TUMOR OKULI
Oleh:
Rahmanita Fildzah Nur Amalina (09020002)
Pembimbing:
dr. Kartini Hidayati, SpM
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2013
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti di bagian tubuh lain, mata kita juga bisa terserang tumor, baik jinak
maupun ganas. Tumor adalah pertumbuhan atau tonjolan abnormal di tubuh kita.
Tumor sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Tumor ganas sering disebut
eksternal yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata terdiri dari tumor palpebra
dan tumor konjungtiva. Tumor intraokuler yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola
mata. Tumor retrobulber yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata.
orbita penderita biasanya datang dengan keluhan seperti ada benjolan yang
keluarnya air mata, massa tumor yang jelas nampak. Insiden tumor orbita
Tiap tumor memiliki prevalensi yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Terdapat beberapa tumor yang sering diderita pada usia dewasa bahkan
ada juga tumor yang malah diderita pada usia bayi maupun anak-anak dengan
berbagai gejala dan tanda-tanda yang berbeda. Terapi dari tiap tumor pun berbeda
bergantung pada sifatnya, indikasi dan predileksinya, mulai dari eksisi hingga
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Umur : 52 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Ds. Pilang Tejo Asri, Laren Lamongan
Tanggal pemeriksaan : 23 Desember 2013
II. ANAMNESIS
nrocoh, merah dan perih jika berkeringat. 3 bulan yang lalu pasien memakai obat
Alletrol tetes selama 1 bulan. Pasien merasa setelah memakai obat nrocoh, merah
dan perih serta kabur berkurang, tetapi setelah tahu ada daging yang tumbuh di
mata sebelah kiri pemakaian Alletrol dihentikan. Nyeri kepala -. Mual muntah-.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi (+) minum obat tidak teratur
DM disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada yang menderita hal yang sama,
GCS : 456
Nadi : 80 x/ mnt
Suhu : 36,5oC
RR : 20 x/menit
Perkusi : Sonor/sonor
Rh -/-, Wh -/-
thrill/fremissment (-)
Perkusi : Normal
Perkusi : thympani
Auskultasi : BU + N.
Wanita
52 tahun
TD 230/130
Riwayat Hipertensi
TIO OS 23,1
TD 230/130
VII ASSESMENT
3. Glaukoma sekunder OS
4. Hipertensi Grade II
Biopsi/HistoPA
CT Scan orbita
terapi medikamentosa:
Amoxicillin 3x1
Betaksolol 2x1
Repitel 6x1
Terapi pembedahan:
hasil PA
X. Planning Monitoring
Pertumbukan tumor
Tekanan darah
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
sendiri dibagi menjadi jinak dan ganas. Menurut anatomi, tumor pada mata dibagi
menjadi:
3. Tumor Orbita ( retro bulber ): yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola
mata.
dilakukan dengan alasan kosmetik. Meskipun begitu seringkali lesi ganas sulit
dikenali secara klinis, dan biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan
keganasan.
a. Nevus
struktur patologi yang sama dengan nevus di tempat lain. Nevus ini
dan makin membesar dan tambah gelap pada masa remaja. Banyak yang
tidak pernah mendapat pigmen yang jelas terlihat, dan banyak yang mirip
b. Papiloma
Papiloma adalah tumor palpebra yang paling umum. Ada dua
c. Molluscum Contagiosum
Lesi khas untuk kelainan yang luar biasa ini adalah sebuah
tepian palpebra. Kondisi ini disebabkan oleh virus besar dan dapat
atau eksisi.
d. Xanthelesma
mata. Lesi itu tampak berupa bercak kuning berkerut pada kulit dan paling
dalam histiosit pada dermis palpebra. Evaluasi klinik terdapat kadar lipid
diindikasikan demi alasan kosmetik. Lesi tertentu dapat di eksisi, lesi kecil
pembuangan.
e. Hemangioma
berproliferasi. Hemangioma ini timbul saat lahir atau tidak lama sesudah
lahir, bertambah cepat, dan umumnya berinvolusi spontan menjelang usia7
tahun. Jika superfisial, lesi tampak merah terang (nevus strawberry) lesi
wine stain), yang sering terdapat pada sindrom struge-Weber. Lesi nevus
1. Karsinoma
Karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra adalah tumor mata
ganas paling umum. Tumor-tumor ini paling sering terdapat pada orang
bercorak kulit terang atau kuning langsat yang terpajan menahun terhadap
jenis sel basal. Sisa 5% terdiri atas karsinoma sel skuamosa dan karsinoma
kelenjar meibom.
Pengobtan semua karsinoma ini adalah eksisi total, yang akan
potongan beku. Banyak diantara tumor ganas ini dan banyak tumor jinak
berupa nodul yang tidak atau tanpa berulkus. Karsinoma ini secara
sel basal bersklerosis, karena tepian tumor secara klinis tidak nyata.
eksisi total. Kasus tertentu dapat diobati dengan cara lain secara
karsinoma sel basal, tumor ini dapat menyusup dan mengikis jaringan
meibom dan kelenjar zeis, namun dapat pula muncul dalam kelenjar
sebacea alis mata atau karunkulum. Separuhnya mirip lesi dan kelainan
berupa ciri resesif autosom. Karier serin dapat diidentifikasi dengan bintik-
bintik banyak.
