TAMBANG
DISUSUN OLEH :
Berikut adalah istilah yang sering digunakan dalam kegiatan operasional dan
engineering tambang bawah tanah (underground mine) :
1. Ore (bijih) adalah Bahan galian yang dapat ditambang secara ekonomis
2. Waste (sampah) adalah Bahan galian/country rock yang tidak memiliki nilai
ekonomis untuk ditambang
7. Dip adalah Arah penunjaman suatu bahan galian atau sering disebut juga
sebagai arah tegak lurus dari strike
10. Adit adalah Lubang bukaan cenderung horizontal yang hanya memiliki 1 sisi
tembusan dengan permukaan
11. Tunnel adalah Lubang bukaan (terowongan) cenderung horizontal dan
menembus pada 2 sisi permukaan
12. Raise adalah Lubang bukaan yang cenderung vertikal dibuat dari level bawah
ke level yang lebih tinggi
13. Winze adalah Lubang bukaan yang cenderung vertikal dibuat dari suatu
level/permukaan ke level yang lebih rendah
14. Shaft adalah Lubang bukaan yang cenderung vertical yang masuk kedalam
sebuah tambang, biasanya sebagai akses dan dilengkapi tangga atau lift
15. Level adalah Sistem lubang bukaan horizontal yang terhubung ke Shaft, level
biasanya digunakan sebagai akses pekerja, alat dan hauling ore
16. Sublevel adalah Lubang bukaan horizontal di antara level-level tambang yang
digunakan sebagai akses lokasi produksi
17. Drift adalah Lubang bukaan cenderung horizontal yang dibuat dekat dengan
endapan bijih dengan arah sejajar dengan strike atau dimensi terpanjang
endapan bijih
18. Cross cut adalah Lubang bukaan cenderung horizontal yang memotong badan
bijih dan biasanya memotong drift
19. Ramp adalah Lubang bukaan bawah tanah yang miring dan menghubungkan
antar level atau area produksi, biasanya berbentuk seperti alur skrup
20. Chute adalah Lubang corong untuk menumpahkan ore dari lokasi/level atas ke
level dibawahnya dengan memanfaatkan gaya gravitasi
21. Side chute adalah Chute yang posisi tempat penumpahannya berada
disamping akses/drift/crosscut
22. Sineman chute adalah Chute yang posisi tempat penumpahannya berada
ditengah atau tepat di akses/drift/crosscut
23. Ore pass adalah Lubang bukaan cenderung vertikal yang digunakan untuk
jalur penumpahan ore
25. Blind shaft adalah suatu raise atau winze yang berfungsi sebagai shaft tetapi
tidak menembus sampai ke dalam permukaan.
26. Sump adalah suatu sumur dangkal untuk menampung air dar mana air
kemudian di pompakan kepermukaan bumi.
27. Shaft collar adalah bagian atas dari suatu shaft yang diperkuat dengan beton
kayu atau bamboo ( tiber ).
29. Slope adalah lubang bukaan utama yang miringnya landai,bisa lurus ataupun
belok.
30. Decline Shaft adalah lubang bukaan sekunder dimana perjalanannya menurun
untuk menghubungkan antar level.
31. Incline Shaft adalah lubang bukaan sekunder dimana perjalanannya bergerak
naik untuk menghubungkan antar level.
33. Draw point adalah titik pemuatan bawah permukaan menggunakan gaya
gravitasi untuk memindahkan material material hasil penggalian.
34. Deposite adalah Suatu endapan alam yang terjadi secara alamiah yang
merupakan unsur-unsur kimia, mineral-mineral bijih, segala macam batuan
dan batu-batu mulia.
35. Ore Body adalah massa atau badan yang mengandung bijih dapat berupa
veins,bedns,massif.
36. Ore Shoot adalah bagian dari badan bijih yang sangat kaya kandungan
bijihnya karena proses konsentrasi.
37. Bedns adalah endapan bijih sedimen yang letaknya horizontal atau sedikit
miring dan sejajajr dengan stratigrafi batuan sekelilingnya.
38. Massive adalah badan bijih yang besar dengan tepi-tepi meruncing tidak
teratur.
39. Gangue mineral adalah mineral-mineral tidak berguna yang terdapat bersama-
sama mineral berharga pada suatu endapan bijih.
40. Over burden adalah semua material atau batuan yang menutupi suatu endapan
bijih kalau bahan galiannya berupa veins, massif, sering disebut dengan
capping.
41. Bed rock adalah formasi batuan yang terdapat di bawah suatu endapan bijih.
42. Wall rock adalah batas antar vein denngan country rock, yang ada di atas
kemiringan vein,disebut dengan hanging wall, sedangkan yang ada di bawah
kemiringan vein adalah footwall.
47. Rib adalah bagian samping atau isi dari suatu stope.
48. Filling adalah batuan atau waste yang digunakan untuk mengisi lubang-lubang
tambang.
49. Man way ( ladder way) adalah bagian ruang yang terdapat pada raise
darimana pekerjaan lewat keluar-masuk stope.
51. Ore bin adalah ruang pada ore chute atau ore pass yang berguan untuk
menimbun hasil penggalian.
52. Chute gate adalah lubang akhir dari ore chute atau bagian bawah ore bin yang
dipergunakan untuk penuangan simpangan hasil penggalian ke dalam
pengangkut.
53. Shoot (ore shoot; chimney) adalah bagian dari urat bijih (vein) di mana kadar
mineral berharganya lebih tinggi dari sekelilingnya.
54. Pay Streak sama dengan Shoot, hanya untuk endapan alluvial.
55. Bedded deposit adalah endapan bijih sedimenter yang letaknya horizontal atau
sedikit miring, dan terletak sejajar dengan stratifikasi batuan di sekelilingnya.
Misalnya : endapan batubara, endapan-endapan garam.
56. Dissiminated Deposit (endapan terpencar) adalah endapan bijih yang tidak
teratur bentuk dan penyebaran kadarnya, letaknya terpisah-pisah dan biasanya
terdapat pada suatu daerah yang luas.
57. Masses adalah endapan bijih yang luas dan bentuknya tidak teratur, pada
umumnya endapan sekunder.
58. Float adalah bagian atau pecahan dari endapan bijih yang tersingkap dan
karena gaya-gaya pelapukan terbawa ke arah lembah.
59. Creep adalah peristiwa dimana apabila lapisan di bawah lunak dan pillar
mendapatkan tekanan yang kuat dari atas maka lantai pada kiri-kanan akan
naik.
60. Thrust adalah batubara/pillar yang kurang kuat tekanan dari atas yang besar
dan lantai kuat, akibat pillar akan pecah.
61. Skip adalah suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah
yang menghubungkan dari level bawah ke level atas dengan mempunyai
kemiringan 90o.
