Anda di halaman 1dari 9

Buletin Tanaman Tembakau, Serat

Khuluq, & Minyak


A.D.: PotensiIndustri 4(1), April
pemanfaatan 2012:3745
limbah tebu sebagai pakan fermentasi probiotik
ISSN: 2085-6717

Potensi Pemanfaatan Limbah Tebu sebagai Pakan Fermentasi


Probiotik

Ahmad Dhiaul Khuluq


Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat
Jln. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Malang
E-mail: balittas@litbang.deptan.go.id
Diterima: 18 Agustus 2011 disetujui: 6 Februari 2012

ABSTRAK

Program swasembada gula 2014 memberikan dampak perluasan area pertanaman tebu. Pada tahun 2010
luas areal tebu telah mencapai 418.259 ha dengan produksi tebu nasional 34.218.549 ton, sehingga diha-
silkan limbah daun tebu dan bagas sebanyak 16,7 juta ton yang sangat potensial untuk pakan ternak. Ino-
vasi teknologi dibutuhkan dalam peningkatan kandungan nutrisi limbah tebu yang masih rendah. Pembuatan
pakan fermentasi probiotik dapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan nutrisi dan daya cerna pakan. De-
gradasi senyawa organik dapat dilakukan dengan bantuan bakteri selulolitik, lignolitik, dan hemiselulolitik.
Mikroba yang dapat dimanfaatkan dalam pakan fermentasi probiotik meliputi jamur ( Aspergillus niger, Pha-
nerochaete chrysosporium), khamir (Saccharomyces cerevisieae), dan bakteri (Lactobacillus,
Bifidobacterium, dan Streptococcus).

Kata kunci: Limbah tebu, pakan, fermentasi, probiotik

Potential Utilization of Sugarcane Waste as Feed Probiotics Fermentation

ABSTRACT

Sugar self-sufficiency programs in 2014 impact the extension of sugarcane planting area. In 2010, sugarcane
area have reached 418,259 ha with a nation production of 34,218,549 tons of sugarcane, so that the result-
ing waste sugarcane leaves and bagasse as many as 16.7 million tons with huge potential for livestock feed.
Technological innovation is needed in improving the nutrition content of low sugarcane waste. Preparation of
feed probiotics fermentation may be an alternative to improve the nutrients and digestibility of feed. Degra-
dation of organic compounds can be done by cellulolytic, lignolitic, and hemicelulolitic bacteria. Microbes that
can be utilized in feed probiotics fermentation include fungi (Aspergillus niger, Phanerochaete chrysospo-
rium), yeast (Saccharomyces cerevisiae), and bacteria (Lactobacillus, Bifidobacterium, and Streptococcus).

Keywords: Sugarcane waste, feed, fermentation, probiotic

PENDAHULUAN on farm maupun off farm. Luas areal perta-


naman tebu tahun 2010 adalah 418.259 ha

I NDONESIA merupakan negara agraris yang


memiliki produk samping pertanian cukup
banyak dan beragam. Tebu merupakan salah
dengan produksi tebu nasional 34.218.549 ton
(Ditjenbun, 2011). Limbah tebu yang dihasil-
kan dari luasan tersebut akan mencapai
satu komoditas pertanian strategis yang ba- 17.793.645 ton (Murni et al., 2008). Dengan
nyak memberikan produk samping baik dari adanya program swasembada gula tahun 2014,

37
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2012:3745

salah satu akibatnya adalah areal pertanaman pakan dengan nilai nutrisi dan daya cerna le-
tebu semakin luas. Hal ini akan memberikan bih tinggi, sekaligus memberikan nilai tambah
dampak melimpahnya produk samping tebu pada limbah pertanian tebu.
yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan
menjadi limbah dan pencemaran lingkungan. Tebu (Saccharum officinarum L.) dan
Produk samping dari tanaman tebu meli- Limbahnya
puti daun, bagas, abu, blotong, dan molasse. Tanaman tebu tumbuh di daerah tropika
Upaya pemanfaatan produk samping tebu dan subtropika sampai batas garis isoterm
telah banyak dilakukan akan tetapi masih be- 20oC yaitu antara 19oLU sampai 35oLS. Ta-
lum optimal. Hal ini dibutuhkan pendekatan naman tebu dapat tumbuh baik pada berbagai
teknologi tepat guna untuk lebih meningkat- jenis tanah seperti alluvial, grumusol, latosol,
kan nilai tambah dari limbah tanaman tebu. dan regosol dengan ketinggian antara 0 sam-
Salah satu strategi yang dapat dilakukan ada- pai 1400 m di atas permukaan laut (Indra-
lah dengan memanfaatkannya menjadi pakan wanto et al., 2010). Hal ini sangat mendukung
fermentasi probiotik. dalam upaya perluasan area pertanaman tebu
Pakan fermentasi probiotik merupakan untuk memenuhi kebutuhan gula yang terus
pakan yang memiliki nilai nutrisi tinggi dari meningkat. Total perkebunan tebu yang ada
hasil fermentasi mikroba pengurai komponen di Indonesia terdiri atas 50% perkebunan rak-
organik yang tidak tercerna dengan diperkaya yat, 30% perkebunan swasta, dan hanya 20%
oleh mikroba probiotik untuk meningkatkan perkebunan negara (Misran, 2005).
daya cerna dalam sistem pencernaan hewan. Limbah tebu dapat digolongkan sebagai
Aplikasi pemanfaatan limbah tebu menjadi pa- limbah on farm dan limbah off farm. Proses
kan fermentasi probiotik memiliki banyak kele- pemanenan tebu dihasilkan limbah berupa daun
bihan, yaitu meningkatkan nilai gizi dan daya kering yang disebut klenthekan atau daduk,
cerna pakan, mengurangi limbah organik, mem- pucuk tebu, dan sogolan (pangkal tebu). Se-
berikan nilai tambah usaha tani tebu, dan juga dangkan dalam proses pengolahan gula di
dapat diintegrasikan menjadi sistem pertanian pabrik gula (PG) menghasilkan kurang lebih
terpadu tebu dan ternak. 5% gula (Misran, 2005). Sedangkan ampas
Pakan merupakan salah satu faktor pem- tebu (bagas) yang dihasilkan adalah 15%, tetes
batas dalam pengembangan ternak. Pakan me- (molasse) 3%, sisanya adalah blotong, abu, dan
ngambil peranan penting dalam usaha peter- air (Gambar 1). Banyaknya limbah yang diha-
nakan sehingga sangat menentukan untung ru- silkan dari pertanian tebu maupun proses peng-
ginya suatu usaha. Sebagian besar pakan ter- olahan gula menjadikan tanaman tebu pros-
nak ruminansia berupa hijauan dan sebagian pektif untuk dijadikan alternatif pemenuhan sum-
konsentrat. Kenaikan harga pakan yang tidak ber bahan baku pakan ternak.
sebanding dengan peningkatan harga produk-
si ternak menyebabkan para peternak cemas
dan rugi. Dengan demikian dibutuhkan wawas-
an luas akan teknologi pemanfaatan produk
samping sebagai sumber alternatif pakan agar
didapatkan sumber bahan pakan yang murah
dan menguntungkan.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mem-
berikan gagasan dan informasi dalam peman-
faatan limbah tebu sebagai pakan ternak yang Gambar 1. Komponen tanaman tebu dan limbah-
difermentasi dan diperkaya dengan mikroba nya (Murni et al., 2008)
probiotik. Hal ini untuk meningkatkan kualitas

38
Khuluq, A.D.: Potensi pemanfaatan limbah tebu sebagai pakan fermentasi probiotik

Limbah tebu yang dapat digunakan se- latif tinggi sesuai dengan standar pakan, te-
bagai bahan pakan ternak adalah pucuk, daun, tapi mempunyai kandungan protein rendah. Ba-
bagas, dan molasse, sedangkan limbah lain gas berkadar protein rendah, sebesar 2,7%
se-perti abu dan blotong dapat dimanfaatkan dan berkadar serat kasar tinggi sebesar 43%
sebagai pupuk organik (Pancawati, 2000; Yuli- (Tabel 2). Sifat-sifat limbah tebu tersebut per-
ani dan Nugraheni, 2009). Jumlah terbanyak lu diproses dengan teknologi ramah lingkung-
limbah yang tersedia adalah daun dan pucuk an untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya
tebu sebesar 13,6 juta ton per tahun dan jum- cerna pakan berbahan baku bagas atau daun/
lah limbah molasse lebih sedikit sekitar 615.933 pucuk tebu dengan pembuatan pakan pro-
ton per tahun (Tabel 1). Limbah berupa daun, biotik.
pucuk, dan bagas belum dimanfaatkan secara
optimal sebagai pakan ternak. Dengan demi- Tabel 2. Kandungan nutrisi komponen tebu
kian dibutuhkan banyak inovasi dan teknologi Kisaran
Komponen Pucuk Molasse Bagas standar
tepat guna dalam pemanfaatan limbah tebu pakan
untuk pakan ternak, sehingga diharapkan dapat Protein (%) 5,5 4,5 2,7 1215
tercapai sistem pertanian zero waste yaitu Serat kasar (%) 35 0 43 1521
limbah dapat dimanfaatkan semua tanpa ada Lemak (%) 1,4 0 0 23
Kadar abu (%) 5,3 7,3 2,2 -
yang terbuang dan mencemari lingkungan. Total kecernaan (%) 4362 80 33 5865
Sumber: Foulkes (1986); Musofie (1987); Indraningsih et al.,
2006)
Tabel 1. Produksi tebu nasional 2010 dan limbah-
nya
Uraian Jumlah Pakan Ternak
Luas lahan (ha) 418 259 Ternak ruminansia berperan penting da-
Produksi tebu (ton) 34 218 549 lam mendukung ketahanan pangan nasional,
Limbah tebu khususnya dalam penyediaan daging untuk
- Pucuk/Daun (ton) 13 687 420 mewujudkan program swasembada daging ta-
- Bagas (ton) 3 079 669 hun 2014. Selain itu, ternak ruminansia ber-
- Molasse (ton) 615 933 sifat komplementer dan suplementer dalam
Sumber: Ditjenbun (2011); Murni et al. (2008) sistem usaha tani karena berfungsi dan ber-
peran dalam penyediaan tenaga kerja, sumber
pendapatan, dan pupuk organik. Ternak rumi-
Molasse adalah limbah yang potensial nansia, khususnya sapi, memberi kontribusi
berasal dari pengolahan tebu karena banyak daging sebesar 71% terhadap kebutuhan da-
mengandung gula, kandungan protein, dan to- ging masyarakat Indonesia, dan sisanya (29%)
tal kecernaan yang tinggi (Tabel 2). Molasse berasal dari impor. Sebaliknya, kebutuhan
digunakan dalam ransum ternak ruminansia susu sapi sebagian besar (75%) dipenuhi dari
yang berperan untuk meningkatkan palatabi- impor, dan sisanya (25%) dari produksi dalam
litas ransum, meningkatkan aktivitas mikroba negeri. Oleh karena itu, upaya meningkatkan
rumen, mengurangi sifat berdebu ransum, se- produktivitas ternak ruminansia perlu menda-
bagai bahan pengikat dalam pembuatan pelet pat prioritas dalam upaya pemenuhan kebu-
dan untuk meningkatkan energi ransum (Murni tuhan daging dan susu (Kuswadi, 2011).
et al., 2008). Selain itu molasse banyak di- Produksi daging dalam negeri pada
manfaatkan sebagai bahan baku dalam indus- tahun 2011 sebesar 2.468.220 ton, sebagian
tri makanan dan kimia sehingga alokasi peng- besar (66,56%) berasal dari ternak unggas
gunaan untuk pakan ternak sangat terbatas. dan selebihnya (33,43%) dari herbivora yang
Pucuk tebu dan daun sangat potensial diman- didominasi oleh ruminansia. Rendahnya kon-
faatkan untuk pakan, di samping jumlahnya yang tribusi daging ternak ruminansia disebabkan
banyak juga memiliki total kecernaan yang re-

39
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2012:3745

oleh lambatnya laju kenaikan populasi dan atau perkebunan, kacang-kacangan, dan kon-
produksi dibanding ternak unggas karena ku- sentrat. Produktivitas sapi potong tergantung
rangnya pakan, baik kuantitas maupun kua- pada pakan yang diberikan, oleh karena itu
litasnya (Ditjennak, 2011). Oleh karena itu, pakan ternak harus memperhatikan mutu,
limbah dari tanaman perkebunan berpeluang jumlah, dan ketersediaan.
besar untuk dimanfaatkan sebagai pakan ter- Hijauan pakan umumnya berupa rumput
nak melalui inovasi teknologi pakan. dan semak. Pada musim hujan, ketersediaan
hijauan tersebut berlimpah, namun pada musim
Tabel 3. Kebutuhan nutrien sapi potong kemarau jumlahnya terbatas. Dengan me-
Rata-rata Konsumsi
nyimpannya dalam bentuk kering, hijauan ter-
Zat nutrisi (g/ekor/hari) sebut dapat dimanfaatkan pada musim kema-
Sapi jantan Sapi dara rau (Kuswandi, 1990). Limbah daun tebu ke-
- Berat badan (kg) 300,0 300,0 tika musim panen tersedia melimpah sehingga
- Pertambahan bobot badan 0,5 0,5 dibutuhkan proses pengolahan, baik melalui
harian (kg) pembuatan silase dengan proses fermentasi
- Bahan kering (kg) 7,0 7,1 maupun dalam bentuk bahan baku konsentrat
- Energi metabolisme (Mcal) 13,4 3,8 untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya sim-
- Total nutrien dicerna (kg) 3,7 13,8
pan lebih lama. Menurut Rusdi (1992), proses
- Protein kasar (g) 679,0 423,0
fermentasi pakan dapat meningkatkan protein,
- Kalsium (g) 19,0 14,0
palatable, dan daya simpan. Di samping itu,
- Fosfor (g) 14,0 14,0
pembuatan pakan fermentasi dapat diperkaya
Sumber: Umiyasih dan Anggraeny (2007)
dengan mikroba probiotik yang dapat mening-
katkan daya cerna pakan dan memperbaiki
Ternak ruminansia mengonsumsi pakan sistem pencernaan sapi.
dalam jumlah yang terbatas sesuai dengan ke-
butuhannya (Tabel 3). Sejalan dengan pertum- Pemanfaatan Limbah Tebu Sebagai
buhan, perkembangan kondisi, serta tingkat Pakan
produksi ternak, konsumsi pakan juga akan Perkebunan tebu menghasilkan limbah
meningkat. Ternak akan mengonsumsi jumlah yang cukup banyak berupa bagas dan daun
pakan tertentu sesuai dengan konsentrasi gizi tebu (pucuk tebu dan daun klenthekan). Me-
dalam pakannya terutama kandungan energi- nurut Tarmidi dan Hidayat (2004) salah satu
nya. Selain itu konsumsi pakan antara lain di- alternatif yang dapat dilakukan untuk menye-
pengaruhi oleh kondisi lingkungan, umur, kese- diakan pakan yang memadai sebagai peng-
hatan, tingkat produksi, bentuk pakan, pala- ganti hijauan konvensional adalah dengan me-
tabilitas, dan kepadatan. Tinggi rendah kon- manfaatkan ampas tebu (bagas). Bagas me-
sumsi pakan pada ternak ruminansia sangat ngandung dua komponen yaitu kulit batang
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang terdiri yang disebut rind dan bagian dalam berupa
atas temperatur lingkungan, palatabilitas, kon- serat berwarna putih yang disebut pith. Kedua
sentrasi nutrisi, bentuk pakan, dan faktor inter- limbah ini bercampur menjadi satu ketika pro-
nal yang terdiri dari selera, status fisiologi, ses penggilingan tebu di pabrik gula. Bagas
bobot tubuh, dan produksi (Tobing, 2010). dapat dijadikan sebagai bahan pakan ter-
Kualitas pakan ternak tergantung pada utama untuk sapi perah. Namun ampas tebu
komposisi nutrisi yang terkandung di dalam- tergolong pakan serat berkualitas rendah ka-
nya terutama pada bahan kering, protein ka- rena kandungan protein, lemak kasar, abu,
sar, lemak kasar, serat kasar, dan tingkat ke- serat kasar, dan kecernaan yang masih rendah.
cernaan (Kuswandi, 1990). Pakan utama sapi Limbah pucuk tebu biasanya diberikan
terdiri atas hijauan, limbah tanaman pertanian kepada ternak dalam keadaan segar, dikering-

40
Khuluq, A.D.: Potensi pemanfaatan limbah tebu sebagai pakan fermentasi probiotik

kan atau dijadikan silase. Sedangkan daun klen- mendegradasi lignin dengan cara memutus-
thekan yang kering dan mudah terbakar bia- kan ikatan karbon yang terdapat dalam cincin
sanya oleh masyarakat dimanfaatkan untuk aromatik lignin. Penurunan kadar hemiselu-
bahan bakar meskipun dapat juga dimanfa- losa, selulosa, dan lignin akan berpengaruh ter-
atkan sebagai pakan dengan nilai nutrisi yang hadap penurunan kadar ADF (acid detergent
rendah dibandingkan pucuk tebu. Pucuk tebu fiber) dan NDF (neutral detergent fiber) se-
segar mampu memenuhi kebutuhan zat ma- hingga dapat meningkatkan kecernaan pakan.
kanan untuk hidup pokok ternak sapi tetapi Semakin tinggi dosis inokulum jamur tiram
untuk produksi harus ditambahkan konsentrat putih, semakin tinggi pula populasi miselium
sumber protein. yang terbentuk, akibatnya konsentrasi enzim
Menurut Indraningsih et al. (2006) kisar- semakin tinggi. Enzim-enzim tersebut terdiri
an standar pakan adalah: kadar protein 12 atas enzim ligninase, endoglukanase, dan sila-
15%, serat kasar 1521%, kadar abu 23%, nase.
kadar lemak 0%, dan tingkat kecernaan 58 Proses fermentasi limbah organik oleh
65%. Dengan demikian, kandungan nutrisi ba- bakteri dapat terjadi karena adanya aktivitas
gas dan pucuk tebu masih belum memenuhi enzim. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH
standar pakan sehingga diperlukan upaya un- karena sifat ionik gugus karboksil dan gugus
tuk meningkatkan nilai nutrisi dari limbah ter- amino mudah dipengaruhi pH (Girindra,
sebut dengan proses fermentasi yang relatif 1993). Salah satu contoh bakteri selulolitik
mudah dan ramah lingkungan. yang memiliki pH optimum asam adalah Clo-
stridium acetobutylicum dengan pH optimum
Pakan Ternak Fermentasi 4,6 (Allcock dan Woods, 1981). Bakteri selu-
Kendala utama pemanfaatan limbah per- lolitik dapat menghasilkan enzim selulase yang
tanian dan perkebunan untuk pakan ternak dapat mendegradasi senyawa selulosa limbah
adalah nilai nutrisi dan kecernaan yang ren- organik. Selulosa terbungkus dan terikat se-
dah. Kecernaan pakan diperbaiki melalui per- cara kovalen maupun nonkovalen pada lignin
lakuan fisik, kimiawi, biologis, dan suplemen- dan hemiselulosa. Bakteri Clostridium cellulo-
tasi bahan pakan bergizi tinggi untuk mengu- vorans menyintesis enzim hemiselulolitik saat
rangi beban kerja rumen dalam mencerna tumbuh pada substrat selulosa seperti selo-
pakan. Lignin secara fisik dan kimia meru- biosa. Ekspresi enzim selulose berhubungan
pakan faktor utama penyebab ketidakmam- dengan ekspresi enzim hemiselulose (Han et
puan ternak mencerna bahan pakan. Lignin al., 2003). Enzim endoglukanase dan silanase
secara kimia berikatan dengan komponen kar- aktif dalam mendegradasi selulosa dan hemi-
bohidrat struktural dan secara fisik bertindak selulosa (Tarmidi dan Hidayat, 2004). Degra-
sebagai penghalang proses perombakan din- dasi selulosa menghasilkan karbohidrat seder-
ding sel oleh mikroba rumen (Murni et al., hana yang mudah dicerna dalam sistem pen-
2008). Beberapa mikroba yang dapat berpe- cernaan hewan.
ran sebagai agen pengurai dalam pakan fer- Efisiensi pemanfaatan selulosa sebagai
mentasi adalah jamur, khamir, dan bakteri. sumber energi bagi ternak ruminansia sangat
Penggunaan jamur Aspergillus niger pada tergantung pada kemampuan ternak untuk
proses fermentasi limbah cangkang kakao da- memutus ikatan yang memproteksi selulosa
pat meningkatkan kecernaan dari 43,0% men- dari serangan enzim selulase. Selulosa dan
jadi 48,6%, dan uji cobanya dalam formula hemiselulosa pada lignoselulosa tidak dapat
ransum menambah bobot hidup sapi 0,76 kg/ dihidrolisis oleh enzim selulose dan hemise-
ekor/hari (Darmawidah et al., 1998). Menurut lulose kecuali lignin yang ada pada substrat
Kerem et al. (1992) jamur tiram putih (Pha- dilarutkan atau dihilangkan terlebih dahulu
nerochaete chrysosporium) diketahui mampu (Murni et al., 2008). Upaya pemanfaatan bak-

41
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2012:3745

teri selulolitik, hemiselulolitik, dan lignolitik pa- Penelitian Peternakan), Ciawi. Pemberian bio-
da pembuatan pakan fermentasi dari limbah plus dikombinasikan dengan Saccharomyces
tebu diharapkan dapat meningkatkan nilai nu- cereviseae pada sapi perah laktasi dapat me-
trisi dan daya cerna pakan ternak. ningkatkan kandungan protein dari 3,36% men-
Di Indonesia Saccharomyces cerevisiae jadi 3,63% dan lemak susu dari 3,3% menjadi
sebagai khamir telah dimanfaatkan oleh ma- 4,07% (Heniwati, 2003). Pada sapi perah jan-
syarakat untuk keperluan pembuatan roti dan tan yang digemukkan, pemberian bioplus mam-
tape singkong. Selain untuk keperluan pembu- pu meningkatkan penambahan bobot badan
atan roti juga telah dilakukan berbagai usaha harian sebesar 20,62% dan keuntungan pe-
penelitian untuk ternak. Menurut Ahmad (2005) ternak sebesar 34,70% (Sunandar et al., 1998).
khamir dipakai untuk meningkatkan kesehatan Penggunaan probiotik secara langsung
ternak yaitu sebagai probiotik dan imunosti- akan meningkatkan efektivitas mikroba usus
mulan dalam bentuk feed additive (pakan tam- yang akhirnya dapat meningkatkan pertum-
bahan). Ternak yang dapat mengonsumsi S. buhan dan perkembangan ternak. Proses fer-
cerevisiae adalah golongan ikan, ruminansia, mentasi pada umumnya akan menurunkan ka-
dan unggas. Keuntungan penggunaan S. cere- dar serat kasar bahan baku ransum dan me-
visiae sebagai probiotik adalah tidak mem- ningkatkan kandungan protein. Mekanisme pro-
bunuh mikroba bahkan menambah jumlah mi- biotik yang cukup menguntungkan ialah dapat
kroba yang menguntungkan. Imunostimulan merangsang reaksi enzimatik yang berkaitan
berfungsi untuk meningkatkan kesehatan tu- dengan detoksifikasi, khususnya pada racun
buh dengan cara meningkatkan sistem perta- yang potensial menyebabkan keracunan, baik
hanan terhadap penyakit yang disebabkan bak- yang berasal dari makanan atau exogenous
teri, cendawan, dan virus. Saccharomyces cere- maupun dari dalam tubuh atau endogenous
visiae dapat dimanfaatkan dalam formulasi (Haetami et al., 2008).
pakan fermentasi dari limbah tebu untuk Bakteri yang memproduksi asam laktat
meningkatkan nilai tambah dan memberikan telah banyak dievaluasi dari inokulum silase
kesehatan pada tubuh ternak. Pemberian Sac- untuk meningkatkan jumlah dan kompetisi mi-
charomyces cerevisiae pada ternak ruminansia kroba bakteri asam laktat dalam total massa
dapat meningkatkan produksi susu rata-rata silase, peningkatan produksi asam laktat dan
sebesar 4,3% dan pertambahan bobot badan kemampuan menghambat mikroba yang tidak
rata-rata sebesar 8,7% (Wina, 2000). dikehendaki. Hal itu dapat diamati pada pe-
nambahan bakteri heterolaktat khususnya
Pakan probiotik Lactobacillus buchneri sp. yang memiliki ke-
Probiotik adalah kultur tunggal atau cam- mampuan menghambat pertumbuhan jamur
puran dari mikroorganisme yang diberikan ke- (Filya, 2003).
pada ternak atau manusia dan menguntung- Secara umum mikroba yang banyak di-
kan induk semang dengan cara memperbaiki golongkan dalam kelompok probiotik adalah
sifat-sifat mikroorganisme alami dalam saluran Lactobacillus dan Bifidobacterium. Bakteri asam
pencernaan (Haveenar dan Huist, 1992). Pa- laktat merupakan kelompok bakteri probiotik
kan probiotik merupakan pakan yang memiliki yang dapat memproduksi senyawa antimikro-
nilai nutrisi tinggi dengan diperkaya oleh mi- bia patogen seperti asam laktat, asam asetat,
kroba probiotik untuk meningkatkan daya cer- hidrogen peroksida dan bakteriosin (Vanden-
na dalam sistem pencernaan hewan. Haryanto bergh, 1993). Yang termasuk bakteri asam
(2009) melaporkan bahwa pemberian probio- laktat adalah Lactobacillus seperti L. acido-
tik dapat meningkatkan kecernaan jerami padi philus, L. delbrueckii subsp. Bulgaricus yang
sampai 50%. Bioplus merupakan salah satu biasanya dikombinasikan dengan Streptococ-
probiotik yang dikembangkan di Balitnak (Balai cus thermophilus (Heller, 2001). Menurut de

42
Khuluq, A.D.: Potensi pemanfaatan limbah tebu sebagai pakan fermentasi probiotik

Vuyst dan Vandamme (1994) tipe bakteri sebagai kultur probiotik (Kusumawati et al.,
asam laktat berdasarkan morfologi bentuknya 2003).
dibedakan menjadi dua yaitu bentuk kokus Hu et al. (2008) melakukan kombinasi
seperti Lactococcus, Leuconostoc, Oenococ- mikroba dalam fermentasi formulasi pakan
cus, Pediococcus, Tetragenococcus, Strepto- probiotik dengan kultur campuran Lactobacil-
coccus, Enterococcus, dan bentuk batang se- lus fermentum, Saccharomyces cerevisae, dan
perti Lactobacillus, Carnobacterium, Bifidobac- Bacillus subtilis, selama 30 hari dilaporkan
terium. Banyaknya keragaman bakteri probi- bahwa kadar protein pakan meningkat dari
otik dibutuhkan karakterisasi bakteri sebagai 8,2% menjadi 9,2% sedangkan konsentrasi
informasi dasar pemilihan bakteri yang sesuai asam asetat juga meningkat dari 16,6 menjadi
dalam pemanfaatan limbah tebu untuk pem- 51,3 mMol/kg yang cukup efektif dalam me-
buatan pakan probiotik pada ruminansia. ngurangi risiko diare dari kontaminasi bakteri
E. coli. Dengan demikian masih terbuka luas
Pakan Ternak Fermentasi Probiotik peluang formulasi pakan terfermentasi yang
dari Limbah Tebu diperkaya mikroba probiotik dari khamir, ja-
Salah satu faktor yang menentukan ke- mur, maupun bakteri dalam pembuatan pakan
berhasilan proses penggunaan inokulum mi- probiotik baik berupa pakan fermentasi, kon-
kroba dalam silase adalah penggunaan dan pe- sentrat maupun suplemen (feed additive).
milihan mikroba yang sesuai (Muck dan Kung,
1997). Pemanfaatan silase dari limbah tebu
terus meningkat dikarenakan dapat memu- KESIMPULAN
dahkan manajemen pertanian tebu dan mem-
produksi pakan untuk cadangan makanan ter- Limbah pertanian tebu meliputi daun, pu-
nak. Silase tebu mengandung residu gula, asam cuk tebu, bagas, dan molasse dapat dimanfa-
laktat, dan asam asetat relatif tinggi. Senyawa atkan sebagai pakan ternak. Dengan demikian
ini berpotensi untuk digunakan sebagai sub- limbah daun tebu dan bagas yang melimpah
strat mikroorganisme pengurai dalam silase (16,7 juta ton) yang diolah menjadi pakan ter-
(McDonald et al., 1991). Oleh karena itu lim- nak fermentasi probiotik dapat digunakan un-
bah tebu sangat potensial dalam proses pem- tuk pengganti pakan hijauan di musim kema-
buatan pakan terfermentasi dan diperkaya rau dan bahan baku konsentrat. Proses peng-
dengan bakteri probiotik. olahan limbah perlu dilakukan untuk mening-
Seleksi kultur probiotik yang perlu diper- katkan nilai nutrisi dan daya cerna pakan lim-
timbangkan di antaranya ialah ketahanannya bah tebu. Teknologi pembuatan pakan fer-
terhadap asam dan garam empedu. Di dalam mentasi probiotik dapat dijadikan alternatif
saluran pencernaan, bakteri probiotik harus pilihan proses pengolahan. Bakteri (Lactoba-
tahan selama melewati rintangan keasaman cillus, Bifidobacterium, dan Streptococcus) me-
lambung yang tinggi dan sekresi garam em- rupakan mikroba paling efektif dalam pembu-
pedu di usus. Selain itu bakteri probiotik juga atan pakan probiotik. Sumber mikroba lain
harus terbukti memiliki pengaruh positif ter- yang dapat digunakan dalam pakan probiotik
hadap kesehatan (Rodas et al., 1996). Bakteri adalah jamur (Aspergillus niger, Phanerochaete
asam laktat banyak diisolasi dari berbagai ma- chrysosporium) dan khamir (Saccharomyces
kanan fermentasi Indonesia, di antaranya dari cerevisiae). Bakteri selulolitik, lignolitik, dan
kecap ikan, asinan kubis (sauerkraut), acar hemiselulolitik dapat dimanfaatkan untuk
ketimun, bekasam, growol, gatot, tempoyak, membantu meningkatkan daya cerna pakan
dan tape. Isolat tersebut dapat dikembangkan probiotik.

43
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri 4(1), April 2012:3745

SARAN Han, S.O., H. Yukawa, M. Inui, and R.H. Doi. 2003.


Regulation of expression of cellulosomal cel-
Perlu dilakukan penelitian eksplorasi mi- lulase and hemisellulase genes in Clostridium
celluovorans. J. Bakteriol. 185:60676075.
kroba probiotik endogenous serta sinergi an-
tara kapang, khamir, dan bakteri dalam me- Haryanto, B. 2009. Inovasi teknologi pakan ternak
dalam sistem integrasi tanaman-ternak bebas
ningkatkan kualitas pakan probiotik, di sam- limbah (STTBL) mendukung upaya peningkat-
ping itu perlu dipelajari lebih lanjut pengaruh an produksi daging. Orasi Pengukuhan Profe-
bakteri lignolitik dan selulolitik terhadap bak- sor Riset. Badan Penelitian dan Pengembang-
teri probiotik. an Pertanian, Jakarta.
Haveenar R. and J.H.J. Huist. 1992. Probiotics. A
general view in lactic acid bacteria health and
DAFTAR PUSTAKA disease. Vol 1. Wood, J.B. Elsevier Appl. Sci.
Publishing.
Ahmad, R.Z. 2005. Pemanfaatan khamir Saccharo- Heller, K.J. 2001. Probiotic bacteria in fermented
myces cerevisiae untuk ternak. Wartazoa foods: product characteristics and starter or-
15(1):4555. ganisms. American Journal of Clinical Nutriti-
on 73:374S379S.
Allcock, E.R. and D.R. Woods. 1981. Carboxymethil
cellulose and Cellobiase production by Clostri- Heniwati. 2003. Pengaruh pemberian probiotik plus
dium acetobutilicum. In An Industrial Fermen- terhadap produksi susu sapi perah. Skripsi.
tation Medium. Appl. Environ Microbial. 41: Program Studi Budi Daya Pertanian. Univer-
539541. sitas Respati Indonesia. Jakarta.
Darmawidah, A., A. Nurhayu, dan M. Sariubang. Hu, J., W. Lu, C. Wang, R. Zhu, and J. Qiao. 2008.
1998. Pemanfaatan kulit biji kakao sebagai Characteristics of solid-state fermented feed
pakan ternak. Hlm. 523525. Prosiding Semi- and its effects on performance and nutrient
nar Nasional Peternakan dan Veteriner, Pusat digestibility in growing-finishing pigs. Asian-
Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Aust. J. Anim. Sci. 21(11):16351641.
Bogor. Indraningsih, R. Widiastuti, dan Y. Sani. 2006.
Ditjenbun. 2011. Swasembada gula nasional. Bim- Limbah pertanian dan perkebunan sebagai
bingan teknis tebu. Direktorat Tanaman Se- pakan ternak: Kendala dan prospeknya. Loka-
musim, Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. karya Nasional Ketersediaan Iptek dalam
Pengendalian Penyakit Stategis Pada Ternak
Ditjennak (Direktorat Jenderal Peternakan dan Ke-
Ruminansia Besar. Balai Penelitian Veteriner.
sehatan Hewan). 2011. Production livestock
Bogor.
in Indonesia, 20072011. Ditjennak, Jakarta
Indrawanto, C., Purwono, Siswanto, M. Syakir, dan
Filya, I. 2003. The effect of Lactobacillus buchneri,
W. Rumini. 2010. Budi daya dan pascapanen
with or without homofermentative lactic acid
Tebu. Pusat Penelitian dan Pengembangan
bacteria on the fermentation, aerobic stability
Perkebunan, Bogor.
and ruminal degradability of wheat, sorghum
and maize silages. Journal of Applied Microbio- Kerem, Z., D. Friesem, and Y. Hadar. 1992. Ligno-
logy 95(5):10801086 cellulosa degradation during solid-state fermen-
tation: Pleurotus ostreatus Versus Phanero-
Foulkes, D. 1986. Practical feeding sytems for
chaete crysosporium. Appl. Environ. Micro-
roughages based on sugarcane and its bypro-
biol. 58:11211127.
ducts. IDPADAB. Canberra. p.:1126.
Kusumawati, N., B.L. Jenie, S. Setyahadi, dan R.D.
Girindra, A. 1993. Biokimia I. PT Gramedia Pus-
Hariyadi. 2003. Seleksi bakteri asam laktat in-
taka. Jakarta.
digenus sebagai galur probiotik dengan kemam-
Haetami, K., Abun, dan Y. Mulyani. 2008. Studi puan menurunkan kolesterol. J. Mikrobiol. In-
pembuatan probiotik bas (Bacillus licheniformis, donesia Vol. 8.
Aspergillus niger, dan Sacharomices cerevi-
Kuswadi. 2011. Teknologi pemanfaatan pakan lokal
siae) sebagai feed suplement serta implikasi-
untuk menunjang peningkatan produksi ternak
nya terhadap pertumbuhan ikan nila merah.
ruminansia. Puslitbangnak. Pengembangan Ino-
Universitas Padjadjaran, Bandung.
vasi Pertanian 4(3):189204

44
Khuluq, A.D.: Potensi pemanfaatan limbah tebu sebagai pakan fermentasi probiotik

Kuswandi. 1990. Peranan pengeringan dalam me- tasi. Program Pascasarjana Universitas Padja-
ningkatkan mutu dan nilai tambah bahan pa- djaran, Bandung.
kan ternak ruminansia. Hlm. 96113. Prosi- Sunandar, N., D. Sugandi, Budiman, O. Marbun, Y.
ding Seminar Nasional Teknologi Pengeringan Widyawati, dan U. Kusnadi. 1998. Manfaat Bio-
Komoditas Pertanian, Jakarta, 2122 Novem- plus dalam penggemukan sapi Fries Holland
ber 1990. Badan Penelitian dan Pengembang- (FH) Jantan di Kecamatan Leles Kab. II
an Pertanian, Jakarta. Garut. Prosiding Seminar Nasional dan Vete-
McDonald, P., A.R. Henderson, and S.J. Heron. riner. Puslitbang Peternakan, Bogor.
1991. Biochemistry of silage. 2. ed. Marlow: Tarmidi, A.R dan R. Hidayat. 2004. Peningkatan
Chalcombe. 340p. kualitas pakan serat ampas tebu melalui fer-
Misran, E. 2005. Industri tebu menuju zero waste mentasi dengan jamur tiram putih (Pleurotus
industri. Jurnal teknologi proses 4(2):610 ostreatus). Jurnal Bionatura 6(2):197204
Muck, R.E and J.R. Kung. 1997. Effects of silage Tobing, N.L. 2010. Pengaruh formulasi pakan ter-
additives on ensiling. p. 187199 In: Silage: hadap kandungan pakan ternak ruminansia.
Field to Feedbunk. Proceedings Herchey: Publikasi Budidaya Ternak Ruminansia Edisi
NRAES 1: 2010
Murni, R., S. Akmal, dan B.L. Ginting. 2008. Buku Umiyasih, U. dan Y.N. Anggraeny. 2007. Petunjuk
ajar teknologi pemanfaatan limbah untuk pa- teknis ransum seimbang strategi pakan pada
kan. Universitas Jambi, Jambi sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengem-
Musofie, A. 1987. Potential and utilization of sugar- bangan Peternakan. Lolit Sapi Potong, Pasu-
cane residues as animal feed in Indonesia. A ruan
review. p. 200215. Pros. Limbah Pertanian Vandenbergh, P.A. 1993. Lactic acid bacteria, their
sebagai Pakan dan Manfaat Lainnya. Grati. metabolic products and interference with
Pancawati, T.D. 2000. Pengaruh pemanfaatan lim- microbial growth. FEMS Microbiol. Rev. 12:
bah pabrik gula (blotong) sebagai pupuk or- 221237.
ganik alternatif terhadap tingkat penghasilan
Vuyst, L. de and E.J. Vandamme. 1994. Bacterio-
petani tebu di sekitar Pabrik Gula Jatiroto-
cins of lactic acid bacteria: Microbiology, ge-
Lumajang. Universitas Negeri Malang, Malang
netics, and applications. Blackie Academic &
Rodas, B.Z, S.E. Oilliland, and C.V. Maxwell. 1996. Professional, London.
Hypocholesterolemic action of L. acidophilus
Wina, E. 2000. Pemanfaatan ragi (yeast) sebagai pa-
ATCC 43121 and calcium in swine with hy-
kan imbuhan untuk meningkatkan produktivi-
percholesterolemia induced by diet. J. Dairy
tas ternak ruminansia. Wartazoa 9(2):5056.
Sci 79:21212128.
Rusdi, U.D. 1992. Fermentasi konsentrat campuran Yuliani, F. dan F. Nugraheni. 2009. Pembuatan pu-
bungkil biji kapok dan onggok serta implikasi puk organik (kompos) dari arang ampas tebu
efeknya terhadap pertumbuhan broiler. Diser- dan limbah ternak. Universitas Muria, Kudus

45

Anda mungkin juga menyukai