Anda di halaman 1dari 7

a. Pengertian a.

Penjaringan kesehatan merupakan salah satu


bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan
untuk mendeteksi dini siswa yang memiliki
masalah kesehatan agar segera mendapatkan
penanganan sedini mungkin.
b. Penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta
didik kelas 1 SD, kelas 7 SMP/MTs dan Kelas
10 SMA/SMK/MA yang meliputi pemeriksaan
kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku)
pemeriksaan status gizi melalui pengukuran
antropometri, pemeriksaan ketajaman indera
(penglihatan dan pendengaran), pemeriksaan
kesehatan gigi dan mulut, pemeriksaan
laboratorium untuk anemia dan kecacingan, dan
pengukuran kebugaran jasmani. Selain itu pada
peserta didik di tingkat SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA juga dilakukan skrining melalui
kuisioner mengenai keadaan kesehatan umum,
kesehatan mental remaja, intelegensia dan
reproduksi melalui self assessment serta bahan
edukasi/konseling.
b. Tujuan a. Permasalahan kesehatan peserta didik terdeteksi
secara dini.
b. Tersedianya data atau informasi untuk menilai
perkembangan kesehatan peserta didik, maupun
untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
program pembinaan kesehatan sekolah.
c. Termanfaatkannya data untuk perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi program
pembinaan peserta didik
c. Kebijakan SK Kepala Puskesmas
d. Referensi a. UU No 23 Thn 2002 tentang Perlindungan Anak
b. UU No 32 Thn 2004 tentang Pemerintah Daerah
c. UU No.36 Thn 2009 tentang Kesehatan
d. PP No 65 Thn 2005 tentang Pedoman
Penyusunan SPM
e. PP No 38 Thn 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan
f. SKB 4 Menteri No. 1/U/SKB; No
16067/Menkes/SKB/VII/2003; No MA/230
A/2003; No 26 Thn 2003 tgl 23 Juli 2003
tentang Pembinaan & Pengembangan UKS
g. Kepmenkes No 1611 Thn 2007 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi
e. Alat dan Bahan a. Alat :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Stopwatch
4. Alat pengukur berat badan (timbangan
injak)
5. Microtoise (alat ukur tinggi badan)
6. Haemometer sahli
7. Kaca mulut
8. Sonde
9. Kartu snellen
10. Senter
11. Otoscope
12. Formulir pemeriksaan
13. Formulir rujukan
b. Bahan :
c. Langkah-langkah
1. Pemeriksaan Keadaan Umum Pemeriksaan Keadaan Umum
Penilaian keadaan umum peserta didik
dimaksudkan untuk menilai keadaan fisik
secara umum, yang meliputi hygiene
perorangan dan indikasi kelainan gizi yang
dapat dinilai dengan melihat rambut warna
kusam dan atau mudah dicabut, bibir
kering, pecah pecah dan mudah berdarah, Penilaian Status Gizi
sudut mulut luka, pecah pecah dan kulit
tampak pucat/keriput.Diperiksa pula
tekanan darah, denyut nadi dan kelainan
jantung.
2. Penilaian Status Gizi
Untuk menilai status gizi anak dapat
dilakukan pemeriksaan secara klinis, Pemeriksaan Gigi dan Mulut
riwayat asupan makanan, ukuran tubuh
(antropometri) dan penunjang
(laboratorium). Dalam kegiatan
penjaringan, penilaian status gizi siswa
dilakukan melalui pengukuran
antropometri yaitu mengukur Indeks Massa
Tubuh (IMT). Dengan menghitung indeks Pemeriksaan Indera Penglihatan dan
massa tubuh ini akan diketahui status gizi Pendengaran
siswa.IMT adalah indeks untuk
menentukan status gizi. Indeks tersebut
diperoleh dengan membandingkan berat
badan (BB) dalam kilogramterhadap tinggi
badan (TB) dalam meter kuadrat. Jika tidak
ada kalkulator dapat menggunakan tabel Pemeriksaan Laboratorium
IMT yang tersedia.Selanjutnya angka
indeks di plot pada grafik BMI sesuai
dengan jenis kelamin. Lihat posisi plot tadi
berada pada area mana:
a.Jika berada di garis Standar Deviasi (SD)
+2 sampai -2 maka anak tersebut
berstatus gizi normal Deteksi Dini Penyimpangan
b.Jika berada di bawah garis SD -2 sampai Mental Emosional
SD -3 anak tersebut berstatus kurus
c.Jika berada di bawah garis SD -3 berarti
status kurus sekali
d. Jika berada di atas garis SD +2 sampai
dengan SD +3 berarti anak tersebut
berstatus overweightatau gemuk
e.Jika berasa diatas SD +3 berarti status Pengukuran Kebugaran Jasmani
obesitas.
3. Pemeriksaan Gigi dan Mulut
Pemeriksaan gigi dan mulut secara klinis
yang sederhana bertujuan untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi dan
mulut peserta didik dan menentukan
prioritas sasaran untuk dijadikan
pertimbangan dalam menyusun
programkesehatan gigi dan mulut di
sekolah. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi:
a.Keadaan rongga mulut
b.Kebersihan mulut
c.Keadaan gusi
d.Keadaan gigi
4. Pemeriksaan Indera Penglihatan dan
Pendengaran
Pemeriksaan indera penglihatan dan
pendengaran adalah pemeriksaan yang
dilakukan setiap awal tahn ajaran baru
(penjaringan) untuk mengetahui adanya
kelainan tajam penglihatan dan kelainan
tajam pendengaran serta kelainan organik
pada mata dan telinga setiap siswa baru.
Selanjutnya pada tengah tahun dilakukan
pemeriksaan ulang (berkala) untuk
menindaklanjuti hasil pemeriksaan
sebelumnyaatau menilai perbaikan atas
koreksi yang dilakukan. Alat bantu yang
digunakan dalam pemeriksaan ini adalah;
a.Pemeriksaan Tajam Penglihatan /
Kelainan Organik
-Snellen chart / E chart untuk memeriksa
visus
-Penutup 1 mata (okluder)
-Pinhole (cakram berlubang)
-Loupe
-Senter
b.Pemeriksaan Tajam Pendengaran /
kelainan organik
-Ruang yang kedap suara untuk melakukan
tes berbisik
-Garputala
-Senter
-Otoskop
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang
dilaksanakan dalam penjaringan peserta
didik
SD/MI adalah pemeriksaan feces dan
anemia. Melalui pemeriksaan faces untuk
mendeteksi ada tidaknya infeksi cacing
pada seorang murid.
Tujuannya adalah:
-Untuk menjaring anak sekolah yang
menderita cacingan
-Meningkatkan mutu intelektual anak
sekolah
-Meningkatkan cakupan program cacingan
terutama pada anak sekolah
-Meningkatkan kemitraan dalam
penanggulangan cacingan dengan
melibatkan lintas program / lintas
sektorBila pemeriksaan feces >50% posiitf,
maka dilakukan pengobatan secara masal
(mass blanket) dan bila pemeriksaan feces
ditemukan <50% positif, maka dilakukan
pengobatan secara selektif.
6.Deteksi Dini Penyimpangan Mental
Emosional
Deteksi dinipenyimpangan mental
emosional adalah kegiatan /pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya
masalah mental emosional, agar dapat
segera dilakukan tindakan intervensi. Bila
penyimpangan mental emosional terlambat
diketahui maka intervensinya akan lebih
sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.Deteksi dini
dilakukan pada anak peserta didik yang
menurut pengamatan guru dalam
kesehariannya menunjukkan sikap dan
perilaku yang diduga perlu mendapat
perhatian.Alat yang digunakan untuk
deteksi ini adalah Kuesioner Masalah
Mental Emosional (KMME) yang terdiri
dari 12 pertanyaan untuk mengenali
problem
mental emosional. Kuesioner pemantauan
kelainan mental emosional terdiri dari:
a.Apakah anak anda seringkali terlihat
marah tanpa sebab yang jelas? (seperti
banyak menangis, mudah tersinggung atau
bereaksi berlebihan terhadap hal hal yang
sudah biasa dihadapinya)
b.Apakah anak anda tampak menghindar
dari teman teman atau anggota
keluarganya? (seperti ingin merasa
sendirian, menyendiri atau merasa
sedihsepanjang waktu, kehilangan minat
terhadap hal hal yang biasa
sangatdinikmati)
c.Apakah anak anda terlihat berperilaku
merusak dan menentang terhadap
lingkungan di sekitarnya? (seperti
melanggar peraturan yang ada, mencuri,
seringkali melakukan perbuatanyang
berbahayabagi dirinya, atau menyiksa
binatang atau anak anak lainnya) dan
tampak tidak peduli dengan nasihat nasihat
yang sudah diberikan kepadanya.
d.Apakah anak anda akan memperlihatkan
adanya perasaan ketakutan atau kecemasan
berlebihan yang tidak dapat dijelaskan
asalnya dan tidak sebanding dengan anak
lain seusianya
e.Apakah anak anda mengalami
keterbatasan oleh karena adanya
konsentrasi yang buruk atau mudah teralih
perhatiannya sehingga mengalami
penurunan dalam aktivitas sehari hari atau
keputusan.
f.Apakah anak anda menunjukkan perilaku
kebingungan sehingga mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi dan membuat
keputusan?
g.Apakah anak anda menunjukkan adanya
perubahan pola tidur? (seperti sulit
sepanjang waktu, terjaga sepanjang hari,
sering terbangun di waktu tidur malam oleh
karena mimpi buruk atau mengigau)
h.Apakah anak anda mengalami perubahan
pola makan? (seperti kehilangan nafsu
makan, makan berlebihan atau tidak mau
makan sama sekali)
i.Apakah anak anda seringkali mengeluh
sakit kepala, sakit perut atau keluhan
fisik lainnya?
j.Apakah anak anda seringkali mengeluh
putus asa atau berkeinginan untuk
mengakhiri hidupnya?
k.Apakah anak anda menunjukkan adanya
kemunduran perilaku atau kemampuan
yang sudah dimilikinya? ( seperti
mengompol kembali, menghisap jempol,
atau tidak mau berpisah dengan orang
tua/pengasuhnya)
l.Apakah anak anda melakukan perbuatan
yang berulang ulang tanpa alasan yang
jelas

7.Pengukuran Kebugaran Jasmani


Adalah kesanggupan atau kemampuan
tubuh untuk melakukan kegiatan sehari
hari, tanpa menimbulkan kelelahan yang
berarti dan masih memiliki tenaga
cadangan untuk melakukan aktifitas fisik
lainnya. Hal ini dilaksanakan untuk
menentukan tingkat kebugaran jasmani
peserta didik. Instrumen tes kebugaran
jasmani yang digunakan adalah Tes
KeBugaran Jasmani Indonesia (TKJI).
TKJI merupakan rangkaian tes yang harus
dilakukan secara berurutan.TKJI terdiri
dari 5 tes, yaitu:
a.Lari cepat
b.Gantung siku tekuk / gantung angkat
tubuh
c.Baring duduk
d.Loncat tegak
e.Lari jarak sedang
Persyaratan untuk mengikuti TKJI adalah
sebagai berikut:
a.Peserta dalam keadaan sehat dan siap
melaksanakan tes
b.Diharapkan sudah makan sedikitnya 2
jam sebelum melakukan tes
c.Disarankan memakai pakaiandan sepatu
olahraga
d.Mengerti dan memahami cara
pelaksanaan tes
e.Melakukan pemanasan sebelum tes.
Tes kebugaran jasmani hanya boleh diikuti
oleh peserta didik yangtelah
selesaimenjalankan tahap penjaringan
kesehatan dan dinyatakan oleh dokter tidak
mengalami kontra indikasi untuk dites.

Anda mungkin juga menyukai