PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep wisata halal tengah menjadi buah bibir di dunia pariwisata. Meski demikian, di
masyarakat umum varian pariwisata ini masih belum dipahami secara baik. Misalnya, istilah
tersebut dianggap sebagai hasrat islamisasi segala aspek kehidupan yang didahului dengan
islamisasi perbankan, pengobatan, pakaian, dan saat ini termasuk pariwisata. Dalam konteks
pariwisata, terdapat prasangka bahwa konsep halal atau islami akan meredupkan geliat bisnis
pariwisata. Karena pariwisata masih dipahami hanya sebagai kegiatan bersenang-senang saja
Pariwisata halal termasuk varian produk baru dalam industry pariwisata. Pasar wisata
ini menawarkan prospektif besar dalam bisnis pariwisata. Hal ini mengingat populasi Muslim
tumbuh dan berkembang cepat di seluruh dunia, sehingga terdapat kebutuhan untuk menggaet
para turis dari berbagai sektor, dalam hal ini wisatawan Muslim.
Dari laporan dan analisis World Tourism Organization (WTO) diperoleh bahwa
sumbangan pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja. Disebutkan bahwa dari
setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya
berasal dari sektor pariwisata. Diduga pula bahwa daya serap tenaga kerja pada sektor
pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang seperti Indonesia dengan lebih cepat jalan yang
terbaik adalah dengan mendorong sektor pariwisata agar lebih maju, ketimbang mendorong
sektor lain yang notabene memerlukan biaya yang lebih besar untuk pengembangannya.
Untuk itu Pemerintah daerah maupun pusat harus terus lebih mendorong dan mendukung
Dari latar belakang penulisan di atas selanjutnya penulis bisa merumuskan apa saja
1. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan Wisata Halal di NTB saat ini
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Respon Masyarakat terkait dengan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan manfaat penelitian, hasil penelitian terdahulu dapat digunakan oleh
peneliti selanjutnya sebagai pembanding atau pengarah atau manfaat lainnya, sehingga hasil
penelitian terhindar dari kesalahan yang fatal. Kesalahan dalam suatu penelitian akan
berdampak pada kesimpulan yang dirumuskan dapat menyesatkan pihak yang membutuhkan
hasil penelitian yang bersangkutan. Untuk menghindari hal tersebut, dalam penelitian ini
dasar-dasar teori sebagai konsep atas dasar berfikir dalam memecahkan permasalahan yang
akan diuji, penelitian juga menggunakan hasil-hasil penelitian oleh mahasiswa terdahulu dan
beberapa literatur. Dalam suatu penelitian, penulis harus belajar dari peneliti lain, untuk
menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang
Tanzir (2004) dengan judul penelitian Analisis Strategi Pemasaran dalam Rangka
Meningkatkan Daya Saing pada Bungalow Segara Anak di Kuta Lombok Tengah.
Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi bisnis
Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi bisnis Bungalow Segara Anak
strategi pemasaran yang sesuai guna memperoleh jumlah tamu yang banyak. Kesimpulan
a. Bungalow Segara Anak berada pada posisi kuat atau terancam. Pada keadaan
semaksimal mungkin sumber daya manusia yang dalam meraih peluang guna
dan Promosi Terhadap Nilai Penjualan pada Hotel Sahid Legi Mataram. Pada
penelitian ini alat analisa yang digunakan adalah analisa regresi linear berganda, koefisien
determinasi berganda, uji-t dan uji-f. hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat pengaruh
yang signinfikan terhadap nilai penjualan. Terdapat hubungan yang kuat dan positif antara
variabel biaya periklanan dan promosi penjualan terhadap nilai penjualan jasa kamar pada
Hotel Sahid Legi Mataram. Diantara kedua variabel tersebut yang memiliki pengaruh lebih
besar terhadap penjualan jasa kamar pada Hotel Sahid Legi Mataram adalah variabel biaya
produksi penjualan dengan nilai koefisien regresi untuk biaya periklanan yaitu sebesar 40,303
Pemasaran Terhadap Tingkat Hunian Kamar Hotel Melia Bali Sol. Pada penelitian ini,
alat analisa yang digunakan adalah model regresi linear berganda, uji koefisien (uji_t) dan uji
koefisien secara serentak (uji_F). Hasil yang diperoleh adalah bahwa nilai determinasi
sebesar 0,950 yang berarti faktor promosi, service, dan harga kamar. Berdasarkan hasil uji
keberartian koefisien regresi secara parsial faktor promosi, harga kamar, dan service
mempunyai pengaruh/efektivitas yang sangat signifikan terhadap tingkat hunian kamar hotel.
