B. Profil Sekolah
1. IDENTITAS SEKOLAH
a. Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Surabaya
Jenis Sekolah : Negeri
NSS : 301056001008
Izin Operasional : 96/S.K/B/III/65-66
Luas Tanah : 9958 m2
Alamat Sekolah : Jl. Sultan Iskandar Muda No. 42, Surabaya
Kecamatan : Semampir
Kabupaten : Kota Surabaya
Propinsi : Jawa Timur
b. Kepala Sekolah
Nama Lengkap : Dra. Hj. Ligawati, M.Pd.
NIP. : 19621122 198703 2014
Tempat/Tgl Lahir : Nganjuk, 22-11-1962
Status Kepegawaian : PNS
Pendidikan Terakhir : S2
Jurusan : Sejarah
2. DATA SISWA
Banyak Siswa
Banyak Siswa
Tahun Lulus Tidak Lulus
Kelas 12
2013/2014 356 100% 0%
2014/2015 389 100% 0%
2015/2016 420 100% 0%
Rata-rata Nilai UN
Tahun
MIA IIS
2013/2014 7.8 7.4
2014/2015 5.4 4.8
2015/2016 5.4 4.9
Kondisi
No Fasilitas Jumlah Keterangan
(Baik/Buruk)
Terdiri dari 11 ruang
kelas X, 11 ruang kelas
1 Ruang Kelas 34 Baik
XI dan 12 ruang kelas
XII.
Terdiri dari lab fisika,
2 Lab 6 Baik kimia, biologi dan
bahasa.
Terdiri dari lapangan
3 Lapangan 2 Baik futsal dan lapangan
basket.
Ketersediaan air
4 Kamar Mandi 46 Baik terkadang kurang
mencukupi.
Di dalam perpus,
terdapat beberapa
5 Perpustakaan 1 Baik computer dan banyak
sekali buku yang tertata
rapi.
Ada beberapa kelas yang
belum terpasang LCD,
jadi jika ingin
6 LCD 30 Baik menggunakan LCD di
kelas tersebut, guru harus
membawa LCD dari
ruang guru.
Digunakan sebagai
penyambung dari
pengeras suara yang ada
di ruang guru, sehingga
Sound
7 40 Baik siswa mampu mendengar
Ruangan
informasi yang
disampaikan oleh guru
melalui pengeras suara
tersebut.
Terbuat dari kayu dan
8 Meja 1474 Baik masing-masing anak
menempati satu meja.
Terbuat dari kayu dan
9 Kursi 1474 Baik masing-masing anak
menempati satu kursi.
Terletak di beberapa
tempat, antara lain di
10 Printer 18 Baik ruang masing-masing
wakasek, ruang TU dan
perpus.
Masing-masing guru
11 Meja Guru 80 Baik
menempati satu meja.
Masing-masing guru
12 Kursi Guru 80 Baik
menempati satu kursi.
13 Kipas Angin 98 Baik Terdapat di masing-
masing ruang kelas,
masjid, dan lab.
4. Struktur Organisasi
KETUA KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
DRS. H. KUSWIYANTO, M. SI. DRA. HJ. LIGAWATI,
M.PD.
KOORDINATOR TATA
USAHA
KARDIATI. S.E,
STAF WAKA STAF WAKA STAF WAKA SARPRAS STAF WAKA HUMAS
KURIKULUM KESISWAAN
2.PEMBINA OSIS
VISI :
Menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa, berdaya saing global, berkarakter
budaya bangsa, dan berwawasan lingkungan
MISI :
BAB III
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KD
Menyusun persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai
mutlak dari masalah kontekstual.
Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan nilai
mutlak dari bentuk linear satu variabel.
Materi: Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu variabel yang Memuat Nilai
Mutlak
Definisi nilai mutlak
Sifat-sifat nilai mutlak
Menyederhanakan bentuk nilai mutlak
Fungsi nilai mutlak
Grafik fungsi nilai mutlak
Persamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Menyusun dan menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel yang memuat nilai mutlak
Berikut adalah gambaran umum mengenai pelaksanaan pemebelajaran yang ada di SMA
8 Surabaya sesuai dengan kelas yang diampu masing-masing mahasiswa :
b. Kendala
Siswa tidak memiliki buku pengangan.
Pemerintah memberlakukan peraturan baru bahawa semua siswa kelas X
wajib menerapkan kurikulum 2013 edisi revisi 2016, namun sayang
peraturan itu tidak dibarengi dengan ketersedian buku. Distribusi buku
belum merata sehingga siswa sama sekali tidak memiliki buku pengangan
maupun LKS sebagai bahan belajar mereka. Sehingga siswa sama sekali
tidak mendapat informasi mengenai materi yang akan dipelajari selain dari
guru.
Siswa malas belajar dan mengerjakan tugas dengan alasan kelelahan karena
jam seklah yang pulang sore.
Motivasi belajar siswa yang rendah membuat hal ini terjadi. Dari 42 siswa
dalam satu kelas, rata-rata yang mengerjakan tugas dirumah dan dikerjakan
secara mandiri tidak lebih dari 25 % dari total kesulruhan siswa. Selebihnya
mereka mengerjakan tugas disekolah bahkan ada yang sama sekali tidak
mengerjakan dan tidak mengumpulkan. Banyak dari siswa yang merasa
tidak memiliki beban dan rasa bersalah saat mereka tidak mengerjakan
tugas.
Papan tulis yang ada dikelas kurang luas.
Idealnya dalam satu kelas ada 2 papan tulis besar, namun di kelas X MIA 1
hanya ada satu papan tulis, dan menurut saya itu sangat mengganggu karena
dalam pemebelajaran matematika banyak contoh soal yang harus diajarkan
ke siswa, selain itu latihan soal juga perlu di tulis di papan tulis.
Pada sub bab menentukan Penyelesaian Persamaan Nilai Mutlak yang
Berbentuk |f ( x )|=|g ( x )| guru kesulitan dalam menyampaikan ke siswa.
Pada sub bab ini ada beberapa cara yang dapat digunakan, namun dari 3
cara yang ada guru kebingungan daalam menyampaikan kepada siswa cara
mana yang termudah. Karena seperti yang telah disampaikan diatas input
siswa yang rendah uga mempengaruhi bagaimana cara guru harus
menyampaikan suspaya apa yang guru jelaskan dapat diterima dengan baik
dan mudah oleh siswa. Kesulitan ini guru alami terumata pada bagian
menentukan interval-interval dengan menggunakan garis bilangan.
Siswa kesulitan dalam membuat garis bilangan terutama jika terdapat
bilangan pecahan.
Kemampuan siswa dalam membuat garis bilangan masih cukup rendah.
Mereka tidak bias meletakkan bilangan-bilangan dengan tepat ke dalam
garis bilangan, Masih banyak sekali pertanyaan yang muncul terutama saat
bilangan yang harus dituliskan dalam garis bilangan adalah pecahan.
Beberapa ertanyaan yang sering muncul misalnya Bu 2/3 letaknya
disebelah kanan atau disbelah kiri 1? atau meraka meletakkan 2/3 itu
diantara bilangan 2 dan bilangan 3.
Penguasaan kelas kurang baik, siswa cenderung meremehkan guru pamong.
Guru kesulitan dalam mengendalikan kelas, selain kelas merupakan kelas
besar siswa cenderung hiperaktif kearah yang negatif. Mereka banyak
bicara dan melakukan kegiatan-kegiatan diluar kegiatan pembeljaran
matematika, missal bermain HP, ngobrol dengan teman sebangku,
melamun, dll
Siswa kerap kali mencontek baik dalam mengerjakan kuis, ulangan harian,
maupun tugas.
Rendahnya tingkat kejujuran siswa sangat mempengaruhi siswa melaukan
hal ini. Mencontek tampaknya sudah bukan menjadi hal yang tabu bagi para
siswa, tapi mencontek sudah dijadikan mereka ritual rutin dan hal yang
biasa disaat mereka tidak bias dan tidak mau berusha belajar sbelum
mengerjakan tugas, kuis, maupun ulangan harian.
Alokasi jam pelajaran yang diberikan tidak sesuai. Jam pelajaran sering
terpotong oleh kegiatan lain yang ada disekolah.
Idealnya dalam satu kali tatap muka maka guru mempunyai waktu 2 x 45
menit untuk melaksanakan kegiatan pemebelajaran. Namun kareana sistim
di SMA Negeri 8 yang sedikit aneh membuat jam palajaran banyak
terpotong oleh kegiatan lain. Kegiatan tersebut antara lain kegiatan serbu
serbu sampah satu menit yang digalakkan untuk mendukung kegiatan
sekolah adiwiyata, realisasinya melebihi 1 menit. Upacara pada hari senin
tidak dimasukkan ke dalam jam pelajaran, sehingga keyika ada upacara
bendera makan jam peljaran akan dikurangi. Kegiatan jumat bersih juga
tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran sehingga ketika jumat bersih
dilaksanakan juga akan mengurangi jam pelajaran, selain itu banyak sekali
pengumuman yang disampaikan melalui speaker sekolah saat berlangsung
kegiatan pembelajaran sehingga hal itu mengganggu konsentrasi dan
otomatis mengurangi jam pelajaran. Bel pergantian jam pelajaran juga tidak
konsisten karena masih menggunakan bel manual, bukan bel otomatis.
Daya ingat dan daya serap siswa terhadap materi rendah.
Siswa hanya dapat mengingat pelajaran yang disampaikan oleh guru dalam
hitungan jam saja. Setelah jam pelajaran selesai maka apa yang guru
sampaikan sudah tidak mereka ingat lagi.
Kemampuan menalar siswa masih kurang, ketika diberikan masalah yang
berbeda dengan contoh soal siswa kesulitan untuk mengerjakan.
Ketika guru memberikan soal yang sama seperti yang telah diajarkan maka
siswa dapat mengerjakan dengan baik, namun ketika guru mengubah sedikit
bentuk soal tersebut siswa kan merasa kebingungan bahkan sering kali
mereka sama sekali tidak bias mengerjakan soal tersebut, mereka cenderung
untuk menghafal, bukan memahami.
c. Solusi
Memberikan hand out kepada siswa
Memberikan motivasi kepada siswa dalam setiap pertemuan.
Menggunakan power point untuk menghemat penggunaan papan tulis.
Melakukan konsultasi dengan guru pamong dan teman sejawat PPP untuk
menentukan cara mana yang paling mudah digunakan untuk menjelaskan
kepada siswa.
Menyarankan pada siswa untuk mengubah pecahan ke bentuk decimal
terlebih dahulu supaya mereka lebih mudah meleteakkan dimana posisi
bilangan tersebut pada garis bilangan.
Memberikan motivasi agar siswa tidak mencotek dan memberi penguatan
negative saat mereka mencontek.
Memberi masukan kepada sekolah terutama wakasek kurikulum supaya
membuat peraturan yang jelas agar dalam pelaksanaan pembelajaran bias
berjalan tertib sesuai dengan waktu yang sudah tertera di jadwal.
Menyuruh siswa membuat mind map
Memberikan banyak latian soal dengan model yang berbeda.
Siswa kelas X-MIA 2 cukup mudah untuk diatur dalam arti guru tidak perlu
bersusah payah untuk mengondisikan mereka selama pembelajaran. Sebagian
besar siswa kelas X-MIA 2 mempunyai kemampuan matematika yang rendah.
Siswa tidak bisa dengan cepat mempelajari materi yang diajarkan. Sehingga
dalam membelajarkan materi apalagi materi yang baru harus benar-benar
pelan-pelan dan penuh dengan kesabaran. Namun, siswa kelas X-MIA 2
memiliki antusias yang tinggi dalam menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Di samping itu, motivasi siswa untuk belajar/mengerjakan tugas
sangat kurang. Banyak siswa yang berebut dalam menjawab latihan soal yang
diberikan oleh guru karena mereka mengetahui jika mereka berpartisipasi
selama pembelajaran mereka akan mendapatkan nilai tambahan. Di samping
itu, mereka memiliki antusias yang tinggi ketika melakukan kegiatan
berkelompok. Mereka menjadi aktif, bersemangat, dan serius mengerjakan
tugas yang diberikan secara berkelompok.
b. Kendala
Jadwal pelajaran tidak jelas karena jadwal upacara bendera dan pembinaan
oleh wali kelas tidak dicantumkan pada jadwal pelajaran.
Penulis mengatakan bahwa jadwal pelajaran tidak jelas karena jadwal
upacara bendera dan pembinaan tidak dimasukkan ke dalam jadwal
pelajaran. Upacara bendera dilaksanakan setiap dua minggu sekali pada hari
Senin jam pertama sedangkan pembinaan oleh wali kelas dilaksanakan pada
hari dan jam sama jika pada minggu itu tidak dilaksanakan. Namun, pada
jadwal pelajaran dituliskan bahwa jam pertama pada hari senin adalah mata
pelajaran yang seharusnya ada di jam kedua. Jam pelajaran di hari Senin
tidak sama dengan jam pelajaran pada hari-hari lainnya. Pada hari selain
Senin jam pertama dimulai pukul 06.25 namun pada hari Senin jam pertama
dimulai pukul 07.10. Keterangan mengenai jam pelajaran ini tidak
dituliskan ke dalam jadwal pelajaran melainkan dituliskan di papan
pengumuman sehingga jam pertama hari Senin tetap dituliskan sejajar
dengan jam pertama pada hari lainnya di jadwal pelajaran. Hal ini tentunya
membuat mahasiswa ppl merasa kebingungan karena jadwal pelajaran tidak
sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b. Kendala
Pengelolaan kelas kurang baik
Dalam satu kelas, terdapat 42 siswa dengan karakteristik dan
kepribadian yang berbeda-beda. Bagi seorang guru pemula, untuk
mengelolah kelas sebesar itu bukan hal yang mudah. Disaat guru
menjelaskan, yang mampu dikendalikan oleh guru hanya baris yang paling
depan hingga baris tengah. Untuk baris tengah ke belakang, banyak yang
tidak memerhatikan penjelasan guru. Untuk baris tengah ke belakang, ada
yang main handphone, ada yang berbicara dengan teman, ada yang asik
dengan main sendiri.
Adanya siswa yang terkesan meremehkan guru PPL
Beberapa orang siswa dalam satu kelas tersebut terkesan meremehkan
guru PPL. Meremehkannya bukan dalam hal meremehkan penguasaan
materi oleh guru PPL. Namun siswa-siswa tersebut meremehkan guru PPL
dengan tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak belajar saat akan
diadakan ulangan, tidak memerhatikan penjelasan dari guru PPL, tidak mau
mencatat materi yang disampaikan oleh guru PPL, ketika akan diberikan
kuis siswa tersebut mengulur-ulur waktu dengan menanyakan sesuatu yang
tidak penting.
Siswa belum memiliki buku pegangan
Pada saat awal pembelajaran, siswa belum memiliki buku sebagai
pegangan mereka. Mereka hanya bergantung pada materi yang disampaikan
oleh guru di dalam kelas. Sehingga siswa tidak bisa belajar terlebih dahulu
di rumah. Hal itu menyebabkan semakin lamanya daya tangkap siswa
terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga guru harus lebih sabar
dan pelan-pelan dalam menyampaikan materi.
Siswa kesulitan dalam pengetahuan dasar matematika
Siswa kesulitan dalam pengetahuan dasar matematika yang seharusnya
mereka sudah lihi dalam pengetahuan tersebut. Pengetahuan dasar tersebut
misalnya adalah melakukan operasi untuk menentukan nilai suatu variabel
dan menentukan letak suatu bilangan pecahan pada garis bilangan.
Ketika siswa diminta menentukan nilai x dari 2 x 5=3 ,
kebanyakan siswa menjawab salah. Karena prosedur yang dilakukan untuk
menentukan nilai x tersebut kurang tepat. Siswa kebingungan
melakukan operasinya.
3
Ketika siswa diminta meletakkan bilangan pada garis bilangan,
4
kebanyakan siswa masih bingung. Kebanyakan dari mereka meletakan
3
bilangan itu di antara 3 dan 4 pada garis bilangan.
4
Siswa kurang percaya diri saat mengerjakan ulangan dan dalam
pembelajaran di dalam kelas
Kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat mengerjakan ulangan
terlihat pada tindakan siswa saat mengerjakan ulangan. Saat mengerjakan
ulangan. Banyak siswa yang mencontek dan Tanya teman mereka.
Kurangnya kepercayaan diri siswa pada saat pembelajaran di dalam kelas,
ditunjukan oleh tindakan siswa pada saat pembelajaran. Misalnya tidak
berani bertanya pada saat mereka belum paham materi yang diajarkan dan
tidak mau maju pada saat diminta untuk mengerjakan latihan soal di papan
tulis.
Siswa merasa kebingungan saat mengerjakan soal yang sedikit berubah
dengan contoh soal yang diberikan
Ketika soal berubah sedikit saja dari contoh yang diberikan oleh guru,
siswamerasa kebingungan untuk mengerjakan. Misalnya ketika contoh yang
diberikan tersebut memiliki dua buah penyelesaian dan latihan soal yang
diberikan hanya memiliki satu penyelesaian atau bahkan tidak memiliki
penyelesaian, siswa kebingungan. Kemudian jika contoh yang diberikan
koefisien dari x adalah satu, sedangkan pada latihan soal yang diberikan
koefisien dari variabel nya kurang dari satu, siswa juga kebingungan untuk
menentukan penyelesaian soal tersebut.
Tidak adanya LCD di dalam kelas
Tidak semua ruang kelas di SMA Negeri 8 Surabaya terdapat LCD.
Kelas X MIA 3 termasuk kelas yang tidak ada LCD. Sehingga untuk
pembelajaran di kelas X MIA 3 yang menggunakan LCD, harus pinjam
terlebih dahulu di ruang guru. Dan pada saat memimnjam LCD, harus
dengan guru pamong. Sehingga peminjaman LCD tersebut atas nama guru
pamong.
c. Solusi
Tidak memosisikan diri sebagai teman saat menjelaskan materi. Namun
pada saat memberikan latihan soal, bisa memosisikan diri sebagai teman
untuk memberikan bimbingan kepada siswa
Memberikan hand out kepada siswa
Meminta siswa untuk membagi bilangan pecahan tersebut, sehingga siswa
bisa mengetahui letak bilangan tersebut pada garis bilangan
Memberikan penguatan secara verbal kepada siswa untuk menumbuhkan
rasa percaya diri siswa
Memberikan latihan soal yang bervariasi
Meminimalisir pembelajaran yang menggunakan LCD dan membuat
alternative pembelajaran yang tidak menggunakan LCD
b. Kendala
Beberapa siswa kurang konsentrasi dan kurang memperhatikan penjelasan
Guru.
Saat guru menjelaskan materi ada siswa yang memancing kegaduhan,
ada yang tidur, bermain HP, tidak mau mencatat, dan ada beberapa siswa
yang ramai. Ada dua anak yang suka berjalan kesana kemari dan membuat
keributan di dalam kelas. Akibatnya dapat mengalihkan perhatian teman-
teman yang lain dan membuat teman-teman yang lain kurang konsentrasi
belajar. Sehingga hal ini sangat mengganggu berlangsungnya proses
pembelajaran.
Pengelolaan kelas masih kurang baik.
Dalam hal menyikapi karakteristik siswa yang beragam dan
berdasarkan analisis siswa, guru masih kurang dalam hal keahlian untuk
mengelola kelas. Hal ini disebabkan mungkin salah satunya karena faktor
kurangnya pengalaman mengingat baru sekali berhadapan dengan siswa
sebanyak 42 dalam satu kelas. Selain itu, guru tidak melaksanakan analisis
kondisi siswa sebelum melaksanakan proses pembelajaran.
Sarana kurang memadai (stop kontak rusak dan kurangnya LCD) sehingga
menghambat proses pembelajaran.
Untuk pertemuan yang pertama, apa yang direncanakan di rpp tidak
terealisasi sepenuhnya karena ada satu indikator yang tidak terlaksana dan
stop kontak rusak sehingga tidak bisa menggunakan media power point
dalam proses pembelajaran. Sehingga guru menggunakan alternatif lain
dalam pembelajaran yaitu menyampaikan materi secara manual yang
menyebabkan pembelajaran menjadi kurang efektif. Akibat hal tersebut
proses pembelajaran menjadi sedikit terganggu/terhambat.
Tidak tersedianya buku pegangan yang sesuai dengan kurikulum 2013
revisi terbaru.
Buku pegangan yang dipinjamkan dari perpustakaan sekolah adalah
buku kurikulum 2013 yang sebelum revisi terbaru. Hal ini terjadi karena
buku pegangan dari kemendikbud kurikulum 2013 revisi terbaru masih
belum datang di sekolah. Sehingga buku tersebut kurang mendukung proses
pembelajaran di kelas karena materi yang dibahas berbeda. Akibatnya
referensi siswa untuk belajar kurang. Seharusnya mereka bisa mengerjakan
latihan-latihan soal melalui referensi/buku pegangan, tetapi karena buku
belum datang mereka menjadi kurang berlatih mengerjakan latihan soal.
Minimal mereka hanya dapat belajar melalui buku catatan. Sehingga hal
tersebut dapat mempengaruhi nilai siswa.
Ketika diberi kesempatan dan diminta untuk memperbaiki nilai tapi ada
beberapa siswa yang tidak mengindahkan hal tersebut.
Ketika beberapa siswa ada yang mendapatkan nilai kuis dibawah
KKM, nilai tersebut harus diperbaiki agar mencapai KKM. Karena
kurangnya minat dan motivasi internal pada setiap siswa maka mereka
seakan-akan bersikap remeh bahkan mengacuhkan hal tersebut. Sikap siswa
seperti inilah yang dapat menghambat proses pembelajaran karena secara
tidak langsung akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama lagi untuk
menuntaskan atau mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Ketika ulangan harian, kuis, dan mengerjakan tugas mereka seringkali tidak
mempersiapkannya dengan maksimal dan kurang percaya diri dalam
mengerjakannya.
Ketika kuis, tugas, dan ulangan harian sebagian besar siswa tidak
percaya diri dalam mengerjakannya. Hal ini ditandai dengan perilaku-
perilaku seperti menyalin jawaban teman, bertanya jawaban ataupun cara
kepada teman saat ulangan atau kuis, bahkan berulang kali tanya kepada
guru untuk memastikan atau meyakinkan apakah jawaban/cara yang
ditempuh sudah benar atau belum benar. Hal yang lebih menyedihkan yaitu
ada beberapa siswa yang jujur bahwa dia tidak belajar untuk
mempersiapkan ulangan. Beberapa diantaranya memang terkesan
meremehkan sehingga mereka tidak mempersiapkan dengan maksimal
untuk menghadapi ulangan harian.
Sebagian besar siswa masih kebingungan untuk membandingkan antara
bilangan bulat dan pecahan maupun antar pecahan.
Sebagian besar siswa kesulitan untuk membandingkan manakah yang
lebih besar antara bilangan yang berbentuk bilangan bulat dan pecahan
maupun bentuk antar pecahan yang penyebutnya berbeda. Mereka kesulitan
untuk meletakkannya pada garis bilangan. Seringkali mereka meletakkan
posisi bilangan pada garis bilangan terbalik. Sehingga hal tersebut
mempengaruhi pada kesimpulan akhir yaitu menentukan daerah
penyelesaian/himpunan penyelesaian kurang tepat.
Siswa belum menguasai konsep.
Beberapa siswa masih belum menguasai konsep sehingga ketika
dihadapkan soal yang sejenis tapi berbeda (soal yang lebih aplikatif)
mereka cenderung kesulitan menyelesaikannya. Hal ini mungkin terjadi
karena mereka terbiasa mengerjakan soal yang monoton dan terstruktur
sama seperti dengan contoh soal yang dibahas di dalam kelas. Ketika
ulangan harian mereka seringkali menggerutu karena soal berbeda/tidak
pernah diajarkan. Padahal soal yang dibuat menggunakan konsep yang
sama sesuai dengan materi yang telah dijelaskan.
Selain itu mereka kurang memahami tanda persamaan dan
pertidaksamaan. Siswa kesulitan untuk menentukan penyelesaian dari
kemungkinan-kemungkinan yang ada untuk menyederhanakan bentuk nilai
mutlak ketika syaratnya diantara dua bilangan seperti 0< a<2 . Sebagian
besar siswa mengalami masalah dalam menentukan kemungkinan-
kemungkinan interval dan nilai dari setiap interval serta kesimpulan hasil
dari setiap kemungkinan untuk menyelesaikan |f ( x)|=|g(x )|
menggunakan definisi nilai mutlak. Dalam mengerjakan LKS menemukan
sifat-sifat pertidaksamaan nilai mutlak, sebagian besar siswa masih
kesulitan dalam menggambar dan menentukan daerah penyelesaian pada
garis bilangan. Selain itu mungkin Guru masih kurang baik dalam
menyusun kalimat agar mudah dipahami oleh siswa.
Untuk menyelesaikan |f (x)|< g ( x) dengan menggunakan definisi
nilai mutlak ada beberapa siswa yang masih salah dalam menentukan irisan
dimana hal tersebut merupakan penyelesaian. Namun, sebagian besar siswa
mampu menyelesaikan dengan benar. Untuk menyusun dan menyelesaikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan pertidaksamaan nilai mutlak
sebagian besar siswa masih kesulitan. Salah satu penyebab hal ini terjadi
mungkin kurangnya mengerjakan contoh soal dan latihan soal mengingat
waktu yang tersisa tidak cukup banyak (dikejar target). Ada beberapa siswa
yang masih kebingungan untuk membawa bentuk a2b2=(ab)(a+ b)
namun sebagian besar siswa mampu memahaminya.
Siswa terkadang masih bingung untuk menyelesaikan |f (x)|=c
menggunakan definisi nilai mutlak sebagai jarak terutama untuk
|x +a|=c . Terkadang mereka menyelesaikannya seolah-olah
|x +a|=c |xa|=c . Padahal keduanya merupakan hal yang
berbeda. Ketika siswa mengerjakan LKS menemukan sifat-sifat nilai
mutlak, siswa seringkali menyimpulkan bahwa nilai mutlak itu positif,
padahal seharusnya nilai mutlak itu nilainya non-negatif. Siswa seringkali
ragu untuk mensubstitusikan nilai x yang dipilih ke dalam fungsi yang
diketahui, kurang teliti dalam menentukan nilai y atau f ( x) , dan ada
siswa yang masih salah dalam menggambar grafik sesuai titik (x . y )
yang diperoleh.
Memberikan motivasi akan sedikit mempengaruhi usaha siswa untuk lebih
giat belajar.
Memberikan motivasi seperti memberi penguatan positif, membuat
siswa agar percaya diri dalam mengerjakan soal, memberi resume, hand
out, peta konsep, menjanjikan akan memberi hadiah bagi siswa yang
mendapatkan nilai tertinggi di UH 1 dan UH 2 akan sedikit mempengaruhi
usaha siswa untuk lebih giat belajar. Hal ini terbukti dengan hasil ulangan
yang hampir setengah dari kelas mendapatkan nilai dibawah KKM. Hal ini
terjadi mungkin karena minat dan motivasi internal siswa masih kurang
sehingga dengan diberikan motivasi eksternal tidak banyak membantu
prestasi belajar mereka.
Meskipun ada beberapa kendala yang terjadi namun ada beberapa
kelebihan yaitu siswa termotivasi jika diminta untuk mengerjakan soal dan
sebagai imbalan/apresiasinya siswa yang bersangkutan akan mendapatkan poin
atau tambahan nilai. Sebagian besar siswa mampu menyusun dan
menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan persamaan linear
satu variabel yang memuat nilai mutlak. Ada 1 kelompok yang luar biasa
karena mereka mampu menyelesaikan LKS menemukan sifat-sifat
pertidaksamaan nilai mutlak tersebut dengan benar. Kerja sama mereka juga
bagus. Untuk menyelesaikan |f ( x )|<|g ( x )| dengan menguadratkan kedua
ruas ada beberapa siswa kesulitan menentukan daerah penyelesaian pada garis
bilangan. Namun saat UH 2 sebagian besar siswa mampu menyelesaikan
bentuk tersebut dan 4 siswa diantaranya mendapatkan nilai 100.
c. Solusi
Langkah pertama menegur, kemudian menyita hal yang membuatnya tidak
fokus dan meminta untuk menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan.
Tidak memosisikan diri sebagai teman saat menjelaskan materi. Namun
pada saat memberikan latihan soal, bisa memosisikan diri sebagai teman
untuk memberikan bimbingan.
Mempersiapkan alternatif yang lain selain menggunakan LCD dalam
pembelajaran sehingga proses pembelajaran akan tetap berjalan dengan
lancar.
Memberikan hand out.
Meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal di depan kelas sebagai nilai
tambahan.
Memberikan penguatan verbal kepada siswa untuk menumbuhkan rasa
percaya diri siswa.
Meminta siswa untuk menyamakan penyebut untuk membandingkan antar
pecahan dan mengubah bentuk pecahan ke dalam bentuk bilangan bulat
atau sebaliknya.
Menjelaskan kembali dan memberi latihan soal yang lebih aplikatif untuk
mengetahui pemahaman mereka terhadap konsep tersebut.
Meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal lebih banyak lagi saat
pembelajaran berlangsung dan mengapresiasinya dengan memberi
tambahan nilai.
No Nama Kelas Analisis Siswa KD Materi JP Kendala Alternatif
.
1 Esterin X-MIA 1 Input siswa Menyusun Definisi nilai 20 Siswa tidak Memberikan
a rendah persamaan mutlak sebagai JP memiliki buku hand out
Aprilia (kemampuan dan jarak pengangan. kepada siswa
ni Definisi nilai Siswa malas Memberikan
berpikir pertidaksama
Elisa mutlak belajar dan motivasi
matematika an linear satu
Menyederhanaka mengerjakan kepada siswa
siswa variabel yang
n bentuk nilai tugas dengan dalam setiap
rendah). memuat nilai
mutlak
Motivasi alasan pertemuan.
mutlak dari Fungsi nilai Menggunakan
belajar siswa kelelahan
masalah mutlak power point
rendah. Menggambar karena jam
kontekstual.
Tingkat untuk
Menyelesaika grafik fungsi seklah yang
kejujuran menghemat
n masalah nilai mutlak pulang sore.
siswa Penyelesaian Papan tulis penggunaan
kontekstual
rendah. persamaan nilai yang ada papan tulis.
yang
Melakukan
mutlak dikelas kurang
berkaitan
Menyelesaikan konsultasi
luas.
dengan
Masalah Pada sub bab dengan guru
persamaan
Kontekstual menentukan pamong dan
nilai mutlak
yang Berkaitan Penyelesaian teman sejawat
dari bentuk
dengan Persamaan PPP untuk
linear satu
Persamaan Nilai Mutlak menentukan
variabel. Linear Satu yang Berbentuk cara mana
Variabel yang |f ( x )|=|g ( x )| yang paling
Memuat Nilai guru kesulitan mudah
Mutlak dalam digunakan
Sifat-sifat
menyampaikan untuk
pertidaksamaan
ke siswa menjelaskan
nilai mutlak Siswa kesulitan kepada siswa.
Bentuk umum
dalam membuat Menyarankan
pertidaksamaan
garis bilangan pada siswa
nilai mutlak
terutama jika untuk
Penyelesaian
terdapat mengubah
Pertidaksamaan
bilangan pecahan ke
Linear Satu
pecahan. bentuk
Variabel yang
Penguasaan decimal
Memuat Nilai
kelas kurang terlebih
Mutlak
Mengintepretasi baik, siswa dahulu
Masalah cenderung supaya
Kontekstual ke meremehkan mereka lebih
dalam Bentuk guru pamong. mudah
Siswa kerap
Pertidaksamaan meleteakkan
kali mencontek
Linear Satu dimana posisi
baik dalam
Variabel yang bilangan
Memuat Nilai mengerjakan tersebut pada
Mutlak dan kuis, ulangan garis
Menyelesaikan harian, maupun bilangan.
Memberikan
Masalah tugas.
Alokasi jam motivasi agar
Kontekstual
pelajaran yang siswa tidak
yang Berkaitan
diberikan tidak mencotek dan
dengan
sesuai. Jam memberi
Pertidaksamaan
pelajaran sering penguatan
Linear Satu
terpotong oleh negative saat
Variabel yang
kegiatan lain mereka
Memuat Nilai
yang ada mencontek.
Mutlak
Memberi
disekolah.
Daya ingat dan masukan
daya serap kepada
siswa terhadap sekolah
materi rendah. terutama
Kemampuan wakasek
menalar siswa kurikulum
masih kurang, supaya
ketika diberikan membuat
masalah yang peraturan
berbeda dengan yang jelas
contoh soal agar dalam
siswa kesulitan pelaksanaan
untuk pembelajaran
mengerjakan. bias berjalan
tertib sesuai
dengan waktu
yang sudah
tertera di
jadwal.
Menyuruh
siswa
membuat
mind map
Memberikan
banyak latian
soal dengan
model yang
berbeda.
2. Siti X-MIA 2 Siswa cukup Menyusun Definisi nilai 20 Siswa tidak Memberikan
Iswari mudah untuk persamaan mutlak sebagai JP memiliki buku hand out
ni diatur. dan jarak pengangan kepada siswa
Kemampuan Definisi nilai Jadwal pelajaran Memberikan
matematika pertidaksama mutlak tidak jelas karena masukan
Menyederhanaka
siswa an linear satu jadwal upacara kepada pihak
n bentuk nilai
rendah. variabel yang bendera dan sekolah agar
Motivasi mutlak
memuat nilai jadwal jadwal
Fungsi nilai
siswa untuk mutlak dari pembinaan oleh upacara dan
mutlak
belajar/meng masalah Menggambar wali kelas tidak pembinaan
erjakan tugas kontekstual. grafik fungsi dituliskan pada siswa oleh
sangat Menyelesaika
nilai mutlak jadwal pelajaran. wali kelas
kurang. n masalah Penyelesaian Lama dimasukkan
Siswa kontekstual persamaan nilai pelaksanaan ke dalam
memiliki yang mutlak upacara bendera jadwal
antusias yang Menyelesaikan
berkaitan melebihi waktu pelajaran.
tinggi dalam Masalah
dengan yang telah Memberikan
menjawab Kontekstual
persamaan ditetapkan masukan
pertanyaan yang Berkaitan Lama jam
nilai mutlak kepada pihak
yang dengan pelajaran tidak
dari bentuk sekolah agar
diberikan Persamaan konsisten
linear satu lebih tertib
Bel tanda
oleh guru. Linear Satu
variabel. dan disiplin
Siswa pergantian
Variabel yang dalam
mereka pembelajaran
Memuat Nilai melaksanakan
memiliki tidak konsisten
Mutlak jadwal yang
antusias yang Sifat-sifat karena
sudah dibuat.
tinggi ketika pertidaksamaan dibunyikan Menggunakan
melakukan nilai mutlak secara manual. bel tanda
Bentuk umum Ketidaktersediaa
kegiatan pergantian
pertidaksamaan nnya LCD di
berkelompok jam pelajaran
nilai mutlak kelas
yang
Penyelesaian Sebagian besar
otomatis.
Pertidaksamaan siswa tidak bisa
Meminimalisi
Linear Satu dengan cepat
r
Variabel yang mempelajari
pembelajaran
Memuat Nilai materi yang
yang
Mutlak diajarkan.
menggunakan
Mengintepretasi Siswa sering kali
LCD dan
Masalah merasa
mencari
Kontekstual ke kebingungan jika
alternatif
dalam Bentuk dihadapkan pada
pembelajaran
Pertidaksamaan soal-soal yang
lain yang
Linear Satu berbeda dengan
tidak
Variabel yang contoh soal yang
memerlukan
Memuat Nilai diberikan
Motivasi siswa LCD.
Mutlak dan
Guru harus
untuk
Menyelesaikan
sabar, pelan-
belajar/mengerja
Masalah
pelan, dan
kan tugas sangat
Kontekstual rendah. lebih kreatif
Siswa merasa
yang Berkaitan dalam
kesulitan
dengan membelajarka
menghubungkan
Pertidaksamaan n suatu
beberapa konsep
Linear Satu materi.
dalam 1 bab. Guru harus
Variabel yang
Sebagian besar memberikan
Memuat Nilai
siswa terkesan latihan soal
Mutlak
meremehkan yang
guru PPL. bervariasi
kepada siswa.
Membuat
mind map
tentang
konsep-
konsep yang
telah
dipelajari
dalam 1 bab.
Guru tidak
memosisikan
diri sebagai
teman ketika
menjelaskan.
Namun, pada
saat
memberikan
latihan soal
guru dapat
memosisikan
sebagai teman
untuk
memberikan
bimbingan.
3 Anis X MIA Kemampuan 3.1 Menyusun Persamaan dan 22 JP Pengelolaan Tidak
Safitri 3/2013 matematika persamaan Pertidaksamaan kelas kurang baik memosisikan
dan Linear Satu Adanya siswa
siswa yang diri sebagai
pertidaksama variabel yang yang terkesan
mayoritas teman saat
an linear satu Memuat Nilai meremehkan
rendah menjelaskan
Kurangnya variabel Mutlak guru PPL materi. Namun
Siswa belum
motivasi yang Definisi nilai pada saat
memiliki buku
belajar siswa memuat nilai mutlak memberikan
Rendahnya pegangan
mutlak dari Sifat-sifat nilai
Siswa kesulitan latihan soal,
rasa percaya
masalah mutlak
dalam bisa
diri siswa kontekstual. Menyederhanaka pengetahuan memosisikan
4.1 Menyelesaika
n bentuk nilai dasar matematika diri sebagai
n masalah Siswa kurang
mutlak teman untuk
kontekstual Fungsi nilai percaya diri saat memberikan
yang mutlak mengerjakan bimbingan
berkaitan Grafik fungsi ulangan dan kepada siswa
dengan nilai mutlak dalam Memberikan
Persamaan linear
persamaan pembelajaran di hand out
satu variabel
nilai mutlak dalam kelas kepada siswa
yang memuat Siswa merasa Meminta
dari bentuk
nilai mutlak kebingungan saat siswa untuk
linear satu Pertidaksamaan
variabel. mengerjakan soal membagi
linear satu
yang sedikit bilangan
variabel yang
berubah dengan pecahan
memuat nilai
contoh soal yang tersebut,
mutlak
Menyusun dan diberikan sehingga siswa
Tidak adanya
menyelesaikan bisa
LCD di dalam
masalah mengetahui
kelas
kontekstual yang letak bilangan