Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Senyawa Kompleks

Senyawa kompleks merupakan produk reaksi asam-basa lewis dalam molekul

netral atau anion (yang disebut ligan) terikat ke atom pusat (atau ion) oleh ikatan

koordinasi. Senyawa kompleks merupakan senyawa netral yang mengandung 2 atau

lebih ion kompleks (Suyanti, 2008: 2-3).

Ion kompleks dideskripsikan sebagai ion logam dan beberapa jenis ligan yang

terikat olehnya. Struktur dari ion kompleks tergantung dari 3 karakteristik, yaitu

bilangan koordinasi, geometri dan banyaknya atom penyumbang setiap ligan

(Himawan, 2012: 2).

Menurut Himawan, (2012: 2) karakteristik ion kompleks yaitu:

1. Bilangan koordinasi adalah jumlah dari ligan-ligan yang terikat langsung oleh

atom pusat. Bilangan koordinasi dari Co3+ dalam senyawa [Co(NH3)6]3+

adalah 6, karena enam atom ligan (N dari NH3) terikat oleh atom pusat yaitu

Co3+. Umumnya, bilangan koordinasi yang paling sering muncul adalah 6,

tetapi terkadang bilangan koordinasi 2 dan 4 juga dapat muncul dan tidak

menutup kemungkinan bilangan yang lebih besar pun bisa muncul (Himawan,

2012: 2).

2. Bentuk (geometri) dari ion kompleks tergantung pada bilangan koordinasi dan

ion logam itu sendiri. Geometri ion kompleks tergantung pada bilangan

koordinasinya 2, 4, dan 6, dengan beberapa contohnya. Sebuah ion kompleks

3
4

yang mana ion logamnya memiliki bilangan koordinasi 2, seperti [Ag

(NH3)2]+, memiliki bentuk yang linier (Himawan, 2012: 2).

3. Ligan-ligan dari ion kompleks merupakan anion ataupun molekul netral yang

menyumbang satu atau lebih atomnya untuk berikatan dengan ion logam

sebagai atom pusat dengan ikatan kovalen (Himawan, 2012: 2).

Berdasarkan banyaknya elektron yang didonorkan oleh ligan maka ligan dapat

diklasifikasikan menjadi ligan monodentat, ligan bidentat dan ligan multidentat.

Ligan monodentat hanya dapat mendonorkan sepasang elektron yang dimilkinya ke

logam. Ligan bidentat dapat mendonorkan dua pasang elektron yang dimilikinya ke

logam, sedangkan banyak elektron yang bisa didonorkan ke logam pada ligan

multidentat. Ligan-ligan multidentat ini pula yang dapat membentuk struktur kelat

dalam kimia koordinasi oleh karena banyaknya pasangan elektron yang bisa

didonorkan ke logam (Saria, dkk., 2012: 115).

Senyawa kompleks kebanyakan disintesis dari logam-logam transisi. Hal ini

mengingat logam-logam ini bersifat inert dan stabil membentuk senyawa kompleks

dengan berbagai ligan. Salah satu logam yang mempunyai sifat ini adalah kobalt.

Logam ini pula yang digunakan oleh Werner, seorang bapak kimia koordinasi yang

mempelajari senyawa-senyawa kompleks pertama sekali yang kemudian

menghasilkan teori koordinasi Werner yang bertahan cukup lama dan sampai

sekarang masih diperkenalkan di awal-awal mempelajari kimia koordinasi (Saria,

2012: 115).

B. Isomer

Isomer merupakan senyawa yang terdiri dari dua atau lebih molekul atau ion

yang mengandung jumlah dan jenis atom yang sama, tetapi strukturnya berbeda,
5

rumus molekulnya sama, sifat fisik dan kimia berbeda dan tidak eksis untuk semua

senyawa koordinasi senyawa kompleks memiliki dua jenis isomer struktur yakni

isomer koordinasi (posisi) dan isomer rantai (Suyanti, 2008: 25).

Isomer koordinasi, terjadi pada saat susunan dari ion kompleks berubah tetapi

senyawanya tetap. Isomer ini terjadi ketika ligan dan counter ion saling bertukar

posisi, seperti pada [Pt(NH3)4Cl2](NO2)2 dan [Pt(NH3)4(NO2)2]Cl2 (Himawan, 2012:

5).

Isomer rantai, terjadi ketika susunan dari ion kompleks tetap sama namun

terikat pada ligan dengan atom penyumbang (donor atom) yang berbeda. Beberapa

ligan dapat berikatan dengan ion logam dengan 2 atom penyumbang (donor atom).

Contohnya ion nitrit dapat berikatan dengan pasangan atom N tunggal ( nitro, O 2N: )

atau dengan atom O (nitrito, ONO:) sehingga membentuk isomer rantai.

[Co(NH3)5(NO2)]Cl2 dan [Co (NH3)5(ONO)]Cl2 (Himawan, 2012: 5).

C. Isomer dalam Senyawa Kompleks

1. Isomer geometri

Isomer geometri (cis-trans isomers), terjadi jika atom atau sekelompok atom

disusun berbeda dalam ruang relatif terhadap ion logamnya. Pada senyawa kompleks,

isomeri semacam ini terjadi pada kompleks dengan struktur dua substituen atau dua

macam ligan Substituen dapat berada pada posisi yang bersebelahan atau

berseberangan satu sama lain. Jika gugus substituen letaknya bersebelahan, maka

isomer tersebut merupakan isomer cis. Sebaliknya jika substituen berseberangan satu

sama lain, isomer yang terjadi merupakan isomer trans.Contohnya [Pt (NH3)2Cl2]

dapat mempunya 2 isomer geometri, isomer yang pertama, ligan yang sama saling

berhadapan dalam satu sisi dinamakan cis diaminadikloroplatina (II).


6

Gambar 2.1. isomer cis [Pt(NH3)2Cl2]

sedangkan isomer kedua, ligan yang sama saling bersebrangan dinamakan trans-

diaminadikloroplatina(II) (Himawan, 2012: 6).

Gambar 2.2. isomer trans [Pt(NH3)2Cl2]

2. Isomer optis

Isomer optis, pada senyawa kompleks, isomer optik umum dijumpai dalam

kompleks oktahedral yang melibatkan gugus bidentat dan memiliki isomer cis dan

trans. Misalnya pada kompleks [Co(en)2Cl2]+, yang memiliki bentuk isomer

geometris cis dan trans,

Gambar 2.3. isomer cis-d kompleks [Co(en)2Cl2]+

salah satu isomer yang tidak aktif secara optis (dalam hal ini isomer trans dari

kompleks [Co(en)2Cl2]+ disebut sebagai bentuk meso dari kompleks tersebut

(Himawan, 2012: 7).


7

Gambar 2.3. isomer trans-d kompleks [Co(en)2Cl2]+


D. Isomer senyawa cis dan trans-kalium diakuodioksalatokromat(III)

Campuran kompleks bentuk cis dan trans dapat dengan cara mencampur

komponenkomponen non kompleks (penyusun kompleks). Berdasarkan pada

perbedaan kelarutan antara bentuk cis dan trans maka kedua jenis isomer itu dapat

dipisahkan. Sebagai contoh trans-dioksalatodiakuokrom(III) klorida dapat

dikristalkan secara pelan-pelan dengan melakukan penguapan larutan yang

mengandung campuran bentuk cis dan trans. Dengan penguapan kesetimbangan

bentuk cis trans dapat digeser ke kanan karena kelarutan isomer trans lebih rendah.

Selain itu, pemisahan isomer cis dan trans berbeda, misalnya kompleks cis-diklorbis

(trietilstibin) paladium dapat dikristalkan dalam larutan benzena meskipun dalam

larutan hanya ada 60 % bentuk cis.

Kromium adalah logam kristalin yang putih, tak begitu liat dan tak dapat

ditempa dengan berat. Ia melebur pada 1765C. Logam ini larut dalam asam klorida

encer atau pekat. (svehla, 1985: 270).

Cr + H+Cr2+ + H2

Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2

Dengan adanya oksigen dari atmosfer, kromium sebagian atau seluruhnya

menjadi teroksidasi ke keadaan tervalen:


8

4Cr2+ + O2 + 4H+ 4Cr3+ + 2H2O

Anda mungkin juga menyukai