Dan berdasarkan hasil uji keberartian koefisien regresi secara serentak mempunyai
pengaruh/efektifitas yang signifikan antara faktor promosi, service, dan harga kamar terhadap
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Wisata Halal
Secara umum wisata halal dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang
adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim.
Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam. Maka
dirancanglah paket perjalanan yang mengacu pada aturan hidup ummat islam, baik di
makanan.
Sebenarnya tidak ada definisi spesifik tentang wisata halal. Konsep ini
terutama terkait dengan produk wisata yang menyediakan layanan perhotelan yang
sesuai dengan hukum-hukum Islam. Sebagai contoh, pelayanan hotel halal tidak
kesehatan bagi perempuan, ruang ibadah, dan secara umum lingkungan yang ramah
Pariwisata halal adalah produk baru dalam industry pariwisata. Pasar wisata
ini menawarkan prospektif besar dalam bisnis pariwisata. Hal ini mengingat populasi
Muslim tumbuh dan berkembang cepat di seluruh dunia, sehingga terdapat kebutuhan
untuk menggaet para turis dari berbagai sektor, dalam hal ini wisatawan Muslim.
2. Pengertian Persepsi
suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat
diindera.
Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan
atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari
individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu,
Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur;
memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu
untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga
oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus
secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali
yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga
dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan
yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu
dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang
diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama
sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum
adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana
merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui
alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan
stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.
3. Pengertian Sikap
tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta
Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat
ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap itu merupakan kesiapan
atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dapat
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku,
objek sikap.
4. Pengembangan Wisata
pada implementasi potensi budaya yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu,
berapa langka sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil, dan hasil yang
spesifik untuk mencapai tujuaan visi, tujuan, dan sasaran dari rencana tersebut.
kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan
dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat
baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi
lingkungan yang statik seperti: hutan, air, lahan, margasatwa, tempat-tempat untuk
bermain, berenang dan lain-lain. Karena itu pariwisata sangat terkait dengan keadaan
keragaman sumberdaya yang tersebar pada ribuan pulau, dengan lautannya yang luas
paket-paket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata dan juga wisata halal. Jenis
wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kuantitatif kausalitas. Karena dilihat
dari tujuan utama dari variabel yang akan diteliti ini adalah untuk melihat hubungan
sebab akibat dari fenomena atau pemecahan masalah yang diteliti untuk melihat seberapa
jauh pengaruh pengembangan wisata halal di NTB terhadap persepsi dan sikap
masyarakat.
Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok dan dilaksanakan pada 17-20 Desember
2016
seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut
merupakan populasi. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Lombok
yang secara umum mengetahui tentang pengembangan wisata halal di Provinsi Nusa
Tenggara Barat.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kebetulan
adalah metode yang digunakan berdasarkan atas pemilihan sampel secara kebetulan.
Pengambilan sampel seperti ini dilakukan terhadap siapa saja responden yang bertemu
peneliti pada saat penelitian, bila dipandang responden yang bersangkutan dianggap
Lombok yang telah mengetahui mengenai pengembangan wisata halal di NTB. Agar
sampel yang diambil representatif, maka pengambilan sampel akan didasarkan atas
pertimbangan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan responden.
Sehingga dalam hal ini peneliti menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan tata cara
Karena jumlah populasi yang tidak diketahui dengan jelas, maka dalam menentukan
ukuran sampel digunakan pendapat Hair dalam Almanik (2008:40), yang menyatakan jika
jumlah populasi tidak diketahui jumlahnya, maka aturan dasar dalam menentukan ukuran
sampel adalah 5-20 kali jumlah variabel/indikator yang diteliti. Bertolak dari aturan
tersebut dan saran yang diberikan oleh dosen, kami meneliti 30 orang sebagai sampel
dalam penelitian.
Dilihat dari segi cara memperolehnya, maka penelitian ini menggunakan dua sumber
data, yaitu :
a. Data Primer : yaitu data yang diperoleh dari subjek dengan cara memberikan daftar
b. Data Sekunder : yaitu data yang didapat dari pihak lain, tidak langsung didapat dari
praktis dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau pokok bahasan yang akan
dan media internet untuk mendapatkan buku-buku atau teori yang dibutuhkan.
BAB IV
Dalam Penelitian ini penulis mengambil sampel dari masyarakat untuk mengetahui
bagaimana sikap dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata halal di NTB yang
Profil Responden
Perempuan 6 Orang
Umur < 20 Tahun 4 Orang
Wiraswata 9 Orang
PNS 4 Orang
Pernah mendengar adanya program Pernah 22 Orang
wisata halal di NTB di Pulau Lombok. Maka digunakan analisis deskriptif berdasarkan
tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner. Item-item pertanyaan
TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
C. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai data dari jawaban kuisioner yang
penelitian ini.