62. Cage adalah suatu alat trasportasi yang digunakan pada tambang bawah tanah
untuk mengangkat material dan pekerja, yang dipakai pada vertikal shaft
(90o).
63. Breast adalah istilah lain dari pada front (fases) bagian dari pada stope yang
digali kearah horizontal.
67. Rill stoping adalah cara penambangan yang merupakan variasi overhand
stoping dimana bentuk atapnya tidak rata tapi bertangga-tangga, bila rata
disebut; Falt Back Stoping.
68. Dilution yaitu dinding dari pada stope yang pecah/runtuh akibatnya runtuhan
ini bercampur dengan ore sehingga kadar ore akan turun.
69. Spalling yaitu retakan-retakan kecil pada dinding stope, biasanya karena
getaran-getaran peledakan.
Sumber : Google images "Anatomy Underground Mining
A. KOMINUSI
Kominusi merupakan salah satu tahapan pada pengolahan bijih, mineral atau
bahan galian. Pada kominusi, bijih atau mineral dari tambang yang berukuran besar
lebih daripada 1 meter dapat dikecilkan menjadi bijih berukuran kurang daripada 100
mikron. Pada umumnya bijih, mineral atau bahan galian dari tambang masih
berukuran cukup besar. Sehingga sangat tidak mungkin dapat secara langsung
digunakan atau diolah lebih lanjut. Bijih atau mineral dalam ukuran besar biasanya
berkadar sangat rendah dan terikat dengan mineral pengotornya. Liberasi mineral
berharga masih rendah pada ukuran bijih yang besar. Sehingga untuk dapat diolah dan
untuk dapat meningkatkan kadar mineral tertentu harus melalui operasi pengecilan
ukuran terlebih dahulu. Operasi pengecilan ukuran bijih umumnya dibagi dalam dua
tahapan yaitu: operasai peremukan atau crushing dan operasi penggerusan
atau grinding.
Salah satu besaran yang penting dalam operasi kominusi adalah rasio ukuran bijih
awal terhadap ukuran bijih hasil atau produk, atau biasa disebut dengan reduction
ratio atau rasio reduksi. Nilai Reduction ratio akan berpengaruh terhadap kapasitas
produksi dan juga berpengaruh terhadap energi produksi. Pada operasi crushing,
rediction ratio biasanya berkisar antara dua sampai dengan sembilan. Untuk
pengecilan ukuran yang menggunakan Jaw crusher atau cone crusher akan lebih
efisien jika menerapkan reduction ratio sekitar tujuh. Pada operasigrinding atau
penggerusan reduction rasio bisa mencapai lebih daripada 200. Artinya ukuran
umpan 200 kali lebih besar daripada ukuran produk.
Prinsip Kominusi
Prinsip peremukan adalah adanya gaya luar yang bekerja atau diterapkan pada
bijih dan gaya tersebut harus lebih besar dari kekuatan bijih yang akan diremuk.
Mekanisme peremukannya tergantung pada sifat bijihnya dan bagaimana gaya
diterapkan pada bijih tersebut. Setidaknya ada empat gaya yang dapat digunakan
untuk meremuk atau mengecilkan ukuran bijih.
2. Impact, gaya banting. Peremukan terjadi akibat adany gaya impak yang
bekerja pada bijih. Bijih yang dibanting pada benda keras atau benda keras
yang memukul bijih. Gaya impak adalah gaya compression yang bekerja
dengan kecepatan sangat tinggi. Dengan gaya Impact, energi yang digunakan
berlebihan, berkerja pada seluruh bagian. Terjadi ketika energi yang
digunakan berlebih dari yang dibutuhkan untuk peremukan. Banyak daerah
yang menerima beban berlebih. Alat yang mampu memberikan gaya impak
pada bijih adalah impactor, hummer mill.
Distribusi ukuran bijih hasil operasi pengecilan, kominusi ditentukan oleh jenis
gaya dan metoda yang digunakan. Pengecilan ukuran bijih yang memanfaatkan gaya
impak, akan menghasilkan ukuran dengan rentang atau distribusi yang lebar.
Sedangkan kominusi yang memanfaatkan gaya abrasi akan menghasilkan dua
kelompok distribusi ukuran yang sempit. Gambar dibawah ini menunjukkan ilustrasi
distribusi ukuran bijih hasil kominusi dengan berbagai gaya yang berbeda.
Gambar. Gaya Dan Distribusi Ukuran
Energi Kominusi
Secara umum energy yang dibutuhkan untuk operasi pengecilan ukuran bijih,
mineral atau bahan galian dapat diformulasikan sebagai berikut:
dE = C dx/xn
x adalah ukuran
E adalah energy input
C adalah konstanta
n adalah eksponen. Untuk Rittinger n = 2, Kick n = 1 dan Bond n = 1,5.
Setidaknya ada tiga persamaan dari tiga teori yang dapat digunakan untuk
menghitung besar energy yang diperlukan dalam kominusi. Namun yang paling
banyak dipakai adalah teori dari Bonds law, 1951.
Bond mengembangkan persamaan yang didasarkan pada teori yang menyatakan
bahwa energy yang diperlukan pada kominusi sebanding dengan 1/(d)0,5 yaitu:
Kb adalah konstanta bond
d2 adalah ukuran produk
d1 adalah ukuran umpan
W adalah energy dalam kwh yang diperlukan untuk mengecilkan ukuran bijih
sebanyak satu ton. Jadi W adalah kwh/ton. Sedangkan Total energy yang diperlukan
dalam kominusi dapat dihitung dengan persamaan berikut:
P adalah daya total dalam kw yang diperlukan untuk pengecilan ukuran bijih.
m adalah laju pengumpanan dalam ton/jam.
Contoh Soal : Hitung daya yang diperlukan jika suatu pabrik pengolahan batu kapur
yang berkapasitas 100 ton per jam mengecilkan batu kapur yang memiliki work index
12 dari ukuran 500 mm menjadi 70 mm.
Jawab:
P = 10 wi m {1/(d2)0,5 1/(d1)0,5}
m = 100 ton/jam
wi = 12 kwh/ton
ukuran umpan, d1 = 500 mm, atau 500.000 mikon
ukuran produk, d2 = 70 mm atau 70.000 mikron, jadi daya:
P = 10 x 12 kwh/ton x 100 ton/jam x {1/(70.000)0,5 1/(500.000)0,5}
P = 12.000 (0,00378 0,001414) kw
P = 28,39 kw
Alat-alat Kominusi
Alat-alat kominusi, secara umum dapat dibedakan menjadi: crusher
(penghancur/peremuk), grinder (penggerus), ultrafine grinders (penggerus sangat
lembut) dan cutting machines (mesin-mesin pemotong). Crusher pada umumnya
digunakan untuk memecahkan bongkahan-bongkahan partikel besar menjadi
bongkahan-bongkahan kecil. Crusher primer (primary crusher) banyak digunakan
pada pemecahan bahan-bahan tambang dan ukuran besar menjadi ukuran antara 6 in
sampai 10 in (150 sampai 250 mm). Crusher sekunder (secondary crusher) akan
meneruskan kerja crusher primer, yaitu menghancurkan partikel padatan hasil
crusher primer menjadi berukuran sekitar in (6 mm). Selanjutnya, grinder akan
menghaluskan partikel-partikel keluaran crusher sekunder. Produk dan grinder antara
(intermediate grinder) berukuran sekitar 40 mesh ( mm). Penghalusan sampai ukuran
sekitar 200 mesh ( mm) dilakukan oleh grinder halus (fine grindei). Ukuran partikel
yang Iebih halus (antara 1 sampai 50 pm) dapat diperoleh dengan ultrafine frinder.