Penyakit ini muncul diusia muda dan pada kebanyakan kasus akan
3. Sarkoma
dan orbita adalah tumor ganas primer paling umum ditemukan di jaringan
dibagian lain dan terdiri atas tiga golongan berbeda, melanoma yang
a. Nevus
lembaran sel nevus khas. Nevus konjungtiva, seperti nevus lain, jarang
antara 0%-90%.
b. Papiloma
c. Radang granulomantosa
palpbera.
d. Tumor dermoid
goldenhar).
e. Dermolipoma
Dermolipoma adalah tumor kongenital yang sering dijumpai dan
lesi ini sering menyatu dengan lemak orbita. kekacauan orbita dapat
berakhir parut dan komplikasi jauh lebih serius dari lesi asalnya.
Ini adalah lesi konjungtiva jarang yang dapat timbul pada orang
tumor sebenarnya. Terapi lesi jinak maupun ganas yang paling baik
adalah radioterapi.
g. Angioma
soliter atau berupa tumor vaskuler yang lebih difuse, yang sering
Loius-Bar).
chalzia atau dalam daerah yang baru dibedah. Pada sarkoma kaposi
a. Karsinoma
Karsinoma konjungtiva sering muncul pada limbus di daerah
mencegah kekambuhan.
tumor jinak yang timbul berupa lesi terisolir atau kadang-kadang diatas
konjungtiva dan karsinoma in situ yang tak pelak lagi ganas. Biopsi
b. Melanima maligna
muncul dari nevus yang sudah ada, dari daerah melanosis didapat, atau
denovo dari konjungtiva yang tadinya tamapak normal. Pigmentasi
mencegah kekambuhan
c. Limfosarkoma
a. Nevus
Nevus umumnya berupa lesi datar dengan atau tanpa pigmen di
dijumpai yang mungkin berasal dari epitel korpus siliaris. Tumor yang
d. Melanoma Maligna
0,06% dari seluruh populasi pasien mata di AS. Tumor ini dijumpai
prognosis lebih baik, tumor yang terdiri dari epiteloid besar memiliki
harus selalu dicurigai adanya tumor. Pada mata buta dan nyeri,
misalnya proton dan ion helium atau dengan plak isotop radioaktif
memiliki prognosis baik dan sering dan dapat dibedakan dengan nevus
jinak, dengan demikian banyak penulis menganjurkan tidak melakukan
Melanoma kecil pada iris yang belum menginvasi akar iris dapat
tumor ini diangkat dengan iridektomi. Lesi yang telah menginvasi akar
e. Metastasis ke Koroid
koroid yang pucat tidak berpigmen dan sering disertai oleh pelepasan
retina serosa. Mungkin terdapat banyak lesi yang mengenai satu atau
a. Angioma Retina
sindrom von Hippel Lindau. Tumor retina berwarna merah muda atau
Retinoblastoma
fatal. Dua pertiga kasus muncul sebelum akhir tahun ketiga, walaupun jarang
dilaporkan kasus-kasus yang timbul di segala usia. Tumor bersifat bilateral pada
diperkirakan terjadi akibat mutasi suatu gen dominan otosom, tetapi sekarang
diduga dominan autosom, tetapi sekarang diduga bahwa suatu alel di satu lokus di
dalam pita kromosom 13q14 mengontrol tumor bentuk herediter dan nonherediter.
Gen retinoblastoma normal, terdapat pada semua orang, adalah suatu gen supresor
atau anti-onkogen. Individu dengan penyakit herediter memiliki satu alel yang
terganggu di setiap sel tubuhnya, apabila alel pasangannya di sel retina yang
penyakit yang non herediter, kedua alel gen retinoblastoma normal di sel retina
yang sedang tumbuh diinaktifkan oleh sel mutasi spontan. Pada pengidap yang
bertahan hidup (5% dari kasus baru yang orangtuanya sakit atau mereka yang
mengalami mutasi sel germinativum) memiliki kemungkinan hampir 50%
secara bertahap akhirnya mengisi mata dan meluas melalui saraf optikus ke otak
orbita lainnya.
Mikroskopis:
Sebagian besar retinoblastoma terdiri dari sel-sel kecil, tersusun rapat, bundar
atau poligonal dengan inti besar berwarna gelap dan sedikit sitoplasma.
Kadang membentuk Rosette Flexner-Wintersteiner yang khas, merupakan
Tanda:
anak yang memiliki riwayat keluarga positif dan bila mata yang lain telah
terkena).
Different diagnosis:
Fibroblasia retrolental
Persistensi korpus vitreum primer
Displasia retina
Penyakit Coats
Endoftalmitis nematoda
Terapi:
Prognosis:
a. Hemangioma Kapiler
Epidemiologi : Lebih dari 90% kasus menjadi jelas sebelum usia 6 bulan.
