Anda di halaman 1dari 45

BAB I

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH

A. Nama Sekolah dan Alamat Sekolah


Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Surabaya
Alamat Sekolah : Jl. Sultan Iskandar Muda No. 42, Surabaya Jawa Timur

B. Profil Sekolah
1. IDENTITAS SEKOLAH
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Surabaya
Jenis Sekolah : Negeri
NSS : 301056001008
Izin Operasional : 96/S.K/B/III/65-66
Luas Tanah : 9958 m2
Alamat Sekolah : Jl. Sultan Iskandar Muda No. 42, Surabaya
Kecamatan : Semampir
Kabupaten : Kota Surabaya
Propinsi : Jawa Timur

b. Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Dra. Hj. Ligawati, M.Pd.
NIP. : 19621122 198703 2014
Tempat/Tgl Lahir : Nganjuk, 22-11-1962
Status Kepegawaian : PNS
Pendidikan Terakhir : S2
Jurusan : Sejarah

c. Ketua Komite Sekolah


Nama : Drs. H. Kuswiyanto, M. Si.
Alamat : Pondok Wage Indah II/H.4 Taman-Sidoarjo

2. DATA SISWA
Banyak Siswa

Kelas Banyak Rombel Pria Wanita Jumlah


X MIA 8 130 194 324
X IIS 3 55 73 128
XI MIA 7 102 154 256
XI IIS 4 47 65 112
XII MIA 8 121 191 312
XII IIS 4 56 83 141
Tingkat Kelulusan Tiga Tahun Terakhir

Banyak Siswa
Tahun Lulus Tidak Lulus
Kelas 12
2013/2014 356 100% 0%
2014/2015 389 100% 0%
2015/2016 420 100% 0%

Rata-rata Nilai UN Tiga Tahun Terakhir

Rata-rata Nilai UN
Tahun
MIA IIS
2013/2014 7.8 7.4
2014/2015 5.4 4.8
2015/2016 5.4 4.9

3. SARANA DAN PRASARANA

Kondisi
No Fasilitas Jumlah Keterangan
(Baik/Buruk)
Terdiri dari 11 ruang
kelas X, 11 ruang kelas
1 Ruang Kelas 34 Baik
XI dan 12 ruang kelas
XII.
Terdiri dari lab fisika,
2 Lab 6 Baik kimia, biologi dan
bahasa.
Terdiri dari lapangan
3 Lapangan 2 Baik futsal dan lapangan
basket.
Ketersediaan air
4 Kamar Mandi 46 Baik terkadang kurang
mencukupi.
Di dalam perpus,
terdapat beberapa
5 Perpustakaan 1 Baik computer dan banyak
sekali buku yang tertata
rapi.
Ada beberapa kelas yang
belum terpasang LCD,
jadi jika ingin
6 LCD 30 Baik menggunakan LCD di
kelas tersebut, guru harus
membawa LCD dari
ruang guru.
Digunakan sebagai
penyambung dari
pengeras suara yang ada
di ruang guru, sehingga
Sound
7 40 Baik siswa mampu mendengar
Ruangan
informasi yang
disampaikan oleh guru
melalui pengeras suara
tersebut.
Terbuat dari kayu dan
8 Meja 1474 Baik masing-masing anak
menempati satu meja.
Terbuat dari kayu dan
9 Kursi 1474 Baik masing-masing anak
menempati satu kursi.
Terletak di beberapa
tempat, antara lain di
10 Printer 18 Baik ruang masing-masing
wakasek, ruang TU dan
perpus.
Masing-masing guru
11 Meja Guru 80 Baik
menempati satu meja.
Masing-masing guru
12 Kursi Guru 80 Baik
menempati satu kursi.
13 Kipas Angin 98 Baik Terdapat di masing-
masing ruang kelas,
masjid, dan lab.
4. Struktur Organisasi
KETUA KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
DRS. H. KUSWIYANTO, M. SI. DRA. HJ. LIGAWATI,
M.PD.

KOORDINATOR TATA
USAHA
KARDIATI. S.E,

WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA SARPRAS WAKA HUMAS


AMARI, M.Si. SOERATMI, S.Pd. Drs. PANDI Dra. JANI HENDRAYATI,
MM

STAF WAKA STAF WAKA STAF WAKA SARPRAS STAF WAKA HUMAS
KURIKULUM KESISWAAN
2.PEMBINA OSIS

BENDAHARA SEKOLAH GURU


TIM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BP/ BK
TIM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
TIM TATA TERTIB
TIM PUSAT SUMBER BELAJAR
WALI KELAS
GURU PEMBINA/ PELATIH
5. Visi dan Misi Sekolah

VISI :

Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa, berdaya saing global, berkarakter
budaya bangsa, dan berwawasan lingkungan

MISI :

1. Menumbuhkan sikap religious dan memiliki kepekaan sosial yang tinggi


2. Mengembangkan pembelajaran secara efektif berbasis Teknologi Informasi
dengan mengoptimalkan potensi siswa
3. Mengoptimalkan kegiatan pengembangan diri melalui Bimbingan Konseling dan
kegiatan ekstrakulrikuler
4. Mengembangkan budaya membaca
5. Menubuhkembangkan perilaku santun, jujur, disiplin, tertib, dan bertanggung
jawab sebagai cerminan akhlak mulia
6. Meningkatkan pengadaan dan pemeliharaan saran prasarana sekolah
7. Menggalakkan program 7K (Kebersihan, Keindahan, Kedisiplinan, Ketertiban,
Keamanan, Kekeluargaan, dan Kerindangan)
8. Mewujudkan upaya pelestarian lingkungan, mencegah kerusakan lingkungan dan
mencegah pencemaran lingkungan
9. Meningkatkan kerja sama dengan lembaga-lembaga lain, baik pemerintah
maupun non pemerintah
10. Mengoptimalkan pemberdayaan seluruh sumber daya manusia yang ada di
sekolah
6. Tata Tertib Peserta Didik
1. HAK PESERTA DIDIK
1. Mendapatkan pembelajaran pada hari-hari efektif sekolah:
a. Senin s/d Kamis : Pukul 06.25 WIB 15.00 WIB
b. Jumat : Pukul 06.25 WIB 11.20 WIB
2. Mendapatkan perlakuan yang sama dengan peserta didik yang lain.
3. Menggunakan fasilitas sekolah yang tersedia.
4. Mendapatkan pinjaman buku dari perpustakaan sekolah.
5. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
6. Melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya

2. KEWAJIBAN DAN LARANGAN BAGI PESERTA DIDIK

I. KEHADIRAN PESERTA DIDIK


1. Hadir di sekolah sebelum bel tanda masuk dibunyikan.
2. Bel tanda masuk dibunyikan pada pukul 06.25 WIB.
3. Peserta didik yang datang setelah bel tanda masuk dibunyikan dinyatakan
datang terlambat.
4. Peserta didik yang datang terlamabat tidak diizinkan langsung masuk ke
kelas, melainkan harus mendapatkan izin masuk dari Tim Tata Tertib dan
BK.
5. Jika siswa datang terlambat karena keperluan tertentu, harus ada izin dari
orang tua/ orang tua telpon ke sekolah.
6. Setelah bel tanda pelajaran berakhir dibunyikan, semua peserta didik
harus meninggalkan area sekolah kecuali yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler atau kegiatan sekolah lain.
II. KETIDAK HADIRAN PESERTA DIDIK
1. Peserta didik yang berhalangan hadir karena sakit / keperluan lain, orang
tua harus memberitahu sekolah melalui surat atau melalui telepon terlebih
dahulu. Bila siswa ybs sudah masuk maka surat diserahkan kepada BK.
2. Peserta didik yang tidak hadir ke sekolah karena sakit selama 2 hari
berturut-turut, maka surat pemberitahuan dari orang tua/wali peserta didik
harus dilampiri dengan surat keterangan dokter.
3. Peserta didik yang mengikuti kegiatan di luar kelas atau sekolah, harus
mendapat ijin dari wakasek kesiswaan atau wakasek Kurikulum.
III. KEGIATAN PEMBELAJARAN DAN LITERASI
1. Mengikuti doa yang dibacakan secara sentral mulai pukul 06.30 WIB.
2. Selama doa dibacakan peserta didik dilarang melakukan aktivitas apapun.
3. Melaksanakan kegiatan literasi selama 15 menit sebelum pelajaran jam
pertama dimulai.
4. Mengikuti dengan baik seluruh proses pembelajaran yang diberikan oleh
guru di kelas.
5. Membantu kelancaran proses kegiatan pembelajaran di sekolah.
6. Dilarang melakukan aktivitas yang mengganggu proses belajar.
7. Apabila ada guru yang berhalangan atau belum hadir, peserta didik
melalui pengurus kelas harus melapor ke guru piket untuk mendapatkan
tugas mata pelajaran yang sama dari guru sejenis.
8. Peserta didik yang akan meninggalkan atau masuk kelas pada saat
kegiatan pembelajaran sedang berlangsung harus meminta izin kepada
guru bidang studi yang mengajar untuk mendapatkan izin masuk atau
keluar kelas.
9. Peserta didik yang meniggalkan sekolah karena urusan keluarga atau sakit
saat pembelajaran berlangsung harus mendapatka izin dari guru bidang
studi dan guru BK serta wajib dijemput oleh orang tua/wali peserta didik.
10. Dilarang menggunakan HP selama proses kegiatan pembelajaran
berlangsung, kecuali atas seijin guru.
11. Dilarang mengunjungi kantin atau kopsis pada saat jam pelajaran
berlangsung, kecuali siswa yang mengikuti pelajaran olah raga dan masih
mengenakan pakaian olah raga.
1. SERAGAM PESERTA DIDIK
1. Senin s/d Rabu : Atas Putih, bawah abu-abu, lengkap dengan atributnya (badge
lokasi, badge OSIS, badge merah putih, nama peserta didik, dasi SMAN 8 Sby,
ikat pinggang SMAN 8 Sby warna hitam, sepatu warna hitam, dan kaos kaki
warna putih).
2. Kamis : Seragam pramuka dengan atribut lengkap (badge pramuka lengkap,
badge merah putih, lokasi, nama peserta didik, kaos kaki warna hitam polos,
sepatu warna hitam, dan ikat pinggang SMAN 8 warna hitam).
3. Jumat : Atas batik SMAN 8 Surabaya, bawah abu-abu lengkap dengan atribut
(badge lokasi, badge merah putih, nama peserta didik, dasi SMA 8 Sby, ikat
pinggang SMA 8 Sby warna hitam, sepatu warna hitam dan kaos kaki warna
putih polos).
4. Hem / blus dimasukkan ke dalam celana / rok, kecuali seragam pramuka putri.
5. Bagi siswa yang berjilbab:
Lokasi, badge, dan dasi tetap terlihat.
Jilbab warna putih polos berlogo SMAN 8 untuk pakaian batik dan abu-
abu.
Jilbab warna coklat tua polos berlogo SMAN 8 untuk pakaian pramuka.
6. Pada jam pelajaran olah raga peserta didik wajib menggunakan seragam olah
raga dari sekolah, bagi yang berjilbab memakai jilbab warna putih,
seragam/kaos olah raga tidak boleh digunakan saat pelajaran lain di kelas.
7. Dilarang menggunakan jaket/sweater sebagai pakaian tambahan dilingkungan
sekolah.
2. KERAPIAN PESERTA DIDIK
1. Berpenampilan wajar dan tidak berlebihan:
1.1. Putra: dilarang menggunakan ascesoris (kecuali jam tangan), tidak
bertato, berjambang, dan bertindik.
1.2. Putri : dilarang menggunakan make up yang berlebihan (tidak
menggunakan pelembab bibir Aips glos, tidak bertato, tidak menindik
tubuh selain di telinga, tidak mencukur alis), tidak mengenakan perhiasan
berlebihan, kuku harus pendek dan tidak di cat.
2. Potongan rambut:
2.1. Putra : pendek rapi (depan diatas alis mata, samping tidak menutup
daun telinga, belakang tidak mengenai kerah baju), tidak diwarnai, tidak
diberi jelly.
2.2. Putri : rambut tidak diberi warna, dan bagi yang rambutnya panjang
dan tidak berjilbab harus diikat.
3. PERILAKU PESERTA DIDIK
1. Bersikap saling menghormati dengan seluruh warga sekolah (kepala sekolah,
guru dan karyawan, peserta didik).
2. Menjaga nama baik sekolah, baik di dalam maupun di luar sekolah.
3. Menjaga ucapan, sikap dan tindakan dalam setiap pergaulan.
4. Dialarang merokok/membawa rokok di dalam kelas atau di lingkungan
sekolah.
5. Dilarang berkelahi atau bermain hakim sendiri antara sesame peserta didik.
6. Dilarang menjadi anggota perkumpulan anak nakal atau geng terlarang.
7. Dilarang melakukan perbuatan asusila, berjudi mencuri, atau merampas
barang milik orang lain.
8. Dilarang membawa, mengedarkan dan mengkonsumsi obat terlarang
termasuk minuman keras dan judi.
9. Dilarang membawa dan menyalurka buku porno atau gambar-gambar asusila.
10. Dilarang membawa senjata tajam ke sekolah.
11. Dilarang mengikuti kegiatan partai politik.
12. Dilarang tawuran dan membawa senjata tajam di dalam maupun di luar
sekolah.
13. Dilarang nongkrong di area SPBU depan sekolah kecuali membeli bensin.
14. Bagi yang mebawa kendaraan bermotor wajib memiliki SIM.
15. Menggunakan Helm Standart saat bersepeda motor.
16. Memarkir sepeda motor pada tempat yang ditentukan oleh sekolah.
17. Dilarang bermain atau duduk di tempat parker kendaraan.
18. Dilarang meminjam atau meminjamkan kendaraan bermotor kepada sesame
peserta didik di sekolah tanpa sepengetahuan sekolah.
19. Dilarang memodifikasi motor yang bias mengganggu ketenangan orang lain.
4. KEPEDULIAN TERHADAP LINGKUNGAN
1. Menjaga ketertiban, keamanan dan kenyamanan sekolah.
2. Menjaga kebersihan dan keindahan kelas, lingkungan kelas, dan lingkungan
sekolah.
3. Melaksanakan program sekolah yang berhubungan dengan sekolah
Adiwiyata:
3.1. Mematikan mesin motor ketika memasuki gerbang sekolah.
3.2. Melaksanakan program SEPATUMIT (serbu sampah satu menit).
3.3. Melaksanakan BANGBERI (bangku bersih dan rapi).
4. Melaporkan pada Wakasek Kesiswaan atau Petugas Keamanan apabila
menjumpai ada barang milik orang lain (Hanphone, jam tangan dll) yang
tertinggal di lingkungan sekolah.
5. SARANA DAN PRASARANA SEKOLAH
1. Menjaga dan memelihara sarana dan prasarana sekolah.
2. Dilarang mencoret dinding tembok, meja, kursi dan sarana prasarana lainnya.
3. Dilarang merusak sarana prasarana yang ada di sekolah.
4. Dilarang menempelkan pengumuman/pamlet/stiker tanpa seijin sekolah.
5. Dilarang menempelkan pengumuman/pamlet/stiker dengan menggunakan
double tape.
6. KEGIATAN SEKOLAH
Peserta didik wajib mengikuti seluruh kegiatan yang diadakan oleh sekolah,
terdiri dari:
1. EKSTRA KURIKULER
a. Mengikuti kegiatan ekstra kurikuler wajib (Pramuka) dan 1 (satu) ekstra
kurikuler pilihan.
b. Jadwa ekstrakurikuler sbb:
Rabu dan Kamis pukul 15.00 17.00 WIB.
Jumat pukul 13.00 16.00 WIB.
Sabtu pukul 07.30 13.00 WIB.
c. Berpakaian bebas dan rapi serta bersepatu saat mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler/kegiatan lain yang diselenggarakan pada hari Sabtu.
d. Pada waktu kegiatan ekstrakurikuler peserta didik wajib membawa dan
menunjukkan kartu pelajar.
e. Pada waktu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler peserta didik wajib
mengamankan barang-barang berharga miliknya dan sepeda motor masing-
masing.
2. KEGIATAN UPACARA
Peserta didik wajib mengikuti upacara bendera dan upacara hari besar nasional di
sekolah dengan memakai seragam lengkap.
3. SHALAT JUMAT
Peserta didik putra (muslim) wajib mengikuti sholat jumat di sekolah.
7. SANKSI-SANKSI
Setiap peserta didik yang melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan
larangan akan dikenai sanksi sebagai berikut:
1. Peserta didik yang melanggar tata tertib dicatat dan dimasukkan ke dalam
buku pelanggaran tata tertib.
2. Penanganan peserta didik bermasalah diselesaiakan dengan menggunakan
pendekatan persuasif, edukatif dan komperhensif dengan tetap
mengedepankan proses penanganan bimbingan dan pembinaan.
3. Pelanggaran ringan dapat berbentuk peringatan, teguran dengan surat
pernyataan.
4. Pelanggaran sedang dapat berbentuk peringatan dengan surat pernyataan dan
Panggilan Orang Tua.
5. Pelanggaran berat dapat berbetuk Panggilan Orang tua, dirumahkan
(skorsing), alih tangan kasus/dikembalikan ke orang tua.
6. Pelanggaran pada tata tertib mempengaruhi penilaian sikap dan berpengaruh
pada proses kenaikan kelas.
7. Keterlambatan sebanyak 3x, orang tua ditelpon tim tatib.
8. Keterlambatan lebih dari 3x, orang tua diundang guru BK dengan
sepengetahuan wali kelas.
9. Keterlambatan lebih dari 10x, siswa disarankan untuk pindah sekolah lain.
8. LAIN-LAIN
1. Orang tua/wali pserta didik dimohon ikut mengarahkan putra putrinya agar
tata tertib peserta didik dapat ditaati demi kelancaran proses pembelajaran
dan pendidikan di sekolah.
2. Hal-hal yang belum tercantum dalam tata tertib peserta didik ini akan diatur
kemudian.
3. Tata tertib peserta didik berlaku sejak tanggal ditetapkan
BAB II
ANALISIS KURIKULUM

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan selama melaksanakan


(Program Pengelolaan Pembelajaran) PPP di SMAN Negeri 8 Surabaya dapat
diketahui bahwa di sekolah ini proses pembelajarannya sudah menggunakan
kurikulum 2013 sesuai dengan yang diprogramkan oleh pemerintah. Perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh para guru pun mengacu pada kurikulum 2013.
Dalam proses pembelajaran di kelas pun siswa dituntut untuk bisa menerapkan
keseluruhan KI (Kompetensi Inti) yang telah diprogramkan dalam kurikulum 2013.
Pada mata pelajaran Matematika Wajib kelas X di SMA Negeri 8 Surabaya
sudah menerapkan kurikulum 2013 revisi 2016. Perangkat pembelajaran (Silabus dan
RPP) kelas X sudah disesuaikan dengan kurikulum 2013 revisi 2016.
Selama melaksanakan PPP di SMA Negeri 8 Surabaya, mahasiswa matematika
mengajar kelas X . Dimana masing-masing mahasiswa dari 4 mahasiswa yang ada
mengajar satu kelas (Ester : X MIA 1, Iswa : X MIA 2, Anis : X MIA 3, dan Lusy : X
MIA 4) .

BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Pembimbingan dengan Guru Pamong


Proses pembekalan dan pembimbingan mahasiswa yang memprogram mata
kuliah progam pengelolaan pembelajaran (PPP) dilaksanakan pada bulan Juni
(Pembekalan I) dan Juli (Pembekalan II) di Gedung LP3M UNESA dan di SMAN 8
Surabaya. Bimbingan yang dilakukan selanjutnya merupakan bimbingan intern antar
mahasiswa PPP dengan guru pamong. Masing-masing mahasiswa jurusan matematika
yang melaksanakan PPP di SMA Negeri 8 Surabaya diberi tanggung jawab untuk
mengajar kelas X, masing-masing mahasiswa mengajar satu kelas. Mahasiswa PPL
diberi tanggung jawab untuk mengajar kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, dan X MIA 4
dan saling bekerja sama untuk mendampingi rekan mahasiswa matematika lainnya untuk
mengajar kelas. Pada bimbingan awal, yang dikonsultasikan antara lain perangkat
pembelajaran untuk materi yang akan diajarkan dikelas, kondisi, dan situasi masing-
masing kelas. Pada bimbingan selanjutnya yaitu mengonsultasikan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) selama satu semester beserta evaluasi pengajaran yang diberikan
kepada masing-masing kelas.

B. Persiapan Sebelum Mengajar


Sebelum mengajar beberapa persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
membuat program semesrter dan program tahunan serta membuat RPP sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, dalam penyusunan RPP mahasiswa bekerjasama dalam tim
(4 orang). Selain itu karena pihak sekolah masih belum memiliki buku matematika wajib
kurikulum 2013 revisi 2016 maka sebelum masuk kelas mahasiswa secara mandiri
membeli buku kurikulum 2013 revisi 2016 dan LKS yang sesuai dan menunjang untuk
referensi pembelajaran di kelas.

C. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai sejak minggu ke dua masa PPP.
Mahasiswa PPP Unesa dibebani untuk mengajar kelas X matematika wajib, masing-
masing mahasiswa mengajar satu kelas. KD dan materi yang disampaikan selama
mahasiswa melaksanakan kegiatan PPP adalah sebagai berikut:

KD
Menyusun persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai
mutlak dari masalah kontekstual.
Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan nilai
mutlak dari bentuk linear satu variabel.

Materi: Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu variabel yang Memuat Nilai
Mutlak
Definisi nilai mutlak
Sifat-sifat nilai mutlak
Menyederhanakan bentuk nilai mutlak
Fungsi nilai mutlak
Grafik fungsi nilai mutlak
Persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Menyusun dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak

Berikut adalah gambaran umum mengenai pelaksanaan pemebelajaran yang ada di SMA
8 Surabaya sesuai dengan kelas yang diampu masing-masing mahasiswa :

1. ESTERINA APRILIANI ELISA (X MIA 1)


a. Analisis siswa
Input siswa rendah (kemampuan berpikir matematika siswa rendah)
SMA Negeri 8 Surabaya merupakan sekolah kawasan, namun diluar itu
semua input siswa yang mendaftar dan masuk di SMA Negeri 8 Surabaya
tergolong rendah. Informasi terseut bersumber dari guru pamong, sehingga
memang butuh tenaga ekstra untuk mengajar dan mendidik siswa-siswa
SMA Negeri 8 Surabaya khususnya kelas X karena materi bab I yang
diajarkan ini juga tergolong pengetahuan baru yang belum pernah mereka
dapat pada jengjang SD maupun SMP.
Motivasi belajar siswa rendah.
Siswa sangat malas untuk belajar, setelah jam pelajaran selesai makamereka
menganggap tugas mereka telah selesai tanpa mau mempelajari lagi
dirumah. Setiap kali guru memberikan tugas hanya sedikit siswa yang
mengerjakan tugas itu dirumah, sebagian besar siswa mengerjakan tugas
tersebut disekolah beberapa jam sebelum tugas dikumpulkan. Alasan
mereka tidak belajar dan tida mengerjakan tugas adalah kelelahan karena
jam sekolah dari jam 06.25-15.00 . Padahal apabila mereka mempunyai
managemen waktu yang baik maka semua itu tidak akan menjadi masalah.
Tingkat kejujuran siswa rendah.
Kurangnya rasa percaya diri siswa membuat mereka melakukan banyak
ketidakjujuran baik dalam hal mengerjakan tugas, kuis, maupun ulangan
harian. Mereka tidak lagi memikirkan seberapa banyak ilmu yang mereka
dapat tetapi hanya memikirkan bagaimana cara mereka dapat tuntas dlam
mata pelajaran metematika dengan segala cara. Bukan dengan belajar
tetapimereka lebih memilih melakukan ketidakjujuran yaitu mencontek.