Cutter umumnya didesain untuk memberikan bentuk dan ukuran partikel tertentu,
yaitu dengan panjang antara 2 sampai 10 mm.
A. CRUSHERS
Crusher merupakan mesin penghancur padatan berkecepatan rendah, digunakan untuk
padatan kasar dalam jumlah yang besar. Crusher yang digunakan pada awal reduksi
untuk mereduksi ukuran bongkah-bongkah dari lapangan. Alat-alatnya seperti :
1.Jaw Crushers.
Karakteristik umum Jaw Crusher:
Umpan masuk dan atas, diantara dua jw yang membentuk huruf V (terbuka bagian
atasnya).
Salah satu jaw biasanya tidak bergerak (fixed),
Sudut antara 2 jaw antara 20
Kecepatan buka-tutup jaw antara 250 sam pai 400 kali per menit.
Istilah istilah Jaw Crusher yaitu :
1. Mouth adalah lubang penerima feed (umpan)
2. Throat adalah jarak horisontal pada mouth
3. Sit adalah jarak horisontal pada throut
4. Closed set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim jaw
di muka.
5. Opened set adalah jarak fixed jaw dan moveble jaw saat swim
jaw berada paling belakang.
6. Throw adalah jarak yang ditempuh aleh swim jaw saat mencapai
opebed set.
7. Nip Angle adalah sudut yang dibentuk oleh garis singgung yang
dibuat dari permukaan antara material dengan jaw.
Kapasitas dari jaw crusher dipengaruhi oleh gravitasi, kekerasan
dan moisture constanta.
Oleh Taggart dirumuskan : T = 0,6 Ls
Dimana :
T = Kapasitas Jaw Crusher (ton/jam)
L = Panjang lubang / penerimaan
S = Lebar lubang pengeluaran
Prinsip kerja:
Roda (flywheel) berputar menggerakkan lengan pitman naik turun karena adanya
sumbu eccentric. Gerakan naik-turun dan lengan pitman menyebabkan toggle
bergerak horizontal (kekiri dan kekanan) _ movable jaw bergerak menekan dan
memecah bongkah-bongkah padatan yang masuk dan melepaskannya saat movable
jaw bergerak menjauhi fixed jaw.
Prinsip kerja:
Perputaran sumbu eccentric mengakibatkan lengan pitman bergerak naik-turun.
Gerakan ini menyebabkan movable jaw frame sebelah atas bergerak horisontal
kekirikekanan menekan bongkah-bongkah padatan sampal pecah dan melepaskannya
kebawah.
Prinsip kerja:
Roda berputar, memutar countershaft piringan C akan memutar main Karena main-
shaft bergerak eccentric, crushing head akan bergerak eccentric y terlihat seperti jaw
crusher, dengan jaw berbentuk (dibandingkan dengan jaw crushers), ton/jam. dan
gearing, dan piringan C. Selanjutnya, main-shaft yang terpasang eccentric pada
piringan C. Iringan menghimpit padatan (discharge opening minimum), memecahnya
dan melepaskannya
(sampai discharge opening maksimum).
SECONDARY CRUSHING
Proses crushing yang dilakukan setelah primary crushing, alat-alatnya seperti :
1. Cone Crusher
Prinsip kerja:
Seperti Gyratory Crushers. Crushing head disangga oleh beberapa yang diputar oleh
beberapa bevel gears. Bevel gears digerak (main shaft).
Baik digunakan sebagai alat penghancur sekunder (secondary konis menyediakan
luasan kerja (= luas gilas) yang lebih besar.
Ukuran umpan: 0.8 -14.3 inch (< umpan Gyratory Crushe Ukuran produk antara 0.5
inch
Ukuran standard Cone Crushers (20 mesh (0.033 inch).
Gambar. Cone Crusher
2. Roll Crusher
Crushing rolls biasanya digunakan untuk memecah padatan lunak (hardness rendah),
misalnya: batubara, gipsum, limestone, bata tahan api dan lain skala MOHS <4.
Biasanya, alat-alat yang dirancang untuk berukuran kecil (veiy fine particles)
dengan jumlah cukup banyak
Ukuran umum smooth-roll crusher diameter 24 in sampai dengan diameter 78 in
(2000 mm), panjang 36 in (914 mm). Kecepatan putaran antara 50 300 rpm. Umpan
padatan berukuran sampai dengan 1/2 sampai 3 in (12 mm sampai 75 mm), dengan
produk berukuran antara 1/2 in (12 m) mesh. Akan tetapi, ukuran partikel dapat
secara fleksibel diatur dengan mengatur jarak antara 2 batangan rol penggilas.
Operasi efektif biasanya pada rasio ukuran produk: umpan antara 1:4 sampal 1:3.
Prinsip kerja:
Dua batangan logam horizon dengan arah yang berlawanan dan kecepatan yang sama.
Umpan masuk ke celah produk dapat diatur dengan mengatur jarak antara 2 silinder.
Sebagai alat penghancur, saat terutama jika digunakan untuk material keras
batuan keras. lain-lain padatan dengan ini juga akan menghasilkan produk (600 mm),
panjang 12 in (300 mm), diputar dengan arah yang berlawanan dengan celah-celah
roll, tertekan dan pecah. Ukuran ini kurang disukai karena roll-nya mudah koyak;
Biasanya banyak digunakan untuk penghancuran batubara; oil shale, fosfat dan
Batuan batuan dengan kandungan silikat
Gambar. Roll Crusher
B. GRINDER/ IMPACTOR
Istilah grinder biasanya digunakan untuk mesin-mesin kominusi dengan kapasitas
sedang. Produk dan crusher, jika perlu dihaluskan lagi, biasanya dilakukan oleh
grinder.
1. Hammer Mill
Bagian penggerak dari hammer mill adalah rotor yang berputar dengan kecepatan
tinggi didalam casing silinder. Sumbu rotor biasanya horisontal.
