Anda di halaman 1dari 4

MENIRUKAN SUARA MUADZIN

Bagaimana kita menirukan suara muadzin ?


Menurut Ijmaul ulama, sunnah bagi orang mukmin yang mendengar adzan untuk
nenirukan seperti yang di ucapkan (fiil mudlori) muadzin .
Dasar HUKUMnya :
1. Bercerita kepadaku, Yusuf memberi khabar kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari
Ato bin Yazid Al-Laisy dari Said Al-Khudri, sesungguhnya Rosululloh SAW
bersabda : Apabila kalian mendengar seruan adzan, maka tirukan seperti apa yang
diucapkan oleh muadzin. ( Muttafaqqun Alaih ).
Hadits ini diriwayatkan oleh :
1. Imam MALIK ( Juz 1 Hal 67 ,Nomer 148 )
2. Imam SYAFII ( 1 /33 )
3. Imam TOYALISI ( Sohifah 294 Nomer 2214 )
4. Imam ABDURROZAQ ( 1/478 No1442 )
5. Imam ADDAROMI ( 1/293 No 1201 )
6. Imam AHMAD ( 3/5 Hal 11033)
7. Imam BUKHORI ( 1/221 No 586 )
8. Imam MUSLIM ( 1/288 No 383 )
9. Imam ABU DAWUD ( 1/144 No 522 )
10. Imam TIRMIDZI ( 1/408 No 208 ) berkata Tirmidzi, haditst ini hasan
sohih
11. Imam NASAI ( 2/23 No 673 )
12. Imam IBNU MAJJAH ( 1/237,No720 )
13. Imam Ibnu Huzaimah ( 1/215 No 411 )
14. Imam IBNU HIBBAN ( 4/583 No 1687 )
15. Imam BAIHAQI ( 1/408 No 1783 )
16. Imam ABU YALA ( 2/406 No 1189 )
2.a.Bercerita kepadaku Muadz bin Fudlolah, bercerita kepadaku Hisyam dari Yahya dari
Muhammad bin Ibrohim bin Haris bercerita kepadaku Isa bin Tholhah bahwa Isa
mendengar sahabat Muawiyah suatu hari berkata menirukan muadzin sampai
asyhadu anna muhammada rosululloh.
2.b.Bercerita kepadaku Ibnu Rohawaihi, bercerita kepadaku Wahab bin Jarir bercerita
kepadaku Hisyam dari Yahya seperti hadits 2.a.
2.c.Berkata Yahya bercerita kepadaku sebagian ikhwanku: ketika sampai hayya alas
sholah, Muawiyah menjawab la haula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim. Ini
yang aku dengar dari nabimu (HR. BUKHORI).
3. Bercerita kepadaku Ishaq bin Mansur, memberi khabar kepadaku Abu Jafar
Muhammad bin Jahdomissaqofi, bercerita kepadaku Ismail bin Jafar, dari Umaroh
bin Ghoziyyah, dari Hubaib bin Abdurruhman bin Isaf, dari Hafsh bin Asim bin Umar
bin Khottob, dari bapaknya, dari kakeknya, Umar bin Khottob RA berkata, bersabda
Rosululloh SAW: apabila muadzin mengucapkan Allohu akbar, Allohu akbar, kalian
tirukan Allohu akbar Allohu akbar, kemudian asyhadu allaa ilaha illalloh, kalian
tirukan asyhadu alla Ilaha Illalloh, kemudian asyhadu anna Muhammadar rosululloh,
kalian tirukan asyhadu anna muhammadar rosululloh. kemudian hayya alas sholah
kalian tirukan dengan la haula wa la quwwata illa billah, kemudian hayya alal falah,
tirukan la haula wa la quwwata illa billah. Al hadits. Apabila diucapkan dalam hati
maka dijamin masuk surga.( HR MUSLIM ).
Hadits ini juga diriwayatkan :
1. Imam MUSLIM ( 1/321 No 385 )
2. Imam ABU DAWUD ( 1/145 No 527 )
3. Imam NASAI ( 6/15 No 9868 )
4. Imam IBNU HUZAIMAH ( 1/218 No 417 )
5. Imam Abu AWANAH ( 1/283 No 993 )
6. Imam TOHAWI ( 1/144 )
7. Imam IBNU HIBBAN ( 4/582 1685 )

Tanbih :
Pada hadits no 1, isnad hadits diperdebatkan oleh Imam Zuhri dan Malik, walaupun
hadits ini shohih.
Hadits no 1 bersifat am (umum).
Hadits no 2 c, bersifat mubham, siapa Ikhwan dari Imam Yahya?
Dalam pandangan Ibnu Hajar Al Asqolani, ikhwan dari Yahya adalah Alqomah bin
Waqos. Karena Imam Thobroni meriwayatkan hadits ini tanpa isnad dan terdapat
Alqomah begitu pula riwayat Imam Nasai, Ibnu Khuzaima, Imam Bukhori juga
meriwayatkan dari hadits Abi Umamah.
Hadits no 2 bersifat khosh (khusus).

Kesimpulan :
Dalam hadits 1 disunnahkan ketika mendengar adzan, menirukan persis seperti muadzin.
Dalam hadits 2 dan 3 disunnahkan menirukan adzan seperti muadzin, kecuali hayya
alas sholah hayya alal falah, di jawab dengan la haula wa la quwwata illa billah.
Adapun hikmah menjawab dengan la haula wa la quwwata illa billah adalah
mendapatkan kebaikan, dikarenakan hayya ala sholah hayya alal falah adalah seruan
atau perintah/ ajakan menuju sholat, menuju kebahagiaan.
Orang yang mendengar adzan dan menjawab la haula wa la quwwata illa billah,
sebagai jawaban dari seruan muadzin mengajak sholat (hayya alas sholah) juga
mendapatkan pahala, sama seperti muadzin,.
Jika kita mendengar seruan muadzin mengajak sholat (hayya alas sholah), maka kita
harus menjawabnya dengan 2 jawaban:
1. fili ( perbuatan ) dengan berwudlu dan berangkat ke masjid
2. qouliyah (ucapan) la haula wa la quwwata illa billah.
Seperti keterangan Imam At Thoibi, sholat adalah ibadah yang berat, saya tidak kuasa
menunaikannya dengan keterbatasan dan kelemahan hamba, kecuali Alloh SWT
memberikan pertolongan karena segala kekuatan berasal dari Alloh SWT.
Hadits no 1 bersifat am (umum), sedang no 2 bersifat khos (khusus). Apabila ada kalimat
bersifat am (umum) dan khos (khusus), maka kalimat yang khos harus didahulukan.
Fathul Bari syarah shohih Bukhori
Pendapat ulama:
Imam Ibnu Mundzir berpendapat, perbedaan itu boleh dalam hal ini, kadang menjawab
dengan hayya alas sholah, kadang dengan la haula wa la quwwata illa billah.
Imam Abu Dawud, dari hadits no 3, menunjukkan bahwa menjawab adzan tidak seperti
lafadz muadzin tapi dijawab dengan la haula wa la quwwata illa billah, pendapat ini
juga diambil oleh Ibnu Huzaima dan pendapat inilah yang masyhur dan diikuti oleh
mayoritas ulama.
Imam Abu Syaibah ketika menjawab hayya alal falah dengan Masya Alloh, ada
yang samina wa atona .
Permasalahan ini tidak jauh beda dengan ketika imam itidal, mengucapkan sami allohu
li man hamidah, makmum menjawabnya robbana wa lakal hamdu, tidak sama seperti
imam.
Wallohu alam.

Anda mungkin juga menyukai