b. Kendala
Siswa tidak memiliki buku pengangan.
Pemerintah memberlakukan peraturan baru bahawa semua siswa kelas X
wajib menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, namun sayang
peraturan itu tidak dibarengi dengan ketersedian buku. Distribusi buku
belum merata sehingga siswa sama sekali tidak memiliki buku pengangan
maupun LKS sebagai bahan belajar mereka. Sehingga siswa sama sekali
tidak mendapat informasi mengenai materi yang akan dipelajari selain dari
guru.
Siswa malas belajar dan mengerjakan tugas dengan alasan kelelahan karena
jam seklah yang pulang sore.
Motivasi belajar siswa yang rendah membuat hal ini terjadi. Dari 42 siswa
dalam satu kelas, rata-rata yang mengerjakan tugas dirumah dan dikerjakan
secara mandiri tidak lebih dari 25 % dari total kesulruhan siswa. Selebihnya
mereka mengerjakan tugas disekolah bahkan ada yang sama sekali tidak
mengerjakan dan tidak mengumpulkan. Banyak dari siswa yang merasa
tidak memiliki beban dan rasa bersalah saat mereka tidak mengerjakan
tugas.
Papan tulis yang ada dikelas kurang luas.
Idealnya dalam satu kelas ada 2 papan tulis besar, namun di kelas X MIA 1
hanya ada satu papan tulis, dan menurut saya itu sangat mengganggu karena
dalam pemebelajaran matematika banyak contoh soal yang harus diajarkan
ke siswa, selain itu latihan soal juga perlu di tulis di papan tulis.
Pada sub bab menentukan Penyelesaian Persamaan Nilai Mutlak yang
Berbentuk |f ( x )|=|g ( x )| guru kesulitan dalam menyampaikan ke siswa.
Pada sub bab ini ada beberapa cara yang dapat digunakan, namun dari 3
cara yang ada guru kebingungan daalam menyampaikan kepada siswa cara
mana yang termudah. Karena seperti yang telah disampaikan diatas input
siswa yang rendah uga mempengaruhi bagaimana cara guru harus
menyampaikan suspaya apa yang guru jelaskan dapat diterima dengan baik
dan mudah oleh siswa. Kesulitan ini guru alami terumata pada bagian
menentukan interval-interval dengan menggunakan garis bilangan.
Siswa kesulitan dalam membuat garis bilangan terutama jika terdapat
bilangan pecahan.
Kemampuan siswa dalam membuat garis bilangan masih cukup rendah.
Mereka tidak bias meletakkan bilangan-bilangan dengan tepat ke dalam
garis bilangan, Masih banyak sekali pertanyaan yang muncul terutama saat
bilangan yang harus dituliskan dalam garis bilangan adalah pecahan.
Beberapa ertanyaan yang sering muncul misalnya Bu 2/3 letaknya
disebelah kanan atau disbelah kiri 1? atau meraka meletakkan 2/3 itu
diantara bilangan 2 dan bilangan 3.
Penguasaan kelas kurang baik, siswa cenderung meremehkan guru pamong.
Guru kesulitan dalam mengendalikan kelas, selain kelas merupakan kelas
besar siswa cenderung hiperaktif kearah yang negatif. Mereka banyak
bicara dan melakukan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan pembeljaran
matematika, missal bermain HP, ngobrol dengan teman sebangku,
melamun, dll
Siswa kerap kali mencontek baik dalam mengerjakan kuis, ulangan harian,
maupun tugas.
Rendahnya tingkat kejujuran siswa sangat mempengaruhi siswa melaukan
hal ini. Mencontek tampaknya sudah bukan menjadi hal yang tabu bagi para
siswa, tapi mencontek sudah dijadikan mereka ritual rutin dan hal yang
biasa disaat mereka tidak bias dan tidak mau berusha belajar sbelum
mengerjakan tugas, kuis, maupun ulangan harian.
Alokasi jam pelajaran yang diberikan tidak sesuai. Jam pelajaran sering
terpotong oleh kegiatan lain yang ada disekolah.
Idealnya dalam satu kali tatap muka maka guru mempunyai waktu 2 x 45
menit untuk melaksanakan kegiatan pemebelajaran. Namun kareana sistim
di SMA Negeri 8 yang sedikit aneh membuat jam palajaran banyak
terpotong oleh kegiatan lain. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan serbu
serbu sampah satu menit yang digalakkan untuk mendukung kegiatan
sekolah adiwiyata, realisasinya melebihi 1 menit. Upacara pada hari senin
tidak dimasukkan ke dalam jam pelajaran, sehingga keyika ada upacara
bendera makan jam peljaran akan dikurangi. Kegiatan jumat bersih juga
tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran sehingga ketika jumat bersih
dilaksanakan juga akan mengurangi jam pelajaran, selain itu banyak sekali
pengumuman yang disampaikan melalui speaker sekolah saat berlangsung
kegiatan pembelajaran sehingga hal itu mengganggu konsentrasi dan
otomatis mengurangi jam pelajaran. Bel pergantian jam pelajaran juga tidak
konsisten karena masih menggunakan bel manual, bukan bel otomatis.
Daya ingat dan daya serap siswa terhadap materi rendah.
Siswa hanya dapat mengingat pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam
hitungan jam saja. Setelah jam pelajaran selesai maka apa yang guru
sampaikan sudah tidak mereka ingat lagi.
Kemampuan menalar siswa masih kurang, ketika diberikan masalah yang
berbeda dengan contoh soal siswa kesulitan untuk mengerjakan.
Ketika guru memberikan soal yang sama seperti yang telah diajarkan maka
siswa dapat mengerjakan dengan baik, namun ketika guru mengubah sedikit
bentuk soal tersebut siswa kan merasa kebingungan bahkan sering kali
mereka sama sekali tidak bias mengerjakan soal tersebut, mereka cenderung
untuk menghafal, bukan memahami.
c. Solusi
Memberikan hand out kepada siswa
Memberikan motivasi kepada siswa dalam setiap pertemuan.
Menggunakan power point untuk menghemat penggunaan papan tulis.
Melakukan konsultasi dengan guru pamong dan teman sejawat PPP untuk
menentukan cara mana yang paling mudah digunakan untuk menjelaskan
kepada siswa.
Menyarankan pada siswa untuk mengubah pecahan ke bentuk decimal
terlebih dahulu supaya mereka lebih mudah meleteakkan dimana posisi
bilangan tersebut pada garis bilangan.
Memberikan motivasi agar siswa tidak mencotek dan memberi penguatan
negative saat mereka mencontek.
Memberi masukan kepada sekolah terutama wakasek kurikulum supaya
membuat peraturan yang jelas agar dalam pelaksanaan pembelajaran bias
berjalan tertib sesuai dengan waktu yang sudah tertera di jadwal.
Menyuruh siswa membuat mind map
Memberikan banyak latian soal dengan model yang berbeda.

2. SITI ISWARINI (X MIA 2)


a. Analisis Siswa

Siswa kelas X-MIA 2 cukup mudah untuk diatur dalam arti guru tidak perlu
bersusah payah untuk mengondisikan mereka selama pembelajaran. Sebagian
besar siswa kelas X-MIA 2 mempunyai kemampuan matematika yang rendah.
Siswa tidak bisa dengan cepat mempelajari materi yang diajarkan. Sehingga
dalam membelajarkan materi apalagi materi yang baru harus benar-benar
pelan-pelan dan penuh dengan kesabaran. Namun, siswa kelas X-MIA 2
memiliki antusias yang tinggi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Di samping itu, motivasi siswa untuk belajar/mengerjakan tugas
sangat kurang. Banyak siswa yang berebut dalam menjawab latihan soal yang
diberikan oleh guru karena mereka mengetahui jika mereka berpartisipasi
selama pembelajaran mereka akan mendapatkan nilai tambahan. Di samping
itu, mereka memiliki antusias yang tinggi ketika melakukan kegiatan
berkelompok. Mereka menjadi aktif, bersemangat, dan serius mengerjakan
tugas yang diberikan secara berkelompok.
b. Kendala

Jadwal pelajaran tidak jelas karena jadwal upacara bendera dan pembinaan
oleh wali kelas tidak dicantumkan pada jadwal pelajaran.
Penulis mengatakan bahwa jadwal pelajaran tidak jelas karena jadwal
upacara bendera dan pembinaan tidak dimasukkan ke dalam jadwal
pelajaran. Upacara bendera dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari
Senin jam pertama sedangkan pembinaan oleh wali kelas dilaksanakan pada
hari dan jam sama jika pada minggu itu tidak dilaksanakan. Namun, pada
jadwal pelajaran dituliskan bahwa jam pertama pada hari senin adalah mata
pelajaran yang seharusnya ada di jam kedua. Jam pelajaran di hari Senin
tidak sama dengan jam pelajaran pada hari-hari lainnya. Pada hari selain
Senin jam pertama dimulai pukul 06.25 namun pada hari Senin jam pertama
dimulai pukul 07.10. Keterangan mengenai jam pelajaran ini tidak
dituliskan ke dalam jadwal pelajaran melainkan dituliskan di papan
pengumuman sehingga jam pertama hari Senin tetap dituliskan sejajar
dengan jam pertama pada hari lainnya di jadwal pelajaran. Hal ini tentunya
membuat mahasiswa ppl merasa kebingungan karena jadwal pelajaran tidak
sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Lama pelaksanaan upacara bendera melebihi waktu yang telah ditetapkan