Kapasitas:
Untuk Hammer Mll tergantung kehalusan produk yang diinginkan, misal: 0.1 sampai
15 ton/jam untuk ukuranproduk 200-mesh atau lebih halus. Untuk Impactor bisa s/d
600 ton/jam Ukuran umpan: hampir sama dengan toothed rolled crushers Ukuran
produk: antara 1 in (25 mm) sampai dengan 20-mesh, tetapi dapat dibuat lebih lebih
fleksible, sesuai dengan ukuran grid yang terpasang (jika alatnya dilengkapi ukuran
produk bisa sangat halus). Hammer Mill lebih serbaguna pemakaianya: menumbuk
bahan-bahan berserat (misalnya kulit kayu dan kulit); bahan-padatan yang agak
lengket (sticky material, misalnya lempung) sampai pada batuan keras!
Prinsip kerja:
Bongkahan padatan yang masuk dipecah oleh palu pada ujung cakram yang berputar
padatan yang pecah selanjutnya digerus pada dinding dan keluar melalul kisi (grid).
Pada reversible hammer hammer ke crushing plate/breaker plate/anvils yang dibuat
bergerigi. Butiran pecah karena terpukul oleh palu, terbentur dinding (crushing plate)
atau bertumbukan dengan butir lain. Ukuran padatan keluar dapat diatur dengan
memasang kisi ukuran lubang kisi seperti yang diinginkan.
Gamabar. Hammer Mill
2. TUMBLING MILLS
Tumbling Mills umumnya berbentuk silinder horisontal yang berputar perlahan pada
sumbu horisontalnya. Didalamnya terdapat padatan yang mengisi sekitar 50% volume
ruang silinder (disebut sebagai grinding medium). Karen putaran mill, grinding
medium akan terangkat sampai ketinggian tertentu, kemudian jatuh dan
menimpa/memukul Grinding medium dapat berbentuk: batangan logam (dalam rod
bola-bola logam (dalam rod mill menghaluskan padatan yang abrasive.
Kapasitas dan Kebutuhan Energi:
Rod-Mill : 5 - 200 ton/jam, dengan produk ukuran 10 untuk padatan keras sekitar 4
KWh/ton. padatan-padatan keras (biasanya logam) padatan-padatan yang ada
dibawahnya.
Tumbling mill tidak cocok digunakan untuk
Ball-Mill : 1 - 50 ton/jam, dengan 70% sampai 90% produk berukuran lebih kecil dan
200 mesh. Kebutuhan energi untuk padatan keras sekitar 16 KWh/ton.
(a). Ball-Mill
Merupakan salah satu bentuk yang berbentuk silinder atau konis yang berputar pada
sumbu horisontalnya. Didalamnya berisi bola-bola penggilas sebagai media
penghancur. Tergantung pada bahan yang akan dihancurkan, bola porselen dil.
Biasanya,
Prinsip kerja:
Silinder/kompartemen berputar pada sumbu horisontalnya. Partikel didalam akan
terlempar dan tergilas bola sangat halus. Produk halus dikeluarkan dengan:
overflow melalui lubang yang terpasang pada sumbu (hollow trunnion), dan/atau
kemiringan dan partikel keluar melalui lubang pada sisi bagian keluar mill),
dan/atau
dihembus oleh udara. Biasanya berupa kompartemen bola-bola penggilas dapat
terbuat dan: besi, baja, Partikel-partikel padatan bola-bola penggilas menjadi butir
dikeluarkan lubang-lubang pada periferi (lubang partikel-partikel yang sangat halus
dan kering).
Ukuran umpan Ball-Mills tergantung padatingkat kerapuhan umpan padatan.
- Untuk padatan yang sangat rapuh (veiy fragile): 2.5
- Ukuran umum umpan: s. 1 cm (i 0.5 inch)
Ukuran bola-bola penggilas (diameter): 1
Volume bola-bola penggilas: S. 50% volume kompartemen.
Reduction Ratio 20:1 sampai 200:1
Ruang dalam ball mill (the chambet kadang yang berlubang/grate), dan masing
bola-bola penggilas dengan ukuran yang berbeda menunjukkan bahwa semakin besar
ukuran bola, semakin halus produk yangdihasilkan.
Pada dinding-dinding kompartemen, seringkali juga dipasang liners untuk
membantu pengadukan dan penggilasan, dengan memperbesar efek benturan antara
partikel dengan dinding. Dibawah sebuah ball-mill.
Gambar. Ball Mill
(b). Rod-Mill
Secara konsep mekanisme kerjanya sama seperti ball mill namun yang berbeda
adalah media penghancur feed. Ialah batang-batang baja.
B. SEPARASI
A. Konsentrasi
1. Pemilihan (Sorting)
Pemilihan (Sorting) dilakukan dengan proses pemisahan dengan tangan atau
secara manual dengan memilah-milah sesuai ukuran bongkahannya. Apabila terdapat
dan terlihat bukan mineral berharga maka dipisahkan untuk dibuang.
2. Gravity Concentration
Gravity concentration adalah pemisahan mineral berharga dengan tidak
berharga berdasarkan berat jenis material dalam suatu media fluida. Kelebihan
dari gravity concentration adalah akibat menggunakan gaya gravitasi maka
biaya yang dikeluarkan lebih hemat. Sedangkan kekurangannya adalah metiode
ini dapat menambah kadar mineral bila berat jenis konsentrat dan tailing
berbeda jauh, bila sedikit maka proses konsentrasi akan berjalan lambat.
Kriteria Concentration adalah sebagai berikut:
PB Pm
KK = PR Pm
Dimana :
PB : Berat jenis fluida
Pm : Berat jenis mineral
PR : Berat jenis rilyan
Apabila :
- KK > 2,5 atau KK < 2,5, pemisahan dapat dilakukan pada berbagai ukuran atau
pemisahan sangat mudah dilakukan.
- KK > 1,7 dapat di pisahkan pada ukuran 65 mesh 100 mesh.
- KK > 1,5 sulit dilakukan pemisahan, hanya berukuran sampai 10 mesh.
