PLANSTRABIS
PLANSTRABIS
Kata Pengantar
dapat mencegah perusahaan menyimpang jauh dari tujuan yang telah ditetapkan
Buku ini berisi rencana strategi bisnis Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD)
Harapan Kita pada periode 2015-2019. Perencanaan didasarkan pada pencapaian kinerja
RSJPD Harapan Kita 2010-2014 yang disesuaikan dengan adanya tuntutan dari stakeholders,
lingkungan eksternal dan internal perusahaan.
Sebagai rujukan nasional dalam bidang kardiovaskuler, RSJPD Harapan Kita telah
menetapkan visi 2019 menjadi Leader in cardiovasculer care, education & research. Dengan
penyusunan buku ini, diharapkan kerjasama sinergis antara RSJPD Harapan Kita dengan para
stakeholders inti, terutama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dapat lebih
terarah untuk mewujudkan visi tersebut. Buku ini juga diharapkan dapat menjadi acuan
penilaian keberhasilan visi-misi RSJPD Harapan Kita di masa yang akan datang.
Surat Keputusan Bersama Direktur Utama RSJPD Harapan Kita dan Dekan Fakultas Kedokteran
Daftar Grafik.................................................................................................................................................................. xi
I. PENDAHULUAN .......................................................................................................................................................... 1
Daftar Gambar
Gambar 1.1. Metodologi Penyusunan Renstra RSJPD Harapan Kita Periode 2015-2019 ......................................................... 6
Gambar 2.1. Jejaring Pusat Jantung Nasional .............................................................................................................................................. 9
Gambar 3.1. Diagram Kartesian Pilihan Prioritas RSJPD Harapan Kita 2015-2019............................ ................................... 27
Gambar 3.2. Peta Strategi RSJPD Harapan Kita 2015-2019 ................................................................................................................ 30
Daftar Grafik
Grafik 2.6. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional 2010-2014 ............................................................................ 15
Daftar Tabel
Tabel 2.3. Penilaian Kinerja Sebagai BLU Layanan Kesehatan 2010-2014 .................................................................................... 17
Dalam tata kelola sistem yang modern, organisasi publik selayaknya dirancang atas dasar
misi dan tujuannya, karena organisasi merupakan suatu tatanan untuk mencapai tujuan.
Dalam kaitan tersebut, setiap organisasi publik perlu menyusun prioritas pengelolaan dan
pengembangannya agar segenap komponen organisasi dan para mitra kerjanya bergerak
searah dan sinergis menuju tujuan keseluruhan organisasi publik. Rencana strategis (renstra)
merupakan salah satu perangkat strategis bagi manajemen puncak dari suatu organisasi
publik yang memandu dan mengendalikan arah gerak serangkaian prioritas pengembangan
organisasi, berbagai unit kerja, dan mitra kerjanya untuk bergerak searah dan bersinergis
mencapai visi yang telah dicanangkan.
Dengan memusatkan organisasi pada hal-hal yang sangat penting, renstra bertindak sebagai
kompas yang membantu pengambil keputusan di berbagai tingkat organisasi untuk
mengetahui kapan bertahan di jalur dan kapan perlu mengubah strategi organisasi dalam
menghadapi dinamika tuntutan stakeholders inti. Setiap manajemen puncak dari suatu
organisasi perlu menyadari bahwa kemampuan inti organisasi dapat mengalami penurunan
baik akibat perubahan tuntutan lingkungan eksternal maupun akibat turunnya kemampuan
internal. Tuntutan lingkungan eksternal cenderung mengalami perubahan yang lebih rasional
dari waktu ke waktu didorong oleh peningkatan mutu pendidikan, peningkatan mutu
layanan, dan harga layanan rumah sakit yang kompetitif, riset yang unggul. Sedangkan
penurunan kemampuan internal organisasibisa terjadi antara lain karena pensiun nya para
personil yang mumpuni, memburuknya kualitas koordinasi antar unit kerja dan personil,
menurunnya tingkat kehandalan sarana dan prasarana medis serta pendidikan/pelatihan
Renstra bagi sebuah organisasi merupakan perwujudan amanah dan aspirasi yang
bersumber dari kepentingan stakeholders kuncinya. Renstra juga merupakan bentuk
tanggung jawab utama jajaran manajemen puncak organisasi terhadap pemenuhan
kepentingan stakeholders kuncinya. Oleh karena itu, renstra organisasi seharusnya menjadi
pedoman utama bagi setiap jajaran manajemen puncak dalam menilai kemajuan status
Rencana Strategis Bisnis RSJPD Harapan Kita 1
pencapaian visi dan target kinerja organsisasi jangka pendek dan panjang serta
mengendalikan arah pengelolaan dan pengembangan roda organisasi agar sejalan dengan
tuntutan utama stakeholders kuncinya.
Memperhatikan pentingnya integrasi misi pendidikan, layanan dan riset yang unggul dalam
bidang kardiovaskuler terutama menghadapi AFTA, maka membutuhkan sebuah dokumen
rencana strategis. Dokumen renstra ini diharapkan akan menentukan arah dan prioritas
strategis RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019 dalam mengemban misi dan
mencapai visi organisasi. Dalam penyusunan Renstra ini juga melibatkan FKUI, karena misi
I.2 Tujuan
Penyusunan renstra RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019 mempunyai
1. menghasilkan peta jalan (road map) untuk mewujudkan visi dan misi RSJPD Harapan Kita
untuk periode tahun 2015 2019.
2. menjadi dasar untuk mengkomunikasikan arah dan prioritas strategis pengembangan
dan pengelolaan RSJPD Harapan Kita kepada para pemangku kepentingan inti (key
stakeholders).
3. menjadi dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan visi dan misi RSJPD
Harapan Kita.
4. menjadi salah satu acuan untuk membangun arah jalinan kerjasama dengan para
stakeholders inti RSJPD Harapan Kita.
5. Menjadi acuan untuk meningkatkan sinergi dalam mencapai tujuan bersama dengan
FKUI, sehingga Renstra RSJPD Harapan Kita saling bersinergi dan selaras dengan Renstra
FKUI.
Dasar hukum penyusunan renstra RSJPD Harapan Kita periode tahun 2015 2019, yaitu:
Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741).
4. Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Bagi Satuan Kerja Unit Pelaksana Teknis
Vertikal di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Tahun 2014.
5. MoU RSJPD Harapan Kita dengan FKUI nomor HK 02.05/II/0509.1/2013 tanggal 4 Juli
2013.
Dalam menyusun renstra RSJPD Harapan Kita periode tahun 2015 2019 ini, telah dilakukan
beberapa tahapan sebagai berikut:
mewujudkan berbagai sasaran strategis guna mewujudkan visi RSJPD Harapan Kita.
Focus Group Discussion (FGD) telah digunakan untuk menyusun renstra RSJPD Harapan Kita
periode tahun 2015-2019. FGD merupakan salah satu metode pengambilan keputusan
kelompok yang menggabungkan pengambilan suara para anggota tim ahli (expert) dengan
diskusi terbatas untuk menciptakan konsensus dan mendapatkan keputusan tim.
Penyusunan renstra RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019 dilakukan dengan
melibatkan jajaran manajemen puncak RSJPD Harapan Kita. Alasan menggunakan metode
FGD dalam penyusunan renstra adalah sebagai berikut .
FGD dihadiri oleh orang-orang yang sangat memahami tentang seluk beluk arah dan
prioritas strategis RSJPD Harapan Kita, sehingga kualitas informasi yang diperoleh akan
sangat tinggi.
