Anda di halaman 1dari 6

BAHAYA DAN RISIKO MASA NIFAS

Lama masa nifas bisa berbeda-beda pada setiap ibu. Namun, cepat lambatnya berhenti
merupakan indikasi singkat-lamanya masa nifas itu sendiri
Keadaan yang perlu diwaspadai pada masa nifas ini adalah :
1.Perdarahan dari jalan lahir yang lebih banyak dari biasa.
Perdarahan ini terjadi jika proses kontraksi rahim berlangsung tidak semestinya atau lemah.
Penyebab lain bisa karena ada sesuatu yang tersisa dalam rahim, semisal ari-ari, atau selaput
ketuban yang kemudian membungkus sisa darah yang membeku sehingga bekuan darah
tersebut jadi benda asing dalam rahim. Selain itu, bisa juga karena infeksi puerpuralis yang
menyebabkan darah lama berhenti atau anemia yang membuat kontraksi rahim kurang dan
ibu terus-menerus letih, sehingga mempengaruhi faktor psikis dan emosionalnya (Indiarti,
2007).
Selain itu perdarahan post partum dapat terjadi karena menahan kencing (buang air kecil).
Karena akan mengganggu proses pengecilan rahim (proses involusio), sehingga akan
menyebabkan perdarahan (Jenny, 2006).
Pencegahan:
a.Jangan menahan kencing ( buang air kecil)
b.Istirahat yang cukup
c.Cukupi kebutuhan makan dan minum (Jenny, 2006).
2.Keluarnya cairan dari jalan lahir atau demam lebih dari 2 hari.
Cairan yang berbau busuk dari jalan lahir mungkin terjadi lokiostosis ( lockea yang tidak
lancar keluar) dan infeksi. Cairan yang berbau dari jalan lahir dapat juga disebabkan karena
sebagian kecil plasenta tetap berada dirahim dan apabila disertai rasa nyeri, gatal, bau tidak
nyaman, atau tekstur yang berbusa, ini yang mungkin mengalami infeksi saluran kemih atau
vagina (Jimenez, 2000).
Demam tinggi ini dapat disebabkan karena kemungkinan adanya infeksi rahim, infeksi
kandung kemih, infeksi payudara (mastitis), infeksi bedah caesar, infeksi episiotomi atau
robekan dan penyakit lainnya (Hasselquist, 2006)
Pencegahan:
a.Minum air yang banyak
b.Ganti pembalut secara teratur
3.Bengkak pada muka dan tangan yang mungkin disertai dengan kejang
Hal ini dapat disebabkan karena tromboplebitis (gumpalan darah pada pembuluh darah)
(Mary, 2006). Dan apabila disertai dengan kram pada kaki ini mungkin karena terlalu banyak
atau terlalu sedikit kalsium (Jimenez, 2006).
Pencegahan:
Duduklah dengan kaki lurus, telapak menegang perlahan-lahan, renggangkan tubuh bagian
atas kearah telapak kaki sampai rasa nyeri berkurang dan apabila terjadi tromboplebitis
segera periksa ke dokter.
4.Payudara bengkak kemerah-merahan
Jika payudara tidak sering dikosongkan sampai tuntas dapat terjadi penyumbatan. Hal ini
biasanya terlihat berupa benjolan kecil, terasa sakit, dan memerah. Dan jika benjolan ini tidak
segera diobati dapat menyebabkan infeksi (Jimenez, 2006).
Bengkak pada payudara dapat disebabkan karena adanya sumbatan gumpalan susu, payudara
bengkak ketika susu mulai diproduksi dan mungkin karena mengalami mastitis (infeksi
payudara).
Pencegahan:
a.Biarkan bayi menyusui 20-30 menit setiap satu setengah sampai tiga jam sekali.
b.Sebaiknya anda menyusu sampai payudara kosong
c.Letakkan kantong es untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara
d.Jika payudara terasa panas, kaku, bengkak dan jika disertai dengan sakit kepala mungkin
mengalami infeksi payudara atau mastitis segera periksa ke bidan atau ke dokter sesegera
mungkin.
Masa nifas merupakan masa yang rawan karena ada beberapa risiko yang mungkin terjadi
pada masa itu, antara lain:
1.Anemia
Risiko ini terjadi bila ibu mengalami perdarahan yang banyak, apalagi bila sudah sejak masa
kehamilan kekurangan darah terjadi. Di masa nifas, anemia bisa menyebabkan rahim susah
berkontraksi. Ini karena darah tak cukup memberikan oksigen ke rahim.
Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi membahayakan, semisal mengalami perdarahan
post partum, maka harus segera diberi transfusi darah. Jika kondisinya tidak berbahaya maka
cukup ditolong dengan pemberian obat-obatan penambah darah yang mengandung zat besi.
