WP OP Karyawan
Penghasilan berupa :
-Gaji,
-Upah,
-Honorarium,
-Tunjangan, dan Pembayaran Lain dengan Nama apapun
WP DN WP LN
PENGHASILAN BRUTO
PENGURANG Rp 25 Juta
34
Perubahan UU PPh Penurunan Tarif PPh
Tahun 2009
Tahun 2008
No Penghasilan Kena Tarif Penghasilan Tarif Normal Tarif lebih
Pajak yang Kena Pajak (Bagi yang tinggi 20%
berlaku ber-NPWP) (bagi yang
tidak ber-
NPWP)
1. 0 s/d 25 Juta 5% 0 s/d 50 Juta 5% 6%
2. Di atas 25 Juta 10%
s/d 50 Juta
3. Di atas 50 Juta 15% Di atas 50 15% 18%
s/d 100 Juta Juta s/d 250
Juta
4 Diatas 100jt 25% Di atas 250 25% 30%
s/d 200 Jt Juta s/d 500
Juta
5. Di atas 200 35% Di atas 500 30% 36%
Juta Juta
Contoh Perhitungan PPh 21 - 1
Badu pegawai pada PT SI, menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan
Rp 2.500.000,00. PT Sandoz mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja
dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji. PT Sandoz
menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji
sedangkan karyawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00% dari
gaji setiap bulan. Disamping itu PT Sandoz juga mengikuti program
pensiun untuk pegawainya. PT Sandoz membayar iuran pensiun untuk
Badu ke dana pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
keuangan, setiap bulan sebesar Rp 50.000,00, sedangkan karyawan
membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00
Atas penghasilan Badu tersebut, maka Pph 21 yang terutang dihitung sbb :
(Ref Table Badu)
Contoh Perhitungan PPh 21 bulanan
A/N BADU
Penghasilan Bruto :
Gaji sebulan 1 Rp2.500.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x 2,5jt) 2 Rp12.500
Premi Jaminan Kematian (0,3% x 2,5Jt) 3 Rp7.500
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 Rp2.520.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 Rp 108.000
2. Iuran Pensiun 6 Rp 25.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 Rp 50.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 Rp 183.000
Penghasilan neto sebulan 9=4-8 Rp 2.337.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 28.044.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 13.644.000
PPh Pasal 21 terutang 13 682.200
13.644.000 5% 682.200
Penghasilan Bruto :
Gaji 1 30.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 2 150.000
Premi Jaminan Kematian 3 90.000
THR 2.500.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 32.740.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 1.296.000
2. Iuran Pensiun 6 300.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 600.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 2.196.000
Penghasilan neto 9=4-8 30.544.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 30.544.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 16.144.000
PPh Pasal 21 terutang 13 807.200
16.144.000 5% 807.200
FORMULIR
3. Lembar 3 untuk Pegaw ai
SPT TAHUNAN PPH PASAL 21
DEPARTEMEN KEUANGAN RI PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP ATAU
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA / TABUNGAN HARI TUA (THT) /
JAMINAN HARI TUA (JHT) 2 0 0 8
NOMOR URUT : 0 0 6
NPWP PEMOTONG PAJAK : 0 1 3 0 4 7 6 6 8 0 1 2 0 0 0
NAMA PEMOTONG PAJAK : P T . SI
ALAMAT PEMOTONG PAJAK : J L . DENPASAR NO. 10
NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : BADU
NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : 2 4 0 1 8 7 6 5 9 4 1 1 0 0 0
ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : TANGERANG
STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : X KAWIN TIDAK KAWIN X LAKI-LAKI PEREMPUAN KARYAWAN ASING
NAMA LENGKAP B A M B A N G H
NPWP 0 6 4 1 3 5 5 6 3 0 2 1 0 0 0
JIKA FORM ULIR INI TIDAK M ENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
D.1.1.32.48
Contoh Perhitungan PPh 21
Bp Tony Hidayat pegawai pada PT SI, menikah tanpa anak, memperoleh
gaji sebulan Rp 10.000.000,00. PT SI mengikuti program Jamsostek, premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,50% dan 0,30% dari gaji.