FGD memungkinkan proses perumusan dan pemilihan terjadi secara interaktif, sehingga
seorang pesertaakan dapat memperbaiki rumusan atau pilihannya setelah mendengarkan
argumentasi yang disampaikan oleh anggota FGD lainnya.
FGD dibagi dalam beberapa tahapan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk
melahirkan suatu rumusan terbaik yang dipilih atau disepakati dalam diskusi tersebut.
Dengan kata lain, pendekatan FGD ini juga digunakan untuk mendorong semua peserta agar
mempunyai tingkat partisipasi yang sama dalam setiap tahapan diskusi, tanpa harus
dibebani oleh alasan senioritas, jabatan, atau hambatan kepribadian.
FGD cocok diterapkan untuk permasalahan yang sensitif dan penting, seperti dalam
penyusunan renstra RSJPD Harapan Kita. Metode ini dapat digunakan dalam pengambilan
FGD memungkinkan terbentuknya suatu komitmen di antara peserta tentang hal-hal yang
telah disepakati dan kemudian digunakan sebagai dasar untuk eksekusi renstra RSJPD
Harapan Kita pada periode tahun 2015 2019.
Secara keseluruhan, metodologi penyusunan renstra RSJPD Harapan Kita disajikan pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1. Metodologi Penyusunan Renstra RSJPD Harapan Kita Periode 2015-2019
Saat ini RSJPD Harapan Kita didukung oleh 84 staf medik, yang terdiri atas 40 orang dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah, 12 orang dokter spesialis bedah torak kardiovaskular,
14 orang dokter spesialis anestiologi kardiak dan 12 orang dokter spesialis lainnya.
Pencapaian terkait beberapa indikator terpilih dapat dilihat pada tabel 2.1. Sebagai Pusat
Jantung Nasional, RSJPD Harapan Kita juga melakukan pembinaan dan pengampuan pada
pelayanan jantung terpadu berbagai rumah sakit daerah. Gambar 2.1 menunjukkan jejaring
TAHUN
NO Kinerja 2014
2010 2011 2012 2013
(Jan-Juni)
Kinerja Manajerial
Tingkat
Kesehatan
1 83,85 82,55 80,40 84,35 77.00
RSJPD Harapan
Kita
Kinerja
19,00 19,00 18,80 25,15 17,85
Keuangan
Kinerja
Operasi 30,60 28,80 26,35 29,00 27,50
Pelayanan
Kinerja
34,25 34,75 35,25 30,20 31,65
mutu
Kinerja Pelayanan
(jumlah pasien)
1 UGD 10.188 12.159 11.420 11.210 5.794
2 Poliklinik 132.966 145.610 142.895 146.685 73.918
-Poli UMUM 101.946 111.655 109.529 109.807 54.142
-Poli EKSEKUTIF 31.020 33.955 33.366 36.878 18.920
TAHUN
NO Kinerja 2014
2010 2011 2012 2013
(Jan-Juni)
3 Bedah 2.155 2.280 2.250 2.292 1.161
-Bedah Jantung Dewasa 1.308 1.287 1.268 1.284 701
Diagnostik Invasif &
6.525 7.745 8.060 8.849 4.533
Intervensi Non Bedah
4 Diagnostik Non invasif
- Dianostik Non Invasif dan
26.489 29.395 31.064 28.203 13.740
Pencitraan
- Vaskular 4.634 4.805 4.214 4.337 2.162
- Kardiologi Nuklir 1.349 1.393 1.351 2.082 999
- Radiologi 34.046 35.887 31.831 29.112 16.508
5 Prevensi dan Rehabilitasi 40.013 44.886 41.094 40.280 19.812
Layanan Unggulan
1 Bedah Pediatrik & PJB
Noorwood 0 0 1 1 1
Arterial Swich Operation 22 20 27 29 21
Rastelli 11 17 9 20 8
Fontan 9 13 15 23 10
2 Bedah Dewasa
Maze Procedur 0 0 3 23 4
Mics 0 0 13 30 4
Bental Procedur 7 5 4 10 3
Arch Replacement 5 6 1 8 3
Sebaran pasien rawat jalan RSJP-HK berdasarkan wilayah adalah: 45% dari DKI
Jakarta, 27% dari Bodetabek, 17 % Pulau Jawa diluar Jabodetabek, dan 11% dari luar
Jawa.
Sebaran pasien rawat jalan adalah 25% luar P Jawa, 12 % P Jawa dan luar
Salah satu layanan unggulan RSJPD Harapan Kita adalah penangan kasus-kasus sulit terkait
aorta. Tabel 2.2 menunjukkan lingkup layanan pusat aorta yang sudah pernah ditangani oleh
RSJPD Harapan Kita.
Bagian ini menjelaskan gambaran kinerja financial dari UPT RSJPD Harapan Kita dalam
memenuhi target kinerja financial dari RSB pada periode yang lalu. Bagian ini juga dapat
dilengkapi dengan memberikan gambaran kinerja aspek keuangan RSJPD Harapan Kita
dalam memenuhi target kinerja keuangan yang dianggap strategis dalam 4-5 tahun terakhir.
A. Rasio Keuangan
Cash Ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan rumah sakit untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan kas & setara kas,
sedangkan Current Ratio merupakan salah satu Rasio Likuiditas yang menunjukkan
kemampuan rumah sakit dalam menjamin kewajiban lancarnya dengan
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa belum optimalnya penggunaan kas yang
mengakibatkan kas yang tidak produktif (Idle Cash). Manajemen harus membuat
perencanaan dengan memanfaatkan kas atau setara kas secara optimal antara lain
sebagai berikut :
Dari grafik diatas collection period mengalami perubahan yang cukup signifikan
(baik), tetapi dalam hal ini perlu menjadi catatan bahwa perbaikan /penurunan dari
jumlah hari dalam collection period bukan murni perbaikan dari manajemen RSJPD
Harapan Kita dikarenakan belum ada pengakuan piutang dari BPJS kesehatan yang
disebabkan oleh sistem verifikasi yang belum sempurna dari BPJS kesehatan. Pihak
BPSJ Kesehatan seharusnya harus mengimbangi dan memperbaiki sisitem verifikasi
pembayaran piutang ke rumah sakit untuk mempercepat pembayaran piutang rumah
sakit dan harus mengatur dalam kesepakatan MoU dengan BPJS mengenai
Hal lain yang perlu diperhatikan bahwa diperlukan kebijakan piutang termasuk dalam
hal penagihan piutang ke semua jaminan yang memiliki piutang dengan RSJPDHK
dan perlu mendapatkan perhatian khusus.
Fixed Asset Turnover digunakan untuk mengukur kemampuan rumah sakit dalam
Salah satu penyumbang pendapatan terbesar rumah sakit yaitu bersumber dari
pembayaran piutang dari BPJS kesehatan. Pendapatan pelayanan yang bersumber
dari pembayaran piutang BPJS Kesehatan jika digambarkan dalam grafik diatas
seharusnya tidak mengalami perubahan untuk 3 tahun terakhir yaitu untuk periode
tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, kondisi ini sesungguhnya tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya terjadi karena pendapatan BPJS belum
dapat diakui tepat pada waktun yang tepat. Hal ini diakibatkan karena proses
verifikasi dan informasi mengenai pembayaran piutang yang lambat diperoleh dari
BPJS Kesehatan.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam peningkatan asset
yang dikelola oleh manajemen perlu dipertahankan dan perlu ditingkatkan lebih
cepat supaya dapat kembali menjadi seperti posisi sebelumnya di tahun 2010 dan
2011 yang lebih baik dibandingkan dengan 3 tahun terakhir yang mengalami
penurunan dari 2 tahun sebelumnya, dan bertujuan untuk kelangsungan dan
Inventory Turn Over menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory
berputar dalam suatu periode. Jika semakin tinggi perputaran persediaan maka
semakin baik. Digambarkan dalam grafik untuk kondisi saat ini masih dalam kedaan
Dari grafik diatas manajemen harus melakukan efisiensi biaya operasional yang
dikeluarkan oleh rumah sakit dan meningkatakan kualitas pelayanan agar
meingkatkan pendapatan rumah sakit agar Rasio POBO dapat menigkat dan lebih
baik ke tahun berikutnya. Manajemen harus mengusahakan agar rasio POBO dapat
berada sekurang kurangnya diposisi diatas 110% agar dapat terlihat baik dan
Dari grafik diatas menggambarkan bahwa manajemen rumah sakit belum mampu
mengalokasikan sebagian pendapatan yang diperoleh rumah sakit untuk masyarakat
luas dalam hal peningkatan sosial. Perlu menjadi perhatian untuk dimasa mendatang
kiranya dapat mengalokasikan sebagian dana dari pendapapatan yang diperoleh
rumah sakit untuk kepentingan masyarakat umum dan pengembangan sosial.
Dari hasil evaluasi yang dilakukan terhadap kinerja BLU RSJPD Harapan Kita diperoleh
perhitungan nilai bobot sebagai berikut :
Skor
No. Keterangan Bobot
2014* 2013 2012 2011 2010
Arah ke mana sebuah institusi publik hendak diwujudkan di masa depan akan sangat
tergantung pada dinamika tuntutan stakeholders kunci terhadap keberadaan institusi publik
tersebut. Kondisi ini juga berlaku bagi RSJPD Harapan Kita dalam mewujudkan visi dan misi.
Kemampuan mengidentifikasi harapan dan kekhawatiran stakekolders kunci sebagai bagian
dari tuntutan utama stakeholders kunci merupakan salah satu tahap kritis awal dalam
menentukan arah dan prioritas strategis pengelolaan RSJPD Harapan Kita di tahun-tahun
mendatang. Selain itu, informasi tentang patok duga (benchmark) juga ikut menentukan arah
dan prioritas strategis pengelolaan RSJPD Harapan Kita dalam menjalankan misi layanan,
pendidikan, dan penelitiannya di masa mendatang. Untuk kepentingan ini, bagian ini akan
menyajikan informasi tentang proyeksi tuntutan stakeholders kunci dan benchmark yang
kelak menentukan arah dan prioritas strategis renstra RSJPD Harapan Kita pada kurun waktu
tahun 2015-2019.
Bagian ini menyajikan informasi tentang harapan dan kekhawatiran utama dari para
stakeholders inti RSJPD Harapan Kita pada kurun waktu tahun 2015 2019. Tabel 3.1 di
bawah ini menyajikan informasi harapan dan kekhawatiran utama para stakeholders inti
Komponen
No Harapan
stakeholders inti
Pelayanan yang efektif, tepat, aman, patienf centered, One stop
1 Pasien
service.
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari benchmark, maka
tantangan strategis yang akan dihadapi oleh RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015
2019 adalah sebagai berikut:
1. Ketidakjelasan regulasi dan belum optimalnya dukungan dari Kemenkes kepada RSJPD
Harapan Kita sebagai Pusat Rujukan Nasional dan PJN.
2. Globalisasi dan persaingan bebas.
3. Kualitas dan kuantitas SDM yang terbatas.
4. Biaya impor (pajak) pengadaan alkes tinggi sehingga tarif tindakan tinggi.
5. Tarif INA CBGs terbatas dan ketidaksiapan sistem rujukan berjenjang.
6. Penambahan penyakit KV dalam MDGs.
7. Integrasi IT.
8. Proses bisnis belum terintegrasi.
9. Integrasi dengan vendor.
1. Profesional.
Bekerja keras guna memberikan hasil kerja terbaik dengan meningkatkan kompetensi diri
secara terus menerus.
2. Jaminan Kualitas.
Menciptakan produk/layanan yang berkualitas tinggi, dengan senantiasa menjaga mutu
sarana/ prasarana dan SDM (input), proses, penyajian dan luaran (output).
3. INovatif.
4. Harmoni.
Kerjasama erat dan selaras antara para karyawan maupun pimpinan, atas dasar saling
menghargai dan membutuhkan dalam menjalankan misi rumah sakit.
5. Komitmen.
Tekad untuk senantiasa memenuhi kepuasan stakeholders (pasien, peserta didik, mitra,
pemerintah , dan masyarakat).
RSJPD Harapan Kita telah menetapkan dua institusi di bawah ini sebagai acuan patok duga
kinerjanya.
Berikut ini disajikan analisis faktor eksternal dan internal yang dinilai faktor-faktor
Kesempatan dan Ancaman serta Kekuatan dan Kelemahan dalam mewujudkan visi periode
2011-2015.
Peluang (Opportunity)
Masih tingginya angka kasus kardiovaskular di Indonesia yang akan menjadi indikator
Post MDGs.
Ancaman (Threats)
Mahalnya harga alkes canggih dan obat paten import (karena biaya pajak dan lainnya
yang tinggi) sehingga melemahkan daya saing terhadap rumah sakit di negara tetangga
(Singapura dan Malaysia).
AFTA & ACFTA yang memicu persaingan antar rumah sakit baik pada skala lokal maupun
internasional.
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah sehingga menimbulkan ketidakpastian ketersediaan
peralatan medik dan obat-obatan.
Regulasi yang belum jelas tentang peran sebagai pusat jantung nasional.
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan dan hukum terkait patient
safety.
Posisi tawar vendor alkes dan obat paten impor yang tinggi.
Daya tarik perawat dan lulusan dokter untuk bekerja di rumah sakit swasta.
Belum optimalnya sistem rujukan.
Posisi legal dan de-facto sebagai Pusat Jantung Nasional dan diakui internasional.
Pengalaman institusi PJN selama 30 tahun.
Sudah memiliki 5 layanan unggulan: aorta, aritmia, kongenital, minimal invasif surgery,
dan primary PCI.
Sudah memiliki gedung penelitian yang berkualitas internasional.
Sudah memiliki fasilitas diklat kardiovaskular.
Peralatan kardiovaskular yang lengkap dengan teknologi tinggi.
Memiliki jumlah dan variasi kasus kardiovaskular yang banyak.
Kelemahan (Weaknesses)
Proses bisnis antar unit belum terintegrasi (termasuk integrasi dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian).
Sistem manajemen dan budaya kinerja belum optimal.
Sistem remunerasi belum sempurna.
Pengalaman dokter belum merata dan banyak tenaga perawat senior yang akan pensiun.
Sistem layanan yang lebih mencerminkan individual service (belum team work).
Kurangnya jumlah penelitian yang berkualitas internasional.
Belum tersedia Hospital Information System yang memadai sebagai sarana rumah sakit
modern kelas dunia.
Kehandalan sarana dan prasarana masih kurang.
Tujuan bagian ini adalah untuk menentukan posisi bersaing RSJPD Harapan Kita untuk
mewujudkan visi periode tahun 2015 2019. Penilaian posisi bersaing ini dilakukan dengan
memperhatikan benchmark (patok duga). Posisi bersaing RSJPD Harapan Kita dilakukan
Berikut ini disajikan analisa posisi bersaing RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015
2019.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 3.2 hingga 3.5, posisi RSJPD Harapan Kita untuk
periode tahun 2015 2019 berada di kuadran 2 pada diagram kartesius (lihat gambar 3.1).
Dalam hal ini, skor nilai kelemahan RSJPD Harapan Kita masih lebih besar dibandingkan
dengan skor nilai kekuatan. RSJPD Harapan Kita perlu untuk memfokuskan perbaikan dari
sisi kelemahan yang dimiliki. Hal ini dilakukan dengan memfokuskan pada penguatan mutu
kelembagaan dan pengembangan pasar sebagai arah strategis yang ditekankan dalam
Kemudian apabila dilihat dari sisi eksternal, nilai kesempatan atau peluang RSJPD Harapan
Kita lebih besar dibandingkan dengan nilai ancamannya. Peluang tersebut perlu
dimanfaatkan oleh RSJPD Harapan Kita guna untuk memperbaiki kelemahan yang dimiliki.
(-0.3; 1,0) 1
Weakness Strength
-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
Threat
-5
Gambar 3.1. Diagram Kartesian Pilihan Prioritas RSJPD Harapan Kita 2015-2019
Berdasarkan posisi bersaing RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019, maka
analisa TOWS dilakukan dengan menekankan arah strategis pada penguatan mutu
kelembagaannya. Berikut disajikan hasil analisa TOWS (Tabel 3.6). Setiap sel matriks TOWS
diisi oleh sasaran strategi yang menunjukkan prioritas strategis yang dipilih oleh RSJPD
Harapan Kita pada kurun waktu tahun 2015 2019 dalam menghadapi salah satu dari 4
(empat) keadaan berikut:
STRENGTH WEAKNESS
Posisi legal dan de-facto sebagai Pusat Jantung Nasional dan Proses bisnis antar unit belum terintegrasi (termasuk integrasi dalam
1 1
diakui internasional. pelayanan, pendidikan, dan penelitian).
2 Pengalaman institusi PJN selama 30 tahun. 2 Sistem manajemen dan budaya kinerja belum optimal.
Sudah memiliki 5 layanan unggulan: aorta, aritmia, kongenital,
3 3 Sistem remunerasi belum sempurna.
minimal invasif surgery, dan primary PCI .
Sudah memiliki gedung penelitian yang berkualitas Pengalaman dokter belum merata dan banyak tenaga perawat senior
4 4
internasional. yang akan pensiun dalam 5 tahun ke depan.
ANALISIS TOWS Sistem layanan yang lebih mencerminkan individual service (belum
5 Sudah memiliki fasilitas diklat kardiovaskular. 5
team work ).
6 Peralatan kardiovaskular yang lengkap dengan teknologi tinggi. 6 Kurangnya jumlah penelitian yang berkualitas internasional.
8 Sebagai rumah sakit pendidikan yang berafiliasi dengan FKUI. 8 Kehandalan sarana dan prasarana masih kurang.
OPPORTUNITY
Banyaknya jumlah lulusan spesialis jantung yang akan bekerja di
6 S1, S2, S8, O4 : memanfaatkan sumber dana dari luar. O2, O4, O7, W6 : kerjasama penelitian
seluruh Indonesia.
Pengembangan IPTEK (misalnya: Biomedical Engineering, imaging ,
7 S1, S2, S3, S6, O8 : membangun pelayanan eksekutif. O3, O4, O8, W7 : Membangun HIS
screening ) dan farmasi di bidang kardiovaskular.
Peningkatan kemampuan finansial masyarakat dan adanya kebutuhan
8
pasien akan pelayanan kesehatan kardiovaskular yang eksklusif.
Mahalnya harga alkes canggih dan obat paten import (karena biaya
1 pajak dan lainnya yang tinggi) sehingga melemahkan daya saing
terhadap RS di Negara tetangga (Singapura dan Malaysia).
AFTA & ACFTA yang memicu persaingan antar rumah sakit baik pada T5, W1 : peningatan mutu pelayanan melalui integrasi proses
2
skala lokal maupun internasional. bisnis.
Ketidakstabilan nilai tukar rupiah sehingga menimbulkan S1, S2, S3, T2, T4, T8 : memperkokoh peran PJN dalam 5 T1, T2, T3, T5, T6, T7,W2 : menyempurnakan tata kelola dan
3
ketidakpastian ketersediaan peralatan medik dan obat-obatan. layanan unggulan budaya kinerja
Regulasi yang belum jelas tentang peran sebagai pusat jantung
4 T2, W5 : budaya teamwork service dalam pelayanan
THREAT
nasional.
Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap mutu pelayanan dan
5
hukum terkait patient safety .
6 Posisi tawar vendor alkes dan obat paten impor yang tinggi.
Daya tarik perawat dan lulusan dokter untuk bekerja di rumah sakit
7
swasta.
8 Belum optimalnya sistem rujukan
28
3.8 Peta Strategi
Berdasarkan hasil analisa posisi bersaing dan analisa TOWS, maka dapat disusun peta
strategi. Dalam buku ini, peta strategi menggambarkan jalinan hubungan sebab dan akibat
atas berbagai sasaran strategis pada 4 (empat) perspektif, yakni perspektif stakeholders,
perspektif proses bisnis, perspektif learning & growth, dan perspektif finansial. Peta strategi
yang disusun diadaptasi dari pendekatan Balanced Scorecard. Peta strategi RSJPD Harapan
Kita periode tahun 2015 2019 disusun atas 17 (tujuh belas) jenis sasaran strategis yang
dikembangkan berdasarkan pada analisa TOWS sebagai berikut:
1. Terwujudnya kepuasan stakeholders.
2. Terwujudnya RSJPDHK sebagai rujukan nasional.
3. Terwujudnya peran strategis PJN
4. Terwujudnya layanan, pendidikan, dan penelitian yang ekselen dalam AHS.
5. Terwujudnya kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan, dan penelitian.
6. Terwujudnya layanan unggulan PJN.
7. Terwujudnya sistem rujukan yang efektif.
8. Terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis.
9. Terwujudnya sistem manajemen sarana dan fasilitas.
10. Terwujudnya standar layanan dan pendidikan kardiovaskular di berbagai strata
pelayanan.
11. Terwujudnya integrasi dan implementasi HIS.
12. Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul.
13. Terwujudnya tata kelola dan remunerasi yang efektif.
14. Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang efektif.
15. Termanfaatkannya sumber dana dari luar.
16. Terwujudnya pertumbuhan revenue.
17. Terwujudnya efisiensi anggaran.
Berikut ini disajikan peta strategi RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019
(Gambar 3.2).
Harapan Kita sebagai rujukan nasional dan terwujudnya peran strategis PJN.
Pada perspektif proses bisnis internal, sasaran strategis yang perlu diwujudkan ialah
terwujudnya layanan, pendidikan, dan penelitian yang ekselen yang didukung oleh
terakreditasi internasional. Untuk dapat mewujudkan dua hal ini, maka perlu diwujudkan
kerjasama nasional dan internasional pelayanan, pendidikan dan penelitian, dibangunnya
berbagai layanan unggulan PJN, serta terjaminnya mutu dan integrasi proses bisnis. Pada
perspektif proses bisnis internal ini, sasaran strategis lainnya adalah terwujudnya sistem
manajemen sarana & fasilitas dan terwujudnya standar pelayanan dan pendidikan
kardiovaskular (yang diperlukan untuk mewujudkan sistem rujukan yang efektif).
Untuk mampu mewujudkan berbagai sasaran strategis pada perspektif proses bisnis internal
sebagaimana dijelaskan di atas, maka RSJPD Harapan Kita perlu mewujudkan berbagai
sasaran strategis di perspektif learning & growth sebagai fondasi dasar perwujudan visi
organisasi. Sasaran strategis pada perspektif learning & growth ialah terwujudnya integrasi
HIS, terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan pengalaman yang unggul, terwujudnya
tatakelola dan remunerasi yang efektif, dan terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang
efektif.
Perspektif finansial pada peta strategi berfungsi sebagai enabler yang memampukan
percepatan perwujudan ketiga jenis perspektif lainnya (perspektif stakeholder, perspektif
proses bisnis internal, dan perspektif learning&growth). Ada tigas sasaran strategis yang
perlu direalisasikan oleh RSJPD Harapan Kita dalam perspektif finansial, yakni
termanfaatkannya sumber dana dari luar, terwujudnya pertumbuhan revenue dan
terwujudnya efisiensi anggaran.
Berdasarkan peta strategi yang telah ditetapkan sebagai bingkai arah dan prioritas strategis
RSJPD Harapan Kita demi mewujudkan visi di penghujung tahun 2019, maka dapat disusun
Indikator Kinerja Utama atau KPI (Key Performance Indicator) dan target KPI serta bobot KPI
dan PIC (Person in Charge) atas suatu KPI. Berbagai jenis KPI telah dirumuskan untuk renstra
RSJPD Harapan Kita periode tahun 2015 2019. Sebagian jenis KPI adalah bertipe outcome,
dan lainnya bertipe output, proses, dan input. KPI berfungsi untuk mengukur secara kualitatif
tingkat keberhasilan pencapaian suatu sasaran strategis pada peta strategi. KPI berjenis
outcome merupakan indikator kinerja utama yang mengukur keberhasilan RSJPD Harapan
Kita untuk menghasilkan sasaran strategis tertentu. Jenis KPI outcome hanya bisa diwujudkan
bila ditunjang oleh berbagai KPI berjenis output, yang berfungsi untuk mengukur tingkat
keberhasilan keluaran suatu sasaran strategis pada peta strategis. Berbagai KPI bertipe
proses merupakan kumpulan indikator keberhasilan sasaran strategis yang dibutuhkan untuk
mewujudkan KPI bertipe output. Dalam buku ini, KPI bertipe proses hanya bisa diwujudkan
bila RSJPD Harapan Kita mewujudkan KPI bertipe input, yang mengukur pencapaian
keberhasilan RSJPD Harapan Kita dalam menyediakan sumber daya organisasi tertentu
sebagai masukan untuk melakukan berbagai sasaran strategis pada proses bisnis internal.
Tabel 4.1 menggambarkan berbagai KPI untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu sasaran
strategis pada peta strategi RSJPD Harapan Kita periode tahun 2015 2019.
KPI berfungsi sebagai indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan secara kuantitatif di
tiap tahun atas kemajuan pencapaian suatu sasaran strategis pada peta strategi. Target KPI
yang ditetapkan tiap tahun diupayakan ada peningkatan secara kuantitatif hingga
terwujudnya visi RSJPD Harapan Kita di tahun 2019.
Bobot KPI ditentukan untuk menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu jenis KPI
dibandingkan dengan jenis KPI lainnya. Total bobot semua jenis KPI adalah 100 (seratus)
persen. Dengan demikian, bila ada suatu jenis KPI mempunyai nilai bobot lebih tinggi
daripada jenis KPI lainnya, jenis KPI tersebut dinilai lebih menentukan dalam mewujudkan
visi RSJPD Harapan Kita di akhir tahun 2019. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa bobot
KPI yang lebih tinggi merepresentasikan keinginan kuat jajaran manajemen RSJPD Harapan
Kita untuk merealisasikan suatu sasaran strategis yang dinilai lebih penting dan mendesak
untuk mewujudkan visi 2019.
Tabel 4.3 dan 4.4 menggambarkan informasi bobot KPI, target KPI tiap tahun dan PIC terkait
TARGET
NO. KPI PIC
2015 2016 2017 2018 2019
Tingkat kesehatan rumah sakit
1 DIRUT 87 88 90 93 96
(PPK BLU).
DIRUM &
2 Tingkat kepuasan karyawan. 75 80 85 87 90
SDM
Tingkat kepuasan peserta didik DEKAN/KA
3 90 92 94 96 98
(S1 dan Sp1 FKUI). DEP
% pasien yang puas dan sangat
4 DIRMED 85 88 90 92 95
puas.
% keberhasilan operasi jantung
5 DIRMED 98 98,3 98,6 99 99,5
secara mandiri di PJT Binaan.
6 % kasus sulit yang berhasil. DIRMED 90 92 93 94 95
Jumlah rekomendasi/kajian DIRUT &
7 1 1 1 1 1
nasional yang dihasilkan. DEKAN
Jumlah implementasi program DIRUT &
8 1 1 1 1 1
preventif dan promotif. DEKAN
Jumlah riset translasional yang KaDiv
9 1 1 1 1 1
diaplikasikan. Litbang
% PPDS kardiologi yang lulus
10 KaDep 65 67 70 73 75
tepat waktu ( 9 semester).
% capaian indikator medik
11 DIRMED 80 85 87 90 95
kardiovaskular.
% komplen yang ditangani DIRUM &
12 85 90 95 95 95
dengan baik. SDM
Terakredi Terre-
13 JCI. DIRUT
tasi akreditasi
Jumlah peserta fellowship dari
14 DIRMED 1 1 1 1 1
LN.
KaDiv
15 Jumlah publikasi internasional. 7 8 9 10 11
Litbang
2
Jumlah jenis layanan unggulan (vaskular
16 DIRMED 1 (HF) 1 1 1
yang baru. dan
valvular)
% peningkatan jumlah pasien
17 DIRMED 20 20 20 20 20
pada layanan unggulan.
% rujukan yang tepat (kasus
18 DIRMED 35 40 45 50 55
severitas 3).
TARGET
NO. KPI PIC
2015 2016 2017 2018 2019
19 % pasien rujuk balik. DIRMED 25 30 35 40 45
20 Jumlah PJT binaan mandiri. DIRUT 4 6 8 10 10
% kasus dengan door to balloon
21 DIRMED 70 80 90 95 98
time < 90 mnt.
% hasil audit mutu yang
Komite
22 ditindaklanjuti sampai 100 100 100 100 100
Mutu
implementasi.
% kesesuaian sarfas dengan
23 DIRJANG 80 85 90 95 100
standar MFK.
Jumlah PJT yang sudah Belum
24 DIRUT 1 1 - -
menjalankan PPK KV setara PJN. ada
DIRUM &
25 Tingkat maturitas IT korporasi. 2.5 2.7 3 3.2 3.5
SDM
% staf yang kinerja unggul (B DIRUM &
26 90 90 95 95 95
dan BS). SDM
Jumlah staf SMF yang mengikuti DIRUM &
27 5 5 5 5 5
training di LN (min. 3 bulan). SDM
28 Skor GCG Corporate. DIRUT 75 80 85 90 95
Indeks budaya kinerja PJN DIRUM &
29 70 75 80 83 85
(PJNHK). SDM
Jumlah KSO yang di atas 1
30 DIRUT 2 2 2 2 2
milyar.
31 Tingkat pertumbuhan revenue. DIRUT 7% 7% 8% 8% 8%
Rasio pendapatan BLU terhadap
32 DIRUT 88 89 90 91 92
biaya operasional.
Untuk mewujudkan target KPI yang telah ditentukan di atas, ada serangkaian program kerja
strategis yang perlu dilakukan oleh RSJPD Harapan Kita pada periode tahun 2015 - 2019.
Penentuan program kerja strategis RSJPD Harapan Kita untuk mewujudkan sasaran strategis
dan target KPI nya diarahkan pada tiga tipe berikut ini:
Harapan Kita.
Berikut ini disajikan berbagai program kerja strategis untuk masing-masing perspektif peta
strategi yang perlu dilakukan RSJPD Harapan Kita untuk periode tahun 2015 2019 pada
tabel berikut.
% PPDS
kardiologi Penyempurnaan Penyempurnaan Penyempurnaan Penyempurnaan Penyempurnaan
yang lulus sistem sistem sistem sistem sistem
tepat waktu ( pendidikan. pendidikan. pendidikan. pendidikan. pendidikan.
9 semester).
Penetapan
pohon Sentralisasi
Jumlah
penelitian dan registri dan Insentif Insentif Insentif
publikasi
registri di tiap Insentif publikasi publikasi. publikasi.
internasional.
unit dan Insentif publikasi.
publikasi.
Pengembangan Pengembangan
Jumlah jenis Pengembangan
jenis layanan Pengembangan Pengembangan jenis layanan
layanan jenis layanan
unggulan baru jenis layanan jenis layanan unggulan baru
unggulan yang unggulan baru
(Vaskular dan unggulan baru. unggulan baru. (cangkok
baru. (HF).
valvular). jantung).
Jumlah PJT
Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan Pengembangan
binaan
2 PJT binaan. 2 PJT binaan. 2 PJT binaan. 2 PJT binaan. 2 PJT binaan.
mandiri.
% Kasus
dengan door to Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
balloon time < respons time. respons time. respons time. respons time. respons time.
90 mnt.
% Hasil audit Tindaklanjut
mutu yang Tindaklanjut dan dan Tindaklanjut dan Tindaklanjut dan Tindaklanjut dan
ditindaklanjuti implementasi implementasi implementasi implementasi implementasi
sampai hasil audit mutu. hasil audit hasil audit mutu. hasil audit mutu. hasil audit mutu.
implementasi. mutu.
Revitalisasi Revitalisasi Revitalisasi Revitalisasi Revitalisasi
% kesesuaian
sarana medik sarana medik sarana medik sarana medik sarana medik
sarfas dengan
dan sarana non- dan sarana dan sarana non- dan sarana non- dan sarana non-
standar MFK.
medik. non-medik. medik. medik. medik.
Jumlah PJT
Penyusunan dan Penyusunan Penyusunan dan Penyusunan dan
yang sudah Penyusunan dan
penerapan PPK dan penerapan penerapan PPK penerapan PPK
menjalankan penerapan PPK
KV di PJT PPK KV di PJT KV di PJT KV di PJT
PPK KV setara KV di PJT Binaan.
Binaan. Binaan. Binaan. Binaan.
PJN.
Tingkat
pengembangan pengembangan pengembangan
maturitas IT
HIS. HIS. HIS.
korporasi.
% staf yang
Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan
kinerja unggul
kinerja staf. kinerja staf. kinerja staf. kinerja staf. kinerja staf.
(B dan BS)
Tingkat
Idem layanan Idem layanan Idem layanan Idem layanan Idem layanan
pertumbuhan
unggulan baru. unggulan baru unggulan baru unggulan baru. unggulan baru.
revenue.
Rasio
pendapatan
BLU terhadap Efisiensi. Efisiensi. Efisiensi. Efisiensi. Efisiensi.
biaya
operasional.
Setiap sasaran strategis RSJPD Harapan Kita sebagaimana dijelaskan pada bagian terdahulu
diperkirakan akan mengalami kemungkinan dapat tidak terwujud atau sebagian saja yang
bisa diwujudkan karena potensi risiko yang dapat dialami organisasi, baik risiko finansial
maupun non finansial. Untuk mengantisipasi potensi risiko yang akan dan tengah dihadapi
oleh RSJPD Harapan Kita dalam mewujudkan visi 2019, maka diperlukan sebuah pemetaan
risiko. Dalam buku ini, tujuan dari pemetaan risiko adalah untuk menentukan jenis risiko
yang dinilai akan muncul dan diperkirakan kelak mempunyai dampak yang cukup signifikan
dalam menggagalkan perwujudan visi 2019.
Adanya risiko yang diidentifikasi dan dipetakan ini akan menjadi dasar bagi RSJPD Harapan
Kita dan pihak-pihak lain yang terkait untuk:
a) menyusun sebuah rencana mitigasi risiko sebagai rangkaian upaya untuk menghindari
atau meniadakan atau mengurangi kemunculan suatu jenis risiko dan potensi tingkat
dampak negatif yang dapat terjadi atas kemunculan suatu risiko dan
b) merekomendasikan suatu kebijakan agar pola penanganan suatu jenis risiko dinilai
efektif apabila ada dukungan kepastian suatu payung hukum, yang berisi suatu
Tanpa antisipasi berbagai risiko tersebut diperkirakan akan sulit di masa mendatang bagi
jajaran manajemen RSJPD Harapan Kita untuk dapat mewujudkan berbagai sasaran
strategisnya pada periode tahun 2015 - 2019. Dampak lanjutannya dapat diduga bahwa
target KPI RSJPD Harapan Kita pada suatu tahun dapat tidak dicapai.
Dalam pemetaan risiko, sangatlah mungkin bahwa sebuah sasaran strategis RSJPD Harapan
Kita dapat mengandung lebih dari satu jenis risiko. Jenis risiko yang dipetakan yang dinilai
penting bersumber baik dari lingkungan eksternal maupun internal RSJPD Harapan Kita,
yang diperkirakan akan mengancam perwujudan suatu sasaran strategis.
Berdasarkan pertemuan antara kemungkinan risiko terjadi dan jenis dampak risiko pada
suatu sasaran strategis dapat dinilai suatu level risiko dengan kualifikasi sebagai berikut
(lihat tabel 5.1):
II BESAR M T T E E
III SEDANG R M T E E
IV KECIL R R M T E
SANGAT R R M T T
V KECIL
Keterangan: R: Risiko Rendah M: Risiko Moderat T: Risiko Tinggi
E: Risiko Ekstrim
Tabel 5.1 menyajikan hasil analisa risiko yang menggambarkan sasaran strategis, identifikasi
risiko, tingkat kemungkinan, skala dampak, dan level risiko bagi RSJPD Harapan Kita dalam
rangka mewujudkan visi 2019.
TINGKAT
NO. SASARAN STRATEGIS IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO PELUANG DAMPAK
RISIKO
Keterbatasan lahan. C 3 T
Sistem jenjang karir dan
Terwujudnya kepuasan
1 pengembangan staf yang belum C 3 T
stakeholder.
jelas.
Terbatasnya waktu SDM dokter. D 3 T
Terwujudnya RSJPD
Ketidakkonsistenan kebijakan D 4 E
2 Harapan Kita sebagai
supra sistem
Rujukan Nasional.
Terwujudnya peran Kurangnya dukungan dari supra
3 B 4 T
strategis PJN. sistem.
Budaya riset belum terbangun. C 2 M
SDM overload dengan tugas-tugas
Terwujudnya layanan, pelayanan, pendidikan, dan
4 pendidikan, dan penelitian D 4 E
manajerial sehingga waktunya
yang ekselen dalam AHS. terbatas.
Kurang soft skill staf medik dan
C 3 T
non medik.
Terwujudnya kerjasama Ketidakkonsistenan kebijakan
nasional dan internasional supra sistem atas upaya D 4 E
5 kerjasama.
pelayanan, pendidikan dan
penelitian. Dukungan dana. D 3 T
Kompetensi dan jumlah SDM yang
C 4 E
tidak merata dan kurang.
Sistem dan birokrasi keuangan
D 4 E
yang rumit.
Terwujudnya layanan
6 Utilisasi fasilitas tidak efisien. B 3 M
unggulan PJN.
Sistem jaminan pembayaran
D 4 E
belum "kondusif".
Jumlah fasilitas yang kurang. B 3 M
Kesiapan fasilitas dan SDM
kardiovaskular yang belum D 4 E
merata.
Belum merata/kurang
7 Terwujudnya sistem pemahaman dokter dan pasien B 3 M
rujukan yang efektif. mengenai program rujuk balik.
Pedoman/Standar pelayanan KV
nasional yang sudah di susun
C 3 T
belum di terbitkan dan
diimplementasikan.
belum adanya sistem IT yang
C 3 T
mendukung dan terintegrasi.
Terwujudnya standar
10 Pelayanan dan Pendidikan Ketidaksiapan PJT daerah. C 3 T
KV.
Terwujudnya budaya
Disiplin staff, etos kerja belum
14 kinerja dan teamwork yang C 4 E
maksimal.
efektif.
Berdasarkan hasil pada tahap sebelumnya, rencana mitigasi risiko didefinisikan. Rencana
mitigasi risiko menggambarkan upaya nyata yang dibutuhkan oleh RSJPD Harapan Kita
untuk menangani kemungkinan dan dampak risiko tertentu pada sasaran strategis di peta
strategi. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk menangani berbagai jenis risiko
Tabel 5.3 berikut menyajikan sasaran strategis, risiko, level risiko, dan rencana mitigasinya,
khususnya untuk menangani level risiko yang berstatus ekstrim atau tinggi.
Ketidakkonsistenan
kebijakan supra Advokasi kepada supra sistem dan
E
Terwujudnya kerjasama sistem atas upaya advokasi kepada stake holder.
5 kerjasama.
nasional dan internasional.
Penyempurnaan mekanisme
Dukungan dana. T
perencanaan dan anggaran.
Kompetensi dan
jumlah SDM yang Program training staf dan menambah
E
tidak merata dan SDM.
kurang.
Terwujudnya layanan
6 Sistem dan birokrasi
unggulan PJN. E Kebijakan, Pedoman, SPO Keuangan.
keuangan yang rumit.
Sistem jaminan
Efisiensi biaya. Pengajuan proposal
pembayaran belum E
khusus untuk pelayanan unggulan.
"kondusif".
Kesiapan fasilitas dan
Pengembangan sarana dan pelatihan
SDM kardiovaskular E
SDM rumah sakit jejaring.
yang belum merata.
Pedoman/standar
7 Terwujudnya sistem
pelayanan KV
rujukan yang efektif. Legislasi, sosialisasi dan implementasi
nasional yang sudah
T standar pelayanan di rumah sakit
di susun belum di
jejaring.
terbitkan dan
diimplementasikan.
Pemetaan, penataan proses bisnis.
belum adanya sistem
Terjaminnya mutu dan Penentuan prioritas pengembangan
8 IT yang mendukung T
integrasi proses bisnis. IT rumah sakit. Pengembangan sistem
dan terintegrasi.
IT rumah sakit.
Keterbatasan institusi
Melakukan kerjasama dengan institusi
yang melakukan T
Terwujudnya sistem pemeliharaan sarfas.
kalibrasi.
9 manajemen sarana dan
Penambahan SDM ATEM dan
fasilitas. Kurangnya SDM
T kerjasama dengan institusi
pemelihara sarfas.
pemeliharaan sarfas.
Terwujudnya standar
Ketidaksiapan PJT
10 Pelayanan dan Pendidikan T Advokasi kepada Stakeholder PJT.
daerah.
KV.
Keterbatasan
T Joint Development.
kompetensi SDM IT.
Ketidakdisiplinan
Sosialisasi dan training, prog reward
SDM dalam input E
and punishment.
data.
Keterangan: 1. Proyeksi pendapatan dalam renstra naik 5% setiap tahunnya (2015 sd 2019) dari baseline
tahun 2014.
2. Proyeksi belanja dalam renstra naik 2% setiap tahunnya (2015 sd 2019) dari baseline tahun
2014.
3. Proyeksi belanja pegawai per tahun sudah mengikuti ketentuan yang ada (44% dari proyeksi
pendapatan).
AMUS KPI
KPI-1 . Tingkat kesehatan rumah sakit (PPK BLU) KPI-2. Tingkat kepuasan karyawan
Perspektif : Stakeholder. Perspektif : Stakeholder.
Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder. Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder.
KPI : Tingkat kesehatan rumah sakit (PPK BLU). KPI : Tingkat kepuasan karyawan.
Alasan Memilih : Merupakan indikator keberhasilan rumah sakit Alasan Memilih : Karyawan merupakan aset dan stakeholder inti
Indikator sebagai badan layanan umum. Indikator rumah sakit.
Definisi : Tingkat kesehatan BLU diukur menggunakan tiga Definisi : Kepuasan karyawan adalah tingkat penerimaan
kelompok indikator: keuangan, pelayanan dan karyawan terhadap kondisi yang berhubungan
mutu&manfaat, mengacu kepada PerDirjen dengan iklim & lingkungan kerja,beban kerja,
Perbendaharaan no 54 tahun 2012. kepemimpinan, karir, dan kesejahteraan.
Formula : Komposit berbagai indikator yang ditetapkan Dirjen Formula : Jumlah karyawan yang puas dibagi jumlah seluruh
BUK. karyawan dikali 100%.
Pengumpul Data : Direktur Umum & SDM. Pengumpul Data : Kabag SDM.
Periode Pelaporan : 3 bulan (triwulan). Periode Pelaporan : Tahunan.
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 Target : 2015 2016 2017 2018 2019
87 88 90 93 96 75 80 85 87 90
KPI-3. Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI) KPI-4. Persentase pasien yang puas dan sangat puas
Perspektif : Stakeholder. Perspektif : Stakeholder.
Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder. Sasaran Strategis : Terwujudnya kepuasan stakeholder.
KPI : Tingkat kepuasan peserta didik (S1 dan Sp1 FKUI). KPI : Persentase pasien yang puas dan sangat puas.
Alasan Memilih : Karena RSJPD Harapan Kita merupakan rumah sakit Alasan Memilih : Tujuan utama dari pelayanan adalah kepuasan
Indikator pendidikan. Indikator pasien.
Definisi : Peserta didik adalah mahasiswa S1 Kedokteran, Sp1 Definisi : Pasien yang puas dan sangat puas pada survey yang
Kardiologi, Sp1 Bedah Jantung FKUI. Kepuasan dilakukan tahunan dengan target poliklinik umum,
diukur berdasarkan faktor paparan kasus, poliklinik eksekutif, rawat inap non ekskutif dan
dukungan sarana prasarana pendidikan, kepuasan rawat inap ekskutif.
terhadap staf pengajar, dll.
Formula : Jumlah mahasiswa yang menyatakan puas dan Formula : Jumlah pasien yang menyatakan puas/sangat puas
sangat puas dibagi jumlah semua peserta didik dibagi jumlah pasien yang disurvey dikali 100%.
pada tahun yang sama.
Formula : Jumlah pasien operasi jantung mandiri yang pulang Formula : (Jumlah pasien dengan kasus sulit yang pulang ) /
sehat dibagi jumlah seluruh pasien yang dioperasi (Jumlah seluruh kasus sulit) X 100%
secara mandiri.
Eksklusi: Kasus dimana pasien menolak tindakan.
a. Inklusi: Seluruh tindakan operasi jantung.
b. Ekslusi: Operasi cito / urgent.
Formula : Jumlah rekomendasi/kajian nasional yang Formula : Jumlah program yang diimplementasikan dalam satu
dihasilkan per tahun. tahun
a. Inklusi : PPDS.
b. Eksklusi: Cuti sakit, hamil, ke LN, dan tugas belajar
tidak dihitung masa belajar.
Formula : a. Inklusi : Penelitian yang dilakukan di PJN Formula : Jumlah jenis layanan unggulan yang baru.
Harapan Kita.
b. Eksklusi: Tidak termuat di jurnal yang termasuk
Pubmed.
Formula : (Jumlah pasien yang mendapat rujuk balik / Jumlah Formula : Jumlah PJT yang mandiri.
pasien keseluruhan di poliklinik) X 100%.
a. Inklusi : Seluruh PJT yang dibina.
a. Inklusi : Pasien yang datang ke poliklinik. b. Eksklusi: Menolak binaan, menghentikan program
b. Eksklusi :Pasien pribadi / Pav. Sukaman. pelaya nan bedah / INB karena tidak ada
staf / fasilitas / dukungan Pemda.
Formula : (Jumlah pasien yang menjalani primary PTCA Formula : (Hasil audit yang ditindaklanjuti sampai implementasi
dengan door to balloon time < 90 mnt / Jumlah / Hasil semua audit yang masuk) X 100%.
pasien yang menjalani primary PTCA) X 100%.
Inklusi : Semua hasil audit yang masuk.
a. Inklusi : Semua tindakan primary PTCA pada
pasien ACS yang indikasi PTCA.
b. Eksklusi : Tindakan terhalang keputusan pasien /
keluarga untuk PTCA.
Inklusi: Sarana Medik: Catlab dan bedah jantung, a. Inklusi : Semua PPK KV
Cardiologi Nuklir. Non-Medik: Sistem kelistrikan, b. Eksklusi: PJT tidak mau mengadopsi karena
tata udara masalah fasilitas dan dukungan.
Bobot KPI (%) : Bobot KPI (%) :
Person in Charge : DIRJANG. Person in Charge : DIRUT.
Sumber Data : Pemeliharaan Sarana Medik dan Pemelilharaan Sumber Data : RSJPD Harapan Kita.
Saranan Non Medik.
Pengumpul Data : Kepala Bidang Sarana Medik dan Kepala Bidang Pengumpul Data : Bid Medik.
Saranan Non Medik.
Periode Pelaporan : Tiap bulan. Periode Pelaporan : Tiap tahun.
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 Target : 2015 2016 2017 2018 2019
80 85 90 95 100 Belum ada 1 1 - -
KPI-25.Tingkat maturitas IT korporasi KPI-26.Persentase staf yang kinerja unggul (B dan BS)
Perspektif : Pengembangan Personil & Organisasi. Perspektif : Pengembangan Personil & Organisasi.
Sasaran Strategis : Terwujudnya integrasi HIS. Sasaran Strategis : Terwujudnya staf yang memiliki kompetensi dan
pengalaman yang unggul.
KPI : Tingkat maturitas IT korporasi. KPI : Persentase staf yang kinerja unggul (B dan BS)
Alasan Memilih : Integrasi HIS dapat diukur dari tingkat Alasan Memilih : Kualitas kinerja karyawan sangat mempengaruhi
Indikator maturitasnya. Indikator kinerja rumah sakit secara keseluruhan.
Definisi : Merupakan metode pengukuran tingkat Definisi : Persentase staf yang memiliki nilai / point kinerja
kematangan proses pengelolaan TI korporasi rata-rata yang diperoleh pada setiap komponen
mengacu kepada standar proses framework CoBIT penilaian kinerja setiap priode penilaian kinerja.
(skala 0-5).
Formula : Jumlah karyawan/ SMF yang mengikuti pelatihan Formula : Transparansi, akuntabel, responsibility, kemandirian.
dan ketrampilan sesuai dengan kebijakan
manajemen dan diberi surat tugas dari direksi. a. Inklusi : Semua karyawan RSJPD Harapan Kita.
b. Eksklusi: Provider alkes, obat.
Eksklusi: Karyawan/ SMF yang mengikuti pelatihan
yang mengikuti pelatihan di LN yang tidak sesuai
dengan kebijakan manajemen dan tanpa surat
tugas dari direksi.
Bobot KPI (%) : Bobot KPI (%) :
Person in Charge : DIRUM & SDM. Person in Charge : DIRUT.
Sumber Data : Laporan Litbang SDM. Sumber Data : Data base rumah sakit jantung.
Pengumpul Data : Kabag SDM & Organisasi. Pengumpul Data : Bagian Umum (SIRS).
Periode Pelaporan : 1 tahun / semester. Periode Pelaporan : 4 kali.
Target : 2015 2016 2017 2018 2019 Target : 2015 2016 2017 2018 2019
5 5 5 5 5 75 80 85 90 95
KPI-29.Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK) KPI-30.Jumlah KSO yang di atas 1 milyar
Perspektif : Pengembangan Personil & Organisasi. Perspektif : Finansial.
Sasaran Strategis : Terwujudnya budaya kinerja dan teamwork yang Sasaran Strategis : Termanfaatkannya sumber dana dari luar.
efektif.
KPI : Indeks budaya kinerja PJN (PJNHK). KPI : Jumlah KSO yang di atas 1 milyar.
Alasan Memilih : RSJPD Harapan Kita memberikan pelayanan, Alasan Memilih : Karena adanya keterbatasan dana investasi (belanja
Indikator pendidikan, dan riset di bidang kardiovaskular Indikator modal) untuk sarana medik maupun sarana non
melibatkan multi disiplin sehingga dibutuhkan team medik.
work yang efektif, yang dibangun melalui budaya
kerja yang tinggi.
Definisi : Budaya kerja meliputi sikap Profesional, Jaminan Definisi : Jumlah KSO baru yang terrealisasi dalam 1 tahun.
kualitas, Inovatif, Harmoni, serta memiliki
Komitmen yang tinggi yang ditunjukan oleh
anggota organisasi yang terdiri dari multi disiplin
(teamwork).
Formula : Index budaya kerja (survey) prosentase atas index Formula : Inklusi : Sarana medik & sarana non medik.
budaya kerja pegawai (sesuai kriteria) dibandingkan
jumlah pegawai dikali 100%, diberikan dalam
bentuk kuesioner.
Formula : (Pendapatan tahun berjalan/Pendapatan tahun Formula : (Pendapatan PNBP/Biaya Operasional) X 100%.
sebelumnya) X 100%.