Untuk mengkualifikasi data penelitian, maka akan digunakan skoring dengan
kriteria penilaian dari tanggapan positif dan tanggapan negatif sebagai berikut :
1. Tanggapan positif jika jawabannya Sangat Setuju dan Setuju
2. Tanggapan negatif jika jawabannya Cukup Setuju, Kurang Setuju, dan
Tidak Setuju
Tabel frekuensi dan variasi jawaban terhadap butir pertanyaan dalam kuisioner
(%)
1. Tanggapan Positif
- Sangat Setuju 45 5 65 40 60 10 20 25 75 345 33.9 %
- Setuju 44 36 40 48 40 48 32 28 40 356 35 %
Jumlah
701 68.9 %
2. Tanggapan
Negatif
- Cukup Setuju 24 33 15 24 24 48 33 30 12 243 23.9 %
- Kurang Setuju 4 18 4 4 0 0 18 21 3 72 7.07 %
- Tidak Setuju
0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0.19 %
Jumlah
317 31.1%
Total
1018 100 %
terhadap persepsi masyarakat mengenai pengembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat
dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden adalah positif, yang ditandai dengan jumlah
tanggapan positif 68.9% sedangkan tanggapan negatif sebanyak 31.1%. Tanggapan negatif ini
terjadi karena ada sebagian responden yang masih kurang setuju atau memiliki persepsi yang
masih negatif terkait dengan pengembangan wisata halal, karena ketidaktahuan sebagian
masyarakat mengenai esensi dari wisata halal yang sebenarnya. Namun, karena 68.9% dari
responden bisa dikatakan setuju dengan pengembangan wisata halal yang akan dilakukan di
NTB. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan tingkat
pengetahuan masyarakat akan wisata halal adalah dengan melakukan promosi, agar persepsi
masyarakat terhadap wisata halal bisa membaik yang pada nantinya juga, masyarakat bisa
Tenggara Barat
mengenai sikap masyarakat terhadap pengembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat
dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden adalah positif, yang ditandai dengan jumlah
tanggapan positif 75.3% sedangkan tanggapan negatif sebanyak 24.7%. Tanggapan negatif ini
terjadi karena ada sebagian responden yang masih kurang setuju dengan pengembangan
wisata halal, karena ketidaktahuan sebagian masyarakat mengenai esensi dari wisata halal
yang sebenarnya, yang kemudian berujung pada sikap masyarakat yang cenderung kurang
peduli terhadap pengembangan wisata halal di NTB. Namun, karena 75.3% dari responden
bisa dikatakan setuju dengan pengembangan wisata halal yang akan dilakukan di NTB. Yang
masyarakat akan wisata halal adalah dengan lebih gencar melakukan promosi, agar
masyarakat bisa menyikapi dengan lebih baik terhadap pengembangan wisata halal di NTB,
yang kemudian akan berdampak baik terhadap kontribusi masyarakat terkait pengembangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka dapat
halal di Nusa Tenggara Barat secara umum dapat disimpulkan memiliki persepsi
yang cukup baik, meskipun beberapa masyarakat masih kurang memahami makna
di Nusa Tenggara Barat secara umum dapat disimpulkan memiliki tanggapan yang
masyarakat masih belum dapat melihat dengan baik potensi dari pengembangan
B. Saran-saran
infrastrukutur yang lebih memadai dan bisa mengakomodir para wisatawan yang
datang untuk berwisata maupun para wisatawan yang datang untuk urusan lain.
2. Pemerintah perlu mengikutsertakan dan memaksimalkan peran serta
NTB. Dengan cara lebih gencar melakukan sosialisasi dan promosi terkait
mengetahui esensi dan potensi yang sebenarnya dari pengembangan wisata halal.
3. Dalam pengembangan wisata halal ini pemerintah selaku komando utama
tahu dan bisa menilai sejauh mana kinerja pemerintah untuk dapat mendorong
Indrakusuma Fera, 2004, Analisis Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan Terhadap
Nilai Penjualan pada Hotel Sahid Legi Mataram, Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Mataram
Kotler, philip & Kevin Lare Keller. 2007. Manajemen pemasaran. Edisi Dua Belas Jilid 1.
Kamar pada Hotel Melia Bali Sol, Skripsi Fakultas Ekonomi Unram
Tanzir, 2004, Analisis Strategi Pemasaran dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing pada
Universitas Mataram.
http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/2011/11/analisis-