SAP Imunisasi
SAP Imunisasi
IMUNISASI
Sub Pokok Bahasan : Imunisasi BCG, Hepatitis B, Polio, DPT dan Campak pada
Anak
Sasasaran : Para ibu-ibu yang baru saja melahirkan anaknya di ruang
Perinatologi RSUD DR. SOEHADI PRINJONEGORO
SRAGEN
Targe : Para Ibu di ruang Perinatologi RSUD DR. SOEHADI
PRINJONEGORO SRAGEN
Waktu : 30 menit
PELAKSANAAN KEGIATAN
3. Penutup
a. Tanya jawab (Evaluasi) 5 menit
b. Menyimpulkan hasil materi
c. kontrak waktu selanjutnya
d. Mengakhiri kegiatan (Salam)
METODE
Ceramah dan tanya jawab
MEDIA
Leaflet
SETTING TEMPAT
1. Pendahuluan
2. Penyampaian Materi
3. Penutup
METODE EVALUASI
Formatif
a. Kehadiran tepat waktu dari peserta
b. Antusias peserta saat mengikuti penyuluhan
c. Keaktifan peserta dalam mengikuti penyuluhan
Sumatif
a. Menjelaskan pengertian Imunisasi
b. Menjelaskan jadwal pelaksanaan/pemberian imunisasi
c. Menjelaskan mengenai imunisasi BCG
d. Menjelaskan mengenai imunisasi Hepatitis B
e. Menjelaskan mengenai imunisasi Polio
f. Menjelaskan mengenai imunisasi DPT
g. Menjelaskan mengenai imunisasi Campak
IMUNISASI
Tujuan Imunisasi
a. Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu ( intermediate goal )
b. Menurunkan prevalensi penyakit ( mengubah epidemiologi penyakit )
c. Eradikasi penyakit ( final goal )
Jenis Vaksin
Ada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya bagi anak, yang
pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi. Diantara penyakit
berbahaya tersebut termauk penyakit cacar, TBC, difteri tetanus, batuk rejan,
poliomyelitis, tifus, campak, hepatitis B dan demam kuning. Karena penyakit
tersebut di atas sangat berbahaya, pemberian imunisasi dengan cara penyuntikan
kuman/antigen murni akan menyebabkan anak benar benar menjadi sakit. Maka
untuk itu diperlukan pembuatan suatu jenis vaksin dari kuman yang telah dilemahkan
atau dimatikan terlebih dahulu, sehingga tidak membahayakan atau tidak
menimbulkan penyakit. Bahkan sebaliknya kuman penyakit yang sudah dilemahkan
itu merupakan rangsangan bagi tubuh anak untuk membuat zat anti terhadap penyakit
tersebut. Akibat suntikan imunisasi jenis kuman tersebut, reaksi tubuh anak pun
hanya berupa demam ringan yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.
Pada dasarnya vaksin dibuat dari:
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
zat racun kuman (toksin) yang telah dilemahkan
bagian kuman tertentu/komponen kuman yang biasanya berupa protein khusus
Vaksinasi
Memberikan vaksin (bakteri / virus hidup dilemahkan / mati, komponen) atau
toksoid
Disuntikkan atau diteteskan ke dalam mulut
untuk merangsang kekebalan tubuh penerima
hati-hati : dapat menimbulkan KIPI
B. Vaksin Hepatitis B
Vaksinasi dan jenis vaksin
Vaksin terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan HbsAg yang
dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit. HbsAg ini
dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan cara rekayasa genetika dengan
bantuan sel ragi.
Penjelasan penyakit
Penyakir hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B. cara penularan
hepatitis B dapat melalui mulut, transfusi darah, dan jarum suntik yang
tercemar. Pada bayi cara penularannya adalah dari ibu melalui plasenta semasa
dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Kelainan utama pada penyakit ini
disebabkan oleh kerusakan pada hati. Virus hepatitis B yang masuk ke dalam
tubuh akan berkembangbiak di dalam jaringan hati dan kemudian merusaknya.
Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai kelainan hati yang
berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis). Biasanya gejala penyakit
hepatitis ialah kekuningan pada mata, rasa lemah, mual, muntah, tidak nafsu
makan dan demam.
Cara imunisasi
Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar
sebanyak 3 kali dengan jarak 1 bulan antara suntikan 1 dan 2 dan lima bulan
antara suntikan 2 dan 3
Reaksi imunisasi
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat
suntikan, yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau
pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain
yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
C. Vaksin Poliomielitis
Vaksinasi dan jenis vaksin
Imunisasi diberikan untukmendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis. Terdapat 2 jenis vaksin dalam peredaran darah yang masing
masing mengandung virus polio tipe I, II dan II yaitu
1) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang sudah
dimatikan (virus salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan.
2) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II dan III yang masih
hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin), cara pemberiannya
melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan
Penjelasan penyakit
Poliomielitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus
polio. Ada 3 jenis virus polio yaitu tipe I, II dan III. Viruspolio akan meruak
bagian anterior (bagian muka) susunan syaraf pusat tulang belakang. Gejala
penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan,
bahkan mungkin sampai kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal
adalah anak mendadak menjadi lumpuh pada salahsatu anggota geraknya,
setelah ia menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan itu terjadi pada
otot pernafasan, mungkin anak akan meninggal karena sukar bernafas. Penyakit
ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau dengan melalui
makanan.
Cara imunisasi
Di Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan melalui mulut.
Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan
selanjutnya setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat dilakukan
bersamaan dengan BCG, vaksin epatitis B dan DPT.
Reaksi imunisasi
Biasanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat berak barak ringan.
Efek samping
Pada imunisasi polio hampir tidak ada efek samping. Bila ada, mungkin
berupa kelumpuhan anggota gerajs eperti pada penyakit polio sebenarnya.
Indikasi kontra
Pada anak dengan diare berat atau yangs edang sakit parah, imunisasi
polio sebaiknya ditangguhkan. Demikian pula pada anak dengan gangguan
kekebalan tidak diberikan iminisasi polio. Alasan untuk tidakmemberikan
vaksin polio pada keadaan diare berat aialah kemungkinan terjadinya diare
yang lebih parah. Pada anak dengan batuk, pilek, demam, atau diare ringan,
imunisasi polio dapat diberikan seperti biasanya.
E. Vaksin Campak
Vaksinasi dan jenis vaksin
Vaksin campak mengandung virus campak yang telah dilemahkan.
Penjelasan penyakit
Penyakit campak sangat menular. Kuman penyebabnya ialah sejeni
virus yang termasuk ke dalam golongan paramiksovirus. Gejala yang khas yaitu
timbulnya bercak bercak merah di kulit, 3-5 hari setelah anak menderita
demam, batuk atau pilek. Bercak merah ini semula timbul pada pipi di bawah
telinga, kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak.
Cara imunisasi
Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif terhadap
penyakit campk dari ibunya ketika dalam kandungan. Menurut WHO imunisasi
campak cukup diberikan 1 kali suntikan setelah bayi berumur 9 bulan, lebih
baik lagi setelah umur 1 tahun. Gejala yang dapat diamati adalah demam yang
disertai dengan timbulnya bercak merah di kulit.
Reaksi imunisasi
Tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan
dan tampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga pada hari ke 7-8
setelah penyuntikan. Mungkin juga terjadi pembengkakan di daerah
penyuntikan.
Efek samping
Sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi
radang otak berupa ensefalitis atau ensefalopati dalam waktu 30 hari setelah
imunisasi.
Daftar pustaka
Muscari, Mary E. 2009. Keperawatan Pediatrik, Edisi 3. EGC : Jakarta.
Merenstein, Kaplan, Rosenberg. 2010. Buku Pegangan Pediatri, Edisi 17.
Penerbit Widya Medika : Jakarta.
Wong, Donna L. 2010. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. EGC.
Jakarta.