Resep adalah Permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola
Manfaat dari kompetensi ini adalah jika dokter menulis resep sebagai tindakan terakhir
setelah menentukan diagnosa dan menentukan terapi yang akan diberikan yang diwujudkan
dalam resep, lalu pasien datang ke Apotek meminta kepada Apoteker Pengelola Apotek untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita. Yang bertugas membantu proses
pembuatan sediaan atau peracikan obat adalah tenaga teknis kefarmasian atau asisten apoteker
maka agar resep dapat dilayani secara tepat maka resep itu harus jelas dan lengkap, sehingga
yang akan membuat resep menjadi lebih cepat dan pengawasan Apoteker menjadi lebih tepat dan
cepat pula sehingga proses terapi dan pelayanan kesehatan pada pasien tercapai, dengan hasil
akhir kepuasan pasien kepada tenaga-tenaga dalam bidang kesehatan yang saling terkait.
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe ( ambilah ). Recipe adalah
bahasa latin, mengapa bahasa latin sampai saat ini masih digunakan dalam menulis resep
khususnya pada bagian signatura, karena bahasa latin mempunyai keuntungan yaitu bahasa latin
adalah bahasa yang mati/statis dimana tidak akan mengalami perkembangan/ perubahan
sehingga menjamin tidak aka nada salah tafsir sepanjang zaman. Bahasa latin merupakan bahasa
dunia untuk ilmu kesahatan sehingga apabila resep ditulis dengan bahasa latin oleh siapapun
dimanapun selalu dilayani dengan tepat dan dimengerti oleh tenaga kesehatan yang terkait.
Dengan Bahasa latin dapat merahasiakan sesuatu untuk kepentingan penderita sehingga tidak
disalahgunakan.
Syarat-syarat resep
Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap, apoteker wajib
menanyakan kepada penulis resep.
Apabila apoteker menganggap bahwa dalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan
resep yang tidak tepat, apoteker harus memberitahukan kepada dokter penulis resep.
Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab sepenuhnya
dipikul oleh dokter yang bersangkutan (dokter wajib menyatakannya secara tertulis atau
membubuhkan tanda tangan yang lazim di atas resep).
Apabila apoteker menganggap pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak
dapat menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda.
Resep dokter hewan hanya ditujukan untuk penggunaan pada hewan.
Dokter gigi diberi izin untuk menulis segala macam obat dengan cara parenteral (injeksi)
atau cara-cara pemakaian lain, khusus untuk mengobati penyakit gigi dan mulut.
Untuk penderita yang memerlukan pengobatan segera, dokter dapat memberikan tanda
cito/statim/urgent (segera), P I M/periculum in mora (berbahaya bila ditunda) pada
bagian kanan resep, dan harus didahulukan dalam pelayanannya.
Resep p.p /pro paupere (resep untuk orang miskin), dimaksud agar apotek dapat
meringankan harga obat atau bila dapat diberi gratis.
Pada resep asli yang diberi tanda n.i/ne iteratur (tidak boleh diulang), maka apotek
tidak boleh mengulangi penyerahan obat atas resep yang sama
Resep yang mengandung narkotika :
harus ditulis tersendiri
tidak boleh ada iterasi (ulangan)
dituliskan nama pasien, tidak boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius
(untuk pemakaian sendiri)
alamat pasien ditulis dengan jelas
aturan pakai (signa) ditulis dengan jelas, tidak boleh ditulis s.u.c /signa usus
cognitus (sudah tahu aturan pakai)
Pengertian copy resep
Copy resep adalah salinan resep yang dibuat oleh apoteker atau apotek. Selain memuat
semua keterangan obat yang terdapat pada resep asli. Istilah lain dari copy resep adalah
apograph, exemplum, afschrtif. Apabila Apoteker Pengelola Apoteker berhalangan melakukan
tugasnya, penandatanganan atau pencantuman paraf pada salinan resep yang dimaksud atas
dilakukan oleh Apoteker Pendamping atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama
terang dan status yang bersangkutan.
Salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis atau yang merawat penderita-
penderita sendiri dan petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang menurut perundang-
undangan yang berlaku. (contohnya petugas pengadilan bila diperlukan untuk suatu perkara).
Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan oleh apoteker
pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor atau apoteker pengganti dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan).
Resep/salinan resep harus dirahasiakan.
Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang
merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENGERTIAN PENGGOLONGAN OBAT
Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari obat bebas, obat bebas
terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000, obat digolongkan dalam (5)
golongan yaitu :
1. Obat Bebas
2. Obat Bebas Terbatas
3. Wajib Apotek
4. Obat Keras
5. Obat Psikotropika dan Narkotika
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter disebut obat OTC (Over
The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas terbatas. penandaan obat bebas diatur
berdasarkan S.K Menkes RI Nomor 2380/A/SKA/I/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas
dan obat bebas terbatas. Di Indonesia, obat golongan ini ditandai dengan lingkaran berwarna
hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
4. Obat Keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya) yaitu obat berkhasiat
keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter, berdasarkan keputusan Mentri
Kesehatan RI Nomor 02396/A/SKA/III/1986 penandaan obat keras dengan lingkaran bulat
berwarna merah dan garis tepi berwarna hitam serta huruf K yang menyentuh garis tepi.
Kelas : IX
KUPANG