Tanda :
Terapi :
ambliopia).
b. Hemangioma Kavernosa
Sifat :
Jinak
Tumbuh lambat,
Tanda :
Proptosis aksialis
Hiperopia
Lipatan koroidalis
c. Limfangioma
Sifat :
Predileksi :
Sering multifokus
Palatum mole
Orbita
Tanda :
Perdarahan intermiten
Proptosis
Diplopia
Histologik :
Terapi :
Sifat :
Tumor ganas
Pertumbuhan cepat
Menyebar ke otak
Terapi :
e. Neurofibroma
Sifat :
Tanda :
Lesi khas dan dapat menyebabkan distorsi kelopak mata dan orbita.
Epidemiologi :
Sifat :
jinak
Tumor yang terletak pada dan di belakang kiasma mungkin lebih agresif
Tanda :
Hilangnya penglihatan
Atrofi optikus
Terapi :
Eksisi tumor melalui orbitotomi lateral pada mata yang telah buta dengan
Sifat :
50% ganas
Tanda :
Keluhan nyeri
X-ray: destruktif
Prognosis : Buruk
h. Limfoma
Jenis :
Limfoma maligna
Patologi anatomi :
Diagnosis banding :
Infeksi orbita
sarkoidosis
Prognosis :
baik : memuaskan
Terapi :
i. Histiositosis
Tumor Metastasis
Asal :
Wanita : payudara
Pria : paru
Terapi :
Radiasi
Kemoterapi
Tumor sekunder
Karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma kelenjar sebasea dapat
menyebar secara lokal ke orbita anterior, karsinoma nasofaring tersering dari sinus
PEMBAHASAN
Ny. S datang tangal 23 Desember 2013 dengan keluhan kedua mata kabur.
Pasien mengeluh kedua matanya kabur sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya terasa
nrocoh, merah dan perih jika berkeringat. 3 bulan yang lalu pasien memakai obat
Alletrol tetes selama 1 bulan. Pasien merasa setelah memakai obat nrocoh, merah
dan perih serta kabur berkurang, tetapi setelah tahu ada daging yang tumbuh di
mata sebelah kiri pemakaian Alletrol dihentikan. Nyeri kepala dan mual muntah
tidak ada. Riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan punya hipertensi namun
tidak teratur minum obat. Riwayat penyakit di keluarganya tidak ada yang
menderita hal yang sama, tidak ada yang mempunyai riwayat tumor. Pasien tidak
mmhg. Pada status generalis dalam batas normal. Pada status oftalmologi
didapatkan VOD 5/60 ph tetap VOS 3/60 ph tetap. Pada pemeriksaan segmen
anterior pada OD didapatkan jaringan fibrovascular dari kantus medial hingga tepi
limbus. Sedangkan pada OS didapatkan massa solid warna putih, tepi tidak rata,
0,3 cm, CVI (+) dari limbus dan sekitar massa serta didapatkan jaringan
fibrovascular dari kantus medial hingga tepi limbus. TIO OD 15,5 dan OS 23,1.
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan diagnosis
sekunder OS dan Hipertensi Grade II. Pada ODS didapatkan pterygium grade I
konjungtiva bulbi yang selalu berhubungan dengan dunia luar sehingga kontak
massa solid warna putih, berdungkul dengan tepi tidak rata, ini merupakan Susp.
pustaka bahwa tumor konjungtiva ada yang jinak dan ganas. Pada tumor
melanotik dan berpigmen. Pada kasus ini kemungkinan adalah Susp. tumor
melakukan CT Scan untuk mengetahui apakah ada penjalaran pada bagian mata
yg lain. Pada OS juga didapatkan TIO 23,1, TIO yang tinggi ini kemungkinan
Arinold HL, et al Andrews dissease of the skin, 9th edition, WB Sounders Co 2000 : 820-
829.
Budititjahjono S. Tumor-Tumor Kulit. Dalam: Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit,
Hipokrates , 2000: 206-35
Crawford, J Brooks. Tumor Palpebra. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum
Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 88-91.
Crawford, J Brooks. Tumor Konjungtiva. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi
Umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 125-127.
Crawford, J Brooks. Tumor Traktus Uvealis. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi
Umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 167-169.
Crawford, J Brooks. Tumor Intraokular. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi
Umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 217-219.
Fitzpatrick TB. Dermatology in General Medicine 5th ed. Vol I, Mc-Graw Hill, 1992:
1488-1494.
Habif TP, MD. Basal Cell Carcinoma. Dalam Premalignant and Malignant Non
Melanoma Skin Tumor Clinical Dermatology, A colour guide to diagnosis and
therapy, 3th Ed, St. Louis Baltimore, Mosby, 1996: 649-59
Hamzah M, Kanker Kulit: Aspek Deteksi Dini, Diagnosis Penentuan Tingkat Penyakit
dan Pencegahannya Dalam Kumpulan Makalah Lengkap PIT V, PERDOSKI,
Semarang, 2000.