Anda di halaman 1dari 7

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Kerajaan Padjajaran.
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah di SMAN 1 Lebong Sakti.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan pembuatan
makalah ini, khususnya kepada semua pihak yang terlibat langsung dalam
pembuatan makalah ini.
.

Lebong, 17 Maret 2014

Daftar isi
Kata Pengantar.. ii
Daftar Isi... iii

Bab .1 Pendahuluan
1.1Latar Belakang........1
1.2 RumusanMasalah.............................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................. 1
1.4 Metodelogi Penulisan.........................................................................................................2

Bab .2 Pembahasan
2.1 Letak Geografis Kerajaan Pajajaran.............................................................................. 3
2.2 Latar Belakang berdirinya kerajaan Pajajaran............................................................... 3
2.3 Berkembangnya kerajaan Pajajaran.............................................................................. 4
2.4 Kehidupan Politik......................................................................................................... 3
2.5 Kehidupan Ekonomi..................................................................................................... 4
2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya...................................................................................... 5
2.7 Kehidupan Agama........................................................................................................ 5
2.8 Runtuhnya Kerajaan Pajajaran..................................................................................... 6
Bab.3 Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 7
3.2 Saran............................................................................................................................. 7

Daftar Pustaka..........................................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia banyak sekali terdapat kerajaan,salah satunya yaitu kerajaan pajajaran yang
terletak di Jawa Barat.Diketahui kerajaan ini berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Tarumanegara,
hal ini dibuktikan dengan ditemukannya sebuah candi di desa cangkuang dekat Leles yang
keberadaannya pastinya belum dapat diketahui, akibat dari data-data yang kurang untuk
mengungkapkannya secara pasti. Para ahli berpendapat selain kerajaan Tarumanegara, terdapat
sebuah kerajaan yang bernama kerajaan padjajaran,namun tidak dapat diketahui dimana pastinya
lokasi kerajaan tersebut.
Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan pajajaran di dirikan pada tahun 923 oleh
Sri jayabhupati, seperti yang di sebutkan dalam prasasti sanghyang tapak (1030 M) dikampung
Pangcalikan dan Bantarmuncang, tepi Sungai Cicati, Cibadak, Sukabumi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Bagaimana proses terbentuknya kerajaan pajajaran?
2) Apa saja aspek kehidupan kerajaan pajajaran?
3) Faktor apa saja yang menyebabkan runtuhnya kerajaan pajajaran

1.3 Tujuan Masalah


1) Untuk mengetahui proses terbentuknya kerajaan pajajaran.
2) Untuk mengetahui apa saja aspek kehidupan kerajaan pajajaran.
3) Untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan pajajaran.

1.4 Metodelogi Penulisan


Dalam membuat makalah ini kami mengambil sumber dari buku dan internet, apabila
ada kesalahan dan kesamaan dalam penulisan dan penyajiannya kami ucapkan mohon maaf.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Letak geografis Kerajaan Pajajaran


Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan hindu yang diperkirakan beribukotanya di
Pakuan (bogor) di jawa barat. Dalam naskah-naskah kuno nusantara, kerajaan ini sering pula di
sebut juga negeri sunda,pasundan,atau berdasarkan nama ibu kotanya yaitu pakuan
pajajaran.Beberapa catatan menyebutkan bahwa kerajaan ini di dirikan tahun 923 oleh sri
jayahupati seperti yang di sebutkan dalam prasasti sanghyang tapak.
2.2 Latar belakang berdirinya Kerajaan Pajajaran
Berdasarkan alur sejarah galuh,kerajaan pajajaran berdiri setelah wastu kencana wafat
tahun 1475 karena sepeninggal rahyang wastu kencana kerajaan galuh dipecah dua di antara
susuktunggal dan dewa niskala dalam kedudukan sederajat. Pajajaran atau pakuan pajajaran
beribukota di pakuan (Bogor) dibawah kekuasaan Prabu susuktunggal (sang haliwungan) dan
kerajaan galuh yang meliputi parahyangan tetap berpusat dikawali dibawah kekuasaan Dewa
Niskala (Ningrat kancana). Oleh sebab itu pula prabu susuktunggal dan Dewa Niskala tidak
mendapat gelar Prabu Siliwangi, karena kekuasaan keduanya tidak meliputi seluruh tanah
pasundan sebagaimana kekuasaan Prabu wangi dan rahyang wastu kencana (Prabu Siliwangi 1).
Cikal bakal kerajaan pajajaran sejarah kerajaan ini tidak dapat terlepas dari kerajaankerajaan
pendahulunya di daerah Jawa Barat, yaitu kerajaan Tarumanegara, kerajaan Sunda dan kerajaan
Galuh, dan Kawali. Hal ini karena pemerintahan kerajaan Pajajaran merupakan kelanjutan dari
kerajaankerajaan tersebut. Dari catatan-catatan sejaran yang ada, dapatlah ditelusuri jejak
kerajaan ini, antara lain mengenai ibukota pajajaran yaitu pakuan.