- KK < 1,25 sangat sulit di lakukan pemisahan dengan proses concentration atau
pemisahan dilakukan dengan cara gravity.
b. Bed
Bed adalah lapisan material diatas saringan jig, yang terdiri dari
batu hematite yang berfungsi sebagai bahan perantara dalam memisahkan bijih timah
yang berat jenisnya lebih tinggi dengan bijih yang berat jenisnya lebih rendah. Untuk
menghitung kebutuhan bed jig per unit adalah
c. Afsluiter Underwater
Afsluiter Underwater berfungsi sebagai pengatur cross flow dan
mengatur pemasukan air ke tiap tangki jig dan menjaga keseimbangan air dalam jig,
maka air perlu ditambahkan dan dimasukkan ke dalam jig dari bagian bawah
saringan (Hutch), disebut underwater atau hutchwater. Selain itu fungsi yang
terpenting adalah untuk mengontrol pemisahan konsentrat dan tailing,
sehingga tailing yang sudah masuk ke dalam jig bed dapat didorong kembali ke atas
dan keluar sebagai tailing.
d. Kisi Kisi (Rooster)
Kisi-kisi (rooster) adalah alat yang berguna untuk menjepit saringan jig dan
menahan bed agar tetap di tempat. Kisi-kisi dibuat berpetak-petak supaya bed tersebar
merata di seluruh permukaan jig. Bahan kisi-kisi terbuat dari kayu (papan) dan
dari plat (besi) yang di lapisi oleh karet.
e. Alat Penggerak
Untuk membuat gerakan isapan dan tekanan secara terus
menerus (continuitas). Alat yang digunakan sebagai penggerak
adalah menggunakan pompa hidrolik yang dihubungkan dengan satu
sumbu eksentrik yang dibagi untuk 2 kompartemen AB dengan panjang stang yang
sama secara mekanis. Stang balance diafragma merupakan salah satu alat penggerak
untuk proses pencucian, yang dipergunakan pada jig type Pan America. Stang
balance diafragma ini berfungsi untuk merubah gerakan berputar yang ditimbulkan
oleh pompa hidrolik menjadi gerakan atas bawah. Alat ini fungsinya untuk
menimbulkan isapan (Suction) dan tekanan (Pushion) pada permukaan bed
jig. Gerakan atas bawahnya dapat disetel (diubah-ubah) disesuaikan dengan
kebutuhan.
f. Membran
Gunanya adalah untuk memberikan gaya isapan (Suction) dan
dorongan (Pushion) dengan menutup rapat antara tangki dan torak yang digerakan
oleh motor penggerak. Membran ini harus diklem dengan kuat, sehingga tidak terjadi
kebocoran atau lepas dan tidak boleh di cat karena akan mengakibatkan mudah retak
dan pecah.
g. Spigot
Spigot merupakan alat untuk mengeluarkan konsentrat yang keluar melewati
saringan dan untuk mengatur jumlah air di dalam tangki jig. Bentuk
dari Spigot ialah kerucut yang berbahan dari karet.
Dengan adanya Pulsion dan Suction akan terjadi 3 peristiwa yaitu :
1. Differential Accelaration (DA)
Apabila ada dua mineral di bagian yang satu mempunyai berat jenis lebih besar
dari pada yang lain, maka kecepatannya jatuh pada saat awal dari mineral berat
akan lebih besar dari yang ringan (yang berat lebih dulu mengendap).
2. Hindared Sefling Classification (HS)
Di dalam suatu massa yang kental, bila ada dua mineral yang masing masing
mempunyai berat jenis berbeda dan mineral yang berat jenisnya lebih besar
akan tetap lebih dahulu mengendap dibandingkan mineral yang ringan.
3. Consilidation Trickling (CT)
Di saat jig bed sudah menutup partikel yang berukuran kecil akan mempunyai
berat jenis besar akan cenderung untuk menerobos jig bed, sedangkan partikel
yang mempunyai berat jenis kecil masih dalam proses mengendap.
DA HS CT
Pembagian jenis jig di tinjau dari dua hal yaitu berdasarkan Screen dan penimbulan
Suction dan Pulsion.
a. Pembagian jig berdasarkan ayakannya (Screen)
1. Moveble sieve jig
Jenis ini, ayakan (screen) bergerak dan tidak menentukan adanya jig
bed, material yang dipisahkan harus lebih besar dari screen, pulsion, dan
suction, ditimbulkan dengan cara menarik turunkan pengungkit. Dengan
demikian mineral mineral ringan dapat keluar dari kotak penampung
Feed dan mineral mineral besar tetap berada di atas screen sehingga
pemisahan bisa terjadi.
2. Fixed screen jig
Pada jenis ini ayakannya tidak bergerak (tetap) dan diatas ayakan
terdapat jig bed ukuran material yang akan di pisahkan harus lebih kecil
dari screen agar dapat menerobos screen. Pada fixed screen jig untuk
menimbulkan pulsion dan suction dapat di jelaskan sebagai berikut :
Sebagai contoh adalah pluager; pada saat pluager bergerak ke bawah
terjadi proses pulsion, rotary value yang etrdapat di dalam under water pipa
penutup dan akibatnya air tidak dapat masuk dan mneral mineral akan
tersangkut dengan ketinggian yang berbeda beda (berat jenis dan besar
butir), sedangkan jika pluger bergerak ke atas maka terjadi suction dan rotary
value pada under water pipa akan membuka sehingga ada aliran air yang
masuk ke dalam tangki (hucth).
Fungsi Under Water adalah :
- Untuk mengeleminasi atau mengurangi, suction pada partikel
- Melebarkan debit air pada tangki
Syarat syarat pada Jig yang harus ada yaitu :
1. Harus ada pengatur stroke
2. Harus ada pengatur Under Water
3. Harus ada pengatur konsentrat atau feed
4. Screen (rangging)
Syarat syarat pada Jig Bed yaitu :
1. Mempunyai kecepatan mengendap antara mineral besar dan ringan
2. Tidak mudah hancur
3. Ukuran Jig bed lebih besar dari screen
4. Filtrasi ukuran butir kecil
Fungsi Jig Bed yaitu :
1. Agar gaya pulsion yang mengurangi material yang masuk
2. Memisahkan mineral besar dari yang ringan
Didalam proses jigging tidak semua mineral atau material itu terpisahkan
antara besar dan ringan tetapi ada kemungkinan mineral tersebut menumpuk
bersama sama Jig Bed.
3. Sizing
Sizing adalah suatu proses pemisahan partikel partikel secara mekanis
berdasakan ukuran dan hanya dapat di lakukan pada partikel yang berukuran relatif
kasar. Pemisahan dilakukan diatas ayakan berupa batang batang sejajar plat
berlubang atau ayakan kawat yang dapat meloloskan material atau tidak dapat
meloloskan material. Material yang tidak lolos atau tinggal diatas ayakan di sebut
over size (material T), sedangkan yang lolos di sebut under zise. Sizing dilakukan
dalam beberapa cara yaitu:
1. Screening / Sieving
2. Clasifying
3. Micros Cope Sizing
3.1. Screening
Screening.sieving adalah suatu proses tembusan partikel menurut ukurannya
dengan jalan menyaring jika partikel relatif kasar dengan alat khusus dimana ayakan
yang digunakan dalam posisi yang besar, tetapi screen yang khusus (sieve analysis)
dapat di gunakan untuk pemisahan sampai ukuran sehalus 325 mesh.
Tujuan Screening adalah :
1. Untuk memindahkan dan menghilangkan fraksi fraksi kasar atau untuk
mendapatkan ukuran yang sama.
2. Untuk memindahkan material halus dari grinding circuit.
3. Untuk mendapatkan ukuran material yang komersial dan segera dapat dipasarkan.
4. Untuk medapatkan ukuran yang cocok untuk proses pengolahan selanjutnya.
5. Untuk memisahkan mineral mineral yang berbeda yang terdapat bersamaan
tetapi berbeda ukuran butir.
Faktor faktor yang mempengaruhi kelolosan partikel dari peremukan screen
adalah :
1. Ukuran opening
2. Ukuran partikel yang dapat melewati opening
3. Prosentase opening terhadap total permukaan screen
4. Sudut jatuh partikel terhadap permukaan screen
5. Kecepatan pada waktu partikel melewati permukaan dari screen
6. Kandungan air dari material atau feed
7. Kesempatan partikel untuk menyusun lapisan lapisan berdasarkan ukuran dari
partikel yang akan diayak.
3.2. Classifying
Merupakan proses pemisahan material atas dasar kecepatan jatuh material
tersebut dalam suatu fluida.
Classifaying Over Flow (halus)
Jika material mempunyai ukuran sama di pisahkan berdasarkan perbedaan densitinya
di sebut dengan Sorting.
Perbedaan pengendapan partikel dalam air antara lain :
1. Free Setting: yaitu suatu peristiwa jatuhnya material atau pengendapan material
secara individu tanpa di pengaruhi oleh material lain dalm fluida yang diam
taupun bergerak.
2. Hindsed Setting: yaitu pengendapan material dalam fluida yang dipengaruhi
oleh material lain.
Alat clasifying disebut Classifier dan berdasarkan madia pemisah, dibagi menjadi tiga
yaitu :
1. Sorting Classifer; menggunakan cairan relatif pekat sebagai media fluida.
Kondisi pengendapan dari pada alat ini adalah hindesed setthing pemisahan di
pakai atas dasar sorting yaitu sizing yang berdasarkan berat jenis dan bentuk mineral.
2. Sizing Classifier; menggunakan cairan relatif cair sebagai media fluida.
Media ini membutuhkan penambahan air di samping air yang telah ada dalam
sespensi, media ini menggunakan kondisi free setting di mana di pengaruhi oleh berat
jenis dan bentuk material. Sizing Classifier dibagi atas :
- Setting Cone, tidak mempunyai bagian yang bergerak.
- Mechanical Classifier, mempunyai bagian yang bergerak.
A
Mechanical Classifier ada berapa macam type yaitu :
- Rake Classifier
Contoh dari type ini adalah derr rake classifier di mana cara kerjanya adalah
gesekan penggaruk (raking) yang diberikan oleh headtion akan disalurkan pada
bidang datar
- Drag Classifier
Contoh dari alat ini adalah esperanzr classifyer, alat ini terdiri dari sebuag bak
(palung) miring yang panjangnya pada dasar bak ini butiran besar dan berat akan
di endapkan sedangkan butiran hals dan ringan akan menjadi over flow.
- Spiral Classifier
Contoh dari alat ini adalah akins classifier dan hardinge classifier.
- Handling Counts Current Classifier
3. Pneumatic Classifier ; menggunakan udara sebagai media fluidanya.
Biasannya di gunakan untuk menghilangkan debu debu ataupun srbuk
material dengan cara menghembuskan udara. Pergerakan partikel pertikel solid
dalam udara di mana mereka bercampur bergantung pada:
- Ukuran, distribusi ukuran, bentuk, berat jenis, kelembaban udara dan derajat
dispesi dari partikel.
- Kecepatan arah dari alairan, tekanan, density, viscosity, temperatur dan
kelembaban udara.
- Ukuran, bentuk dan sifat sifat permukaan.
Prinsip pemisahan pada pneumatic di dasarkan kepada gravity dan fnertic.
Bentuk bentuk peralatan pada pneumatic classifier antara lain :
- Gravity type
- Inestia type
- Centifugal raughing type
- Gravitation roughing type
Peralatan paralatan yang sering digunakan adalah :
1. peralatan yang menggunakan Centifugal Roughing
- gayco Centifugal Classifier
- Raymond Whizzer Classifier
- Stirtevent Whirlwind Classifier
- Hardinye Loop Classifier
2. Peralatan yang menggunakan Gravitational Roughing
- Double Cone Classifier
- Hardinye Superfine Classifier
- Mechanical type Gravitational Inertia Classifier.
Bila pada screening over size adalah kasar dan under size adalah halus, overflow
adalah partikel halus dan underflow adalah partikle kasar.
B. Humprey Spiral
Humphrey Spiral merupakan alat yang digunakan untuk proses pemisahan
mineral berdasarkan prinsip perbedaan berat jenisnya. Media konsentrasi yang
digunakan adalah air, karena itu sebelum umpan dimasukkan dalam feeder, umpan
harus dijadikan bentuk pulp terlebih dahulu. Dalam pemisahan menggunakan
humphrey spiral ini, pulp harus tetap dipertahankan agar persen solid memiliki range
besaran yang tetap di antara 20% - 30%. Metode pemisahan ini teramasuk ke dalam
gravity concentration.
Prinsip kerja
Prinsip Kerja dari alat ini adalah umpan dimasukkan kedalam kotak
penampung umpan. Kemudian dengan menggunakan pompa air, pulp umpan
dipompa keatas spiral. Pulp umpan akan terlebih dahulu melewati Hydrocyclone.
Pada Hydrocyclone umpan dipisahkan menjadi mineral berat dan mineral ringan.
Mineral berat akan keluar dari Hydrocylone melalui pipa bagian bawah, sedangkan
mineral ringan keluar dari pipa bagian atas. Umpan memasuki saluran spiral dalam
bentuk campuran yang hampir homogen. Ketika larutan air beserta umpan mengalir
mengelilingi jalur spiral, pemisahan terjadi pada bidang vertikal. Pemisahan biasanya
terjadi sebagai hasil perpaduan dari Hindered Settling dan Interstitial Trickling. Gaya
Bagnol juga memberikan kontribusi yang besar. Hasilnya adalah partikel-partikel
yang berat akan mengalir pada daerah dengan kecepatan rendah, pada sisi dalam dari
bidang spiral, sedangkan partikel-partikel yang ringan akan mengalir pada daerah
dengan kecepatan tinggi, pada sisi luar bidang spiral.
Pada daerah berkecepatan rendah diletakkan splitter, yaitu lubang yang didesain
dan berfungsi untuk menampung mineral berat atau dalam hal ini adalah mineral
berharga. Konfigurasi dan letak (posisi) dari splitter dapat diatur sesuai dengan
konsentrat yang akan dihasilkan. Hasil akhir yang didapat pada pemisahan dengan
menggunakan metode Humphrey spiral adalah konsentrat, midling dan tailing.
Gaya gaya yang bekerja pada shaking table (alat operasi dari tabling) yaitu:
a. Gaya gravitasi, mempengaruhi mineral berat dan ringan
b. Gaya dorong air mempengaruhi mineral ringan
c. Gaya gesekan antara mineral dengan deck mempengaruhi mineral berat.
Fungsi penambahan air pada operasi Shaking Table yaitu :
a. Untuk menimbulkan daya dorong air sehingga dapat menimbulkan dan membantu
pemisahan mineral besar dan ringan.
b. Dapat mengatur hasil operasi tabling
c. Dapat memperoleh kelalulasaan pada operasi tabling
d. Operasi ini dapat di lakukan secara basah dan kering
Faktor faktor yang mempengaruhi operasi Tabling
1. Kemiringan Deck
Jika kemiringan deck besar, maka kcepatan aliran semakin besar
2. Kecepatan Feeding
Apabila feeding terlalu besar (cepat) dan kemiringan deck kecil, maka prosesnya
tidak baik karena mineral mineral akan menumpuk.
3. Sand Solid
Bila terlalu encer mineral akan ke tailing. Bila terlalu kental, pemisahan tidak
baik, mineral biasa terbawa ke zone concentrat.
4. Jumlah Panjang Stroke
Jumlah stroke panjang, maka jumlah stroke kecil untuk mineral kasar, jika stroke
pendek dan jumlah stroke besar untuk mineral halus.
Macam macam Shaking Table berdasarkan bentuk riflenya :
a. Wilfley Table
Terdiri dari deck bentuk segi empat, kemiringan decknya dapat distel terhadap
salah satu sisinya, deck ini di gerakkan oleh pitman dan toggle yang terdapat pada
head metion.
b. Gafield Table
Pada gafield table sesudah permukaannya dari bagian decknya tertutup oleh riffle.
c. Butchart Table
Bentuk riffle yang dipakai pada meja ini melekuk secara diagonal keatas, lekukan
tersebut berada beberapa inchi dari feed box.
d. Curd Table
Riffle yang dipakai dengan cara menutup deck dalam bentuk segitiga panjang
stroke dapat di uubah ubah dengan mengubah pin pada pengungkit.
e. Deistor Overstrom Diagonal Deck Table
meja ini mempunyai bentuk deck rombohedral dan mempunyai gerakan searah
dengan di agonal terpendeknya, digunakan untuk memisahkan mineral kasar.
f. Plate Of Table
2. Sluicing
Keuntungan HLS
a. Peralatan yang dibutuhkan relative kecil.
b. Specific gravity dapat diperhitungkan secara tepat.
c. Cairan dapatmudah dipisahkan dari produkta jika percobaan telah selesai.
d. Percobaan dengan menggunakan HLS akan menghasilkan produkta yang
optimum.
Kerugian HLS adalah biaya pengolahannya relatif mahal.
Industri yang menggunakan HLS dalam produksinya
a. Lessing Process
Merupakan proses untuk memisahkan batubara dari pengotornya. Sebagai
medium pemisahnya adalah CaCl2. Biasanya batubara yang dipisahkan dengan
proses ini berukuran 60#. Hasilnya merupakan batubara yang bersih dan ringan.
Pemisahannya menggunakan elevator.
b. Bertrand Process
Dalam proses ini cairan yang digunakan juga CaCl2. Untuk mengurangi
pemakaian dari medium ini maka dilakukan dengan cara counter washing system,
yaitu dengan jalan menyemprotkan cairan dengan spesific gravity dari media
yang bertahap, misalnya : 1,05; 1,08; 1,25; 1,40 dan seterusnya ke dalam
batubara yang dimasukkan ke dalam meja goyang.
4. Magnetic Separation
Gambar Magnetic Separator
Magnetic Degreed (MD) dalah merupakan perbandingan anatra mineral atau material
yang tertarik magnet dengan jumlah material terlarutkan dikalikan 100 %.
Besar yang tertarik magnet
MD = x 100 %
Besar keseluruhan dari contoh
Gambar Flotasi
Langkah langkah dalam Floitasi adalah sebagai berikut :
1. Penghancuran dan pelembutan bijih menjadi partikel partikel.
2. Desliming
Yaitu penghilangan Slime, karena menganggu jalannya proses flotasi.
3. Conditioning
Pulp preparation (menyiapkan pulp)
- Sifat bijih
- Type mesin floitasi yang diinginka
- Beberapa faktor karena pengalaman
Penambahan reagent
Penambahan reagent ada 3 macam yaitu :
Collector adalah zat organik yang molekulnya bersifat heteropolar.
Modifier adalah zat anorganik, merupakan suatu reagen bila ditambahkan ke
dalam pulp akan memberikan pengaruh atau mineral mineral yang mana
bisa membantu atau manghalangi kerja pada collector.
Macam macam modifier yaitu :
a. Reagen (regulator) pengontrol pH; menghasilkan keasaman atau kebasaan
b. Reagen pengendap ; digunakan untuk selective flotation
c. Peagan pengatif (activing agent); dipakai untu menambah daya serap dari
pada permukaan mineral terhadapa collector.
d. Reagen pembuat sulfida
e. Reagen dispersi
Frother agent
Adalah zat organik hydrokarbon(polar non polar) yang berfungsi untuk
menstabilkan gelembung udara agar tidak mudah pecah sampai ke
permukaan.
Macam macam conditioner (alat conditioning)
a. Deverdux Agitator; untuk pulp yang tidak mudah mengendap.
b. Denver Conditioner; untuk mensirkulasikan kembali pulp yang kasar
c. Pachuta Type Tank; untuk membantu sirkulasi pulp kasar.
Sel Flotasi
Fungsi dari pada sel flotasi adalah untuk menerima pulp dan dilakukannya proses
flotasi.
Jenis sel flotasi antara lain adalah :
1. Agitation Cell
Udara yang masuk ke dalam sel flotasi karena putaran pengaduk
2. Sub Aerotion Cell
Udara yang masuk karena hisapan akibat putaran pengaduk
3. Pneumatic Cell, Udara langsung dihembuskan ke dalam cell
4. Vacum and Pressure Cell
Udara masuk karena tanki di-vacumkan oleh suatu pompa pengisap atau udara di
masukkan karena pompa injeksi.
5. Cascade Cell
Udara yang masuk karena jatuhnya mineral
Syarat syarat dari pada Cell adalah :
Pulp tidak mengendap
Ada pengatur tinggi pulp
Ada daerah relatif tenang sehingga butiran udar yang menempel dengan mineral
mudah naik kepermukaan.
Konstruksi di buat sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi Short Circuit
Rumus :
Jumlah Cell = Factor x Float time x Dry tonage
Volume total (cu ft)
Factor = Volume Cell x 1440
Dimana: 1440 = factor konversi
3. Metode Tambang Bawah Tanah
A. MINERAL
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral yang
dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas, tembaga, seng,
nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan masuk perlu
dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat dibedakan menjadi beberapa
macam:
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan tanah
menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk jalan kendaraan atau
alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan menuju
cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang dapat difungsikan
mengangkut orang, alat, atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi bukit atau
pegunungan menuju ke lokasi bijih.
2. production (produksi).
Pada tahap development, semua yang digali adalah batuan tak berharga. Tahap
development termasuk pembuatan jalan masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah
lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri. Tempat
bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
tersebut ditinggalkan.
Tambang longwall mencakup penambangan batubara secara penuh dari suatu bagian
lapisan atau muka dengan menggunakan gunting-gunting mekanis. Tambang longwall harus
dilakukan dengan membuat perencanaan yang hati-hati untuk memastikan adanya geologi
yang mendukung sebelum dimulai kegiatan penambangan. Kedalaman permukaan batubara
bervariasi di kedalaman 100-350m. Penyangga yang dapat bergerak maju secara otomatis dan
digerakkan secara hidrolik sementara menyangga atap tambang selama pengambilan
batubara. Setelah batubara diambil dari daerah tersebut, atap tambang dibiarkan ambruk.
Lebih dari 75% endapan batubara dapat diambil dari panil batubara yang dapat memanjang
sejauh 3 km pada lapisan batubara. Keuntungan utama dari tambang roomand-pillar
daripada tambang longwall adalah, tambang roomand-pillar dapat mulai memproduksi
batubara jauh lebih cepat, dengan menggunakan peralatan bergerak dengan biaya kurang dari
5 juta dolar (peralatan tambang longwall dapat mencapai 50 juta dolar).
1. Open Stope
Open stope adalah salah satu metoda penambangan bawah tanah. Open Stope adalah
penambangan tanpa membuat penyangga-penyangga. Syarat bahan galian yang dapat
ditambang dengan metoda ini adalah atapnya cukup kuat menahan beban tanpa disangga atau
dengan atau bisa disebut juga cukup kompeten.
2. Supported Stope
Dalam metoda penambangan seperti ini (Pada umumnya mineral logam) bawah
tanah dengan cara membuat penyangga-penyangga. Dalam penyanggaan bahan yang bisa
digunakn seperti kayu, besi, beton, atau baut besi (roof bolting).
3. Long Wall
Long Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara
dengan membuat lorong-lorong panjang, secara mekanis dan bagian dari front penambangan
yang sudah selesai ditambang dibiarkan runtuh dengan sendirinya (caving).
4. Short Wall
Short wall adalah penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan
membuat lorong-lorong yang ukurannya lebih kecil atau lebih pendek dari long wall.
Room an d pillar merupakan suatu system penambangan bawah tanah untuk endapan
batubara dengan menggunakan penyangga-penyangga yang umumnya dari kayu, dengan
bentuk blok-blok persegi.
2. Gophering
3. Block Caving
Merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah, dengan car meruntukan bagian
yang sudah selesai ditambang (mined out ).
B. BATUBARA
Penambangan batubara bawah tanah sekarang sudah lebih modern gan dan berkembang
sangat cepat terutama dalam hal teknologi peralatannya. Ada 2 tipe penambangan batubara
bawah tanah, yaitu Longwall Mining dan Room-and-Pillar Mining.
1. Longwall Mining
Longwall mining merupakan metode penambangan paling produktif gan dan paling
aman juga. Total batubara yg diambil bs mencapai 80% dari total sumberdaya yg ada. Metode
ini merupakan metode dari Europa dan di adopsi US pada mid-1950. Sebelum ini, tambang
batubara US menggunakan metode room-and-pillar.
Pada metode longwall, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah
blok batubara yg berukuran 1km panjang x 200-300 m lebar, makanya dinamakan longwall
mining.
Dari satu panel ke panel yg lain, disangga oleh pillar2 batubara yg berukuran kira2 30m x 30
m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yg lebih besar dinamakan
barrier pillar (> 100 m).
Yang berwarna putih itu adalah jalan (disebut entry) buat org dan alat, batubaranya
udah diambil untuk membentuk panel tersebut, sedangkan warna biru tua adalah panel dan
pillar yang ditinggalkan untuk menyangga batuan diatasnya.
Shearer biasanya menggali sedalam 1 m, sehingga shield pun akan bergerak maju
sejauh 1 m jg gan. Ketika shield (sepanjang panel) maju, maka batuan di atasnya tidak ada yg
menyangga dan dibiarkan ambruk, daerah ambrukan dinamakan gob atau goaf.
Tinggi shield dan diameter drum shearer = tinggi lapisan batubara yg digali, biasanya 1.6-2.5
m.
2. Memiliki banyak cleat / joint, tetapi tidak boleh mudah runtuh. Sehingga
penyanggaan dapat segera dipasang di dekt front penggalian.
Sistem Produksi
Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan
waktu menunggu lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.
Sedangkan pada metode mundur longwall merupakan kebalikan dari metode
advancing longwall karena pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum
selesai dibuatnya suatu panel yang akan memberikan batasan lapisan batubara yang
akan diekstrasi (diambil).
Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan
batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara
yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 3030 m)
menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle catr. Metode ini
paling-paling hanya mengambil 30-40% dari total batubara yang ada. Oleh karena itu, untuk
menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama
dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining).
Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya
dikendalikan oleh remote dari jauh.
Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian sedimen
yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang cenderung datar (flat)
dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif
lebih cocok menggunakan metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara,
dan bahan-bahan galian lainnya yang memungkinkan dan memenuhi syarat untuk ditambang
menggunakan metode room and pillar.
1. Produktivitas rendah
5. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi swabakar
Ada beberapa klasifikasi dari metode Room and pillar yang umum, yaitu :
Metode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian maupun batubara
yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dan dengan ketebalan yang
memungkinkan.
Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permuka kerja penambangan
dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu
yang panjang untuk persiapan penambangan batubara.
Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery sedikit, hanya
berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.
Dengan inklinasi candangan yang mencapai 20-55, metode yang digunakan umumnya ialah
post room and pillar method. Efektivitas pengambilan cadangan bisa lebih besar disebabkan
pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga
kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.
Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih besar disebabkan
pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga
kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.
Sedangkan kerugian metode post room and pillar method adalah kemungkinan terjadinya
subsiden lebih besar bila tidak diikuti dengan penambahan penyangga buatan
Metode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangn dengan inkliasi 15-30 dengan
ketebalan lapisan cadangan antara 2-5 meter. Step room and pillar merupakan metode yang
digunakan dirancang untuk memudahkan peralatan beropersi didalam cadangan (ore deposit),
stope dirancang berjenjang akan tetapi terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau
jenjang.
Kelebiahan metode step room and pillar method adalah pengangkutan di dalam permuka
kerja hampir tidak memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri, misalnya
melalui jalan penghubung.