Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep wisata halal tengah menjadi buah bibir di dunia pariwisata. Meski demikian, di

masyarakat umum varian pariwisata ini masih belum dipahami secara baik. Misalnya, istilah

tersebut dianggap sebagai hasrat islamisasi segala aspek kehidupan yang didahului dengan

islamisasi perbankan, pengobatan, pakaian, dan saat ini termasuk pariwisata. Dalam konteks

pariwisata, terdapat prasangka bahwa konsep halal atau islami akan meredupkan geliat bisnis

pariwisata. Karena pariwisata masih dipahami hanya sebagai kegiatan bersenang-senang saja

yang tidak bisa dikaitkan dengan aspek keagamaan.

Pariwisata halal termasuk varian produk baru dalam industry pariwisata. Pasar wisata

ini menawarkan prospektif besar dalam bisnis pariwisata. Hal ini mengingat populasi Muslim

tumbuh dan berkembang cepat di seluruh dunia, sehingga terdapat kebutuhan untuk menggaet

para turis dari berbagai sektor, dalam hal ini wisatawan Muslim.

Dari laporan dan analisis World Tourism Organization (WTO) diperoleh bahwa

sumbangan pariwisata amat berarti bagi penciptaan lapangan kerja. Disebutkan bahwa dari

setiap sembilan kesempatan kerja yang tersedia secara global saat ini, satu diantaranya

berasal dari sektor pariwisata. Diduga pula bahwa daya serap tenaga kerja pada sektor

pariwisata lebih besar di negara-negara berkembang. Memang untuk bisa mendukung

pertumbuhan ekonomi di Negara berkembang seperti Indonesia dengan lebih cepat jalan yang

terbaik adalah dengan mendorong sektor pariwisata agar lebih maju, ketimbang mendorong

sektor lain yang notabene memerlukan biaya yang lebih besar untuk pengembangannya.

Untuk itu Pemerintah daerah maupun pusat harus terus lebih mendorong dan mendukung

pengembangan pariwisata pada umumnya dan wisata halal pada khususnya.


B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang penulisan di atas selanjutnya penulis bisa merumuskan apa saja

masalah yang timbul dan harus diselesaikan :

1. Bagaimana Situasi Pengembangan Wisata Halal di NTB


2. Bagaimana Sikap dan Persepsi Masyarakat terkait dengan Pengembangan

Wisata Halal yang dilakukan di NTB

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengembangan Wisata Halal di NTB saat ini
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Respon Masyarakat terkait dengan

pengembangan wisata halal di NTB

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penelitian Terdahulu
Sesuai dengan manfaat penelitian, hasil penelitian terdahulu dapat digunakan oleh

peneliti selanjutnya sebagai pembanding atau pengarah atau manfaat lainnya, sehingga hasil

penelitian terhindar dari kesalahan yang fatal. Kesalahan dalam suatu penelitian akan

berdampak pada kesimpulan yang dirumuskan dapat menyesatkan pihak yang membutuhkan

hasil penelitian yang bersangkutan. Untuk menghindari hal tersebut, dalam penelitian ini

ditampilkan beberapa hasil penelitain terdahulu. Dalam penelitian, selain menggunakan

dasar-dasar teori sebagai konsep atas dasar berfikir dalam memecahkan permasalahan yang

akan diuji, penelitian juga menggunakan hasil-hasil penelitian oleh mahasiswa terdahulu dan

beberapa literatur. Dalam suatu penelitian, penulis harus belajar dari peneliti lain, untuk

menghindari duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang

dibuat oleh peneliti sebelumnya.

Tanzir (2004) dengan judul penelitian Analisis Strategi Pemasaran dalam Rangka

Meningkatkan Daya Saing pada Bungalow Segara Anak di Kuta Lombok Tengah.

Tujuan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui posisi bisnis

Bungalow Segara Anak dan strategi pemasaran yang diterapkan.

Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui posisi bisnis Bungalow Segara Anak

dalam persaingan analisis SWOT. Berdasarkan posisinya dalam persaingan diterapkan

strategi pemasaran yang sesuai guna memperoleh jumlah tamu yang banyak. Kesimpulan

yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

a. Bungalow Segara Anak berada pada posisi kuat atau terancam. Pada keadaan

ini Bungalow Segara Anak sebaiknya menerapkan strategi pertumbuhan dan

upaya diversifikasi konsentrik.


b. Strategi pemasaran yang perlu diterapkan adalah meninjau kebijakan harga

yang ditetapkan, memperluas jaringan kerja, menambah produk baru

entertainment, menggencarkan promosi, meningkatkan kerja sama dengan travel


egent seperti meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan dengan memanfaatkan

semaksimal mungkin sumber daya manusia yang dalam meraih peluang guna

meningkatkan kemampuan bersaing.

