Tanbih :
Pada hadits no 1, isnad hadits diperdebatkan oleh Imam Zuhri dan Malik, walaupun
hadits ini shohih.
Hadits no 1 bersifat am (umum).
Hadits no 2 c, bersifat mubham, siapa Ikhwan dari Imam Yahya?
Dalam pandangan Ibnu Hajar Al Asqolani, ikhwan dari Yahya adalah Alqomah bin
Waqos. Karena Imam Thobroni meriwayatkan hadits ini tanpa isnad dan terdapat
Alqomah begitu pula riwayat Imam Nasai, Ibnu Khuzaima, Imam Bukhori juga
meriwayatkan dari hadits Abi Umamah.
Hadits no 2 bersifat khosh (khusus).
Kesimpulan :
Dalam hadits 1 disunnahkan ketika mendengar adzan, menirukan persis seperti muadzin.
Dalam hadits 2 dan 3 disunnahkan menirukan adzan seperti muadzin, kecuali hayya
alas sholah hayya alal falah, di jawab dengan la haula wa la quwwata illa billah.
Adapun hikmah menjawab dengan la haula wa la quwwata illa billah adalah
mendapatkan kebaikan, dikarenakan hayya ala sholah hayya alal falah adalah seruan
atau perintah/ ajakan menuju sholat, menuju kebahagiaan.
Orang yang mendengar adzan dan menjawab la haula wa la quwwata illa billah,
sebagai jawaban dari seruan muadzin mengajak sholat (hayya alas sholah) juga
mendapatkan pahala, sama seperti muadzin,.
Jika kita mendengar seruan muadzin mengajak sholat (hayya alas sholah), maka kita
harus menjawabnya dengan 2 jawaban:
1. fili ( perbuatan ) dengan berwudlu dan berangkat ke masjid
2. qouliyah (ucapan) la haula wa la quwwata illa billah.
Seperti keterangan Imam At Thoibi, sholat adalah ibadah yang berat, saya tidak kuasa
menunaikannya dengan keterbatasan dan kelemahan hamba, kecuali Alloh SWT
memberikan pertolongan karena segala kekuatan berasal dari Alloh SWT.
Hadits no 1 bersifat am (umum), sedang no 2 bersifat khos (khusus). Apabila ada kalimat
bersifat am (umum) dan khos (khusus), maka kalimat yang khos harus didahulukan.
Fathul Bari syarah shohih Bukhori
Pendapat ulama:
Imam Ibnu Mundzir berpendapat, perbedaan itu boleh dalam hal ini, kadang menjawab
dengan hayya alas sholah, kadang dengan la haula wa la quwwata illa billah.
Imam Abu Dawud, dari hadits no 3, menunjukkan bahwa menjawab adzan tidak seperti
lafadz muadzin tapi dijawab dengan la haula wa la quwwata illa billah, pendapat ini
juga diambil oleh Ibnu Huzaima dan pendapat inilah yang masyhur dan diikuti oleh
mayoritas ulama.
Imam Abu Syaibah ketika menjawab hayya alal falah dengan Masya Alloh, ada
yang samina wa atona .
Permasalahan ini tidak jauh beda dengan ketika imam itidal, mengucapkan sami allohu
li man hamidah, makmum menjawabnya robbana wa lakal hamdu, tidak sama seperti
imam.
Wallohu alam.