SISTEM ELEKTRIKAL
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017
SISTEM ELEKTRIKAL
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BESAR ...................................................................................
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Bangunan gedung terdiri dari tiga komponen penting, yaitu struktur, arsitek
dan utilitas (mekanikal dan elektrikal). Struktur bertumpu pada kekokohan dan masa
untuk memenuhi kebutuhan daya listrik tegangan rendah. Dalam rangkaian peralatan
penyaluran utama (kabel feeder) dan panel hubung utama atau LVMDP (Low Voltage
Main Distribution Panel) dan panel distribusi utama di tiap gedung (SDP/Sub
Distribution Panel) dan terakhir panel-panel di tiap lantai (PP-LP untuk penerangan,
panel stop kontak, panel stop kontak UPS, panel UPS OK dan PVAC untuk power
AC).
penting karena secara umum sebagian besar sistem utilitas lain membutuhkan akses
listrik sebagai sumber tenaga. Sistem elektrikal sebuah bangunan tinggi dapat
petir, jaringan telepon, sistem tata suara (sound system), sistem fire alarm, sistem
data, multimedia, dan jaringan kabel komputer, sistem kamera pengaman atau CCTV
untuk menentukan dan mengetahui jumlah armature yang baik dan akan digunakan
Kajian yang dilakukan dalam merencanakan sistem elektrikal pada tugas besar
2000.
a. BAB 1 PENDAHULUAN
5
b. BAB 2 KAJIAN TEORI
e. BAB 5 PENUTUP
BAB 2
KAJIAN TEORI
tenaga listrik. Tenaga listrik yang dibutuhkan tersebut disebut sebagai beban listrik.
Beban listrik meliputi beberapa hal-hal berikut (Poerbo, 1992; Sumardjito, 2017):
b. Stop kontak untuk peralatan rumah tangga dan motor-motor kecil seperti
f. Peralatan dapur seperti kompor listrik, cooker hood, rice cooker, dan
sebagainya;
harus dipisahkan menjadi listrik tegangan kecil dan listrik tegangan besar. Klasifikasi
Setiap lapis lantai bangunan harus memiliki minimal satu buah subpanel
penerangan. Apabila luas setiap lantai sangat besar, perlu dipasang beberapa subpanel
penerangan. Setiap jenis peralatan mekanikal juga harus dipasang panel atau subpanel
tenaga. Pemasangan panel atau subpanel ada peralatan mekanikal dilakukan secara
estimasi perhitungan daya listrik pada suatu bangunan gedung. Berikut ini merupakan
estimasi penerangan untuk berbagai macam jenis gedung sesuai dengan fungsi
gedung tersebut.
lampu menempel pada plafond dalam suatu ruangan, serta kondisi dinding dan
plafond dengan warna cerah. Penerangan umum dihitung dengan terlebih dahulu
mengetahui fungsi ruangan yang akan diberi penerangan, luas ruangan, dan jenis
SISTEM ELEKTRIKAL
lampu yang akan dipasang. Penerangan umum berbeda dengan penerangan efek
khusus (special lighting) yang secara sengaja dibuat untuk menampilkan kesan dan
Perhitungan jumlah titik cahaya dengan konsep penerangan umum pada suatu
EA
N ........................................................................... (2.1)
LLF CU
dengan,
E : kuat terang yang dibutuhkan pada suatu fungsi ruangan (lux) ... tabel
A : luas ruangan
LLF : Ligh Loss Factor, faktor daya yang berkurang akibat kualitas alat; 0,7-0,8
9
Tabel 2.2 Tingkat Terang Lampu
Jenis Lampu Lumen/watt
Lampu pijar 11-18
TL Neon 50-80
Halogen 16-20
Mercury 30-60
Sodium 120-140
Halide 80-100
Sumber: Sumardjito, 2017
2.3 INSTALASI TENAGA DAN ALAT-ALAT MEKANIKAL BESAR
Daya listrik pada umumnya dipasok dari pembangkit tenaga listrik melalui
jaringan kabel tegangan tinggi (TT, diatas 20.000 volt), yang kemudian diturunkan
menjadi tegangan menengah (TM, antara 1.000-20.000 volt), lalu tengangan rendah
(TR, dibawah 1.000 volt). Penurunan tegangan dilakukan melalui trasformator yang
untuk dipakai dalam keadaan darurat perlu dipertimbangkan. Pada umumnya, sumber
daya listrik darurat tersebut diperoleh dari generator set atau rechargeable battery.
disiapkan sebagai cadangan manakala pasokan listrik yang bersumber dari PLN
mengalami gangguan. Generator set (genset) adalah sebuah alat yang memproduksi
energi listrik dari sumber energi mekanikal, biasanya dengan mengunakan induksi
dalam ruangan yang kedap suara, agar suara yang ditimbulkan oleh mesin disel tidak
Daya listrik darurat ini harus diterapkan pada sistem-sistem yang berkaitan
dengan keselamatan manusia, seperti sistem deteksi kebakaran, fan smoke vestibule,
System (BMS). Selain itu, juga perlu diterapkan untuk mendukung daya pada lampu
penerangan sebesar 50-60%, stop kontak sebesar 100%, pada sistem tata udara (lift
ruang komputer, ruang operasi rumah sakit, telekom, pencahayaan ruangan darurat,
11
Gambar 2.2 Skema Instalasi Daya Listrik Darurat Menggunakan Generator Set
keadaan normal tidak dialiri arus. Tujuannya adalah untuk membatasi tegangan antara
bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan antara bagian-bagian ini dengan
tanah sampai pada suatu harga yang aman untuki semua kondisi operasi, baik kondisi
normal maupun saat terjadi gangguan. (Pabla 1986, Hutauruk 1987, Tajuddin 1998).
pemasangan :
langsung memperoleh tahanan yang rendah, namun hal itu sangat jarang diperoleh.
tembaga dan ditanam dalam bumi/tanah dan membuat akontak secara langsung
instalasi listrik (PUIL) 2000, diantaranya elektroda batang, elektroda pelat dan
elektroda pita.
13
2.4 DISTRIBUSI DAYA LISTRIK DALAM GEDUNG TINGGI
tegangan yang digunakan pada instalasi listrik adalah seperti pada Gambar 2.5
berikut.
SISTEM ELEKTRIKAL
15
2.5 PROSES PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL
Untuk merancang jaringan instalasi listrik suatu gedung harus lebih dahulu
menaksir beban total seluruh gedung dan menentukan lokasi transformator dan
tabung-tabung instalasi. Beban total yang pasti dapat diketahui setelah perancangan
lengkap selesai, tetapi hal ini memerlukan beberapa bulan, oleh karena itu perlu
rencana tersebut membutuhkan detail bangunan meliputi luas dan fungsi ruangan
Proteksi petir pada dasarnya adalah penangkal bahaya sambaran petir pada
suatu gedung dan peralatan yang ada di dalamnya, baik karena sambaran langsung
maupun secara tidak langsung. Sistem proteksi terhadap sambaran petir terdiri dari
sistem proteksi eksternal dan sistem internal yang dirancang secara terintegrasi
sehingga dapat mewujudkan keandalan pengamanan yang lebih baik. Mengacu pada
Lightning Protection Zone (LPZ) bahwa sistem proteksi petir terdiri dari tiga bagaian
antara lain
Suatu instalansi proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari suatu
bangunan, termasuk manusia dan peralatan yang ada di dalamnya terhadap bahaya
dan kerusakan akibat sambaran petir. Berdasarkan PIIPP besarnya kebutuhan tersebut
R1 A B C D E
Dimana
17
Penggunaan dan Isi Indeks A
bioskop, sarana ibadah, sekolah dan monumen
bersejarah yang penting
Instalansi gas, minyak atau bensin dan rumah sakit 5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat
menimbulkan bahaya yang tidak terkendali bagi 15
sekitarnya misalnya instalansi nuklir
Sumber : SNI 03-7015-2014
indeks yang mewakili keadaan lokasi bangunan kemudian hasil penjumlahan dibagi
dengan indeks yang mewakili isokeraunic level di daerah tersebut. Secara matematik
A B C D E
R2
F
Dimana
memadai untuk suatu sistem proteksi petir didasarkan pada frekuensi sambaran petir
langsung setempat yang diperkirakan ke suatu struktur yang diproteksi dan frekuensi
sambaran petir tahunan setempat yang diperbolehkan. Kerapatan kilat petir ke tanah
N g 0,04 Td1,25
Nd N g Ae 106
19
Dimana
Td = Jumlah hari guruh per tahun yang diperoleh dari grafik atau Isokeraunic
Level
Area cakupan dari struktur yaitu daerah permukaan tanah yang dianggap
sebagai struktur yang mempunyai frekuensi sambaran langsung tahunan. Daerh yang
diproteksi adalah daerah di sekitar struktur sejauh tiga kali tinggi struktur yang
Nc
E 1
Nd
Berkaitan dengan jumlah hari guruh per tahun dan curah hujan didefinisikan
Dimana
4,14103 Li 2,4104 A
I 29,5 Fg0,3 e
Dimana
21
3. Kecuraman dan muatan maksimum arus petir
di
1, 2 I 0,7
dt maks
Q 1,13 I 0,5
Dimana
di
= Kecuraman arus petir (kA/s)
dt
ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan bila
BAB 3
DESKRIPSI KASUS
Fasilitas penunjang lain selain enam tipe ruangan tersebut yang juga butuh
penunjang utilitas listrik adalah lobi, lift, tangga, daan koridor pada masing-masing
ruangan apartemen.
Gambar 3.1 Tipe-Tipe Ruangan
SISTEM ELEKTRIKAL
1. Tipe 3BR
Ruang tipe 3BR terdiri dari Ruang utama (Ruang tamu, ruang tengah, dapur),
2. Tipe 2 BR-A
Ruang tipe 2BR-A terdiri dari ruang utama (ruang tengah dana dapur), 2
25
3. Tipe 2BR-B
Ruang tipe 2BR-B terdiri dari ruang utama (ruang tengah dana dapur), 3
4. 2BR-C
Ruang tipe 2BR-B terdiri dari ruang utama (ruang tengah dana dapur), 3
5. Studio A
Ruang studio A terdiri dari 2 ruangan yaitu 1 kamar tidur dan dapur serta 1
6. Studio B
Ruang studio B terdiri dari 2 ruangan yaitu 1 kamar tidur dan dapur serta 1
27
SISTEM ELEKTRIKAL
BAB 4
Apartement the aspen peak residences terdiri dari 10 lantai tipikal dan masing-
untuk mendapatkan tingakt pencahayaan yang baik. Lantai 1 terdiri dari 6 tipe ruang
hunian, 2 koridor, 1 lobi, ruang resepsionis, tangga, dan ruang menuju tangga. Contoh
perhitungan beban listrik pada salah satu ruang hunian adalah sebagai berikut :
1. Ruang 3BR
Ruang tipe 3BR terbagi menjadi 9 bagian ruang yaitu ruang utama (Ruang
tamu, ruang tengah, dan dapur), 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, dan 1 balkon. Data
Tinggi = 3,325 m
Fluks Cayaha Lampu (F) = 17 x 100 (kuat penerangan lampu jenis LED)
SISTEM ELEKTRIKAL
= 1700 lumen
Contoh perhitungan kebutuhan stop kontak pada ruang 3BR adalah sebagai
berikut :
29
1 stop kontak mewakili 10 m2, dengan luas ruangan 3BR yaitu 109,04 m2
A 109,04
Daya pada stop kontak = x200 = x200 = 2180 wattstop
10 10
A 109,04
Jumlah stop kontak = = 10,91 11 buah
10 10
Kebutuhan daya pada pada ruang 3BR yaitu jumlah daya lampu yang
digunakan dalam satu ruangan, ditambah 20% dari daya stop kontak.
sebagai berikut:
c. Tinggi bangunan h = 30 m
Lightning control air terminal yang digunakan adalah penangkal petir jenis
bahan baja galvanis dengan bentuk pipa silinder buah dengan tinggi 1,7 m.
c. Pentanahan
ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan bila
31
bangunan tersebut tersambar petir. Besarnya kebutuhan tersebut dapat ditentukan
b. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang, kerangka besi dan atap bukan
logam (Indeks B) = 2
Dapat dilihat dari hasil penjumlahan bahwa R = 14 berdasarkan standar PUIPP bahwa
nilai R ini perkiraan bahanya agak besar dan pengaman proteksi petir sangat
diperlukan pada kawasan tersebut. Kerapatan kilat ke tanah atau kerapatan sambaran
petir rata-rata tahunandi daerah tempat suatu struktur berada (Ng), maka dapat
N g 0,04 Td1,25
N g 0,04 52,881,25
N g 5, 704 /km2/tahun
Setelah didapatkan nilai Ng senilai 5,704/km2/tahun, maka dicari areal cakupan dari
struktur Ae
Ae ab 6h(a b) 9 h 2
SISTEM ELEKTRIKAL
Ae 39, 45 30, 21 6 30 (39, 45 30, 21) 9 302
Ae 39177, 48 m2
Nd N g Ae 106
Nd 0, 223 /tahun
Jika Nd > Nc yaitu 0,223 > 10-6 maka diperlukan penangkal petir pada kawasan
tersebut.
Fg 4,89 5 Sambaran/km2/tahun
33
4,14103 Li 2,4104 A
I 29,5 Fg0,3 e
4,14103 6,305428 2,4104 400
I 29,5 50,3 e
I 47,93 kA
di
1, 2 I 0,7
dt maks
di
1, 2 47,94
0,7
dt maks
di
18,016 kA/s
dt maks
Q 7,82 Couloumb
r 6, 7 I 0,8
r 6,7 47,930,8
luas sudut lindung suatu penangkal petir dengan tinggi bangunan atap adalah 30
meter dan tinggi tiang penangkal petirnya (h2) adalah 1,7 meter dan tinggi tiang
h1
1 arc.sin 1
rs
34,95
1 arc.sin 1
150
1 50,085
r1 h1 tan
r1 32 tan 50,085
35
SISTEM ELEKTRIKAL
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
SISTEM ELEKTRIKAL
DAFTAR PUSTAKA
Sumardjito. (2017, Februari 10). Mata Kuliah Utilitas. Diambil kembali dari
http://file.upi.edu
37