Anda di halaman 1dari 4

MIOPIA

Definisi
Myopia adalah anomali refraksi pada mata dimana bayangan difokuskan di depan
retina,ketika mata tidak dalam kondisi berakomodasi. Ini juga dapat dijelaskan pada kondisi
refraktif dimana cahaya yang sejajar dari suatu objek yang masuk pada mata akan jatuh didepan
retina,tanpa akomodasi. Myopia berasal dari bahasa yunani muopia yang memiliki arti
menutup mata. Myopia merupakan manifestasi kabur bila melihat jauh, istilah populernya
adalah near sightedness.(American Optometric Association)

Menurut derajat beratnya miopia dibagi dalam:

1. Miopia ringan, dimana miopia kecil daripada 1-3 dioptri.


2. Miopia sedang, dimana miopia lebih antara 3-6 dioptri.
3. Miopia berat atau tinggi, dimana miopia lebih besar dari 6 dioptri.
4. Miopia sangat berat, diatas 10 dioptri.

Menurut perjalanan miopia dikenal bentuk :

1. Miopia stasioner, miopia yang menetap setelah dewasa.


2. Miopia progresif, miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat bertambah
panjangnya bola mata.
3. Miopia maligna, miopia yang berjalan progresif, yang dapat mengakibatkan ablasio
retina dan kebutaan atau sama dengan miopia pernisiosa atau miopia degeneratif.
Pembagian berdasar kelainan jaringan mata:

a. Miopia Simpleks
Dimulai pada usia 7-9 tahun dan akan bertambah sampai anak berhenti tumbuh + 20 tahun.
Berat kelainan refraktif biasanya kurang dari -5 D atau -6 D.
b. Miopia progresif
Miopia bertambah secara cepat (-4 Dioptri / tahun).
Sering disertai perubahan vitreo-retina.
Biasanya terjadi bila miopia lebih dari -6 D.

Epidemiologi

Dari suatu penelitian di Australia, ditemukan bahwa 1 dari 10 anak-anak yang berusia
antara 4-12 tahun menderita miopi. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak-
anak yang berusia antara 5-17 tahun menderita miopi, dan penelitiian serupa di Brazil,
didapatkan bahwa 1 dari 8 pelajar menderita miopi. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa
insidensi miopi sebagian besar terjadi pada usia sekolah.

Ras juga mempengaruhi terjadinya miopi. Angka yang tinggi didapatkan dengan
gambaran degeneratif pada beberapa ras seperti Cina, Jepang, Arab, dan Yahudi, dan jarang
ditemukan pada ras kulit hitam. Variasi ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor hereditas
dibandingkan dengan kebiasaan. Jenis kelamin mempengaruhi angka kejadian miopi, dimana
wanita lebih tinggi dibanding pria.

Etiologi

1. Genetika (Herediter)
Penelitian genetika menunjukkan bahwa miopia ringan dan sedang biasanya bersifat
poligenik, sedangkan miopia berat bersifat monogenik. Penelitian pada pasangan kembar
monozigot menunjukkan bahwa jika salah satu dari pasangan kembar ini menderita miopia,
terdapat risiko sebesar 74 % pada pasangannya untuk menderita miopia juga dengan perbedaan
kekuatan lensa di bawah 0,5 D.
2. Nutrisi
Nutrisi diduga terlibat pada perkembangan kelainan-kelainan refraksi. Penelitian di
Afrika menunjukkan bahwa pada anak-anak dengan malnutrisi yang berat terdapat prevalensi
kelainan refraksi (ametropia, astigmatisma, anisometropia) yang tinggi.
3. Tekanan Intraokuler
Peningkatan tekanan intraokuler atau peningkatan tekanan vena diduga dapat
menyebabkan jaringan sklera teregang. Hal ini ditunjang oleh penelitian pada monyet, yang
mana ekornya digantung sehingga kepalanya terletak di bawah. Pada monyet-monyet tersebut
ternyata timbul miopia.
4. Lingkungan
Tingginya angka kejadian miopia pada beberapa pekerjaan telah banyak dibuktikan
sebagai akibat dari pengaruh lingkungan terhadap terjadinya miopia. Hal ini telah ditemukan,
misalnya terdapat tingginya angka kejadian serta angka perkembangan miopia pada
sekelompok orang yang menghabiskan banyak waktu untuk bekerja terutama pada pekerjaan
dengan jarak pandang yang dekat secara intensive. Beberapa pekerjaan telah dibuktikan dapat
mempengaruhi terjadinya miopia termasuk diantaranya peneliti, pembuat karpet, penjahit,
mekanik, pengacara, guru, manager, dan pekerjaan-pekerjaan lain

Patofisiologi
Menurut tipe (bentuknya) miopia dikenal beberapa bentuk :

1. Miopia Axial, miopia akibat diameter sumbu bola mata (diameter antero-posterior) >
panjang. Dalam hal ini, terjadinya myopia akibat panjang sumbu bola mata (diameter
Antero-posterior), dengan kelengkungan kornea dan lensa normal, refraktif power
normal dan tipe mata ini lebih besar dari normal.
2. Miopia Kurvartura, diakibatkan oleh perubahan dari kelengkungan kornea &
kelengkungan lensa. Dalam hal ini terjadinya myopia diakibatkan oleh perubahan dari
kelengkungan kornea atau perubahan kelengkungan dari pada lensa seperti yang terjadi
pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan lebih
kuat, dimana ukuran bola mata norma
3. Miopia Indeks Refraksi, bertambahnya indeks bias media penglihatan. Perubahan
indeks refraksi atau myopia refraktif, bertambahnya indeks bias media penglihatan
seperti yang terjadi pada penderita Diabetes Melitus sehingga pembiasan lebih kuat.
4. Perubahan posisi lensa, pergerakan lensa yang lebih ke anterior. setelah operasi
glaucoma berhubungan dengan terjadinya miopia.
Genetic factors General growth process
(play major role) (plays minor role)

More growth of retina

Stretching of sclera

Increased axial length

Degeneration of choroid

Degeneration of retina

Degeneration of vitreous

Myopia

Anda mungkin juga menyukai