Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dekstrometorfan adalah salah satu obat batuk supressan (antitusif) yang telah
banyak digunakan di dunia sejak tahun 1958 untuk menggantikan penggunaan kodein
fosfat dan banyak dijumpai pada sediaan obat batuk dan flu. Nama dagang
dekstrometorfan di Indonesia saat ini ada berbagai macam, misalnya Anakonidin,
Decolsin, Mixadin, Siladex, Ultragrip, dan lain-lain, serta telah tercatat dalam
Informasi Spesialite Obat (ISO) Indonesia volume 42 tahun 2007 ada 77 merk obat
yang mengandung dekstrometorfan. (1)
Dekstrometorfan termasuk dalam kategori obat bebas terbatas yang
manfaatnya untuk menekan batuk akibat iritasi tenggorokan dan saluran napas
bronkhial terutama pada kasus batuk pilek. Dekstrometorfan sering disalahgunakan
dengan dosis yang berlebihan sehingga memberikan efek euforia, rasa tenang,
halusinasi penglihatan dan pendengaran. Intoksikasi atau overdosis dekstrometorfan
dapat menyebabkan hipereksitabilitas, kelelahan, berkeringat, bicara kacau,
hipertensi, serta dapat menyebabkan depresi sistem pernapasan. (2)
Antitusif opioid ini dapat diperoleh dan digunakan secara bebas bahkan tanpa
perlu menggunakan resep dokter seperti yang saat ini terjadi pada beberapa negara
berkembang termasuk Indonesia. Peredaran dekstrometorfan yang terlalu bebas ini
meningkatkan resiko terjadinya penyalahgunaan dan keracunan dekstrometorfan di
dunia. Hal ini sesuai dengan laporan American Association of Poison Control Centers
(AAPCC) yang menyatakan bahwa sejak tahun 2000 terjadi peningkatan kasus
penyalahgunaan dekstrometorfan, yaitu kasus pada remaja meningkat kurang lebih
100% dari tahun 2000 (1.623 kasus) sampai tahun 2003 (3.271 kasus) dan pada
kelompok usia lain meningkat kurang lebih 21% dari tahun 2000 (900 kasus) sampai
tahun 2002 (1.139 kasus).(1)
Dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat khususnya generasi
muda yang harus diselamatkan dari penyalahgunaan Dekstrometorfan tunggal, maka
Badan POM mengambil langkah tegas dengan meminta kepada pemilik Nomor Izin
Edar (NIE) produk ini untuk melakukan penarikan dari peredaran (Voluntary
Recall) semua produk obat batuk yang mengandung Dekstrometorfan dalam bentuk
sediaan tunggal tablet dan sirup. Mengingat produk ini jika digunakan sesuai aturan
tidak berbahaya dan masih tersedia di banyak sarana pelayanan kesehatan maka
diperlukan waktu yang cukup untuk upaya penarikan dari seluruh Indonesia.(3)
Hal tersebut menjadi alasan bahwa sangat penting untuk mengamati keamanan
obat selama pemberian obat. Pengumpulan data keamanan produk setelah dipasarkan
(post market) dan penilaian risiko berdasarkan data observasi sangat penting
dilakukan untuk mengevaluasi dan mengkarakterisasi profil risiko obat sehingga
dapat diambil keputusan yang tepat untuk minimalisasi risiko obat. Data keamanan ini
akan menjadi acuan bagi regulator, yaitu Badan POM, industri farmasi maupun tenaga
kesehatan. Salah satu upaya monitoring keamanan obat adalah dengan
farmakovigilans atau disebut juga MESO (Monitoring Efek Samping Obat). (4)
Farmakovigilans berdasarkan WHO, yaitu suatu keilmuan dan aktivitas
tentang pendeteksian, pengkajian (assessment), pemahaman dan pencegahan efek
samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat. Pusat farmakovigilans
di Indonesia adalah Badan POM yang merupakan institusi yang bertanggung jawab
dalam menjamin keamanan obat (ensuring drug safety), baik sebelum dipasarkan (pre
market) atau setelah dipasarkan (post market) yang berdampak pada jaminan
keamanan pasien (ensuring patient safety) sebagai pengguna akhir suatu obat. (4)
Selain itu tenaga kesehatan memiliki peranan penting dalam pencegahan
penyalahgunaan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat saat pembelian obat
dekstrometorfan. Selain itu diperlukan komunikasi dan edukasi kepada remaja tentang
risiko penyalahgunaan dekstrometorfan. Komunikasi dan edukasi ini selain dilakukan
pada remaja juga sebaiknya dilakukan pada para orangtua supaya dapat berperan aktif
dalam pencegahan penyalahgunaan dekstrometorfan pada anak remaja mereka. Untuk
menghindari penggunaan yang salah dari obat dekstrometorfan pada anak-anak maka
para orang tua harus memperhatikan penyimpanan obat di lemari/kotak penyimpanan
obat. Lemari penyimpanan obat diletakkan pada tempat dimana anak-anak tidak dapat
menjangkaunya. (5)

B. DEFINISI
1. Dekstrometorfan (DXM) adalah zat aktif dalam bentuk serbuk berwarna putih,
yang berkhasiat sebagai antitusif atau penekan batuk. Zat aktif ini selain
banyak digunakan pada obat batuk tunggal juga digunakan pada obat flu
kombinasi dengan zat aktif lain seperti fenilefrin, paracetamol, dan
klorfeniramin maleat. Obat yang mengandung dekstrometorfan tersedia di
pasar dalam berbagai bentuk sediaan seperti sirup, tablet, spray, dan lozenges.
(4)
2. Farmakovigilans berdasarkan WHO, yaitu suatu keilmuan dan aktivitas
tentang pendeteksian, pengkajian (assessment), pemahaman dan pencegahan
efek samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat. Pusat
farmakovigilans di Indonesia adalah Badan POM yang merupakan institusi
yang bertanggung jawab dalam menjamin keamanan obat (ensuring drug
safety), baik sebelum dipasarkan (pre market) atau setelah dipasarkan (post
market) yang berdampak pada jaminan keamanan pasien (ensuring patient
safety) sebagai pengguna akhir suatu obat. (3)
C. TUJUAN

Untuk mempelajari kasus peredaran dekstrometorfan yang terlalu bebas yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya penyalahgunaan dan keracunan dekstrometorfan serta
peranan dari farmakovigilans sebagai salah satu upaya monitoring keamanan obat.

D. MANFAAT
Memberikan informasi tentang peredaran dekstrometorfan yang telah banyak
disalahgunakan di masyarakat agar selanjutnya dapat dipahami dan dicegah efek
samping atau masalah lainnya terkait dengan penggunaan obat sebagai upaya
monitoring keamanan obat yaitu dengan farmakovigilans.

Daftar Pustaka

1. Bonauli Nina, Kirana Sigid. Pengaruh Pemberian Dekstrometorfan


Dosis Bertingkat Peroral Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar
Tikus Wistar....
2. Adeanne C, Brigitha Meriam, Citraningtyas Gayatri. Profil
Penyalahgunaan Obat Dekstrometorfan pada Masyarajat di
Kecamatan Tombariri Timur Kabupaten Minahasa.
Pharmacon.2013;2(4):130.
3. http://www.pom.go.id/new/index.php/view/pers/231/Penjelasan-
Terkait-Produk-Obat-Batuk-yang-Beredar--dan--Mengandung-
Bahan-Dekstrometorfan-Tunggal-.html
4. INFO POM MONITORING EFEK SAMPING OBAT
FARMAKOVIGILANS
5. INFO POM MENGENAL PENYALAHGUNAAN
DEKSTROMETORFAN

Anda mungkin juga menyukai