2.Eklampsia dan preeklampsia
Biasanya orang menyebutnya keracunan kehamilan. Ini ditandai dengan munculnya tekanan
darah tinggi, oedema atau pembengkakan pada tungkai, dan bila diperiksa di laboratorium
urinnya terlihat mengandung protein. Dikatakan eklampsia bila sudah terjadi kejang. Jika
hanya gejala atau tanda-tandanya saja dikatakan preeklampsia.
Gangguan ini merupakan penyebab kematian ibu yang nomor satu. Penyebabnya masih
belum diketahui dengan jelas. Preekampsia dapat diakibat karena kekurangan asam
arakidonat yang berasal dari kacang-kacangan dan diakibatkan stres pada ibu dan faktor
emosional lainnya.
Selama masa nifas di hari ke-1 sampai 28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala
preeklampsia. Jika keadaannya bertambah berat bisa terjadi eklampsia, dimana kesadaran
hilang dan tekanan darah meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa
pecah, terjadi oedema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah. Hal ini bisa
menyebabkan kematian.
3.Perdarahan postpartum
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak
lahir. Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah
perdarahan dalam kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.
a.Pembagian perdarahan post partum:
1)Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi selama 24 jam
setelah anak lahir.
2)Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam
anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.
b.Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong persalinan dengan komplikasi
perdarahan post partum:
1)Menghentikan perdarahan.
2)Mencegah timbulnya syok.
3)Mengganti darah yang hilang.
c.Frekuensi perdarahan post partum 4/5-15 % dari seluruh persalinan. Berdasarkan
penyebabnya:
1)Atoni uteri (50-60%).
2)Retensio plasenta (16-17%).
3)Sisa plasenta (23-24%).
4)Laserasi jalan lahir (4-5%).
5)Kelainan darah (0,5-0,8%).
d.Etiologi perdarahan post partum:
1)Atoni uteri.
2)Sisa plasenta dan selaput ketuban.
3)Jalan lahir: robekan perineum, vagina, serviks, forniks dan rahim.
4)Penyakit darah
e.Kelainan pembekuan darah misalnya afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia yang sering
dijumpai:
1)Perdarahan yang banyak.
2)Solusio plasenta.
3)Kematian janin yang lama dalam kandungan.
4)Pre eklampsia dan eklampsia.
5)Infeksi, hepatitis dan syok septik.
f.Cara membuat diagnosis perdarahan post partum:
1)Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus.
2)Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak.
3)Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
a)Sisa plasenta dan ketuban.
b)Robekan rahim.
c)Plasenta suksenturiata.
4)Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
5)Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin, clot observation test (COT), dan
lain-lain.
Perdarahan post partum adakalanya merupakan perdarahan yang hebat maupun perdarahan
perlahan-lahan tetapi terus-menerus. Keduanya dapat menyebabkan perdarahan yang banyak
dan dapat menjadi syok. Oleh karena itu penting sekali pada setiap ibu bersalin dilakukan
pengukuran kadar darah secara rutin; serta pengawasan tekanan darah, nadi dan pernapasan
ibu, kontraksi uterus dan perdarahan selama 1 jam.
Beberapa menit setelah janin lahir, biasanya mulai terjadi proses pelepasan plasenta disertai
sedikit perdarahan. Bila plasenta sudah lepas dan turun ke bagian bawah rahim maka uterus
akan berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta (his pengeluaran plasenta).
g.Penanganan Perdarahan Post Partum
Penanganan perdarahan post partum berupa mencegah perdarahan post partum, mengobati
perdarahan kala uri dan mengobati perdarahan post partum pada atoni uteri.
h.Cara mencegah perdarahan post partum
Cara mencegah perdarahan post partum yaitu memeriksa keadaan fisik, keadaan umum,
kadar hemoglobin, golongan darah dan bila mungkin tersedia donor darah. Sambil
mengawasi persalinan, dipersiapkan keperluan untuk infus dan obat-obatan penguat rahim
(uterotonika). Setelah ketuban pecah, kepala janin mulai membuka vulva, infus dipasang dan
sewaktu bayi lahir diberikan 1 ampul methergin atau kombinasi dengan 5 satuan sintosinon
(sintometrin intravena). Hasilnya biasanya memuaskan (Mochtar, 2002).
4.Depresi masa nifas
"Depresi di masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga. Gejalanya sama
dengan depresi prahaid. Ini karena pengaruh perubahan hormonal, adanya proses involusi,
dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus bayi, dan sebagainya. Depresi juga biasanya
timbul jika ibu dan keluarganya dililit konflik rumah tangga, anak yang lahir tak diharapkan,
keadaan sosial ekonominya lemah, atau trauma karena telah melahirkan anak cacat."
Depresi masa nifas terjadi terutama di minggu-minggu pertama setelah melahirkan, di mana
kadar hormon masih tinggi. Gejalanya adalah gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab
yang jelas. Tingkatannya pun bermacam-macam, mulai dari neurosis atau gelisah saja yang
disertai kelainan tingkah laku, sampai psikosis seperti penderita sakit jiwa dan kadang-
kadang sampai tak sadar, seperti meracau, mengamuk, dan skizofrenia. Situasi depresi ini
akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situasi yang sebenarnya.
Untuk mengatasinya, ibu dianjurkan untuk tidur cukup, tidak dibebani banyak pikiran
misalnya karena ASI tidak keluar, banyak bergerak dan beraktivitas seperti senam nifas, jalan
pagi, menyapu rumah dan lainnya, sehingga proses sirkulasi darah menjadi baik. Oleh dokter,
biasanya ibu akan diberi vitamin C dosis tinggi, obat-obatan penenang dan juga penambah
darah.
5.Infeksi masa nifas
Pada saat nifas, adanya darah yang keluar sebetulnya merupakan proses pembersihan rahim
dari sel-sel sisa jaringan, darah, lekosit, dan lainnya. Oleh sebab itu, di masa nifas ini ibu
belum boleh melakukan hubungan seksual. Alasannya, kotoran yang seharusnya keluar dari
rahim ibu akan kembali terbawa ke dalam dan akhirnya menimbulkan infeksi. Kuman juga
bisa menempel di ekor sperma yang "larinya" cepat. Selain itu, selama masa nifas dinding
rahim belum begitu kuat. Juga, mulut rahim belum menutup sempurna seperti saat sebelum
melahirkan.
Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin meningkatnya
pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan
tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5oC
yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari pertama. Perlukaan
karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga
menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada
semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu
badan melebihi 38oC tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari
(Manuaba, 1998).
Jika infeksi terjadi, ibu mengalami gejala demam tinggi dan nifasnya berbau busuk. Selain itu
rahim bisa menjadi lembek dan tak berkontraksi sehingga bisa terjadi perdarahan. Meski
infeksi ini jarang berakibat fatal, tapi bila terjadi komplikasi bisa menyebabkan kematian.
Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk:
a.Infeksi Lokal
1)Pembengkakan luka episiotomi.
2)Terjadi penanahan.
3)Perubahan warna lokal.
4)Pengeluaran lochia bercampur nanah.
5)Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.
6)Temperatur badan dapat meningkat (Manuaba, 1998).
b.Infeksi General
1)Tampak sakit dan lemah.
2)Temperatur meningkat diatas 39 oC.
3)Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.
4)Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.
5)Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.
6)Terjadi gangguan involusi uterus.
7)Lochia: berbau, bernanah serta kotor (Manuaba, 1998).
c.Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas
Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah:
1)Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.
2)Tindakan operasi persalinan.
3)Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.
4)Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.
5)Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post
partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit
infeksi (Manuaba, 1998).
d.Terjadinya Infeksi Masa Nifas
Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:
1)Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai
kurang suci hama.
2)Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).
3)Hubungan seks menjelang persalinan.
4)Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari
enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi). (Manuaba, 1998)
e.Keadaan abnormal pada rahim
Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah:
1)Sub involusi uteri.
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan
rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada
endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri
(Manuaba, 1998).
2)Pendarahan masa nifas sekunder.
Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi
pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya (Manuaba, 1998).
3)Flegmansia alba dolens.
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena
femoralis. Gejala kliniknya adalah:
a)Terjadi pembengkakan pada tungkai.
b)Berwarna putih.
c)Terasa sangat nyeri.
d)Tampak bendungan pembuluh darah.
e)Temperatur badan dapat meningkat (Manuaba, 1998).
f.Keadaan abnormal pada payudara
Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :
1)Bendungan ASI
Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa
panas sampai suhu badan meningkat.
2)Mastitis dan Abses Mamae
Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi
perubahan warna kulit mamae.
g.Keadaan abnormal pada psikologis
1)Psikologi pada masa nifas
Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan variasi. Kondisi ini akan
berangsur-angsur normal sampai pada minggu ke 12 setelah melahirkan.
Pada 0 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak kegelisahan setelah
melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan sangat terasa yang berakibat ibu sulit
beristirahat, sehingga ibu mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur
dimalam hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul, biasanya disebut
dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak
muncul pada hari ke lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan
khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya sehingga ibu mudah panik
dengan sedikit saja perubahan pada kondisi dirinya atau bayinya.
Pada 1 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan menuju pada tahap
normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya,
misalnya perhatian dari anggota keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan
maka semakin cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.
2)Depresi pada masa nifas
Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan 10%-nya saja yang
tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada
beberapa kasus terjadi selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.
Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul saat melahirkan dan
karena sebab-sebab yang kompleks lainnya. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan
menunjukan faktor-faktor penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus
melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami dan perubahan
struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada ibu primipara.

Anda mungkin juga menyukai