PT SI menanggung iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,70% dari
gaji sedangkan karyawan membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2,00%
dari gaji setiap bulan. Disamping itu PT SI juga mengikuti program pensiun
untuk pegawainya. PT SI membayar iuran pensiun untuk bp Tony ke dana
pensiun, yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri keuangan, setiap
bulan sebesar Rp 200.000,00, sedangkan karyawan membayar iuran
pensiun sebesar Rp 100.000,00
Atas penghasilan Bp Tony tersebut, maka Pph 21 yang terutang dihitung sbb :
(Ref Table Tony)
Contoh Perhitungan PPh 21 bulanan
a/n Tony Hidayat
Penghasilan Bruto :
Gaji sebulan 1 Rp10.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x 10jt) 2 Rp50.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x 10Jt) 3 Rp30.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 Rp10.080.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 Rp 108.000
2. Iuran Pensiun 6 Rp 100.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 Rp 200.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 Rp 408.000
Penghasilan neto sebulan 9=4-8 Rp 9.672.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 116.064.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 101.664.000
PPh Pasal 21 terutang 13 11.666.000
25.000.000 5% 1.250.000
25.000.000 10% 2.500.000
50.000.000 15% 7.500.000
1.664.000 25% 416.000
Penghasilan Bruto :
Gaji 1 120.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja 2 600.000
Premi Jaminan Kematian 3 360.000
THR 10.000.000
Sub Total Penghasilan bruto 4 = 1+2+3 130.960.000
Pengurangan :
1. Biaya jabatan 5 1.296.000
2. Iuran Pensiun 6 1.200.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 7 = 2% x 1 2.400.000
Sub Total Pengurang 8 = 5+6+7 4.896.000
Penghasilan neto 9=4-8 126.064.000
Penghasilan neto setahun 10 = 9 x 12 126.064.000
PTKP
- untuk WP sendiri 13.200.000
- tambahan WP kawin 1.200.000
Total PTKP 11 14.400.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 12 = 10 - 11 111.664.000
PPh Pasal 21 terutang 13 14.166.000
25.000.000 5% 1.250.000
25.000.000 10% 2.500.000
50.000.000 15% 7.500.000
11.664.000 25% 2.916.000
FORMULIR
3. Lembar 3 untuk Pegaw ai
SPT TAHUNAN PPH PASAL 21
DEPARTEMEN KEUANGAN RI PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 PEGAWAI TETAP ATAU
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PENERIMA PENSIUN ATAU TUNJANGAN HARI TUA / TABUNGAN HARI TUA (THT) /
JAMINAN HARI TUA (JHT) 2 0 0 8
NOMOR URUT : 0 0 5
NPWP PEMOTONG PAJAK : 0 1 3 0 4 7 6 6 8 0 1 2 0 0 0
NAMA PEMOTONG PAJAK : P T . SI
ALAMAT PEMOTONG PAJAK : J L . DENPASAR NO. 10
NAMA PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : TO N Y HIDAYAT
NPWP PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : 0 7 8 0 7 7 5 4 2 2 5 9 0 0 0
ALAMAT PEGAWAI ATAU PENERIMA PENSIUN/THT/JHT : J A K A R T A
STATUS, JENIS KELAMIN DAN KARYAWAN ASING : X KAWIN TIDAK KAWIN X LAKI-LAKI PEREMPUAN KARYAWAN ASING
NAMA LENGKAP B A M B A N G H
NPWP 0 6 4 1 3 5 5 6 3 0 2 1 0 0 0
JIKA FORM ULIR INI TIDAK M ENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
D.1.1.32.48
SPT Tahunan Pribadi
WP OP Karyawan
OBYEK PAJAK
DIBAYAR
SENDIRI
Th Berjalan =
pelunasan Pajak
FINAL
PEMOTONGAN
BUKAN OBJEK
PAJAK
SPT 1770-SS
Formulir ini digunakan bagi WPOP karyawan
yang memperoleh penghasilan bruto maksimum
Rp 48 Juta rupiah setahun.
Sangat sederhana dan hanya terdiri dari 1
halaman
Cukup isikan jumlah harta dan kewajiban/hutang
pada akhir tahun
Lampirkan Form 1721-A1 dari pemberi kerja
Contoh Pengisian SPT 1770-SS
Contoh Pengisian SPT PPh Orang Pribadi (Form 1770-SS)
Data WP :
- Nama BADU
- NPWP 24.018.765.9-411.000
- Alamat Tangerang
- Pekerjaan Staff PT SI
Diminta mengisi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atas Nama Badu
SPT TAHUNAN
TAHUN PAJAK
1770 SS
FORMULIR
NPWP : 2 4 0 1 8 7 6 5 9 4 1 1 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : B A D U
IDENTITAS
PEKERJAAN : K A R Y AW A N KLU : 9 9 0 0 0 0
NO. TELEPON : 0 2 1 - 7 8 9 1 0 0 NO. FAKS : -
PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan TANDA TANGAN
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah saya beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar,lengkap, jelas, dan bahwa saya tidak memperoleh penghasilan lain selain dari
satu pemberi kerja.
TANGGAL 2 0 - 0 3 - 2 0 0 9
TGL BLN THN
Form 1770-S
Formulir ini digunakan bagi WPOP yang tidak
melakukan kegiatan usaha/pekerjaan bebas
(Karyawan) yang penghasilan brutonya lebih
dari Rp 48 Juta setahun
Terdiri dari 3 halaman :
Lembar Induk form 1770-S
Lampiran I Form 1770-S I
Lampiran II Form 1770-S II
Cara Pengisian juga relatif sederhana
Pengisian dimulai dari Lampiran
Form 1770-S II
Terdiri dari 3 Bagian
Bagian A : Penghasilan yang dikenakan PPh
Final atau Bersifat Final
Bagian B : Daftar Harta Pada Akhir Tahun
Bagian C : Daftar Kewajiban/Utang Pada Akhir
Tahun
Form 1770-S II Bagian A
BAGIAN A : PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh
FINAL DAN ATAU BERSIFAT FINAL
Formulir ini digunakan untuk menghitung besarnya
penghasilan neto dalam negeri, yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak angkat
yang belum dewasa dalam tahun pajak yang
bersangkutan yang pajaknya dibayar / dipotong /
dipungut oleh pihak lain dan bersifat final, kecuali
penghasilan:
Isteri yang telah hidup berpisah;
Isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan
penghasilan,
yang harus dilaporkan sendiri dalam SPT Tahunan PPh isteri.
Form 1770-S II Bagian A
BUNGA DEPOSITO, TABUNGAN, DAN DISKONTO SBI , Bunga Deposito,
Tabungan serta Diskonto SBI berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 131 Tahun 2000 dan Keputusan Menkeu No.
51/KMK.04/2001. Bunga Simpanan antara lain bunga yang berasal dari
simpanan anggota pada koperasi berdasarkan Pasal 23 ayat (4) UU PPh
dan Keputusan Menkeu No. 522/KMK.04/1998.
BUNGA / DISKONTO OBLIGASI YANG DILAPORKAN
PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK, Bunga / Diskonto Obligasi Yang
Diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya di Bursa Efek
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2002 dan
Keputusan Menkeu No. 121/KMK.03/2002.
PENJUALAN SAHAM DI BURSA EFEK, Penjualan Saham Di Bursa Efek
adalah penghasilan yang berasal dari penjualan saham (saham pendiri /
saham bukan pendiri) di bursa efek berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Pemerintah No. 14 Tahun 1997 dan Keputusan Menkeu No.
282/KMK.04/1997.
Form 1770-S II Bagian A
HADIAH UNDIAN, Hadiah Undian berdasarkan Pasal 4 ayat (2) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 132 Tahun 2000, dan Keputusan Dirjen Pajak.
No. Kep-395/PJ./2001.
PESANGON, TUNJANGAN HARI TUA DAN TEBUSAN PENSIUN YANG
DIBAYAR SEKALIGUS, Pesangon, Tunjangan Hari Tua dan Tebusan
Pensiun Yang Dibayar Sekaligus adalah pesangon dari pemberi kerja dan
uang yang diterima oleh pegawai tetap atau pensiunan dari Dana Pensiun
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, PT. Astek, Badan
Penyelenggara Jamsostek berdasarkan Pasal 21 ayat (8) UU PPh,
Peraturan Pemerintah No. 149 Tahun 2000, Keputusan Menkeu No.
112/KMK.03/2001, dan Keputusan Dirjen Pajak No. 545/PJ./2000
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Dirjen Pajak No. PER-
15/PJ./2006.
HONORARIUM ATAS BEBAN APBN / APBD, Honorarium atas beban
APBN / APBD adalah penghasilan berupa imbalan yang diterima oleh
Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI / POLRI dan Pensiunan
yang dibebankan kepada keuangan negara / daerah sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, dan kegiatan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45
Tahun 1994 dan Keputusan Menkeu No. 636/ KMK.04/1994.
Form 1770-S II Bagian A
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN, Pengalihan
Hak atas Tanah dan atau Bangunan adalah penghasilan yang berasal dari
pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 48 Tahun 1994 yang telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 1999, Keputusan Menkeu No.
635/KMK.04/1994 sebagaimana yang telah diubah terakhir dengan
Keputusan Menkeu No. 392/KMK.04/1996, dan Keputusan Menkeu No.
566/KMK.04/1999.
SEWA ATAS TANAH DAN / ATAU BANGUNAN, Sewa atas tanah dan atau
bangunan adalah Penghasilan Bruto dari persewaan berupa tanah, rumah,
rumah susun, apartemen, kondominium, gedung, perkantoran, rumah
kantor, rumah toko, gudang dan industri berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 29 Tahun 1996 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah No. 5 Tahun 2002 dan Keputusan Menkeu No.
120/KMK.03/2002.
BANGUNAN YANG DITERIMA DALAM RANGKA BANGUN GUNA
SERAH, Bangunan yang diterima dalam rangka Bangun Guna Serah yang
dibangun di atas tanah yang dimiliki Wajib Pajak sehubungan dengan
berakhirnya masa perjanjian Bangun Guna Serah, berdasarkan Keputusan
Menkeu No. 248/KMK.04/1995.
Form 1770-S II Bagian A
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PAJAK BERSIFAT FINAL
Penghasilan isteri dari satu pemberi kerja, Penghasilan isteri dari
satu pemberi kerja adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh
isteri dalam tahun pajak yang semata-mata berasal dari satu pemberi
kerja yang telah dipotong PPh Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak
ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas suami atau
anggota keluarga lainnya berdasarkan Pasal 8 ayat (1) UU PPh.
Penghasilan anak dari pekerjaan, Penghasilan anak dari pekerjaan
adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh anak / anak angkat
yang belum dewasa sepanjang penghasilannya berasal dari pekerjaan
yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau kegiatan dari orang
yang mempunyai hubungan istimewa. *(th 2009 ada perubahan)
PENGHASILAN LAIN YANG DIKENAKAN PAJAK FINAL DAN ATAU
BERSIFAT FINAL, Untuk menampung penghasilan yang dikenakan PPh
final dan atau bersifat final lainnya yang tidak termasuk dalam penghasilan
sebagaimana dimaksud Angka 1 s.d. Angka 10.
Form 1770-S II Bagian B
DAFTAR HARTA PADA AKHIR TAHUN
Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap harta pada akhir tahun
pajak yang dimiliki Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak angkat yang
belum dewasa, kecuali harta yang dimiliki :
1. isteri yang telah hidup berpisah;
2. isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan,
yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri.
Jenis Harta :
Kas dan Setara Kas (Tabungan, Deposito), Logam Mulia (Perhiasan), Surat-
surat Berharga (Efek, Saham, Obligasi)
Aktiva Tetap (Harta Berwujud yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun) :
Kendaraan (Roda dua/roda empat, helikopter, pesawat dll), Mobil, Rumah, Tanah
dll
Untuk tanah dan bangunan, cantumkan NPOP PBB, Alamat Lengkap dan
luas
Untuk kendaraan, cantumkan tahun pembuatan dan no polisi / No BPKB
Form 1770-S II Bagian B
Contoh pengisian daftar harta:
HARGA
TAHUN
NO JENIS HARTA PEROLEHAN PEROLEHAN KETERANGAN
(Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
2
1 Rumah Luas x m Jl. Veteran 1995 80.000.000 NOP:
No. 6, Solo 11.71.030.032.008.0165.0
2
2 Rumah Luas x m 1998 100.000.000 NOP:
Jl. Casablanca 20, Jakarta 11.78.030.003.003.0124.0
3 Mobil (Toyota, 1990) 1999 60.000.000 BPKB No: H-133421
4 Mobil (BMW, 2000) 2000 250.000.000 BPKB No: H-623441
5 Deposito (Bank Bali) 1998 50.000.000
6 Deposito (BNI) 1998 50.000.000
Jumlah Bagian B JBB 590.000.000
Form 1770-S II Bagian C
DAFTAR KEWAJIBAN/UTANG PADA AKHIR
TAHUN
Formulir ini digunakan untuk melaporkan setiap
kewajiban / utang pada akhir tahun pajak yang
dimiliki Wajib Pajak sendiri, isteri, anak / anak
angkat yang belum dewasa, kecuali kewajiban /
utang yang dimiliki :
1. isteri yang telah hidup berpisah;
2. isteri yang melakukan perjanjian pemisahan harta
dan penghasilan,
yang harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh isteri.
Form 1770-S I
Terdiri dari 3 bagian :
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA
Bagian B : PENGHASILAN YANG TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
BAgian C : DAFTAR PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PPh OLEH PIHAK
LAIN DAN PPh YANG DITANGGUNG PEMERINTAH
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (Tidak
Termasuk Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final dan atau Bersifat
Final)
Bagian ini digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam
negeri lainnya seperti bunga, dividen, royalti, sewa, penghargaan dan
hadiah, keuntungan dari penjualan / pengalihan harta dan penghasilan
lainnya yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, dan anak /
anak angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan tersebut tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan
PPh final dan atau PPh bersifat final serta penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak.
Form 1770-S I Bagian A
Bagian A : PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI LAINNYA (Tidak
Termasuk Penghasilan Yang Dikenakan PPh Final dan atau Bersifat
Final)
Bagian ini digunakan untuk melaporkan besarnya penghasilan neto dalam
negeri lainnya seperti :
bunga,
dividen,
royalti,
sewa,
penghargaan dan hadiah,
keuntungan dari penjualan / pengalihan harta dan
penghasilan lainnya
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri, dan anak / anak
angkat yang belum dewasa dalam tahun pajak yang bersangkutan.
Penghasilan tersebut tidak termasuk penghasilan yang telah dikenakan
PPh final dan atau PPh bersifat final serta penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak.
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
BUNGA, Dalam pengertian bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan lain sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang, baik yang dijanjikan maupun tidak, yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa (Pasal 4 ayat (1)
huruf f, Pasal 8, dan Pasal 23 UU PPh).
DIVIDEN, Yang dimaksud dengan dividen adalah bagian laba dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang
belum dewasa selaku pemegang saham atau pemegang polis asuransi dan anggota koperasi.
Termasuk dalam pengertian dividen adalah :
Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan nama dan dalam
bentuk apapun;
Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang disetor;
Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran kecuali saham bonus yang
berasal dari kapitalisasi agio saham baru dan revaluasi aktiva tetap;
Pembagian laba dalam bentuk saham;
Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran;
Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau diperoleh pemegang
saham karena pembelian kembali saham-saham oleh perseroan yang bersangkutan;
Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang disetorkan, jika dalam
tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan, kecuali jika pembayaran kembali itu adalah
akibat dari pengecilan modal dasar (statuter) yang dilakukan secara sah;
Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang diterima sebagai
penebusan tanda-tanda laba tersebut;
Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi;
Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis;
Pembagian berupa Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada anggota koperasi;
Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang dibebankan sebagai
biaya perusahaan.
(Pasal 4 ayat (1) huruf g dan Pasal 8 UU PPh)
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
ROYALTI, Yang dimaksud dengan royalti adalah setiap imbalan dengan nama apapun yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa sehubungan dengan penyerahan
penggunaan hak kepada pihak lain, berupa:
Hak atas harta tak berwujud, misalnya hak pengarang, paten, merek dagang, formula, atau rahasia
perusahaan;
Hak atas harta berwujud, misalnya hak atas alat-alat industri, komersial, dan ilmu pengetahuan;
Informasi, yaitu informasi yang belum diungkapkan secara umum, walaupun mungkin belum dipatenkan,
misalnya pengalaman di bidang industri, atau bidang usaha lainnya.
(Pasal 4 ayat (1) huruf h dan Pasal 8 UU PPh)
SEWA , Yang dimaksud dengan sewa adalah setiap imbalan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri,
isteri dan anak / anak angkat yang belum dewasa sehubungan dengan penggunaan harta oleh pihak lain, harta
gerak misalnya sewa pemakaian mobil, sewa alat-alat berat (Pasal 4 ayat (1) huruf i, Pasal 8, dan Pasal 23 UU
PPh).
PENGHARGAAN DAN HADIAH, Jenis hadiah dan penghargaan untuk tujuan pemajakan dapat dibedakan :
a. Hadiah undian, Yang dimaksud hadiah undian adalah hadiah dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
diterima atau diperoleh wajib pajak yang pemberiannya melalui cara undian.
b. Hadiah dan penghargaan perlombaan, Yang dimaksud dengan hadiah dan penghargaan perlombaan adalah
hadiah atau penghargaan yang diberikan melalui suatu perlombaan atau adu ketangkasan, misalnya dari :
- perlombaan olah raga;
- kontes kecantikan / busana, kontes lainnya;
- kuis di televisi / radio;
- kegiatan perlombaan atau adu ketangkasan lainnya.
c. Penghargaan atas suatu prestasi tertentu, misalnya penghargaan atas penemuan benda purbakala,
penghargaan dalam menjualkan suatu produk.
d. Hadiah sehubungan dengan pekerjaan pemberian jasa dan kegiatan lainnya yang pemberiannya tidak
melalui cara undian atau perlombaan.
Yang dilaporkan dalam Lampiran I Formulir 1770 S-I Bagian A No. 5 (Penghargaan dan Hadiah) adalah huruf b, c,
d, sedangkan huruf a dikenakan PPh bersifat final dan dilaporkan dalam Lampiran II Formulir 1770 S-II Bagian A
No. 4 (Hadiah Undian)
Penghasilan Neto Dalam Negeri Lainnya
Tidak termasuk dalam pengertian hadiah atau penghargaan yang dikenakan pajak
adalah hadiah langsung dalam penjualan barang / jasa, sepanjang :
diberikan kepada semua pembeli / konsumen akhir tanpa diundi;
diterima langsung oleh konsumen akhir pada saat pembelian barang / jasa.
(Keputusan Menkeu No. 462/KMK.04/1998 sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Keputusan Menkeu No. 112/KMK.03/2001 dan Keputusan Dirjen Pajak No.
Kep-395/PJ./2001)
PPh PASAL 24
PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar / dipotong / terutang di luar negeri atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh di luar negeri dalam tahun yang bersangkutan, sebesar PPh yang
dibayar / dipotong / terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang
terutang berdasarkan UU PPh. Penghitungan batas maksimum kredit pajak luar negeri yang
dapat dikreditkan tersebut harus dilakukan untuk masing-masing negara.
Dalam hal pajak yang dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar negeri jumlahnya
sama atau lebih kecil dari batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan
tersebut, maka jumlah PPh Pasal 24 yang diisikan pada kolom (6) ini adalah sebesar pajak yang
sebenarnya dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar negeri menurut kolom (5).
Namun, apabila pajak yang sebenarnya dibayar / dipotong / terutang atas penghasilan di luar
negeri menurut kolom (5) lebih besar dari batas maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat
dikreditkan, maka jumlah PPh Pasal 24 yang diisikan pada kolom (6) ini adalah sebesar batas
maksimum kredit pajak luar negeri yang dapat dikreditkan tersebut (Keputusan Menkeu No.
164/KMK.03/2002).
Form 1770-S I Bagian C
PPh PASAL 26
Pemotongan pajak atas Wajib Pajak Luar Negeri adalah bersifat final namun atas
penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf b dan huruf c, dan
atas penghasilan Wajib Pajak orang pribadi atau badan luar negeri yang berubah
status menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, pemotongan
pajaknya tidak bersifat final sehingga potongan pajak tersebut dapat dikreditkan
dalam SPT Tahunan PPh.
Diisi dari jumlah Penghasilan Neto yang tercantum pada Lampiran Tersendiri Formulir 1770 S. Contoh Formulir dalam
Lampiran Tersendiri adalah sebagai berikut :
JUMLAH
*) PERMOHONAN : JUMLAH PADA KOLOM (6) MOHON DIPERHITUNGKAN SEBAGAI
KREDIT PAJAK
Formulir diatas diisi dengan rincian bukti pemotongan / pembayaran Pajak Penghasilan yang terutang di luar negeri atas
penghasilan yang diterima / diperoleh dari negara tersebut, yang dikenakan Pajak Penghasilan di Indonesia tidak bersifat final
dan dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
Pengkreditan Pajak Penghasilan yang terutang / dibayar di luar negeri terhadap Pajak Penghasilan yang terutang di Indonesia
tidak boleh melebihi jumlah tertentu yang dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :
atau sama dengan total PPh terutang, mana yang lebih kecil.
Form 1770-S (Induk)
Lihat Contoh
Contoh Pengisian SPT 1770-S
Contoh Pengisian SPT PPh Orang Pribadi
Data WP :
- Nama Tony Hidayat
- NPWP 07.807.754.2-259.000
- Alamat Jakarta
- Pekerjaan Manager di PT SI
Istrinya (Tina Hidayat) bekerja sebagai sekretaris di PT Care Indonesia dengan penghasilan sbb :
- Gaji Pokok 60.000.000
- Tunjangan PPh 4.148.600
- Premi Asuransi (JKK,JKM) 534.000
- JHT dibayar pemberi kerja (3,7%) 2.220.000
- Iuran Pensiun dibayar pemberi kerja -
- Iuran JHT dipotong dari Gaji (2%) (1.200.000)
- Iuran Pensiun dipotong dari gaji -
- PPh 21 telah dipotong PT Care Indonesia 4.148.600
Selain itu pada tahun 2008 Tony memperoleh penghasilan lain sbb :
Jumlah Bruto PPh telah dipotong
- Pendapatan Sewa Tanah dan Bangunan 60.000.000 6.000.000
- Pendapatan Bunga Deposito 500.000 100.000
Diminta mengisi SPT Tahunan PPh Orang Pribadi atas Nama Tony Hidayat
SPT TAHUNAN
TAHUN PAJAK
1770 S
FORMULIR
NPWP : 0 7 8 0 7 7 5 4 2 2 5 9 0 0 0
NAMA WAJIB PAJAK : TONY HIDAYAT
IDENTITAS
*) Pengisian kolom-kolom y ang berisi nilai rupiah harus tanpa nilai desimal (contoh penulisan lihat buku petunjuk hal. 3) RUPIAH *)
1 PENGHASILAN NETO DALAM NEGERI SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN ...
1 126.064.000
[Diisi akumulasi jumlah penghasilan neto pada setiap Formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 angka 14 y ang dilampirkan]
A. PENGHASILAN NETO
12 PPh YANG DIPOTONG/DIPUNGUT PIHAK LAIN/DITANGGUNG PEMERINTAH DAN/ATAU KREDIT PAJAK LUAR 12 14.166.000
NEGERI DAN/ATAU TERUTANG DI LUAR NEGERI [Diisi dari Formulir 1770 S-I Jumlah Bagian C Kolom (7)]
TGL LUNAS
..
18 ANGSURAN PPh PASAL 25 TAHUN PAJAK BERIKUTNYA SEBESAR 18 -
DIHITUNG BERDASARKAN
a. 1/12 x JUMLAH PADA ANGKA 13
b. PENGHITUNGAN DALAM LAMPIRAN TERSENDIRI
G. LAMPIRAN
a. X Fotokopi Formulir 1721-A1 atau 1721-A2 atau Bukti Potong PPh Pasal 21 d. Surat Kuasa Khusus (Bila dikuasakan)
PERNYATAAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan TANDA TANGAN
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa yang telah saya beritahukan diatas beserta lampiran-
lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
F.1.1.32.18
Masih Bingung juga?
Silahkan konsultasi melalui
email /weblog saya
triyani@indosat.net.id
triyani08@yahoo.com
http://triyani.wordpress.com
TERIMA KASIH