Fera Indrakusuma (2004) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Periklanan

dan Promosi Terhadap Nilai Penjualan pada Hotel Sahid Legi Mataram. Pada

penelitian ini alat analisa yang digunakan adalah analisa regresi linear berganda, koefisien

determinasi berganda, uji-t dan uji-f. hasil yang diperoleh adalah bahwa terdapat pengaruh

yang signinfikan terhadap nilai penjualan. Terdapat hubungan yang kuat dan positif antara

variabel biaya periklanan dan promosi penjualan terhadap nilai penjualan jasa kamar pada

Hotel Sahid Legi Mataram. Diantara kedua variabel tersebut yang memiliki pengaruh lebih

besar terhadap penjualan jasa kamar pada Hotel Sahid Legi Mataram adalah variabel biaya

produksi penjualan dengan nilai koefisien regresi untuk biaya periklanan yaitu sebesar 40,303

sedangkan nilai koefisien biaya promosi penjualan sebesar 233,839.

Nyoman Sumerta (2002) dengan judul penelitian Analisis Efektifitas Strategi

Pemasaran Terhadap Tingkat Hunian Kamar Hotel Melia Bali Sol. Pada penelitian ini,

alat analisa yang digunakan adalah model regresi linear berganda, uji koefisien (uji_t) dan uji

koefisien secara serentak (uji_F). Hasil yang diperoleh adalah bahwa nilai determinasi

sebesar 0,950 yang berarti faktor promosi, service, dan harga kamar. Berdasarkan hasil uji

keberartian koefisien regresi secara parsial faktor promosi, harga kamar, dan service

mempunyai pengaruh/efektivitas yang sangat signifikan terhadap tingkat hunian kamar hotel.

Dan berdasarkan hasil uji keberartian koefisien regresi secara serentak mempunyai

pengaruh/efektifitas yang signifikan antara faktor promosi, service, dan harga kamar terhadap

tingkat hunian kamar hotel.

B. Kerangka Teori
1. Pengertian Wisata Halal

Secara umum wisata halal dapat diartikan sebagai kegiatan wisata yang

dikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata ummat Islam. Pariwisata halal

adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan Muslim.

Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan Islam. Maka

dirancanglah paket perjalanan yang mengacu pada aturan hidup ummat islam, baik di

sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga

makanan.

Sebenarnya tidak ada definisi spesifik tentang wisata halal. Konsep ini

terutama terkait dengan produk wisata yang menyediakan layanan perhotelan yang

sesuai dengan hukum-hukum Islam. Sebagai contoh, pelayanan hotel halal tidak

menawarkan minuman beralkohol, menyediakan makanan halal bersertifikat, fasilitas

kesehatan bagi perempuan, ruang ibadah, dan secara umum lingkungan yang ramah

bagi umat Muslim.

Pariwisata halal adalah produk baru dalam industry pariwisata. Pasar wisata

ini menawarkan prospektif besar dalam bisnis pariwisata. Hal ini mengingat populasi

Muslim tumbuh dan berkembang cepat di seluruh dunia, sehingga terdapat kebutuhan

untuk menggaet para turis dari berbagai sektor, dalam hal ini wisatawan Muslim.

2. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu

suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat

indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. Persepsi

merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian


diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang

diindera.

Dengan kata lain persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan

atau informasi kedalam otak manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari

individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu,

pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh

dalam proses persepsi.

Pengertian persepsi menurut para ahli :

Menurut Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk

menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.

Gibson, dkk (1989) dalam buku Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur;

memberikan definisi persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu

untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya (terhadap obyek). Gibson juga

menjelaskan bahwa persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan

oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus

secara berbeda meskipun objeknya sama. Cara individu melihat situasi seringkali

lebih penting daripada situasi itu sendiri.

Walgito (1993) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan proses aktif

yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya tetapi juga

individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya, motivasi serta

sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam hubungannya

dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat mengartikan rangsangan
yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai penghubungan antara individu

dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang

diamati alat indera yang cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama

sebagai suatu persiapan dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum

adalah pandangan seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana

dan dengan apa seseorang akan bertindak.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian persepsi

merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui

alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan

mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan

stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

3. Pengertian Sikap

Perilaku / Sikap Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta

dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi).

Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi.

Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.Sikap itu merupakan kesiapan

atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Dapat

diartikan juga sikap adalah kecenderungan bertindak, berpikir, berpersepsi, dan

merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukanlah perilaku,

tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu terhadap

objek sikap.
4. Pengembangan Wisata

Pengembangan adalah salah satu bagian manjemen yang menitik beratkan

pada implementasi potensi budaya yang harus dilaksanakan dengan rentang waktu,

berapa langka sistematis yang dapat mengarah pada pencapaian hasil, dan hasil yang

dicapai diharapkan pada perencanaan manajemen dengan kegiatan yang sangat

spesifik untuk mencapai tujuaan visi, tujuan, dan sasaran dari rencana tersebut.

Menurut Lanya (1995) definisi mengenai pengembangan yaitu,

Pengembangan adalah memajukan dan memperbaiki atau meningkatkan sesuatu

yang telah ada. Dalam bukunya berjudul Dasar-dasar pariwisata, Gamal

Suwantoro (1997), menyatakan pengembangan bertujuan untuk mengembangkan

produk dengan pelayanan yang berkualitas, seimbang, bertahan. Berdasarkan definisi

di atas, yang dimaksud dengan strategi pengambangan adalah upaya-upaya yang

dilakukan dengan tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi

kepariwisataan suatu obyek dan daya tarik wisata sehingga mampu menjadi mapan

dan ramai untuk dikunjungi oleh wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat

baik bagi masyarakat di sekitar obyek dan daya tarik dan lebih lanjut akan menjadi

pemasukan bagi pemerintah daerah maupun pusat.

Potensi pengembangan pariwisata sangat terkait dengan lingkungan hidup dan

sumberdaya. Menurut Fandeli (1995:48-49), sumberdaya pariwisata adalah unsur fisik

lingkungan yang statik seperti: hutan, air, lahan, margasatwa, tempat-tempat untuk

bermain, berenang dan lain-lain. Karena itu pariwisata sangat terkait dengan keadaan

lingkungan dan sumberdaya. Ditambahkan pula bahwa Indonesia yang memiliki

keragaman sumberdaya yang tersebar pada ribuan pulau, dengan lautannya yang luas

memiliki potensi yang baik untuk kegiatan pariwisata.


Berdasarkan potensi dan peluang yang ada, maka pengembangan pariwisata

perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan

pemberdayaan ekonomi rakyat. Dalam kerangka itu pariwisata perlu mengembangkan

paket-paket wisata baru seperti agrowisata atau ekowisata dan juga wisata halal. Jenis

wisata semacam ini selain tidak membutuhkan modal yang besar juga dapat

berpengaruh langsung bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat diikutsertakan dan

keuntungan yang diperolehpun dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kuantitatif kausalitas. Karena dilihat

dari tujuan utama dari variabel yang akan diteliti ini adalah untuk melihat hubungan

sebab akibat dari fenomena atau pemecahan masalah yang diteliti untuk melihat seberapa

jauh pengaruh pengembangan wisata halal di NTB terhadap persepsi dan sikap

masyarakat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pulau Lombok dan dilaksanakan pada 17-20 Desember

2016

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Menurut Arikunto (2007), populasi adalah keseluruhan objek penelitian, dimana

seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian tersebut

merupakan populasi. Sehingga populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Lombok

yang secara umum mengetahui tentang pengembangan wisata halal di Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode kebetulan

(accidental sampling method). Menurut Mohammad Nazir (2003), metode kebetulan

adalah metode yang digunakan berdasarkan atas pemilihan sampel secara kebetulan.

Pengambilan sampel seperti ini dilakukan terhadap siapa saja responden yang bertemu

peneliti pada saat penelitian, bila dipandang responden yang bersangkutan dianggap

cocok sebagai sumber data.

Di dalam pengambilan sampel ditentukanlah beberapa kriteria yaitu masyarakat pulau

Lombok yang telah mengetahui mengenai pengembangan wisata halal di NTB. Agar
sampel yang diambil representatif, maka pengambilan sampel akan didasarkan atas

pertimbangan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan responden.

Sedangkan dalam proses penelitian masing-masing responden terkadang di dampingi oleh

peneliti, karena beberapa responden belum pernah mengisi kuisioner sebelumnya.

Sehingga dalam hal ini peneliti menerangkan hal-hal yang berkaitan dengan tata cara

mengisi kuisioner yang benar.

Karena jumlah populasi yang tidak diketahui dengan jelas, maka dalam menentukan

ukuran sampel digunakan pendapat Hair dalam Almanik (2008:40), yang menyatakan jika

jumlah populasi tidak diketahui jumlahnya, maka aturan dasar dalam menentukan ukuran

sampel adalah 5-20 kali jumlah variabel/indikator yang diteliti. Bertolak dari aturan

tersebut dan saran yang diberikan oleh dosen, kami meneliti 30 orang sebagai sampel

dalam penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Dilihat dari segi cara memperolehnya, maka penelitian ini menggunakan dua sumber

data, yaitu :

a. Data Primer : yaitu data yang diperoleh dari subjek dengan cara memberikan daftar

pertanyaan kepada responden.

b. Data Sekunder : yaitu data yang didapat dari pihak lain, tidak langsung didapat dari

objek penelitian yang didapat dari internet, buku dan lain-lain.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dari :


a. Kuesioner, yaitu dengan membuat suatu daftar pertanyaan atau pernyataan yang

sistematik dengan tujuan mendapatkan data yang diinginkan dari responden.

b. Studi Kepustakaan/dokumentasi, dokumentasi yaitu mempelajari teori maupun data

praktis dari perpustakaan sehubungan dengan judul atau pokok bahasan yang akan

diteliti. Dalam melakukaan dokumentasi penulis menggunakan sarana perpustakaan

dan media internet untuk mendapatkan buku-buku atau teori yang dibutuhkan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Profil Responden

Dalam Penelitian ini penulis mengambil sampel dari masyarakat untuk mengetahui

bagaimana sikap dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata halal di NTB yang

ada di Lombok sebanyak 30 orang, dengan profil responden sebagai berikut :

Profil Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah


Jenis Kelamin Laki-laki 24 Orang

Perempuan 6 Orang
Umur < 20 Tahun 4 Orang

20-29 Tahun 19 Orang

30-39 Tahun 2 Orang

40 Tahun keatas 5 orang


Pekerjaan Mahasiswa/ Pelajar 17 Orang

Wiraswata 9 Orang

PNS 4 Orang
Pernah mendengar adanya program Pernah 22 Orang

pengembangan wisata halal di NTB Tidak Pernah 8 Orang

B. Analisis Hasil Penelitian

Untuk mengetahui bagaimana sikap dan persepsi masyarakat terhadap pengembangan

wisata halal di NTB di Pulau Lombok. Maka digunakan analisis deskriptif berdasarkan
tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner. Item-item pertanyaan

digambarkan dalam bentuk tabel deskripsi frekuensi berikut ini :

Tanggapan Responden Terhadap Pengembangan Wisata Halal di

Provinsi Nusa Tenggara Barat

TS = Tidak Setuju
KS = Kurang Setuju
CS = Cukup Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju

Responden yang menjawab


No. Pertanyaan
TS KS CS S SS
Persepsi Masyarakat Terhadap
Implementasi Wisata Halal di NTB
1. Keberadaan implementasi wisata halal 2 8 11 9
di Nusa Tenggara Barat
2. Keberadaan wisata halal di Nusa 9 11 9 1
Tenggara Barat
3. Manfaat pengembangan wisata halal 2 5 10 13
di Nusa Tenggara Barat terhadap
ekonomi kreatif.
4. Manfaat pengembangan wisata halal 2 8 12 8
di Nusa Tenggara Barat terhadap
pendapatan masyarakat.
5. Manfaat pengembangan wisata halal 8 10 12
di Nusa Tenggara Barat terhadap
pendapatan daerah
6. Dampak pengembangan wisata halal 16 12 2
di Nusa Tenggara Barat terhadap
kelestarian lingkungan.
7. Dampak pengembangan wisata halal 1 6 11 8 4
di Nusa Tenggara Barat terhadap
pergeseran budaya.
8. Kesesuaian keinginan masyarakat 1 7 10 7 5
dengan kebijakan pengembangan
pariwisata.
9. Keberlanjutan pengembangan 1 4 10 15
pariwisata wisata halal di Nusa
Tenggara Barat.
Sikap Masyarakat Terhadap
implementasi wisata halal di NTB
10. Implementasi wisata halal di Nusa 1 6 17 6
Tenggara Barat memiliki potensi yang
bagus
11. Implementasi wisata halal di Nusa 1 5 12 12
Tenggara Barat perlu dikembangkan
12. Pengembangan pariwisata halal di 7 10 13
Nusa Tenggara Barat bermanfaat
terhadap munculnya ekonomi kreatif.
13. Pengembangan wisata halal di Nusa 1 6 16 7
Tenggara Barat bermanfaat dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat.
14. Pengembangan wisata halal di Nusa 2 4 15 9
Tenggara Barat bermanfaat
meningkatkan pendapatan daerah
15. Pengembangan wisata halal di Nusa 1 3 11 11 4
Tenggara Barat bermanfaat terhadap
kelestarian lingkungan.
16. Pengembangan wisata halal di Nusa 4 16 5 4 1
Tenggara Barat menyebabkan
pergeseran budaya.
17. Kebijakan pengembangan wisata halal 1 6 12 10 1
di Nusa Tenggara Barat sesuai dengan
keinginan masyarakat
18. Pengembangan wisata halal di Nusa 5 8 17
Tenggara Barat perlu terus dilanjutkan

C. Analisis Data
1. Analisis Kuantitatif
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai data dari jawaban kuisioner yang

berkaitan dengan tanggapan 30 orang responden yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini.
Untuk mengkualifikasi data penelitian, maka akan digunakan skoring dengan

skala Likert, yakni masing-masing pertanyaan ini diberikan 5 alternatif jawaban

dengan skor yang berbeda-beda sebagai berikut :


1. Jawaban Sangat Setuju diberikan skor 5
2. Jawaban Setuju diberikan skor 4
3. Jawaban Cukup Setuju diberikan skor 3
4. Jawaban Kurang Setuju diberikan skor 2
5. Jawaban Tidak Setuju diberikan skor 1

Berdasarkan hasil atau keterangan yang diperoleh dari jawaban responden

dilakukan presentase dari jawaban tersebut, presentase ini dilakukan berdasarkan

kriteria penilaian dari tanggapan positif dan tanggapan negatif sebagai berikut :
1. Tanggapan positif jika jawabannya Sangat Setuju dan Setuju
2. Tanggapan negatif jika jawabannya Cukup Setuju, Kurang Setuju, dan

Tidak Setuju

Tabel frekuensi dan variasi jawaban terhadap butir pertanyaan dalam kuisioner

digunakan untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap pengembangan

wisata halal di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

1. Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Implementasi Wisata Halal di

Nusa Tenggara Barat

Jenis Tanggapan P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Skor Presentase

(%)
1. Tanggapan Positif
- Sangat Setuju 45 5 65 40 60 10 20 25 75 345 33.9 %
- Setuju 44 36 40 48 40 48 32 28 40 356 35 %
Jumlah
701 68.9 %
2. Tanggapan
Negatif
- Cukup Setuju 24 33 15 24 24 48 33 30 12 243 23.9 %
- Kurang Setuju 4 18 4 4 0 0 18 21 3 72 7.07 %
- Tidak Setuju
0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0.19 %
Jumlah
317 31.1%
Total
1018 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase tanggapan responden

terhadap persepsi masyarakat mengenai pengembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat

dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden adalah positif, yang ditandai dengan jumlah

tanggapan positif 68.9% sedangkan tanggapan negatif sebanyak 31.1%. Tanggapan negatif ini

terjadi karena ada sebagian responden yang masih kurang setuju atau memiliki persepsi yang

masih negatif terkait dengan pengembangan wisata halal, karena ketidaktahuan sebagian

masyarakat mengenai esensi dari wisata halal yang sebenarnya. Namun, karena 68.9% dari
responden bisa dikatakan setuju dengan pengembangan wisata halal yang akan dilakukan di

NTB. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan tingkat

pengetahuan masyarakat akan wisata halal adalah dengan melakukan promosi, agar persepsi

masyarakat terhadap wisata halal bisa membaik yang pada nantinya juga, masyarakat bisa

ikut berkontribusi terhadap pengembangan wisata halal di NTB.

2. Sikap Masyarakat Terhadap Rencana Implementasi Wisata Halal di Nusa

Tenggara Barat

Jenis Tanggapan P P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 Skor Presentase


1
(%)
1. Tanggapan Positif
- Sangat Setuju 30 60 65 35 45 20 5 5 85 350 34.6 %
- Setuju 68 48 40 64 60 44 16 40 32 412 40.7 %
Jumlah
762 75.3 %
2. Tanggapan Negatif
- Cukup Setuju
- Kurang Setuju 18 15 21 18 12 33 15 36 15 183 18.1 %
- Tidak Setuju
2 2 0 2 4 6 32 12 0 60 6%
0 0 0 0 0 1 4 1 0 6 0.5 %
Jumlah
249 24.7 %
Total
1011 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa presentase tanggapan responden

mengenai sikap masyarakat terhadap pengembangan wisata halal di Nusa Tenggara Barat

dapat disimpulkan bahwa tanggapan responden adalah positif, yang ditandai dengan jumlah

tanggapan positif 75.3% sedangkan tanggapan negatif sebanyak 24.7%. Tanggapan negatif ini

terjadi karena ada sebagian responden yang masih kurang setuju dengan pengembangan

wisata halal, karena ketidaktahuan sebagian masyarakat mengenai esensi dari wisata halal

yang sebenarnya, yang kemudian berujung pada sikap masyarakat yang cenderung kurang

peduli terhadap pengembangan wisata halal di NTB. Namun, karena 75.3% dari responden
bisa dikatakan setuju dengan pengembangan wisata halal yang akan dilakukan di NTB. Yang

perlu dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan tingkat pengetahuan

masyarakat akan wisata halal adalah dengan lebih gencar melakukan promosi, agar

masyarakat bisa menyikapi dengan lebih baik terhadap pengembangan wisata halal di NTB,

yang kemudian akan berdampak baik terhadap kontribusi masyarakat terkait pengembangan

wisata halal di NTB.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :


1. Persepsi atau pandangan masyarakat Lombok terhadap pengembangan wisata

halal di Nusa Tenggara Barat secara umum dapat disimpulkan memiliki persepsi

yang cukup baik, meskipun beberapa masyarakat masih kurang memahami makna

yang sebenarnya dari pengembangan wisata halal.


2. Sikap atau perilaku masyarakat Lombok terhadap pengembangan wisata halal

di Nusa Tenggara Barat secara umum dapat disimpulkan memiliki tanggapan yang

positif, meskipun beberapa masyarakat masih kurang setuju terkait dengan

pengembangan wisata halal yang akan di lakukan di NTB, karena sebagian

masyarakat masih belum dapat melihat dengan baik potensi dari pengembangan

wisata halal ini.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka saya selaku penulis ingin mengemukakan

beberapa saran terkait dengan pengembangan wisata halal di NTB :

1. Untuk meningkatkan pengembangan wisata halal di NTB perlu perbaikan

infrastrukutur yang lebih memadai dan bisa mengakomodir para wisatawan yang

datang untuk berwisata maupun para wisatawan yang datang untuk urusan lain.
2. Pemerintah perlu mengikutsertakan dan memaksimalkan peran serta

masyarakat untuk ikut mendukung kelancaran pengembangan pariwisata halal di

NTB. Dengan cara lebih gencar melakukan sosialisasi dan promosi terkait

pengembangan wisata halal ini di kalangan masyarakat yang masih belum

mengetahui esensi dan potensi yang sebenarnya dari pengembangan wisata halal.
3. Dalam pengembangan wisata halal ini pemerintah selaku komando utama

harus lebih transparan di dalam proses pengembangannya, agar masyarakat bisa

tahu dan bisa menilai sejauh mana kinerja pemerintah untuk dapat mendorong

kelancaran pengembangan wisata halal di NTB.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, 2007, Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Indrakusuma Fera, 2004, Analisis Pengaruh Periklanan dan Promosi Penjualan Terhadap

Nilai Penjualan pada Hotel Sahid Legi Mataram, Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Mataram

Kotler, philip & Kevin Lare Keller. 2007. Manajemen pemasaran. Edisi Dua Belas Jilid 1.

Alih Bahasa Benyamin Molan. Jakarta : Indeks.

Nazir, Mohammad Ph.D, 2003, Metode Penelitian, Jakarta : Gulia Indonesia


Sumerta Nyoman, 2002, Analisis Efektifitas Strategi Pemasaran Terhadap Tingkat Hunian

Kamar pada Hotel Melia Bali Sol, Skripsi Fakultas Ekonomi Unram

Tanzir, 2004, Analisis Strategi Pemasaran dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing pada

Bungalow Segara Anak di Kuta Lombok Tengah, Skripsi, Fakultas Ekonomi

Universitas Mataram.

https://studipariwisata.com/referensi/pariwisata-halal/ diakses pada 22 Mei 2016

pukul 11:20 WITA

http://analisispengembanganpariwisata.blogspot.com/2011/11/analisis-

pengembangan-pariwisata-serta/ diakses pada 22 Mei 2016 pukul 11:30 WITA

Anda mungkin juga menyukai