Anda di halaman 1dari 65

Nasih Widya Yuwono

Suci Handayani
Eko Hanudin
Garis Besar Materi Kuliah
1. Pengertian Tanah
2. Komponen Tanah : a. Mineral, b. Organik, c. Air, d.
Udara
3. Tubuh Tanah: a. Fisika Tanah, b. Kimia Tanah, c.
Biologi Tanah
4. Perkembangan Tanah: a. Faktor-faktor pembentuk
tanah, b. Proses Pedogenesis, c. Profil tanah
5. Jenis Tanah: a. Klasifikasi Tanah, b. Pemetaan Tanah
6. Fungsi Tanah: a. Kesuburan Tanah, b. Pengawetan
Tanah, c. Tanah dan Lingkungan
Referensi
M. Isa Darmawijaya. Klasifikasi tanah : Dasar teori bagi peneliti
tanah dan pelaksana pertanian di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press, 1990. viii, 411 p. : ill., maps ; 21 cm.
Soil Taxonomy, A Basic System of Soil Classification for Making and
Interpreting Soil Surveys.
ftp://ftp-fc.sc.egov.usda.gov/NSSC/Soil_Taxonomy/tax.pdf
Keys to Soil Taxonomy, Eleventh Edition (2010) . ftp://ftp-
fc.sc.egov.usda.gov/NSSC/Soil_Taxonomy/keys/2010_Keys_to_Soil
_Taxonomy.pdf
World Reference Base for Soil Resources
http://www.fao.org/docrep/W8594E/W8594E00.htm
5.1. Klasifikasi Tanah
Klasifikasi Tanah di Indonesia
Di Indonesia, sejak tahun 1975 dikenal dengan tiga (3) sistem
klasifikasi tanah yang banyak digunakan oleh Lembaga Penelitian,
Perguruan Tinggi, Dinas Teknis dan Teknisi di lapangan, yaitu :
1. Sistem Klasifikasi Tanah Nasional (Dudal & Soepraptohardjo,
1957; Soepraptohardjo, 1961),
2. Sistem Klasifikasi Tanah Internasional, dikenal sebagai
Taksonomi Tanah (Soil Taxonomy, USDA, 1975; 2003), dan
3. Sistem FAO/UNESCO (1974).
Namun dalam perkembangan penggunaannya, Sistem Taksonomi
Tanah sejak tahun 1988 lebih banyak digunakan sesuai dengan hasil
keputusan Kongres Nasional Himpunan Ilmu Tanah Indonesia.
Sistem Klasifikasi Tanah Nasional relatif lebih mudah
dipelajari, tata nama dibuat sederhana dan mudah
diingat.
Sistem ini telah lama digunakan, jauh sebelum Sistem
Taksonomi Tanah diperkenalkan di Indonesia.
Sistem ini dibangun berdasarkan morfo-genesis tanah
(sifat morfologi dan proses pembentukan tanah dari
asal bahan induk tanah).
Misalnya Tanah Organosol (tanah gambut)
terbentuk dari bahan organik dan umumnya
tergenang air,
Sedangkan Tanah Mineral terbentuk dari bahan
mineral (batuan).
Tanah mineral berdasarkan perkembangan morfologinya
dibedakan atas
(1) tanah mineral belum berkembang (memiliki ciri horizon A-
C), seperti Aluvial dan Regosol, dan
(2) tanah mineral sudah berkembang (horison A-B-C), seperti
Podsolik, Mediteran, Latosol, dll.
Tanah Aluvial terdapat sepanjang jalur aliran sungai, terbentuk
dari bahan endapan sungai relatif muda, sehingga lapisan-lapisan
tanah seringkali masih tampak.
Tanah Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang terbentuk dari
batuan sedimen dan batuan volkanik tua bersifat masam, telah
berkembang, di lapisan bawahnya terdapat kenaikan jumlah liat
sehingga tampak memadat.
Jenis tanah Mediteran mempunyai sifat morfologi seperti
Podsolik, tapi terbentuk dari batuan sedimen bersifat basa (batu
kapur, napal).
Sedangkan tanah Latosol dan Andosol terbentuk dari bahan
volkanik bersifat intermedier. Andosol biasa dijumpai di daerah
volkanik dengan ketinggian tempat > 1000 m dpl.
Soil Taxonomy USDA
Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah
dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil
Taxonomy (USDA).
Sistem klasifikasi ini menggunakan enam (6) kateori,
yaitu:
1. Ordo
2. Subordo
3. Great group
4. Subgroup
5. Family
6. Seri
Ordo Tanah:
Ordo tanah dibedakan berdasarkan ada tidaknya horison
penciri serta jenis (sifat) dari horison penciri tersebut.
Sebagai contoh: suatu tanah yang memiliki horison argilik
dan berkejenuhan basa lebih besar dari 35% termasuk ordo
Alfisol. Sedangkan tanah lain yang memiliki horison
argilik tetapi berkejenuhan basa kurang dari 35% termasuk
ordo Ultisol.
Contoh: tanah memiliki horison argilik dan berkejenuhan
basa kurang dari 35% serta telah mengalami
perkembangan tanah tingkat akhir (Ultus) ordo:
Ultisol.
Sub-ordo tanah
Sub-ordo tanah dibedakan berdasarkan perbedaan genetik
tanah, misalnya: ada tidaknya sifat-sifat tanah yang
berhubungan dengan pengaruh: (1) air, (2) regim
kelembaban, (3) bahan iduk utama, dan (4) vegetasi.
Untuk tanah ordo histosol (tanah organik) yang digunakan
adalah tingkat pelapukan dari bahan organik
pembentuknya: fibris, hemis, dan safris.
Contoh: tanah Ultisol yang memiliki regim kelembaban
yang selalu lembab dan tidak pernah kering yang disebut:
Udus, sehingga digunakan singkatan kata penciri
kelembaban ini yaitu: Ud. Kata Ud ditambahkan pada
nama Ordo tanahUltisol yang telah disingkat Ult, menjadi
kata untuk tata nama kategori sub-ordo, yaitu: Udult)
Great Group tanah
Great Group tanah dibedakan berdasarkan perbedaan:
(1) jenis, (2) tingkat perkembangan, (3) susunan
horison, (4) kejenuhan basa, (5) regi suhu, dan (6)
kelembaban, serta (7) ada tidaknya lapisan-lapisan
penciri lain, seperti: plinthite, fragipan, dan duripan.
Contoh: tanah Udult memiliki lapisan padas yang
rapuh yang disebut Fragipan, sehingga ditambahkan
singkatan kata dari Fragipan, yaitu: Fragi. Kata Fragi
ditambahkan pada Sub Ordo: Udult, menjadi kata
untuk tata nama kategori great group, yaitu:
Fragiudult
Sub Group
Sub Group tanah dibedakan berdasarkan: (1) sifat inti
dari great group dan diberi nama Typic, (2) sifat-sifat
tanah peralihan ke: (a) great group lain, (b) sub ordo
lain, dan (c) ordo lain, serta (d) ke bukan tanah.
Contoh: tanah Fragiudult memiliki sifat peralihan ke
sub ordo Aquult karena kadang-kadang adanya
pengaruh air, sehingga termasuk sub group Aquic
Aquic Fragiudult.
Famili tanah
Famili tanah dibedakan berdasarkan sifat-sifat tanah yang
penting untuk pertanian dan atau engineering, meliputi
sifat tanah: (1) sebaran besar butir, (2) susunan mineral
liat, (3) regim temperatur pada kedalaman 50 cm.
Contoh: Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik,
isohipertermik.
Keterangan: Penciri Famili dari tanah ini adalah: (1)
susunan besar butir adalah berliat halus, (2) susunan
mineral liat adalah didominasi oleh mineral liat kaolinit,
(3) regim temperatur adalah isohipertermik, yaitu suhu
tanah lebih dari 22 derajat celsius dengan perbedaan suhu
tanah musim panas dengan musim dingin kurang dari 5
derajat celsius).
Seri tanah
Seri tanah dibedakan berdasarkan: (1) jenis dan
susunan horison, (2) warna, (3) tekstur, (4) struktur,
(5) konsistensi, (6) reaksi tanah dari masing-masing
horison, (7) sifat-sifat kimia tanah lainnya, dan (8)
sifat-sifat mineral dari masing-masing horison.
Penetapan pertama kali kategori Seri tanah dapat
digunakan nama lokasi tersebut sebagai penciri seri.
Contoh : Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik,
isohipertermik, Sitiung.
Keterangan: Sitiung merupakan lokasi pertama kali
ditemukan tanah pada kategori Seri tersebut.
Ordo Tanah Soil Taxonomy USDA
1. Alfisol Alf
2. Aridisol Id
3. Entisol Ent
4. Histosol Ist
5. Inceptisol Ept
6. Mollisol Oll
7. Oxisol Ox
8. Spodosol Od
9. Ultisol Ult
10. Vertisol Ert
11. Gellisols
12.
Alfisol
Tanah yang termasuk ordo Alfisol merupakan tanah-
tanah yang terdapat penimbunan lempung di horison
bawah (terdapat horison argilik) dan mempunyai
kejenuhan basa tinggi yaitu lebih dari 35% pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah.
Lempung yang tertimbun di horison bawah ini berasal
dari horison di atasnya dan tercuci kebawah bersama
dengan gerakan air.
padanan dengan sistem klasifikasi yang lama adalah
termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol,
kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
Aridisol
Tanah yang termasuk ordo Aridisol merupakan tanah-
tanah yang mempunyai kelembapan tanah arid
(sangat kering).
Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang
dengan horison penciri lain.
Padanan dengan klasifikasi lama adalah termasuk
Desert Soil.
Entisol
Tanah yang termasuk ordo Entisol merupakan tanah-
tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat
permulaan dalam perkembangan.
Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon
ochrik, albik atau histik.
Kata Ent berarti recent atau baru.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Aluvial atau Regosol.
Histosol
Tanah yang termasuk ordo Histosol merupakan tanah-
tanah dengan kandungan bahan organik lebih dari
20% (untuk tanah bertekstur pasir) atau lebih dari
30% (untuk tanah bertekstur lempung).
Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi
tersebut tebalnya lebih dari 40 cm.
Kata Histos berarti jaringan tanaman.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Organik atau Organosol.
Inceptisol
Tanah yang termasuk ordo Inceptisol merupakan
tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada
Entisol.
Kata Inceptisol berasal dari kata Inceptum yang
berarti permulaan.
Umumnya mempunyai horison kambik. Tanah ini
belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari
tanah ini cukup subur.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Aluvial, Andosol, Regosol, Gleihumus,
dll.
Mollisol
Tanah yang termasuk ordo Mollisol merupakan tanah
dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna
hitam (gelap), kandungan bahan organik lebih dari
1%, kejenuhan basa lebih dari 50%.
Agregasi tanah baik, sehingga tanah tidak keras bila
kering. Kata Mollisol berasal dari kata Mollis yang
berarti lunak.
Padanan dengan sistem kalsifikasi lama adalah
termasuk tanah Chernozem, Brunize4m, Rendzina,
dll.
Oxisol
Tanah yang termasuk ordo Oxisol merupakan tanah tua
sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan
liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga kapasitas pertukaran
kation (KPK) rendah, yaitu kurang dari 16 me/100 g.
Banyak mengandung oksida-oksida besi atau oksida Al.
Berdasarkan pengamatan di lapang, tanah ini
menunjukkan batas-batas horison yang tidak jelas.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah termasuk
tanah Latosol (Latosol Merah & Latosol Merah Kuning),
Lateritik, atau Podzolik Merah Kuning.
Spodosol
Tanah yang termasuk ordo Spodosol merupakan tanah
dengan horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al-
oksida dan humus (horison spodik) sedang, dilapisan
atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang
berwarna pucat (albic).
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzol.
Ultisol
Tanah yang termasuk ordo Ultisol merupakan tanah-
tanah yang terjadi penimbunan lempung di horison
bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada
kedalaman 180 cm dari permukaan tanah kurang dari
35%.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Podzolik Merah Kuning, Latosol, dan
Hidromorf Kelabu.
Vertisol
Tanah yang termasuk ordo Vertisol merupakan tanah
dengan kandungan lempung tinggi (lebih dari 30%) di
seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut.
Kalau kering tanah mengkerut sehingga tanah pecah-
pecah dan keras. Kalau basah mengembang dan
lengket.
Padanan dengan sistem klasifikasi lama adalah
termasuk tanah Grumusol atau Margalit.
Padanan nama tanah
HORISON DIAGNOSTIK
EPIPEDON :
mollik, umbrik, okrik, histik, melanik, anthropik, folistik,
plagen.

ENDOPEDON:
argilik, kambik, kandik, kalsik, oksik, horison gipsik,
petrokalsik, natrik, plakik, spodik, sulfuric, albik

Sifat Penciri Khusus


konkresi, padas (pan), fragipan (duripan), plintit,
slickenside, selaput lempung, kontak litik, kontak
paralithik.
epipedon Molik
a. ketebalan : 1). > 10 cm jika menumpang pada batuan keras
2). 33% tebal solum jika solum tidak tebal
3). 25 cm jika solum tebal
b. tidak keras sekalipun kering (gembur agak teguh)
c. Kroma warna < 3,5 , value > 3,5
d. V (kejenuhan basa) > 50%
e. B.O. > 1%, tapi < 20% jika pasiran, atau < 30% jika
lempungan
f. P2O5 larut asam sitrat < 250 ppm
g. Struktur berkembang nyata
Anthopik
1. seperti mollik, tetapi
2. kadar fosfat tinggi karena pengolahan dan
pemupukan (anthropos = manusia)

Histik
1. horizon organik (histos = jaringan)
2. tebal > 1 kaki ( 30 cm)
3. sering jenuh air
Ochric
1. warna lebih muda (ochros = pucat, warna muda)
2. kadar, b.o. lebih rendah
3. lebih tipis dari mollic, umbric, anthropic atau histic
4. keras dan pejal waktu kering

Plaggen
1. Mengandung seresah, pupuk kandang dan sampah usaha tani
2. tebal > 50 cm
3. pengaruh pengolahan tanah yang lama

Umbrik
1. warna tua (umbra = peneduh warna tua)
2. sepeti mollik, tetapi jenuh hidrogen (H+) sehingga nilai V rendah ( < 50% )
endopedon Kambik
1. Struktur granuler gumpal atau tiang, bercampur dengan
yang masih memperlihatkan struktur batuan induk.
2. Mengandung mineral terlapukkan, termasuk alofan atau
kaca volkan (vitrik) (cambiare = menukar)
3. KPK di atas 16 me%
4. Belum ada iluviasi lempung, seskuioksida & BO
5. Tidak tampak selaput lempung pada gumpalan/ butir
tanah
6. Tidak dapat berkembang dalam bahan pasir (
terbentuk oleh reaksi fisika atau kimia)
Agric (agr = lapangan)
Pengumpulan BO & lempung langsung di bawah lapangan
olah 15% vol tanah

Albic (albus = putih)


1. Lempung & oksida besi telah terlindi sehingga
meninggalkan pasir dan debu warna muda.
2. Biasanya dialasi oleh spodik atau argilic

Argilik (orgilla = lempung putih)


1. Berhorizon B lempung illuvial
2. Berselaput lempung pada permukaan gumpal tanah
Calcic (calcic = kapur)
1. Pengkayaan CaCO3 sekunder atau CaCO3+ MgCO3 sekunder
2. Kadar CaCO3 setara > 15% bila tebal > 15 cm;
Kadar CaCO3 setara > 5% dari horizon C

Natrik (notric = natrium). Seperti argilic, tetapi :


1. Berstruktur kolumner / prismatik
2. Ber Na tertukar 15%
3. pH > 8,5

Oksik
1. Pengumpulan besi oksida dan/atau Al oksida terhidrat
2. Berlempung kaolinit (kisi 1:1) (oksik : oksida)
3. Tak berselaput lempung
4. pH (KCl) pH H2O
Spodik (spodos = abu kayu)
1. Berhorizon B dengan pengumpulan
humus/seskuioksida
2. Tak ada pengumpulan lempung & selaput lempung
3. Dapat merekat menjadi padas (orstein)

Duripan
1. Terekat oleh silika berbentuk kristal mikro sehingga
fragmen-fragmen kering tak mau menjadi bubur bila
direndam (durus = keras)
2. Sering mengandung semen tambahan berupa oksida besi
dan CaCO3 sehingga warna beraneka
Fragipan (tragilis = rapuh)
1. BV lebih tinggi dari horizon di atasnya
2. Keras bila kering tetapi rapuh bila lembab

Gypsic (gypsum = gips)


1. Kadar gips > 35% dari jumlah karbonat + gips
2. Jumlah karbonat + gips > 40% berat tanah halus total (
2mm)

Petrocalcic (petra = batuan)


1. Horizon calcic yang memadas dan berbentuk tidak
terputus-putis
FAO Reference Groups
Acrisols . Albeluvisols . Alisols . Andosols . Anthrosols
. Arenosols . Calcisols . Cambisols . Chernozems .
Cryosols .Durisols .Ferralsols .Fluvisols .Gleysols
.Gypsisols .Histosols .Kastanozems .Leptosols .Lixisols
.Luvisols .Nitisols .Phaeozems .Planosols .Plinthosols
.Podzols .Regosols .Solonchaks .Solonetz .Umbrisols
.Vertisols
o ACRISOLS o ANTHROSOLS o CHERNOZEMS
Soils with subsurface Soils in which human Soils with a thick,
accumulation of low activities have resulted dark topsoil, rich
activity clays and in profound in organic matter with
low base saturation modification a calcareous subsoil
o ALBELUVISOLS of their properties o CRYOSOLS
Acid soils with a o ARENOSOLS Soils with permafrost
bleached horizon Sandy soils featuring within 1 m depth
penetrating into a very weak or no soil o DURISOLS
clay-rich subsurface development Soils with
horizon o CALCISOLS accumulation
o ALISOLS
Soils with of secondary silica
Soils with subsurface accumulation o FERRALSOLS
accumulation of high of secondary calcium Deep, strongly
activity clays, rich in carbonates weathered soils
exchangeable o CAMBISOLS with a chemically
aluminium Weakly to moderately poor, but physically
developed soils stable subsoil
o ANDOSOLS
Young soils from
volcanic deposits
o FLUVISOLS o KASTANOZEMS LUVISOLS
Young soils in Soils with a thick, Soils with subsurface
alluvial deposits dark brown topsoil, accumulation of high activity
o GLEYSOLS rich in organic matter clays and high base saturation
Soils with permanent and a calcareous or NITISOLS
or temporary wetness gypsum-rich subsoil Deep, dark red, brown
near the surface o LEPTOSOLS or yellow clayey soils
o GYPSISOLS Very shallow soils having a pronounced
Soils with over hard rock or shiny, nut-shaped structure
accumulation in unconsolidated PHAEOZEMS
of secondary gypsum very gravelly material Soils with a thick,
o HISTOSOLS o LIXISOLS dark topsoil rich in
Soils which are Soils with subsurface organic matter and
composed of organic accumulation of low evidence of removal
materials activity clays and high of carbonates
base saturation PLANOSOLS
Soils with a bleached,
temporarily water-saturated
topsoil on a slowly
permeable subsoil
o PLINTHOSOLS o SOLONCHAKS
Wet soils with an Strongly saline soils
irreversibly hardening o SOLONETZ
mixture of iron, clay Soils with subsurface
and quartz in the subsoil clay accumulation,
o PODZOLS rich in sodium
Acid soils with a o UMBRISOLS
subsurface accumulation of Acid soils with a thick,
iron-aluminium-organic dark topsoil rich in
compounds organic matter
o REGOSOLS o VERTISOLS
Soils with very limited Dark-coloured cracking
soil development and swelling clays
5.2. Pemetaan Tanah
FAO Soil Map
Peta Geologi dan Fisiografi Daerah Istimewa Yogyakarta
Peta : alat pemberita visual suatu wilayah
Peta ilmu bumi (geografi)
Peta topografi
Peta geologi dan sebagainya
Peta tanah penyebaran satuan tanah
keadaan tanah/lahan seperti pada legenda di
pojok.
Skala peta : perbandingan antara jarak dua titik
dalam peta terhadap jarak kedua tempat
sebenarnya (di lap)
Misal : 10 cm di peta 10 km (1000000 cm)
skala 10 : 1.000.000 atau 1 : 100.000
Syarat peta
Beri gambar yang mudah
dipandang/dimengerti
Berunsur-unsur sifat yang dikehendaki
tujuan
Beda tugas antara satuan-satuan peta
Tidak membingungkan
Sebagai sarana kerja yang efisien
Satuan peta tanah (soil
mapping unit) tersusun
dari :
o satuan tanah
Skala Peta
o satuan bahan induk
Peta tanah bagan
o satuan wilayah
Peta tanah eksplorasi
Peta tanah tinjau
Peta tanah tinjau
mendalam
Peta tanah terinci
Table . Information of scales of soil maps and map units
representing them (Buol et al., 1997).
Corresponding area of
Intensity of soil survey Range of map scale
delineation [ha]
Syntheses < 1 : 1,000,000 4030
1 : 250,000 to 1 :
Exploratory 252 to 4030
1,000,000
Low intensity 1 : 100,000 to 1 : 250,000 40.3 to 252
Medium intensity 1 : 25,000 to 1 : 100,000 2.52 to 40.3
High intensity 1: 10,000 to 1 : 25,000 0.40 to 2.52
Very high intensity > 1 : 10,000 < 0.40
Rembang Sleman
Peta tanah bagan (skhematic/generalised soil map)
Skala 1 : 2.500.000 s/d 1 : 5.000.000
1 mm 2 - 5 km
Satuan peta :
Satuan jenis tanah utama (great group)
Satuan wilayah hanya bedakan dataran & bukit/gunung
Satuan bahan induk tak dipisahkan
Cara susun :
Penyederhanaan peta skala lebih besar
Penafsiran data, peta geologi, topografi, iklim, vegetasi
Misal : peta Indonesia dari pulau-pulau
Hanya tunjukan : penyebaran jenis tanah utama
Fungsi : gambar persentasi & penyebaran guna rencana
garis besar pemb neg
Peta tanah explorasi (Exploratory soil map)
Skala 1 : 1.000.000 (1 mm -> 1 km). (1 mm2 -> 100 ha)
Merupakan peta tanah sistematik tertinggi
Satuan peta :
Satuan jenis tanah utama
Jenis bahan induk
Jenis fisiografi/bentukan lahan

Disusun :
Dari survei tanah sehingga pemboran 2-5 titik setiap 100.000 ha
Hasil analisa lab O.T

Fungsi : - inventarisasi jenis tanah utama dalam wilayah luas


- tunjukan areal tanah bermsl rencana pemb
Peta tanah tinjau (Reconnaissance soil map)
Skala 1 : 250.000
Pengecilan : untuk perkecil vol gambar dengan kurangi
tingkat ketelitian
Pembesaran : pengamatan daerah tersebut dapat
dipertanggungjawabkan
Satuan peta :
Macam tanah
Macam bahan induk
Macam fisiografi
Bentuk lahan
Disusun : - dari survey tanah 5 10 / 10 km2
- dari peta dasar 1 : 25.000 1 : 100.000
Fungsi : keterangan potensi tanah dan permasalahan
untuk perencanaan pembangunan
Peta tanah tinjau mendalam (semi detaile)
Skala 1 : 50.000 s/d 1 : 10.000
Satuan peta :
Rupa tanah
Fisiografi tingkat rendah tujuan kepent praktis
dan luas
Bentuk lahan
Disusun : - dari survey bor 1-5 titik
- profil 1 per tiap 100 ha
Pengembangan :
peta kemampuan lahan
peta fisiografi, peta rekomendasi
Peta tanah rinci (detailed soil map)
Skala 1 : 10.000 (lebih besar)
Satuan peta : seri tanah (tak ada variasi bahan induk
satuan lahan)
Disusun berdasar :
Survey 1 bor/seri Analisa lengkap
1 profil/seri
Peta dasar 1 : 500 1 : 5.000
Fungsi : - rekomendasi pupuk N, P, K
- rekomendasi jenis pupuk
Isi : - Data tanah dan evaluasi
- Data lahan : topografi, geologi, iklim
- Rekomendasi pengelolaan tanah berdasar
satuan tanah, lahan dan lab tanaman.
Kesesuaian lahan
kecocokan lahan untuk Karakteristik lahan
suatu macam/golongan Temperatur udara
tanaman tertentu tanpa
Curah hujan Salinitas
menimbulkan
Lama masa kering Alkalinitas
kerusakan tanah yang
Kelembaban udara Bahan sulfidik
permanen
Drainase Lereng
Ditentukan oleh Erosi
keadaan/ sifat tanah, Tesktur
Genangan
topografi, air, batuan Bahan kasar
Batuan
dan iklim. Kedalaman tanah permukaan
Ketebalan gambut Singkapan
Kematangan gambut batuan
Harkat :
Sumber air tawar
S1 = sangat sesuai KPK lempung
Pasang surut
S2 = cukup sesuai Kejenuhan basa
Oksigen
S3 = sesuai marginal Reaksi tanah (pH)
N = tidak sesuai C organik
durian, rambutan dan padi sawah dan jagung
manggis
Problematika Pemetaan Kesuburan
Tanah di Dieng

Potensi : 30-40 T/ha

RESTORASI
1980-an : 30 T/ha DEGRADASI
2000-an : 15 T/ha
2020 :?
Fakta : ekstensifikasi
Lahan lebih curam, hutan
dibuka untuk tanaman
kentang

Permukaan tanah
terkelupas, lapisan kaya
bahan organik hilang,
erosi meningkat,
menyisakan bongkahan
batu, terjadi tanah
longsor
HASIL
Bahan organik sangat tinggi
Nisbah C/N tinggi - sangat tinggi, untuk tanah BO C/N
normal sekitar 12
Nisbah C/N yang tinggi disebabkan aplikasi Minimal 13,42 10,82
bahan organik yang memiliki nisbah C/N
tinggi, belum dikomposkan secara sempurna. Maksimal 27,02 51,78
Dampak: bau, lalat, pathogen. Rerata 21,02 18,70
Gunakan kompos yang sudah jadi.

1.00
N total dan N tersedia
N total (%)

0.90
0.80
0.70 tinggi - sangat tinggi
0.60
0.50 Sebagian besar N digunakan
0.40 mikrobia untuk perombakan
0.30 Y = 0.0176X + 0.3306
R2 = 0.424
bahan organik mentah
0.20
0.10
(immobilisasi).
0.00 N tersedia mudah terlindi, hilang
10 15 20 25 30
dari solum tanah
Bahan Organik (%)
Global Soil Map
Informasi tentang sumber daya tanah dunia saat ini belum
terorganisir dan kadaluwarsa.
Banyak pihak mulai menyadari perlunya informasi tanah yang
akurat dan mutakhir,
sebagai pedoman untuk para pihak, termasuk pembuat
kebijakan, ilmuwan, petani, dan
pengguna lahan lainnya. Kesadaran tersebut bertepatan dengan
telah berkembangnya
teknologi yang memungkinkan untuk mendapatkan sifat-sifat
tanah yang akurat untuk
mengatasi masalah-masalah global seperti ketahanan pangan,
ketersediaan energi,
perubahan iklim, kelangkaan air, konservasi keanekaragaman
hayati, dan urbanisasi.
Tujuan dari GlobalSoilMap adalah untuk
membuat peta tanah dunia dengan metode
modern dengan resolusi pixel 90 m x 90 m.

Sifat tanah yang akan dipetakan adalah:


C- organik tanah
Tekstur tanah: kadar clay (lempung), silt (debu) &
sand (pasir)
pH tanah
Jeluk tanah sampai bahan induk (soil depth)
Bobot volume (bulk density)
Kapasitas air tersedia (water holding capacity)
Kapasitas tukar kation (cation exchange capacity)
Ceritakan proses kelahiran tanah Vertisol , mengapa
dia berwarna hitam ?
Sebutkan 5 ordo tanah menurut USDA beserta ciri
utama tanah tersebut.
Jelaskan ciri utama tanah Alfisol dan Ultisol, apa
perbedaan pokok antara keduanya.
Jelaskan tanah di bawah ini: Vertisols & Entisols.
Uraikan lima (5) jenis tanah yang ada di Indonesia
(ordo USDA).
Uraikan lima (5) macam horison tanah.
Bagaimana cara membuat peta tanah, apa kegunaan
peta tanah ?
Apa yang disebut dengan peta tanah dan apa pula
manfaat peta tersebut?
Apakah yang dimaksud dengan peta semi detail ?
Buatlah karangan singkat kegiatan atau manfaat yang
dapat dikaitkan dengan Global Soil Map (GSM).

Anda mungkin juga menyukai