2.3 Berkembangnya kerajaan pajajaran


Kerajaan Pajajaran awalnya terletak di daerah Galuh,Jawa Barat.Raja pertama
Kerajaaan Pajajaran bernama sena.Namun tahta kerajaan Pajajaran kemudian direbu oleh
saudara raja Sena yang bernama purbasora. Raja Sena dan keluarganya terpaksa meninggalkan
keratin. Tidak lama kemudian,Raja Sena berhasil merebut kembali tahta kerajaan pajajaran.
Raja Pajajaran selanjutnya adalah Jayahubpati,pada masa pemerintahannya, kerajaan
pajajaran mengembangkan ajaran Hindu waisnawa. Setelah Jayahubpati kerajaan di perintah
oleh Rahyang Niskala Wastu Kencana. Pada masa pemerintahannya, pusat kerajaan di pindahkan
ke Kawali. Raha Wastu kemudian, di gantikan oleh Hayam Wuruk. Peristiwa ini terjadi pada
tahun 1357 dan di sebut dalam kitab Pararaton sebagai oerang Bubat. Ketika perang bubat terjadi
Sri Baduga Maharaja bersama seluruh pengiringnya tewas. Kerajaan Pajajaran di ambil alih oleh
Hyang Bunisora (1357-1373), pengasuh putra mahkota Wastu kencana yang masih kecil.Hyang
Bonisora berkuasa selama 14 tahun. Pada prasasti batu tulis,raja ini di sebut juga Prabu Guru
Dwataprani.

Kerajaan Pajajaran selanjutnya di perintahkan secara beruntun oleh Wastu Kencana,


tohaan, salalu sang Ratu Jayadewata ,di perkirakan bahwa Kerajaan telah terdapat penduduk
beragama islam. Hal ini tergambar dari tulisan seorang ahli Portugis yang bernama Tome Pires
(1513) yang menyatakan bahwa di wilayah Timur kerajaan ini terdapat banyak menganut
Islam.Tampaknya pengaruh Islam belum masuk ke pusat kerajaan. Namun,pengaruh Islam dari
kerajaan Demak di Jawa Tengah mulai mengancam kerajaan Pajajaran. Oleh karena itu
Jayadewata bermaksud meminta bantuan Portugis di Malaka untuk menghadapi kerajaan dan
usaha itu terlambat karena pada tahun 1527,pasukan yang dipimpin oleh Falatehan dari Demak
berhasil menguasai Pelabuhan terbesar Kerajaan Pajajaran. Ketika itu, yang berkuasa di
Pajajaran adalah Ratu Samiam,putra Jayadewata.
Setelah Pelabuhan Sunda Kelapa di rebut oleh oleh Kerajaan Demak,Kerajaan
pajajaran harus menghadapi serangan Kerajaan Banten dari arah Barat. Pengganti Samiam, yaitu
Prabu Ratu Dewata, berusaha mempertahankan ibu kota Pajajaran dari pasukan Maulana
Hasanudin dan putranya Maulana Yusuf pada tahun 1579.
2.4 Kehidupan Politik
Bentuk dan sistem pemerintahan raja raja Pajajaran hanya dapat diketahui dari
beberapa orang raja saja. Raja raja yang diketahui pernah memerintah dikerajaan Pajajaran
diantaranya sebagai berikut:
Maharaja Jayabhupati dalam prasasti ditulis maharaja Jayabhupati menyebut dirinya Haji Ri
sunda.Sebutan ini bertujuan meyakinkan kedudukannya sebagai raja kerajaan Pajajaran. Raja
Jayabhupati memeluk agama Hindu beraliran waisnawa. Pusat pemerintahannya diperkirakan
berada di daerah Pakuan Pajajaran dan kemudian pindah ke Kawali.
Rahyang Niskala Wastu Kencana Raja ini naik tahta menggantikan raja Maharaja Jayabhupati
pusat pemerintahannya terletak di Kawali dan istananya bernama Surawisesa.
Rahyang Dewa Niskala raja Dewa Niskala atau Rahyang Ningrat Kencana,i raja menggantikan
Rahyang Niskala Wastu Kencana.Namun tidak diketahui bagaimana Kencana siste
Pemerintahannya.
Sri Baduga Maharaja Sri Baduga Maharaja bertahta di pakuan pajajaran. Pada
pemerintahannya,terjadi pertempuran yang sangat besar dalam kitab Pararaton disebut Perang
Bubat. Peristiwa ini terjadi tahun 1357 M. Dalam pertempuran itu,semua pasukan pajajaran
gugur termasuk raja Sri Baduga sendiri beserta putrinya.
Hyang Wuni Sora Raja ini berkuasa menggantikan Raja Sri Baduga Maharaja. Setelah ia
berturut-turut digantikan oleh Prabu Niskala Wastu Kencana (1371-1474 M), Tohaan (1475-1482
M) yang berkedudukan di Galuh, Ratu Jay Dewata (1482-1521 M).
Ratu Samian atau Prabu Surawisesa pada masa Pemerintahannya, pada tahun1512 M dan
1521 M, ia berkunjung ke Malaka untuk meminta bantuan portugis dalam rangka menghadapi
kerajaan demak. Namun bantuan yang diharapkan itu ternyata sia-sia, karena pelabuhan terbesar
kerajaan pajajaran, yaitu Sunda Kelapa sudah dikuasai oleh pasukan kerajaan demak dibawah
pimpinan Fatahilah. Akibatnya, hubungan Pajajaran dengan dunia luar terputus.
Prabu Ratu Dewata (1535-1543) raja ini memerintah menggantikan prabu Susawisesa. Pada
masa pemerintahannya, terjadi berbagai serangan dari kerajaan Banten yang dipimpin oleh
Maulana Hasanudin, dibantu oleh anaknya Maulana Yusuf. Berkali-kali pasukan Banten (Islam)
berusaha merebut ibukota Pajajaran tahun 1579 M. Peristiwa ini mengakibatkan runtuhnya
kerajaan hindu Pajajaran di Jawa Barat.

2.5 Kehidupan Ekonomi


1) Perdagangan laut
Kerajaan pajajaran memiliki enam pelabuhan penting,yakni pelabuhan
Banten,Pontang,Cigade,Tamagra,Kelapa(Sunda kelapa atau jakarta sekarang),dan Cimanuk
(mungkin Pamanukan sekarang).Setiap pelabuhan dikepalai oleh seorang syahbandar yang
bertanggung jawab kepada raja dan bertindak sebagai wakil raja di bandar-bandar yang dikuasai.
Melalui keenam pelabuhan itu,KerajaanPajajaran melakukan perdagangan dengan daerah
atau negara lain.Wilayah perdagangan mencapai pulau sumatra bahkan kepulau
Maladewa.Barang-barang dagangan sebagai sumber penghasilandan kerajaan pajajaran
umumnya berupa bahan makanan dan lada.Tetapi barang dagangan yang lebih penting adalah
beras.Barang-barang lain yang dapat diperoleh dipelabuhan kerajaan pajajaran seperti sayur-
sayuran,sapi,kambing,biri-biri,babi,tuak,dan buah-buahan.Disampang itu,ada jenis bahan
pakaian yang didatangkan dari cambay(india).Mata uang yang digunakan sebagai alat tukar
adalah mata uang cina .

2) Pedagang Darat
Kerajaan Pajajaran juga memiliki lalu lintas perdagangan darat yang cukup penting.
Jalan darat itu berpusat di PakuanPajajaran,ibu kota kerajaan.Jalan yang satu menuju ke arah
timur dan yang lain menuju ke arah barat.
Jalan menuju ke arah timur menghubungkan Pakuan Pajajaran dengan karang
sambung yang terletak di tepi Sungai Cimanuk,melalui Cileungsi dan Cibarusa lalu membelok
ke Karawang.Dari Tanjung Puraini di teruskan ke Cikao dan Purwakarta,dan berakhir di Karang
Sambung.
Sedangkan jalan lain yang menuju ke arah barat,mulai dari Pakuan Pajajaran melalui
Jasinga dan Rangkasbitung,menuju Serang dan berakhir di Banten.Jalan darat lain dari Pakuan
Pajajaran menuju Ciampea mulai daroi Muara Cianten.Melalui jalan darat dan sungai tersebut
hasil bumi kerajaan Pajajaran diperdagangkan.Melalui jalan itu pula bahan yang diperlukan oleh
penduduk yang berada di daerah pedalaman di salurkan.Dengan demikian,sistem perekonomian
di Kerajaan Pajajaran sudah berkembang dan sudah maju saat itu.

2.6 Kehidupan Sosial dan Budaya


Kehidupan sosial
Dalam perkembangan kehidupan sosial dari masyarakat pajajaran dapat digolongkan menjadi:
Golongan seniman seperti pemain gamelan,pemain wayang,penari.
Golongan petani.
Golongan pedagang .
Golongan yang dianggap jahat,yaitu tukang coprt,tukang rampas,begal,malingdan sebagainya.

Kehidupan Budaya
Sejak zaman Kerajaan Tarumanegara,kehidupan kebudayaan rakyat Jawa Barat (rakyat sunda)
dipengaruhi oleh budaya Hindu.Pengaruh agama Hindu terhadap Kerajaan Tarumanegara dapat
diketahui dari:
Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya dan arca-arca rajarsi.
Kitab parahyangan dan kirtab sanghayan siksakanda.
Cerita-cerita dalam sastra sunda kuno bercorak hindu.

2.7 kehidupan agama


Agama resmi yang dianut di Kerajaan Pajajaran adalah agama Hindu, tetapi
sebenarnya saat itu agama leluhur sudah mulai kembali mendesak keberadaan agama Hindu.
Keadaan tersebut membuat pemuka Hindu saat itu harus kompromi dengan ajaran leluhur.
Salah satu bentuk kompromi tersebut adalah dengan diposisikannya Batara Seda Niskala di atas
dewa-dewa Hindu. Batara Seda Niskala adalah sebutan lain untuk Hiyang, yaitu dewa tertinggi
pada ajaran leluhur yang menciptakan, menguasai, dan menentukan kehidupan manusia dan
kehidupan alam pada umumnya. Dia berada di luar alam kehidupan manusia, yaitu bersemayam
di Kahiyangan. Sifat-sifat Hiyang tercermin dalam julukan-Nya, antara lain Batara Seda Niskala
(Yang Gaib), Batara Tunggal (Yang Maha Esa), Sanghiyang Keresa (Yang Kuasa), Batara
Jagat (Yang Menguasai Alam Semesta). Mereka pun membuat ajaran keyakinan, tata cara
peribadatan kepada Hiyang, dan etika hidup keagamaan mereka sendiri. Ajaran keyakinan, tata
cara peribadatan, dan etika hidup keagamaan mereka dinamai agamaJatisunda. Para penduduk
yang tidak puas terhadap ajaran agama Hindu dan Budha, maka muncullah agama Jatisunda
sebagai jalan keluarnya.

2.8 Runtuhnya Kerajaan Pajajaran


Kerajaan pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajajan sunda lainnya,yaitu
kesultanan Banten.Berakhirnya zaman pajajaran di tandai dengan di boyongnya Palangka Sriman
Sriwacana(Singgahsana raja),dari Pakuan Pajajaran Ke Keraton Surosowan di Banten oleh
pasukan Maulana yusuf.Batu berukuran 200x160x20 cm itu diboyonngkan ke Banten karena
tradisi politik agar di Pakuan pajajaran tidak di mungkinkan lagi penobatan raja baru,dan
memungkinkan dan menandakan Maulana yusuf adalah penerus kerajaan sunda yang sah karena
buyut perempuannya adalah puteri Sri baduga maha raja,raja kerajaan sunda Palangka Sriman
Sriwacana tersebut saat ini bisa di temukan di depan bekas keraton Surosoan di
Banten.Masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang,berarti mengkilap atau berseri,sama
artinya dengan kata sriman.Saat itu diperkirakan terdapat sejumlah Punggawa istana yang
meninggalkan istana lalu menetap di daerah Lebak.Mereka menerapkan tata cara kehidupan
mandala yang ketat, dan sekarang mereka dikenal sebagai orang Baduy.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerajaan-kerajaan diketahui berdiri sesudah runtuhnya kerajaan Tarumanegara hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya sebuah Candi di desa Cangkuang dekat leles yang
keberadaannya pastinya belum diketahui, akibat dari data-data yang kurang untuk
mengungkapkannya secara pasti.
Kerajaan pajajaran adalah sebuah kerajaan hindu yang diperkirakan beribukotanya di
pakuan (bogor) jawa barat. Adapun Raja-rajanya yaitu:
Maharaja Jayabhupati
Rahyang Niskala Wastu Kencana
Rahyang Dewa Niskala
Sri Baduga Maharaja
Hyang Wuni Sora
Ratu Samian atau Prabu Surawisesa
Prabu Ratu Dewata
Kerajaan pajajaran runtuh pada tahun 1579 akibat serangan kerajajan sunda
lainnya,yaitu kesultanan Banten.

3.2 Saran
Kita sebagai warga negara Indonesia,Sebaiknya harus lebih mengetahui lagi tentang
sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia,seperti kerajaan pada makalah yang kami buat
ini,yaitu mengenai kerajaan pajajaran,dan kita sebagai warga negara indonesia harus menjaga
dan melindungi peninggalan-peninggalan yang diwariskan kepada kita sebagai generasi muda
Indonesia.

Daftar Pustaka

Q.Siti Waridah.2004.Sejarah Nasional. Jakarta: Bumi Aksara


Badrika,I Wayan.2006.Sejarah untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai