhadap isteri Wajib Pajak yang bekerja pada lebih dari
satu pemberi kerja, dan anak / anak angkat yang belum dewasa dikutip dari
Formulir 1721-A1 Angka 21 dan atau dari Formulir 1721-A2 dan atau Bukti
Pemotongan PPh Pasal 21, tidak termasuk PPh Pasal 21 yang bersifat
final dan PPh Pasal 21 atas penghasilan anak / anak angkat yang
belum dewasa yang memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang
tidak ada hubungannya dengan usaha orang yang mempunyai
hubungan istimewa.
Dalam hal Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri berubah status menjadi
Wajib Pajak Dalam Negeri, dalam kolom ini diisikan pula PPh Pasal 26
yang telah dipotong (Pasal 21 UU PPh).
Form 1770-S I Bagian C
PPh PASAL 22
PPh Pasal 22 meliputi Pajak Penghasilan yang telah dipungut dalam tahun pajak yang
bersangkutan oleh :
Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang;
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun di
tingkat Pemerintah Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang;
Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan pembelian barang dengan
dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan atau belanja daerah (APBD) kecuali badan-badan
tersebut pada butir d; Bank Indonesia (BI), Perusahaan Pengelola Asset (PPA), Badan Urusan Logistik
(BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda
Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, Pertamina, dan bank-bank BUMN yang melakukan pembelian
barang yang dananya bersumber baik dari APBN maupun non-APBN;
Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri rokok, industri kertas, industri
baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil
produksinya di dalam negeri;
Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan bakar minyak dan gas atas
penjualan hasil produksinya.
(Pasal 22 UU PPh, Keputusan Menkeu. No. 254/KMK.03/2001 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Menkeu No. 236/KMK.03/2003)
Form 1770-S I Bagian C
PPh PASAL 23
PPh Pasal 23 meliputi Pajak Penghasilan yang telah dipotong dalam tahun pajak yang
bersangkutan oleh pemotong PPh Pasal 23 atas penghasilan berupa dividen, bunga, royalti,
hadiah dan penghargaan, sewa, imbalan atas jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan
jasa lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak, kecuali pemotongan PPh yang bersifat
final (Pasal 23 UU PPh).

PPh PASAL 24
PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar / dipotong / terutang di luar negeri atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan, sebesar PPh yang
dibayar / dipotong / terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang
terutang berdasarkan UU PPh. Penghitungan batas maksimum kredit pajak luar negeri yang
dapat dikreditkan tersebut harus dilakukan untuk masing-masing negara.
Dalam hal pajak yang dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar negeri jumlahnya
sama atau lebih kecil dari batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan
tersebut, maka jumlah PPh Pasal 24 yang diisikan pada kolom (6) ini adalah sebesar pajak yang
sebenarnya dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar negeri menurut kolom (5).
Namun, apabila pajak yang sebenarnya dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar
negeri menurut kolom (5) lebih besar dari batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat
dikreditkan, maka jumlah PPh Pasal 24 yang diisikan pada kolom (6) ini adalah sebesar batas
maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan tersebut (Keputusan Menkeu No.
164/KMK.03/2002).
Form 1770-S I Bagian C
PPh PASAL 26
Pemotongan pajak atas Wajib Pajak Luar Negeri adalah bersifat final namun atas
penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b dan huruf c, dan
atas penghasilan Wajib Pajak orang pribadi atau badan luar negeri yang berubah
status menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, pemotongan
pajaknya tidak bersifat final sehingga potongan pajak tersebut dapat dikreditkan
dalam SPT Tahunan PPh.

PPh Ditanggung Pemerintah


Kolom ini diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang ditanggung pemerintah
sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1994 tentang
Pajak Penghasilan Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, dan Para Pensiunan atas Penghasilan yang
Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah serta Peraturan
Pemerintah No. 47 Tahun 2003 tentang Pajak Penghasilan yang Ditanggung oleh
Pemerintah atas Penghasilan Pekerja dari Pekerjaan
Form 1770-S (Induk)
TAHUN PAJAK, Diisi pada kotak yang tersedia sesuai dengan tahun pajak.
IDENTITAS
N P W P, Diisi sesuai dengan NPWP yang tercantum pada Kartu NPWP.
NAMA WAJIB PAJAK, Diisi sesuai dengan nama Wajib Pajak yang tercantum
pada Kartu NPWP.
PEKERJAAN, Diisi sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh Wajib
Pajak secara lengkap.
KODE LAPANGAN USAHA (KLU), Diisi sesuai dengan Keputusan Dirjen Pajak
No. KEP-34/PJ./2003.
NOMOR TELEPON DAN FAKSIMILI, Diisi sesuai dengan nomor telepon dan
faksimili rumah atau kantor Wajib Pajak.
PERUBAHAN DATA, Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Apabila ada perubahan
data agar melampirkan perubahan data yang terbaru dalam lampiran tersendiri.
Huruf A : PENGHASILAN NETO
Angka 1 - PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN
PEKERJAAN, Diisi sesuai dengan Bukti Potong Formulir 1721-A1 atau 1721-A2
yang dilampirkan.
Angka 2 - PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA, Diisi sesuai dengan
Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A.
Angka 3 - PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI

Diisi dari jumlah Penghasilan Neto yang tercantum pada Lampiran Tersendiri Formulir 1770 S. Contoh Formulir dalam
Lampiran Tersendiri adalah sebagai berikut :

PENGHASILAN NETO DAN PAJAK ATAS PENGHASILAN YANG


DIBAYAR / DIPOTONG / TERUTANG DI LUAR NEGERI

NAMA DAN ALAMAT PAJAK YANG DIBAYAR /


JENIS PENGHASILAN PPh
No SUMBER / PEMBERI DIPOTONG / TERUTANG
PENGHASILAN NETO PASAL 24*)
. PENGHASILAN DI LUAR NEGERI
(Rupiah) (Rupiah)
DI LUAR NEGERI (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

JUMLAH
*) PERMOHONAN : JUMLAH PADA KOLOM (6) MOHON DIPERHITUNGKAN SEBAGAI
KREDIT PAJAK

Formulir diatas diisi dengan rincian bukti pemotongan / pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang di luar negeri atas
penghasilan yang diterima / diperoleh dari negara tersebut, yang dikenakan Pajak Penghasilan di Indonesia tidak bersifat final
dan dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.

Pengkreditan Pajak Penghasilan yang terutang / dibayar di luar negeri terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia
tidak boleh melebihi jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :

Jumlah penghasilan dari LN


x Total PPh terutang
Penghasilan Kena Pajak

atau sama dengan total PPh terutang, mana yang lebih kecil.
Form 1770-S (Induk)
Lihat Contoh
Contoh Pengisian SPT 1770-S
Contoh Pengisian SPT PPh Orang Pribadi

Data WP :
- Nama Tony Hidayat
- NPWP 07.807.754.2-259.000
- Alamat Jakarta
- Pekerjaan Manager di PT SI

Data Penghasilan tahun 2008 :


- Gaji Pokok 120.000.000
- Premi Asuransi (JKK,JKM) 960.000
- JHT dibayar pemberi kerja (3,7%) 4.440.000
- Iuran Pensiun dibayar pemberi kerja 2.400.000
- Iuran JHT dipotong dari Gaji (2%) (2.400.000)
- Iuran Pensiun dipotong dari gaji (1.200.000)
- PPh 21 telah dipotong PT Wyeth Indonesia 14.166.000

Istrinya (Tina Hidayat) bekerja sebagai sekretaris di PT Care Indonesia dengan penghasilan sbb :
- Gaji Pokok 60.000.000
- Tunjangan PPh 4.148.600
- Premi Asuransi (JKK,JKM) 534.000
- JHT dibayar pemberi kerja (3,7%) 2.220.000
- Iuran Pensiun dibayar pemberi kerja -
- Iuran JHT dipotong dari Gaji (2%) (1.200.000)
- Iuran Pensiun dipotong dari gaji -
- PPh 21 telah dipotong PT Care Indonesia 4.148.600

Selain itu pada tahun 2008 Tony memperoleh penghasilan lain sbb :
Jumlah Bruto PPh telah dipotong
- Pendapatan Sewa Tanah dan Bangunan 60.000.000 6.000.000
- Pendapatan Bunga Deposito 500.000 100.000

Daftar harta yang dimiliki pada akhir tahun :


- Tanah dan Bangunan (dari warisan) 200.000.000
- Deposito di Bank BNI 10.000.000

Diminta mengisi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atas Nama Tony Hidayat
SPT TAHUNAN

TAHUN PAJAK
1770 S
FORMULIR

PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI


MEMPUNYAI PENGHASILAN :
DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
DARI SATU ATAU LEBIH PEMBERI KERJA
DALAM NEGERI LAINNYA
2 0 0 8
YANG DIKENAKAN PPh FINAL DAN/ATAU BERSIFAT FINAL
PERHATIAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PET UNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CET AK /DIKET IK DENGAN T INT A HIT AM
BERI T ANDA "X" PADA (KOT AK PILIHAN) YANG SESUAI

NPWP : 0 7 8 0 7 7 5 4 2 2 5 9 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : TONY HIDAYAT
IDENTITAS

PEKERJAAN : K A R Y AWA N KLU : 9 9 0 0 0 0


NO. TELEPON : 0 2 1 - 5 2 0 0 6 1 1 1 NO. FAKS : -

PERUBAHAN DATA : LAMPIRAN TERSENDIRI X TIDAK ADA

*) Pengisian kolom-kolom y ang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3) RUPIAH *)
1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ...
1 126.064.000
[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 y ang dilampirkan]
A. PENGHASILAN NETO

2 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA .


2 -
[Diisi sesuai dengan Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian A ]

3 PENGHASILAN NETO LUAR NEGERI .


3
[Apabila memiliki penghasilan dari luar negeri agar diisi dari Lampiran Tersendiri, lihat buku petunjuk]

4 JUMLAH PENGHASILAN NETO (1+2+3)


4 126.064.000
5 ZAKAT ATAS PENGHASILAN YANG MENJADI OBJEK PAJAK
5 -
6 JUMLAH PENGHASILAN NETO SETELAH PENGURANGAN ZAKAT ATAS PENGHASILAN (4-5) .. 6 126.064.000
B.PENGHASILAN
KENA PAJAK

7 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TK/ K/ 0 K/I/ PH/ HB/ 7 14.400.000


8 PENGHASILAN KENA PAJAK (6-7) 8
. 111.664.000
C. PPh TERUTANG

9 PPh TERUTANG (TARIF PASAL 17 UU PPh x ANGKA 8)


9 14.166.000
10 PENGEMBALIAN / PENGURANGAN PPh PASAL 24 YANG TELAH DIKREDITKAN
10 -
11 JUMLAH PPh TERUTANG (9+10)
11 14.166.000

12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR 12 14.166.000
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]

13 a. X PPh YANG HARUS DIBAYAR SENDIRI


(11-12) ..13 -
D. KREDIT PAJAK

b. PPh YANG LEBIH DIPOTONG/DIPUNGUT

14 PPh YANG DIBAYAR SENDIRI a. PPh PASAL 25



14a -
b. STP PPh Pasal 25 (Hanya Pokok Pajak)
14b -
c. FISKAL LUAR NEGERI .
14c -
15 JUMLAH KREDIT PAJAK (14a + 14b + 14c) . 15 -
E. PPh KURANG/LEBIH

TGL LUNAS

16 X a. PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) 2 5 0 3 0 9


(13-15) 16 -
BAYAR

b. PPh YANG LEBIH DIBAYAR (PPh PASAL 28 A) TGL BLN THN

17 PERMOHONAN : PPh Lebih Bayar pada 16b mohon a. DIRESTITUSIKAN


b. DIPERHITUNGKAN DENGAN UTANG PAJAK
PAJAK BERIKUTNYA
F. ANGSURAN PPh
PASAL 25 TAHUN

..
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA SEBESAR 18 -
DIHITUNG BERDASARKAN
a. 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
b. PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
G. LAMPIRAN

a. X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21 d. Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)

b. x Daftar Susunan Keluarga yang menjadi Tanggungan Wajib Pajak e. ..

c. Surat Setoran Pajak Lembar ke-3 PPh Pasal 29

PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan TANDA TANGAN
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah saya beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.

X WAJIB PAJAK KUASA TANGGAL 2 0 0 3 2 0 0 8


TGL BLN THN

NAMA LENGKAP : TONY HIDAYAT


NPW P : 0 7 8 0 7 7 5 4 2 0 0 3 0 0 0

F.1.1.32.18
Masih Bingung juga?
Silahkan konsultasi melalui
email /weblog saya
triyani@indosat.net.id
triyani08@yahoo.com
http://triyani.wordpress.com
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai