Anda di halaman 1dari 8

A.

Bukti Fosil
Fosil berasal dari bahasa Latin fossilis, artinya menggali. Istilah fosil diartikan
sebagai sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang telah membatu. Fosil merupakan
catatan sejarah penting sebagai petunjuk adanya evolusi. Dengan membandingkan
struktur tubuh hewan masa lampau yang telah menjadi fosil dengan hewan sekarang
dapat disimpulkan bahwa keadaan lingkungan di masa lampau berbeda dengan
sekarang. Fosil adalah sisa-sisa tanaman dan hewan yang terlestarikan. Mereka sering
ditemukan di batuan endapan, yang terbentuk dengan penumpukan perlahan atau
sedimentasi. Usia fosil ditentukan dengan pengukuran karbon. Fosil tanaman atau
hewan sampel di uji rasio karbon radioaktif (carbon 14) dengan karbon non radioaktif
(carbon 12). Dengan menggunakan tingkat peluruhan karbon 14 menjadi karbon 12,
usia fosil dapat ditentukan.
Catatan fosil yang tersimpan dalam lapisan batuan endapan memberikan bukti
yang sah mengenai perubahan spesies hewan dan tanaman. Semakin jauh dibawah
batuan, semakin tua usia fosil. Lapisan atas mengandung sisa fosil yang lebih baru
dan lebih rumit. Bagian keras hewan, seperti cangkang atau kerangka, menjadi fosil di
endapan keras batuan. Cetakan, jejak atau gumpalan merupakan tipe fosil lainnya,
yang dihasilkan oleh mahluk hidup saat berjalan, berlari atau tubuhnya sendiri.

B. Metode Rekontruksi Fosil


Suatu fosil yang ditemukan dapat diketahui strukturnya dengan melalui
berbagai teknik rekonstruksi. Salah satu cara untuk merekonstruksi suatu fosil yaitu
menggunakan teknik holotomografi. Struktur tulang dari suatu fosil yang berusia
jutaan tahun dapat diketahui kekerabatannya dengan makhluk hidup masa kini dengan
menggunakan holotomografi yaitu holotomografi sinkrotron atau European
Synchrotron Radiation Facility (ESRF), sebuah teknik berdasarkan pada pencitraan
kontras fase sinar X (latar belakang), dan memberikan petunjuk pertama pada
mineralisasi istimewa pada tulang yang ditemukan. Holotomografi adalah teknik
pencitraan non destruktif seperti tomografi computer, dimana sinar x sinkrotron
koheren dipakai. Dengan metode ini, sebuah citra 3 dimensi dari struktur dalam benda
sangat kecil dapat dibuat tanpa merusak bendanya, dengan tingkat kontras dan presisi
yang tidak dapat dijangkau teknik lain. Sinkrotron digunakan untuk mempelajari salah
satu dari beberapa tulang dari fosil yang telah terlestarikan dalam tiga dimensi
(sebagian besar telah teremas). Teknik absoprsi mikrotomografi digunakan untuk
mempelajari beragam sampel. Untuk mendapatkan struktur suatu fosil secara detil,
maka digunakan teknik kedua, holotomografi sinar X. Kemudian selanjutnya dengan
rekonstruksi 3D dengan menggunakan komputer (Lautenschlager, 2016).

Lautenschlager, Stephan. 2016. Reconstructing the past: methods and techniques for the
digital restoration of fossils. Royal Society Open Science. 3: 160342.

(BE E PERLU DITAMBAHI IKI WIN, NEK GAK DiHAPUS AE HEHEHE)

C. Rekonstruksi Fosil Manusia


Sejarah Perkembangan Manusia Purba yaitu: Manusia kera Manusia purba dan
Manusia modern.
1. Manusia Kera
a. Australopithecus africanus
Australopithecus africanus ditemukan di Desa Taung di sekitar Bechunaland
ditemukan oleh Raymond Dart tahun 1924. Bagian tubuh yang ditemukan hanya
fosil tengkorak kepala saja.

Gambar 1a. Fosil Gambar 1b. Rekonstruksi

b. Paranthropus robustus dan Paranthropus transvaalensis


Dua penemuan tersebut ditemukan di daerah Amerika Selatan dengan ciri isi
volume otak sekitar 600 cm kubik, hidup di lingkungan terbuka, serta memiliki
tinggi badan kurang lebih 1,5 meter. Kedua fosil menusia kera tersebut disebut
australopithecus.
Gambar 2a dan 2b. Fosil dan rekonstruksi Paranthropus robustus

Gambar 2c dan 2d. Fosil dan rekonstruksi Paranthropus transvaalensis

2. Manusia Purba / Homo Erectus


a. Sinanthropus pekinensis
Sinanthropus pekinensis adalah manusia purba yang fosilnya ditemukan di
Gua Naga daerah Peking negara Cina oleh Davidson Black dan Franz Weidenreich.
Sinanthropus pekinensis dianggap bagian dari kelompok pithecanthropus karena
memiliki ciri tubuh atau badan yang mirip serta hidup di era zaman yang
bersamaan. Sinanthropus pekinensis memiliki volume isi otak sekitar kurang lebih
900 sampai 1200 cm3.
Gambar 3a. Fosil Gambar 3b. Rekonstruksi

b. Meganthropus Palaeojavanicus / Manusia Raksasa Jawa


Meganthropus palaeojavanicus ditemukan di Sangiran di pulau jawa oleh Von
Koningswald pada tahun 1939 - 1941.

Gambar 4a. Fosil Gambar 4b. Rekonstruksi


c. Manusia Heidelberg
Manusia heidelberg ditemukan di Jerman

Gambar 5a. Fosil Gambar 5b. Rekonstruksi

d. Pithecanthropus Erectus
Pithecanthropus erectus adalah manusia purba yang pertama kali. fosil tulang
belulang ditemukan di Trinil Jawa Tengah pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois.
Pithecanthropus erectus hidup di jaman pleistosin atau kira-kira 300.000 hingga
500.000 tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus erectus diperkirakan sekitar
770 - 1000 cm kubik. Bagian tulang-belulang fosil manusia purba yang ditemukan
tersebut adalah tulang rahang, beberapa gigi, serta sebagian tulang tengkorak.

Gambar 6a. Fosil Gambar 6b. Rekonstruksi


3. Manusia Modern
Pengertian atau arti definisi manusia modern adalah manusia yang termasuk ke
dalam spesies Homo sapiens dengan isi otak kira-kira 1450 cm 3 hidup sekitar 15.000
hingga 150.000 tahun yang lalu. Manusia modern disebut modern karena hampir
mirip atau menyerupai manusia yang ada pada saat ini atau sekarang.

a. Manusia Swanscombe - Berasal dari Inggris

Gambar 7a. Fosil

b. Manusia Neandertal - Ditemukan di lembah Neander

Gambar 8a. Fosil Gambar 8b. Rekonstruksi


c. Manusia Cro-Magnon / Cromagnon / Crogmanon
Ditemukan di gua Cro-Magnon, Lascaux Prancis. Dicurigai sebagai campuran
antara manusia Neandertal dengan manusia Gunung Carmel.

Gambar 9a. Fosil Gambar 9b. Rekonstruksi

d. Manusia Shanidar - Fosil dijumpai di Negara Irak

Gambar 10a. Fosil Gambar 10b. Rekonstruksi


e. Manusia Gunung Carmel - Ditemukan di gua-gua Tabun serta Skhul Palestina

Gambar 11a. Fosil

f. Manusia Steinheim - Berasal dari Jerman


Ditemukan pada tahun 1933 dekat Steinhem an der Murr (20 km sebelah utara
dari Stategart, Jerman). Diperkirakan berusia 250.000 sampai 350.000 tahun.

Gambar 12a. Fosil Gambar 12b. Rekonstruksi

Anda mungkin juga menyukai