Waktu pelaksanaan upacara bendera yang dilaksanakan di SMAN 8
Surabaya tidak konsisten. Sering kali upacara bendera dilaksanakan lebih
dari 1 Jam Pelajaran. Bahkan pada suatu hari upacara bendera dilaksanakan
hampir 2 Jam Pelajaran dengan alasan perkenalan guru-guru dengan siswa
baru yang pada kenyataannya sudah berada di sekolah tersebut selama 3
minggu. Perkenalan ini sangat membuat waktu karena seharusnya
perkenalan guru-guru dengan siswa baru dilaksanakan ketika masa orientasi
siswa. Lamanya waktu upacara bendera ini sangat merugikan jam pelajaran
lain terutama jam pelajaran matematika wajib kelas X-MIA 2 tempat
penulis melaksanakan praktik mengajar karena pada hari itu jam pelajaran
matematika wajib yang seharusnya 2 jam pelajaran menjadi 1 jam pelajaran
saja. Akibatnya praktik mengajar yang dilakukan oleh penulis tidak sesuai
dengan apa yang tercantum di RPP sehingga sangat memengaruhi nilai
yang diperoleh dan menyebabkan kelas yang diajar oleh penulis menjadi
sedikit tertinggal dengan kelas yang lain. Akibat lain yang ditimbulkan
adalah ada satu pertemuan dimana penulis harus menyampaikan beberapa
subbab sekaligus untuk mengejar ketertinggalan.
Jam Pelajaran tidak konsisten
Jam Pelajaran di SMAN 8 Surabaya tidak konsisten. Hal ini terlihat pada
jadwal pelajaran dimana 1 jam pelajaran yang seharusnya 40 menit namun
pada hari dan jam tertentu hanya 35 menit sehingga lamanya waktu mata
pelajaran matematika wajib kelas X antara kelas yang satu dengan kelas
yang lain tidak sama. Hal ini tentunya sangat tidak adil dan berpengaruh
terhadap pembelajaran yang dilakukan. Salah satu kelas yang dirugikan
dengan pengurangan jam pelajaran ini adalah kelas X-MIA 2 tempat penulis
melaksanakan praktik mengajar. Karena waktu yang tidak sama dengan
kelas lain tentunya berakibat pada banyak tidaknya materi yang bisa
disampaikan hari itu.
Bel tanda pergantian jam pelajaran tidak konsisten
Bel tanda pergantian jam pelajaran yang ada di SMAN 8 Surabaya
dibunyikan secara manual sehingga terkadang 1 jam pelajaran bisa lebih
atau kurang dari waktu yang telah ditetapkan.
Ketidaktersediaannya LCD di kelas
Sebagian besar kelas di SMAN 8 Surabaya sudah difasilitasi dengan LCD
namun ada beberapa kelas yang belum difasilitasi dengan LCD salah
satunya kelas tempat penulis melaksanakan praktik mengajar. Karena tidak
adanya LCD di kelas penulis harus meminjam LCD terlebih dahulu di
ruang guru. Ternyata peminjaman LCD hanya boleh dilakukan oleh guru
sehingga penulis harus menunggu guru pamong untuk meminjam LCD
tersebut. Di samping itu, di ruang peminjaman tidak tersedia kabel olor
sehingga penulis harus meminjam kabel olor sendiri ke tempat lainnya.
Peminjaman LCD dan kabel olor ini sangat memakan waktu sehingga
waktu pembelajaran berkurang cukup banyak yang mengakibatkan ada
materi yang tidak bisa disampaikan pada hari itu.
Tidak adanya buku pegangan siswa.
Berdasarkan amanah dari wakasek Kurikulum, siswa kelas X diharuskan
menggunakan Kurikulum 2013 revisi 2016. Akibatnya buku pegangan guru
maupun siswa harus sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Namun
buku pegangan siswa baru diberikan setelah hampir 2 bulan pembelajaran
dilaksanakan. Hal ini tentu saja sangat mempengaruhi pembelajaran karena
siswa tidak bisa terlebih dahulu mempersiapkan apa yang akan dipelajari di
kelas. Di samping itu materi yang akan diajarkan adalah materi baru dan
satu-satunya sumber belajar mereka adalah guru. Akibatnya guru harus
mengajar dengan keras untuk membelajarkan materi tersebut.
Siswa merasa kesulitan menghubungkan beberapa konsep dalam 1 bab
Siswa merasa kesulitan dalam menghubungkan beberapa konsep dalam 1
bab. Hal ini terlihat ketika Ulangan Harian dimana mereka merasa
kebingungan untuk menerapkan konsep mana yang akan digunakan dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Siswa merasa kebingungan jika dihadapkan pada soal-soal yang berbeda
dengan contoh soal yang diberikan
Motivasi siswa untuk belajar/mengerjakan tugas sangat kurang
Sebagian besar siswa terkesan meremehkan guru PPL
Menurut pengamatan penulis, sebagian besar siswa terkesan meremehkan
guru PPL. Ada beberapa siswa yang harus diingatkan berkali-kali untuk
mengumpulkan tugas dan bahkan ada 1 siswa yang sampai akhir saya
melaksanakan PPL tidak mengumpulkan tugas padahal sudah diingatkan
berkali-kali. Selain itu, beberapa siswa juga sengaja tidak belajar ketika
akan ujian karena mereka menganggap guru PPL pasti tidak akan
memberikan nilai yang jelek kepada mereka.
c. Solusi
Memberikan hand out kepada siswa
Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar jadwal upacara dan
pembinaan siswa oleh wali kelas dimasukkan ke dalam jadwal pelajaran.
Memberikan masukan kepada pihak sekolah agar lebih tertib dan disiplin
dalam melaksanakan jadwal yang sudah dibuat.
Menggunakan bel tanda pergantian jam pelajaran yang otomatis.
Meminimalisir pembelajaran yang menggunakan LCD dan mencari
alternatif pembelajaran lain yang tidak memerlukan LCD.
Guru harus sabar, pelan-pelan, dan lebih kreatif dalam membelajarkan
suatu materi.
Guru harus memberikan latihan soal yang bervariasi kepada siswa.
Membuat mind map tentang konsep-konsep yang telah dipelajari dalam 1
bab.
Guru tidak memosisikan diri sebagai teman ketika menjelaskan. Namun,
pada saat memberikan latihan soal guru dapat memosisikan sebagai teman
untuk memberikan bimbingan.

3. ANIS SAFITRI (X MIA 3)


a. Analisis Siswa
Kemampuan matematika siswa yang mayoritas rendah
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari guru pamong, input SMA
Negeri 8 Surabaya memng tergolong rendah. Sehingga siswa yang pintar,
bisa dihitung denganjari. Karena input nya sudah rendah, hal itu
berpengaruh kepada daya tangkap atau kemampuan matematika dari siswa.
Kurangnya motivasi belajar siswa
Motivasi belajar siswa juga tergolong rendah, hal itu bisa dilihat ketika
pembelajaran, banyak siswa yang tidak memerhatikan penjelasan dari guru.
Dan ketika diberikan tugas, hanya beberapa orang siswa yang mengerjakan.
Serta ketika diadakan ulangan, banyak siswa yang masih mencontek dan
terkesan tidak belajar sebelumnya.
Rendahnya rasa percaya diri siswa
Rendahnya rasa percaya diri siswa tersebut terlihat pada saat proses
pembelajaran dan pada saat ulangan. Pada saat proses pembelajaran, siswa
tersebut terlihat masih bingung namun tidak berani bertanya. Ketika ditanya
mengenai pemahaman mereka, siswa tersebut menjawab sudah paham.
Namun pada saat kuis, siswa tersebut mendapat nilai yang kurang. Pada
saat ulangan, kebanyakan siswa masih mencontek dan Tanya pada teman.
Padahal pada saat ulangan, penjagaannnya sudah diketati.

b. Kendala
Pengelolaan kelas kurang baik
Dalam satu kelas, terdapat 42 siswa dengan karakteristik dan
kepribadian yang berbeda-beda. Bagi seorang guru pemula, untuk
mengelolah kelas sebesar itu bukan hal yang mudah. Disaat guru
menjelaskan, yang mampu dikendalikan oleh guru hanya baris yang paling
depan hingga baris tengah. Untuk baris tengah ke belakang, banyak yang
tidak memerhatikan penjelasan guru. Untuk baris tengah ke belakang, ada
yang main handphone, ada yang berbicara dengan teman, ada yang asik
dengan main sendiri.
Adanya siswa yang terkesan meremehkan guru PPL
Beberapa orang siswa dalam satu kelas tersebut terkesan meremehkan
guru PPL. Meremehkannya bukan dalam hal meremehkan penguasaan
materi oleh guru PPL. Namun siswa-siswa tersebut meremehkan guru PPL
dengan tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak belajar saat akan
diadakan ulangan, tidak memerhatikan penjelasan dari guru PPL, tidak mau
mencatat materi yang disampaikan oleh guru PPL, ketika akan diberikan
kuis siswa tersebut mengulur-ulur waktu dengan menanyakan sesuatu yang
tidak penting.
Siswa belum memiliki buku pegangan
Pada saat awal pembelajaran, siswa belum memiliki buku sebagai
pegangan mereka. Mereka hanya bergantung pada materi yang disampaikan
oleh guru di dalam kelas. Sehingga siswa tidak bisa belajar terlebih dahulu
di rumah. Hal itu menyebabkan semakin lamanya daya tangkap siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga guru harus lebih sabar
dan pelan-pelan dalam menyampaikan materi.
Siswa kesulitan dalam pengetahuan dasar matematika
Siswa kesulitan dalam pengetahuan dasar matematika yang seharusnya
mereka sudah lihi dalam pengetahuan tersebut. Pengetahuan dasar tersebut
misalnya adalah melakukan operasi untuk menentukan nilai suatu variabel
dan menentukan letak suatu bilangan pecahan pada garis bilangan.
Ketika siswa diminta menentukan nilai x dari 2 x 5=3 ,
kebanyakan siswa menjawab salah. Karena prosedur yang dilakukan untuk
menentukan nilai x tersebut kurang tepat. Siswa kebingungan
melakukan operasinya.
3
Ketika siswa diminta meletakkan bilangan pada garis bilangan,
4
kebanyakan siswa masih bingung. Kebanyakan dari mereka meletakan

3
bilangan itu di antara 3 dan 4 pada garis bilangan.
4
Siswa kurang percaya diri saat mengerjakan ulangan dan dalam
pembelajaran di dalam kelas
Kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat mengerjakan ulangan
terlihat pada tindakan siswa saat mengerjakan ulangan. Saat mengerjakan
ulangan. Banyak siswa yang mencontek dan Tanya teman mereka.
Kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat pembelajaran di dalam kelas,
ditunjukan oleh tindakan siswa pada saat pembelajaran. Misalnya tidak
berani bertanya pada saat mereka belum paham materi yang diajarkan dan
tidak mau maju pada saat diminta untuk mengerjakan latihan soal di papan
tulis.
Siswa merasa kebingungan saat mengerjakan soal yang sedikit berubah
dengan contoh soal yang diberikan
Ketika soal berubah sedikit saja dari contoh yang diberikan oleh guru,
siswamerasa kebingungan untuk mengerjakan. Misalnya ketika contoh yang
diberikan tersebut memiliki dua buah penyelesaian dan latihan soal yang
diberikan hanya memiliki satu penyelesaian atau bahkan tidak memiliki
penyelesaian, siswa kebingungan. Kemudian jika contoh yang diberikan
koefisien dari x adalah satu, sedangkan pada latihan soal yang diberikan
koefisien dari variabel nya kurang dari satu, siswa juga kebingungan untuk
menentukan penyelesaian soal tersebut.
Tidak adanya LCD di dalam kelas
Tidak semua ruang kelas di SMA Negeri 8 Surabaya terdapat LCD.
Kelas X MIA 3 termasuk kelas yang tidak ada LCD. Sehingga untuk
pembelajaran di kelas X MIA 3 yang menggunakan LCD, harus pinjam
terlebih dahulu di ruang guru. Dan pada saat memimnjam LCD, harus
dengan guru pamong. Sehingga peminjaman LCD tersebut atas nama guru
pamong.

c. Solusi
Tidak memosisikan diri sebagai teman saat menjelaskan materi. Namun
pada saat memberikan latihan soal, bisa memosisikan diri sebagai teman
untuk memberikan bimbingan kepada siswa
Memberikan hand out kepada siswa
Meminta siswa untuk membagi bilangan pecahan tersebut, sehingga siswa
bisa mengetahui letak bilangan tersebut pada garis bilangan
Memberikan penguatan secara verbal kepada siswa untuk menumbuhkan
rasa percaya diri siswa
Memberikan latihan soal yang bervariasi
Meminimalisir pembelajaran yang menggunakan LCD dan membuat
alternative pembelajaran yang tidak menggunakan LCD

4. LUSY WAHYU EPRILIYANTI (X MIA 4)


a. Analisis Siswa
Kelas X MIA 4 terdiri dari 42 siswa.
Kemampuan matematika siswa tergolong rendah.
Siswa memiliki minat dan motivasi yang rendah untuk belajar.
Siswa kurang percaya diri.
Beberapa siswa kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan penjelasan
Guru.
Sebagian besar siswa meremehkan Guru maupun mata pelajaran
matematika.
Sebenarnya mereka mampu jika belajar dengan sungguh-sungguh. Namun
mereka seringkali terlena dengan rasa malas dan terkesan meremehkan.
Sebagian besar siswa masih belum menguasai konsep pindah ruas, makna
dari bentuk pertidaksamaan, dan penulisan himpunan penyelesaian yang
terkait dengan pertidaksamaan nilai mutlak.

b. Kendala
Beberapa siswa kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan penjelasan
Guru.
Saat guru menjelaskan materi ada siswa yang memancing kegaduhan,
ada yang tidur, bermain HP, tidak mau mencatat, dan ada beberapa siswa
yang ramai. Ada dua anak yang suka berjalan kesana kemari dan membuat
keributan di dalam kelas. Akibatnya dapat mengalihkan perhatian teman-
teman yang lain dan membuat teman-teman yang lain kurang konsentrasi
belajar. Sehingga hal ini sangat mengganggu berlangsungnya proses
pembelajaran.
Pengelolaan kelas masih kurang baik.
Dalam hal menyikapi karakteristik siswa yang beragam dan
berdasarkan analisis siswa, guru masih kurang dalam hal keahlian untuk
mengelola kelas. Hal ini disebabkan mungkin salah satunya karena faktor
kurangnya pengalaman mengingat baru sekali berhadapan dengan siswa
sebanyak 42 dalam satu kelas. Selain itu, guru tidak melaksanakan analisis
kondisi siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran.
Sarana kurang memadai (stop kontak rusak dan kurangnya LCD) sehingga
menghambat proses pembelajaran.
Untuk pertemuan yang pertama, apa yang direncanakan di rpp tidak
terealisasi sepenuhnya karena ada satu indikator yang tidak terlaksana dan
stop kontak rusak sehingga tidak bisa menggunakan media power point
dalam proses pembelajaran. Sehingga guru menggunakan alternatif lain
dalam pembelajaran yaitu menyampaikan materi secara manual yang
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Akibat hal tersebut
proses pembelajaran menjadi sedikit terganggu/terhambat.
Tidak tersedianya buku pegangan yang sesuai dengan kurikulum 2013
revisi terbaru.
Buku pegangan yang dipinjamkan dari perpustakaan sekolah adalah
buku kurikulum 2013 yang sebelum revisi terbaru. Hal ini terjadi karena
buku pegangan dari kemendikbud kurikulum 2013 revisi terbaru masih
belum datang di sekolah. Sehingga buku tersebut kurang mendukung proses
pembelajaran di kelas karena materi yang dibahas berbeda. Akibatnya
referensi siswa untuk belajar kurang. Seharusnya mereka bisa mengerjakan
latihan-latihan soal melalui referensi/buku pegangan, tetapi karena buku
belum datang mereka menjadi kurang berlatih mengerjakan latihan soal.
Minimal mereka hanya dapat belajar melalui buku catatan. Sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi nilai siswa.
Ketika diberi kesempatan dan diminta untuk memperbaiki nilai tapi ada
beberapa siswa yang tidak mengindahkan hal tersebut.
Ketika beberapa siswa ada yang mendapatkan nilai kuis dibawah
KKM, nilai tersebut harus diperbaiki agar mencapai KKM. Karena
kurangnya minat dan motivasi internal pada setiap siswa maka mereka
seakan-akan bersikap remeh bahkan mengacuhkan hal tersebut. Sikap siswa
seperti inilah yang dapat menghambat proses pembelajaran karena secara
tidak langsung akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama lagi untuk
menuntaskan atau mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ketika ulangan harian, kuis, dan mengerjakan tugas mereka seringkali tidak
mempersiapkannya dengan maksimal dan kurang percaya diri dalam
mengerjakannya.
Ketika kuis, tugas, dan ulangan harian sebagian besar siswa tidak
percaya diri dalam mengerjakannya. Hal ini ditandai dengan perilaku-
perilaku seperti menyalin jawaban teman, bertanya jawaban ataupun cara
kepada teman saat ulangan atau kuis, bahkan berulang kali tanya kepada
guru untuk memastikan atau meyakinkan apakah jawaban/cara yang
ditempuh sudah benar atau belum benar. Hal yang lebih menyedihkan yaitu
ada beberapa siswa yang jujur bahwa dia tidak belajar untuk
mempersiapkan ulangan. Beberapa diantaranya memang terkesan
meremehkan sehingga mereka tidak mempersiapkan dengan maksimal
untuk menghadapi ulangan harian.
Sebagian besar siswa masih kebingungan untuk membandingkan antara
bilangan bulat dan pecahan maupun antar pecahan.
Sebagian besar siswa kesulitan untuk membandingkan manakah yang
lebih besar antara bilangan yang berbentuk bilangan bulat dan pecahan
maupun bentuk antar pecahan yang penyebutnya berbeda. Mereka kesulitan
untuk meletakkannya pada garis bilangan. Seringkali mereka meletakkan
posisi bilangan pada garis bilangan terbalik. Sehingga hal tersebut
mempengaruhi pada kesimpulan akhir yaitu menentukan daerah
penyelesaian/himpunan penyelesaian kurang tepat.
Siswa belum menguasai konsep.
Beberapa siswa masih belum menguasai konsep sehingga ketika
dihadapkan soal yang sejenis tapi berbeda (soal yang lebih aplikatif)
mereka cenderung kesulitan menyelesaikannya. Hal ini mungkin terjadi
karena mereka terbiasa mengerjakan soal yang monoton dan terstruktur
sama seperti dengan contoh soal yang dibahas di dalam kelas. Ketika
ulangan harian mereka seringkali menggerutu karena soal berbeda/tidak
pernah diajarkan. Padahal soal yang dibuat menggunakan konsep yang
sama sesuai dengan materi yang telah dijelaskan.
Selain itu mereka kurang memahami tanda persamaan dan
pertidaksamaan. Siswa kesulitan untuk menentukan penyelesaian dari
kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk menyederhanakan bentuk nilai
mutlak ketika syaratnya diantara dua bilangan seperti 0< a<2 . Sebagian
besar siswa mengalami masalah dalam menentukan kemungkinan-
kemungkinan interval dan nilai dari setiap interval serta kesimpulan hasil
dari setiap kemungkinan untuk menyelesaikan |f ( x)|=|g(x )|
menggunakan definisi nilai mutlak. Dalam mengerjakan LKS menemukan
sifat-sifat pertidaksamaan nilai mutlak, sebagian besar siswa masih
kesulitan dalam menggambar dan menentukan daerah penyelesaian pada
garis bilangan. Selain itu mungkin Guru masih kurang baik dalam
menyusun kalimat agar mudah dipahami oleh siswa.
Untuk menyelesaikan |f (x)|< g ( x) dengan menggunakan definisi
nilai mutlak ada beberapa siswa yang masih salah dalam menentukan irisan
dimana hal tersebut merupakan penyelesaian. Namun, sebagian besar siswa
mampu menyelesaikan dengan benar. Untuk menyusun dan menyelesaikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan pertidaksamaan nilai mutlak
sebagian besar siswa masih kesulitan. Salah satu penyebab hal ini terjadi
mungkin kurangnya mengerjakan contoh soal dan latihan soal mengingat
waktu yang tersisa tidak cukup banyak (dikejar target). Ada beberapa siswa
yang masih kebingungan untuk membawa bentuk a2b2=(ab)(a+ b)
namun sebagian besar siswa mampu memahaminya.
Siswa terkadang masih bingung untuk menyelesaikan |f (x)|=c
menggunakan definisi nilai mutlak sebagai jarak terutama untuk
|x +a|=c . Terkadang mereka menyelesaikannya seolah-olah
|x +a|=c |xa|=c . Padahal keduanya merupakan hal yang
berbeda. Ketika siswa mengerjakan LKS menemukan sifat-sifat nilai
mutlak, siswa seringkali menyimpulkan bahwa nilai mutlak itu positif,
padahal seharusnya nilai mutlak itu nilainya non-negatif. Siswa seringkali
ragu untuk mensubstitusikan nilai x yang dipilih ke dalam fungsi yang
diketahui, kurang teliti dalam menentukan nilai y atau f ( x) , dan ada
siswa yang masih salah dalam menggambar grafik sesuai titik (x . y )
yang diperoleh.
Memberikan motivasi akan sedikit mempengaruhi usaha siswa untuk lebih
giat belajar.
Memberikan motivasi seperti memberi penguatan positif, membuat
siswa agar percaya diri dalam mengerjakan soal, memberi resume, hand
out, peta konsep, menjanjikan akan memberi hadiah bagi siswa yang
mendapatkan nilai tertinggi di UH 1 dan UH 2 akan sedikit mempengaruhi
usaha siswa untuk lebih giat belajar. Hal ini terbukti dengan hasil ulangan
yang hampir setengah dari kelas mendapatkan nilai dibawah KKM. Hal ini
terjadi mungkin karena minat dan motivasi internal siswa masih kurang
sehingga dengan diberikan motivasi eksternal tidak banyak membantu
prestasi belajar mereka.
Meskipun ada beberapa kendala yang terjadi namun ada beberapa
kelebihan yaitu siswa termotivasi jika diminta untuk mengerjakan soal dan
sebagai imbalan/apresiasinya siswa yang bersangkutan akan mendapatkan poin
atau tambahan nilai. Sebagian besar siswa mampu menyusun dan
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan linear
satu variabel yang memuat nilai mutlak. Ada 1 kelompok yang luar biasa
karena mereka mampu menyelesaikan LKS menemukan sifat-sifat
pertidaksamaan nilai mutlak tersebut dengan benar. Kerja sama mereka juga
bagus. Untuk menyelesaikan |f ( x )|<|g ( x )| dengan menguadratkan kedua
ruas ada beberapa siswa kesulitan menentukan daerah penyelesaian pada garis
bilangan. Namun saat UH 2 sebagian besar siswa mampu menyelesaikan
bentuk tersebut dan 4 siswa diantaranya mendapatkan nilai 100.

c. Solusi
Langkah pertama menegur, kemudian menyita hal yang membuatnya tidak
fokus dan meminta untuk menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan.
Tidak memosisikan diri sebagai teman saat menjelaskan materi. Namun
pada saat memberikan latihan soal, bisa memosisikan diri sebagai teman
untuk memberikan bimbingan.
Mempersiapkan alternatif yang lain selain menggunakan LCD dalam
pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan tetap berjalan dengan
lancar.
Memberikan hand out.
Meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas sebagai nilai
tambahan.
Memberikan penguatan verbal kepada siswa untuk menumbuhkan rasa
percaya diri siswa.
Meminta siswa untuk menyamakan penyebut untuk membandingkan antar
pecahan dan mengubah bentuk pecahan ke dalam bentuk bilangan bulat
atau sebaliknya.
Menjelaskan kembali dan memberi latihan soal yang lebih aplikatif untuk
mengetahui pemahaman mereka terhadap konsep tersebut.
Meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal lebih banyak lagi saat
pembelajaran berlangsung dan mengapresiasinya dengan memberi
tambahan nilai.
No Nama Kelas Analisis Siswa KD Materi JP Kendala Alternatif
.
1 Esterin X-MIA 1 Input siswa Menyusun Definisi nilai 20 Siswa tidak Memberikan
a rendah persamaan mutlak sebagai JP memiliki buku hand out
Aprilia (kemampuan dan jarak pengangan. kepada siswa
ni Definisi nilai Siswa malas Memberikan
berpikir pertidaksama
Elisa mutlak belajar dan motivasi
matematika an linear satu
Menyederhanaka mengerjakan kepada siswa
siswa variabel yang
n bentuk nilai tugas dengan dalam setiap
rendah). memuat nilai
mutlak
Motivasi alasan pertemuan.
mutlak dari Fungsi nilai Menggunakan
belajar siswa kelelahan
masalah mutlak power point
rendah. Menggambar karena jam
kontekstual.
Tingkat untuk
Menyelesaika grafik fungsi seklah yang
kejujuran menghemat
n masalah nilai mutlak pulang sore.
siswa Penyelesaian Papan tulis penggunaan
kontekstual
rendah. persamaan nilai yang ada papan tulis.
yang
Melakukan
mutlak dikelas kurang
berkaitan
Menyelesaikan konsultasi
luas.
dengan
Masalah Pada sub bab dengan guru
persamaan
Kontekstual menentukan pamong dan
nilai mutlak
yang Berkaitan Penyelesaian teman sejawat
dari bentuk
dengan Persamaan PPP untuk
linear satu
Persamaan Nilai Mutlak menentukan
variabel. Linear Satu yang Berbentuk cara mana
Variabel yang |f ( x )|=|g ( x )| yang paling
Memuat Nilai guru kesulitan mudah
Mutlak dalam digunakan
Sifat-sifat
menyampaikan untuk
pertidaksamaan
ke siswa menjelaskan
nilai mutlak Siswa kesulitan kepada siswa.
Bentuk umum
dalam membuat Menyarankan
pertidaksamaan
garis bilangan pada siswa
nilai mutlak
terutama jika untuk
Penyelesaian
terdapat mengubah
Pertidaksamaan
bilangan pecahan ke
Linear Satu
pecahan. bentuk
Variabel yang
Penguasaan decimal
Memuat Nilai
kelas kurang terlebih
Mutlak
Mengintepretasi baik, siswa dahulu
Masalah cenderung supaya
Kontekstual ke meremehkan mereka lebih
dalam Bentuk guru pamong. mudah
Siswa kerap
Pertidaksamaan meleteakkan
kali mencontek
Linear Satu dimana posisi
baik dalam
Variabel yang bilangan
Memuat Nilai mengerjakan tersebut pada
Mutlak dan kuis, ulangan garis
Menyelesaikan harian, maupun bilangan.
Memberikan
Masalah tugas.
Alokasi jam motivasi agar
Kontekstual
pelajaran yang siswa tidak
yang Berkaitan
diberikan tidak mencotek dan
dengan
sesuai. Jam memberi
Pertidaksamaan
pelajaran sering penguatan
Linear Satu
terpotong oleh negative saat
Variabel yang
kegiatan lain mereka
Memuat Nilai
yang ada mencontek.
Mutlak
Memberi
disekolah.
Daya ingat dan masukan
daya serap kepada
siswa terhadap sekolah
materi rendah. terutama
Kemampuan wakasek
menalar siswa kurikulum
masih kurang, supaya
ketika diberikan membuat
masalah yang peraturan
berbeda dengan yang jelas
contoh soal agar dalam
siswa kesulitan pelaksanaan
untuk pembelajaran
mengerjakan. bias berjalan
tertib sesuai
dengan waktu
yang sudah
tertera di
jadwal.
Menyuruh
siswa
membuat
mind map
Memberikan
banyak latian
soal dengan
model yang
berbeda.
2. Siti X-MIA 2 Siswa cukup Menyusun Definisi nilai 20 Siswa tidak Memberikan
Iswari mudah untuk persamaan mutlak sebagai JP memiliki buku hand out
ni diatur. dan jarak pengangan kepada siswa
Kemampuan Definisi nilai Jadwal pelajaran Memberikan
matematika pertidaksama mutlak tidak jelas karena masukan
Menyederhanaka
siswa an linear satu jadwal upacara kepada pihak
n bentuk nilai
rendah. variabel yang bendera dan sekolah agar
Motivasi mutlak
memuat nilai jadwal jadwal
Fungsi nilai
siswa untuk mutlak dari pembinaan oleh upacara dan
mutlak
belajar/meng masalah Menggambar wali kelas tidak pembinaan
erjakan tugas kontekstual. grafik fungsi dituliskan pada siswa oleh
sangat Menyelesaika
nilai mutlak jadwal pelajaran. wali kelas
kurang. n masalah Penyelesaian Lama dimasukkan
Siswa kontekstual persamaan nilai pelaksanaan ke dalam
memiliki yang mutlak upacara bendera jadwal
antusias yang Menyelesaikan
berkaitan melebihi waktu pelajaran.
tinggi dalam Masalah
dengan yang telah Memberikan
menjawab Kontekstual
persamaan ditetapkan masukan
pertanyaan yang Berkaitan Lama jam
nilai mutlak kepada pihak
yang dengan pelajaran tidak
dari bentuk sekolah agar
diberikan Persamaan konsisten
linear satu lebih tertib
Bel tanda
oleh guru. Linear Satu
variabel. dan disiplin
Siswa pergantian
Variabel yang dalam
mereka pembelajaran
Memuat Nilai melaksanakan
memiliki tidak konsisten
Mutlak jadwal yang
antusias yang Sifat-sifat karena
sudah dibuat.
tinggi ketika pertidaksamaan dibunyikan Menggunakan
melakukan nilai mutlak secara manual. bel tanda
Bentuk umum Ketidaktersediaa
kegiatan pergantian
pertidaksamaan nnya LCD di
berkelompok jam pelajaran
nilai mutlak kelas
yang
Penyelesaian Sebagian besar
otomatis.
Pertidaksamaan siswa tidak bisa
Meminimalisi
Linear Satu dengan cepat
r
Variabel yang mempelajari
pembelajaran
Memuat Nilai materi yang
yang
Mutlak diajarkan.
menggunakan
Mengintepretasi Siswa sering kali
LCD dan
Masalah merasa
mencari
Kontekstual ke kebingungan jika
alternatif
dalam Bentuk dihadapkan pada
pembelajaran
Pertidaksamaan soal-soal yang
lain yang
Linear Satu berbeda dengan
tidak
Variabel yang contoh soal yang
memerlukan
Memuat Nilai diberikan
Motivasi siswa LCD.
Mutlak dan
Guru harus
untuk
Menyelesaikan
sabar, pelan-
belajar/mengerja
Masalah
pelan, dan
kan tugas sangat
Kontekstual rendah. lebih kreatif
Siswa merasa
yang Berkaitan dalam
kesulitan
dengan membelajarka
menghubungkan
Pertidaksamaan n suatu
beberapa konsep
Linear Satu materi.
dalam 1 bab. Guru harus
Variabel yang
Sebagian besar memberikan
Memuat Nilai
siswa terkesan latihan soal
Mutlak
meremehkan yang
guru PPL. bervariasi
kepada siswa.
Membuat
mind map
tentang
konsep-
konsep yang
telah
dipelajari
dalam 1 bab.
Guru tidak
memosisikan
diri sebagai
teman ketika
menjelaskan.
Namun, pada
saat
memberikan
latihan soal
guru dapat
memosisikan
sebagai teman
untuk
memberikan
bimbingan.
3 Anis X MIA Kemampuan 3.1 Menyusun Persamaan dan 22 JP Pengelolaan Tidak
Safitri 3/2013 matematika persamaan Pertidaksamaan kelas kurang baik memosisikan
dan Linear Satu Adanya siswa
siswa yang diri sebagai
pertidaksama variabel yang yang terkesan
mayoritas teman saat
an linear satu Memuat Nilai meremehkan
rendah menjelaskan
Kurangnya variabel Mutlak guru PPL materi. Namun
Siswa belum
motivasi yang Definisi nilai pada saat
memiliki buku
belajar siswa memuat nilai mutlak memberikan
Rendahnya pegangan
mutlak dari Sifat-sifat nilai
Siswa kesulitan latihan soal,
rasa percaya
masalah mutlak
dalam bisa
diri siswa kontekstual. Menyederhanaka pengetahuan memosisikan
4.1 Menyelesaika
n bentuk nilai dasar matematika diri sebagai
n masalah Siswa kurang
mutlak teman untuk
kontekstual Fungsi nilai percaya diri saat memberikan
yang mutlak mengerjakan bimbingan
berkaitan Grafik fungsi ulangan dan kepada siswa
dengan nilai mutlak dalam Memberikan
Persamaan linear
persamaan pembelajaran di hand out
satu variabel
nilai mutlak dalam kelas kepada siswa
yang memuat Siswa merasa Meminta
dari bentuk
nilai mutlak kebingungan saat siswa untuk
linear satu Pertidaksamaan
variabel. mengerjakan soal membagi
linear satu
yang sedikit bilangan
variabel yang
berubah dengan pecahan
memuat nilai
contoh soal yang tersebut,
mutlak
Menyusun dan diberikan sehingga siswa
Tidak adanya
menyelesaikan bisa
LCD di dalam
masalah mengetahui
kelas
kontekstual yang letak bilangan

berkaitan dengan tersebut pada

persamaan dan garis bilangan


Memberikan
pertidaksamaan
linear satu penguatan
variabel yang secara verbal
memuat nilai kepada siswa
mutlak untuk
menumbuhkan
rasa percaya
diri siswa
Memberikan
latihan soal
yang
bervariasi
Meminimalisir
pembelajaran
yang
menggunakan
LCD dan
membuat
alternative
pembelajaran
yang tidak
menggunakan
LCD
4 Lusy X MIA 4 Kelas X MIA 3.1 Menyusun Persamaan dan 24 Kendala: Langkah
Wahyu 4 terdiri dari persamaan Pertidaksamaan Beberapa siswa pertama
Epriliy 42 siswa. dan Linear Satu kurang menegur,
anti Kemampuan pertidaksamaa Variabel yang konsentrasi dan kemudian
matematika n linear satu Memuat Nilai kurang menyita hal
siswa variabel yang Mutlak memperhatikan yang
tergolong memuat nilai Definisi nilai penjelasan Guru membuatnya
rendah. mutlak dari mutlak. (ada siswa yang tidak fokus
Siswa
masalah Menyederhanaka memancing dan meminta
memiliki
kontekstual. n bentuk nilai kegaduhan, ada untuk
minat dan 4.1 Menyelesaikan mutlak. yang tidur, menjelaskan
motivasi masalah Sifat-sifat nilai
bermain HP, dan kembali apa
yang rendah kontekstual mutlak.
Menggambar ada beberapa yang telah
untuk yang berkaitan
grafik fungsi nilai siswa yang dijelaskan.
belajar. dengan Tidak
Siswa kurang mutlak. ramai).
persamaan nilai Persamaan linear Pengelolaan memosisikan
percaya diri.
Beberapa mutlak dari satu variabel kelas masih diri sebagai
siswa kurang bentuk linear yang memuat kurang baik. teman saat
satu variabel. Sarana kurang
konsentrasi nilai mutlak. menjelaskan
Menyusun dan memadai (stop
dan kurang materi. Namun
menyelesaikan kontak rusak dan
memperhatik pada saat
masalah kurangnya LCD) memberikan
an penjelasan
Guru. kontekstual yang sehingga latihan soal,
Sebagian berkaitan dengan menghambat bisa
besar siswa persamaan linear proses memosisikan
meremehkan satu variabel pembelajaran. diri sebagai
Guru Tidak
yang memuat teman untuk
maupun mata tersedianya buku
nilai mutlak. memberikan
pelajaran Pertidaksamaan pegangan yang bimbingan.
matematika. linear satu sesuai dengan Mempersiapka
Sebenarnya variabel yang kurikulum 2013 n alternatif
mereka memuat nilai revisi terbaru. yang lain
mampu jika Ketika diberi
mutlak. selain
belajar Menyusun dan kesempatan dan menggunakan
dengan menyelesaikan diminta untuk LCD dalam
sungguh- masalah memperbaiki pembelajaran
sungguh. kontekstual yang nilai tapi ada sehingga
Namun berkaitan dengan beberapa siswa proses
mereka pertidaksamaan yang tidak pembelajaran
seringkali linear satu mengindahkan akan tetap
terlena variabel yang hal tersebut. berjalan
Ketika ulangan
dengan rasa memuat nilai dengan lancar.
harian, kuis, dan
malas dan mutlak. Memberikan
mengerjakan
terkesan hand out.
meremehkan. tugas mereka Meminta
Sebagian seringkali tidak siswa untuk
besar siswa mempersiapkann mengerjakan
masih belum ya dengan latihan soal di
menguasai maksimal dan depan kelas
konsep kurang percaya sebagai nilai
pindah ruas, diri dalam tambahan.
mengerjakannya.
makna dari Memberikan
bentuk Sebagian besar penguatan
pertidaksama siswa masih verbal kepada
an, dan kebingungan siswa untuk
penulisan untuk menumbuhkan
himpunan membandingkan rasa percaya
penyelesaian antara bilangan diri siswa.
yang terkait bulat dan Meminta

dengan pecahan maupun siswa untuk

pertidaksama antar pecahan. menyamakan


Siswa belum penyebut
an nilai
menguasai untuk
mutlak.
konsep. membandingk
Memberikan
an antar
motivasi akan
pecahan dan
sedikit mengubah
mempengaruhi bentuk
usaha siswa pecahan ke
untuk lebih giat dalam bentuk
belajar. bilangan bulat
Kelebihan: atau
Siswa termotivasi sebaliknya.
jika diminta untuk Menjelaskan
kembali dan
mengerjakan soal
memberi
dan sebagai
latihan soal
imbalan/apresiasiny
yang lebih
a siswa yang
aplikatif untuk
bersangkutan akan
mengetahui
mendapatkan poin
pemahaman
atau tambahan nilai.
mereka
terhadap
konsep
tersebut.
Meminta
siswa untuk
mengerjakan
latihan soal
lebih banyak
lagi saat
pembelajaran
berlangsung
dan
mengapresiasi
nya dengan
memberi
tambahan
nilai.
Kesimpulan:
Secara umum sebagian besar siswa dari kelas X MIA 1, X MIA 2, X MIA 3, X MIA 4
kemampuan matematikanya rendah, minat dan motivasi internal untuk belajar juga kurang.
Dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang suka memancing keributan dan berbuat
kegaduhan di dalam kelas. Untuk kendala yang dialami setiap kelas sebagian besar sama
yaitu tidak ada buku pegangan siswa yang sesuai dengan kurikulum 2013 revisi 2016, sarana
prasarana kurang memadai, daya serap dan daya ingat masih kurang, tidak mampu
menghubungkan antara konsep satu dengan konsep yang lain.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai