KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA CANTI
NOMOR :048 / SK-DIR/VI/2015
TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN
TINDAKAN INVASIF
DI RUMAH SAKIT BANGLI MEDIKA CANTI
BAB I
DEFINISI
Tindakan invasive adalah suatu tindakan medis yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh manusia. Tindakan invasive meliputi pemasanagan infus,
NGT,DC,Infus,Trakeostomi,CVP,WSD,ETTdantindakan invasive lainnya.
Phlebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan oleh iritasi kimia maupun mekanik
yang sering dilaporkan sebagai komplikasi pemasangan infus.
ISK (infeksi saluran kencing) adalah suatu kondisi dimana satu atau lebih bagian
traktus urinarius terinfeksi oleh bakteri yang mampu melemahkan pertahanan tubuh.
Dekubitus adalah kerusakan/kematian kulit sampai jaringan bawah kulit, bahkan
menembus otot sampai mengenai tulang akibat adanya penekanan pada suatu area
secara terus menerus sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi darah setempat.
ILO (Infeksi Luka Operasi) adalah infeksi pada luka operasi/organ/ruang yang
terjadivdalam 30 hari paska dilakukannya tindakan pembedahan/operasi yang terjadi
pada kulit dan subkutan disertai dengan keluarnya nanah adri luka operasi.
IADP (infeksi aliran darah primer) adalah infeksi darah yang timbul tanpa ada organ
atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi.
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat atau benda bebas dari mikroba hidup,
baik yang patogen (menimbulkan penyakit) maupun apatogen / non patogen (tidak
menimbulkan penyakit), baik dalam bentuk vegetati f(siap untuk berkembang biak)
maupun dalam bentuk spora (dalam keadaan statis, tidak dapat berkembang biak,
tetapi melindungi diri dengan lapisan pelindung yang kuat)
Alat steril adalah alat-alat yang telah mengalami proses sterilisasi diantaranya dengan
pemanasan, dengan uap air bertekanan dengan menngunakan autoclave atau
penyinaranden
BAB II
1
RUANG LINGKUP
4
b. Terjadi dehisensi luka secara spontan atau luka sengaja dibuka oleh dokter
apabila disertai dengan salah satu dari gejala panas ( 380C ) atau nyeri
local kecuali bila kultur tidak menunjukkan adanya kuman.
c. Adanya abses atau dibuktikan adanya abses dbawah fascia pada operasi
ulang atau pemeriksaan PA atau radiology menunjukkan gambaran infeksi.
d. Rekomendasi dokter.
5
Pasien yang akan dibedah pada umumnya tidak membutuhkan perhatiankhusus
tentang gizi. Mereka dapat berpuasa untuk waktu tertentu sesuai denganpenyakit
dan pembedahannya. Tetapi tidak jarang juga pasien datang dalamkeadaan gizi
yang kurang baik misalnya yang terjadi pada penderita penyakitsaluran cerna,
keganasan, infeksi kronik dan trauma berat (Pieter, 2005).
Pencegahann Infeksi Luka Operasi dapat dikelompokkan dalam :
A. KALA SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT
1. Semua pemeriksaan dan pengobatan untuk persiapan operasi sebisanya
dilakukan sebelum rawat inap agar waktu pra bedah menjadi pendek ( kurang
1 hari )
2. Perbaikan keadaan yang memperbesar kemungkinan terjadinya ILO antara
lain :
Diabetes Melitus
Obesitas
Pemakaian kortikosteroid
Malnutrisi
Infeksi
B. KALA PRA OPERASI
1. Perawatan pra operasi I hari untuk operasi berencana. Aapbila keadaan yang
memperbesar terjadinya ILO tidak dapat dilakukan di luar Rumah Sakit
misalnya malnutrisi berat yang memerlukan oral atau parenteral
hiperalimentasi, maka pasien dapat dirawat lebih awal.
2. Pasien dari ruangan ganti baju khusus untuk operasi di ruang ganti baju IBS
( Instalasi Bedah Sentral ).
3. mandi dengan antiseptic dilakukan sebelum operasi.
4. Pencukuran rambut daerah operasi dilakukan hanya bilamana perlu misalnya
daerah operasi dengan rambut yang lebat.
C. INTRA OPERASI
1. Tehnik operasi : harus dilakukan dengan sempurna untuk menghindari
kerusakan jaringan lunak yang berlebihan, menghilangkan rongga,
mengurangi perdarahan dan menghindarkan tertinggalnya benda asing yang
tidak diperlukan.
2. lama operasi : operasi dilakukan secepat cepatnya dalam batas yang aman.
6
3. pemakai drain : pemakaian drain harus dengan system tertutup, baik dengan
cara penghisapan atau dengan cara memakai gaya tarik bumi ( gravitasi ) dan
drain harus melalui luka tusukan di luar luka operasi.
D. PERAWATAN PASCA OPERASI
1. Untuk luka kotor atau infeksi, kulit tidak ditutup primer.
2. petugas harus mencuci tangan dengan standar cuci tangan yang baku
sebelum dan sesudah merawat luka. Petugas tidak boleh menyentuh luka
secara langsung dengan tangan kecuali setelah memakai sarung tangan
steril.
3. Kasa penutup luka diganti apabila basah dan atau menunjukkan tanda
tanda infeksi.
4. Jika cairan keluar dari luka, lakukan pewarnaan gram dan biakan.
BAB III
TATA LAKSANA
3.3 Tata Laksana Pemantauan tanda-tanda infeksi pada Pemasangan Alat invasive.
8
a. Petugas/perawat yang melakukan tindakan invasif mengevaluasi alat invasive
yang terpasang di pasien.
b. Pemantauan dilakukan setiap hari terhadap kemungkinan adanya tanda-tanda
infeksi pada area tindakan invasive seperti, munculnya Calor (panas),Dolor
(rasa sakit), Rubor (Kemerahan), Tumor (pembengkakan), danFunctiolaesa
(Adanya perubahan fungsi secara superficial).
c. Lakukan penggantian alat invasive jika muncul tanda-tanda infeksi.
9
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Asymptomatic Bacteriuria (ASB)
No Definisi
1. Pasien memakai kateter indwelling setidaknya selama 7 hari sebeleum kultur urin
dilakukan dan hasil kultur positif 105 CFU/mL urin dengan tidak lebih dari 2
spesies mikroorganisme dan pasien tidak mengalami keluhan sepwrti demam (>
38o C ) , urgency, frequency, disuria atau suprapubic tenderness.
2. Pasien tidak memakai kateter inwelling setidaknya selama 7 hari sebelum hasil
kultur urin positif yang pertama dan pasien tersebut setidaknya mempunyai 2
hasil kultur positif yaitu 105 CFU/mL urin dengan isolasi berulang pada
mikroorganisme yang sama dan ditemukan tidak lebih dari 2 spesies
mikroorganisme dan pasien tidak mengalami keluhan seperti demam
(>38oC),urgency, frequency,disuria atau suprapubiic tnderness.
11
1 KONDISI FISIK
a. BAIK 4
b. CUKUP 3
No c. BURUK
KRITERIA TINGKAT INFEKSI 2
d. SANGANT BURUK 1
PENILAIAN
2 STATUS MENTAL
a. WASPADA
RINGAN SEDANG BERAT 4
b. APATIS 3
1 Eksudat
c. KACAU Minimal Sedang Banyak 2
2 Eritema
d. STUPOR Minimal Hanya disekitar Meluas keluar
1 daerah
jaringan sekitar luka
3 3 EdemaAKTIVITAS Ringan Sedang Berat
4 a. BERJALAN
Hematoma Ringan Sedang Berat 4
5 Letak b. JALAN DENGANHanya
nyeri BANTUAN
padadaerah Hanya padadaerah 3
Nyeri menyebar ke
c. DENGAN KURSI RODA 2
luka luka daerah
d. SELALU DI TEMPAT TIDUR 1
4 MOBILITAS
sekitar luka
6 Intensitas nyeri
a. PENUH Tidak ada /hanya Intermitten Kontinyu 4
b. SEDIKIT pada saat 3
c. TERBATAS penggantian 2
d. IMMOBILITAS balutan 1
7 5 Bau INKONTINENSIATidak ada Ada bau Bau menyengat
a. TIDAK ADA 4
b. KADANG KALA 3
c. SERING/URINE 2
d. KEDUANYA 1
TOTAL SKOR
KETERANGAN : < 14 TERMASUK RESIKO DEKUBITUS
Nama / Paraf
B. Pemantauan Infeksi Aliran Darah Primer pada pasien usia < 12 bulan
1. Periksa suhu tubuh pasien
Catat jika suhu > 380 C dan terjadi hipotermi (suhu < 370 C) maka kemungkinan
terjadi Infeksi Aliran darah Primer (bila gejala tersebut muncul tanpa penyebab
lain).
2. Periksa Nadi Pasien, jika terjadi apnea atau bradikardi dimana nadi < 100 x /
menit maka kemungkinan terjadi Infeksi Aliran darah Primer (bila gejala tersebut
muncul tanpa penyebab lain).
C. Pemantauan Infeksi Aliran Darah Primer pada Neonatus
1. Periksa Keadaan umum pasien.
Keaadaan pasien menurun, menurun antara lain:hipotermi (370 C), hipertermi (380
C) dan sklerema, malas minum.
2. Periksa Sistem kardiovaskuler antara lain : tanda renjatan, yaitu takikardi, 160x /
menit atau bradikardi 100x / menit dan sirkulasi perifer buruk.
3. Periksa Sistem pencernaan antara lain : distensi lambung, mencret, muntah dan
hepatomegali.
4. Periksa Sistem pernafasan antara lain : nafas tidak teratur, sesak, apnea dan
takipnea.
5. Periksa Sistem saraf pusat antara lain : hipertomi otot, iritabel kejang dan letargi.
6. Periksa Manifestasi hematology antara lain : pucat, kuning, splenomegali dan
perdarahan.
7. Periksa semua tanda / gejala di bawah ini :
Biakan darah tidak dikerjakan atau dikerjakan tetapi tidak ada
pertumbuhan kuman.
Tidak terdapat tanda tanda infeksi di tempat lain.
Diberikan terapi anti mikroba sesuai dengan sepsis
Telah memberikan antimikroba yang sesuai dengan infeksi.
14
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi Pencegah infeksi pada tindakan invasive dan alat steril dilakukan pada
saat perawat atau petugas melakukan tindakan invasive dan monitoring terhadap ketersediaan
alat-alat steril
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17