Anda di halaman 1dari 3

Polimorfisme pada gen TGF-1 dan risiko kanker paru

Polymorphisms in TGF-1 gene and the risk of lung cancer

Ringkasan

Latar belakang : Fungsi Transforming Growth Factor-1 (TGF-1) sebagai


supresor inisiasi tumor dengan menghambat proliferasi selular atau meningkatkan
diferensiasi atau apoptosis selular pada fase awal terjadinya kanker. Variasi
rangkaian DNA pada gen TGF-1 dapat mengakibatkan perubahan produksi
dan/atau aktivitas TGF-1, dan hal ini dapat memodulasi kerentanan individu
terhadap kanker paru. Untuk menguji hipotesis ini, kami menyelidiki hubungan
antara polimorfisme TGF-1 509C > T dan 869T > C (L10P) dan haplotipe nya
dengan risiko kanker paru pada populasi Korea.

Metode : Ditetapkan genotipe TGF-1 pada 432 pasien kanker paru dan 432
subyek kontrol sehat yang secara frekuensi disesuaikan berdasarkan usia dan jenis
kelamin. Haplotipe TGF-1 diprediksi dengan menggunakan algoritma Bayesian
pada program Phase.

Hasil : Individu dengan sedikitnya satu allel 509T memiliki penurunan risiko
yang signifikan untuk terjadinya adenokarsinoma (AC) dan karsinoma sel kecil
(SM), jika dibandingkan pada karier dengan genotipe 509CC (adjusted odds
ratio (OR), 0.63: 95% confidence interval (CI), 0.42-0.96: P=0.04, dan adjusted
OR, 0.45; 95% CI, 0.27-0.76; P=0.002). Untuk polimorfisme 869 T > C,
kombinasi genotipe TC + CC berhubungan dengan penurunan risiko SM yang
signifikan dibandingkan dengan genotipe TT (adjusted OR, 0.52: 95% CI, 0.31-
0.88: P=0.01).

1. Pendahuluan
Transforming growth factor- (TGF-) merupakan prototipe familial yang secara
struktural berhubungan dengan faktor pertumbuhan polipeptida [1]. Anggota
keluarga besar TGF- mengatur berbagai proses selular meliputi pertumbuhan,
diferensiasi, apoptosis, angiogenesis, interaksi ekstraselular dan reaksi imun [1-3].
Pada mamalia, terdapat tiga isoform TGF- (TGF-1, -2, dan 3) yang
memiliki kandungan biologis yang sangat mirip. Masing-masing isoform
disandikan oleh gen yang khas, dan masing-masing memiliki ekspresi jaringan
yang spesifik [4, 5]. Dari semuanya, TGF-1 paling sering mengalami
peningkatan regulasi di sel tumor, dan menjadi fokus sebagian besar penelitian
yang telah dilakukan untuk menyelidiki peran TGF- untuk kanker yang terjadi
pada manusia, meliputi kanker paru [6-8].

TGF- memiliki peran bifasik dalam karsinogenesis. Selama fase awal


perkembangan kanker, TGF- berperan sebagai supresor tumor dengan cara
menghambat proliferasi selular atau dengan meningkatkan diferensiasi atau
apoptosis selular [2, 3, 9]. Tetapi, TGF- berfungsi sebagai promotor tumor pada
tahap akhir karsinogenesis. Pada sel kanker tersebut, terjadi penolakan dari fungsi
supresor TGF-, dan TGF- menginduksi perubahan selular berhubungan dengan
invasi dan metastasis, setidaknya pada sebagian, sebagai hasil dari stimulasi
angiogenesis yang dimediasi oleh TGF-, supresi sistem imun, dan peningkatan
interaksi sel kanker dengan matriks ekstraselular [2, 3, 9].

Telah teridentifikasi beberapa polimorfisme pada gen TGF-1 [10-12], dan


beberapa variannya telah dihubungkan dengan variasi produksi TGF-1 [13-18].
Variasi TGF-1 tersebut telah dilaporkan berhubungan dengan kerentanan
dan/atau keparahan dari berbagai kelainan yang terjadi pada manusia dimana
TGF-1 memainkan peran penting dalam patogenesis penyakit tersebut [13, 15-
22].

Meskipun dari bukti yang terkumpul telah menunjukkan pentingnya gen TGF-1
dalam karsinogensis, tidak ada penelitian yang dilakukan untuk menyelidiki peran
polimorfisme TGF-1 dalam hubungannya dengan kanker paru. Karena TGF-1
berperan sebagai supresor tumor dengan cara menghambat proliferasi selular atau
dengan meningkatkan diferensiasi atau apoptosis selular [2, 3, 9], kami
berhipotesis bahwa polimorfisme gen TGF-1 fungsional dapat mempengaruhi
perkembangan terjadinya kanker paru. Untuk menguji hipotesis ini, kami
melakukan penelitian case-control untuk mengevaluasi hubungan antara
polimorfisme TGF-1 dan risiko terjadinya kanker paru. Pada penelitian ini, kami
mengevaluasi hubungan polimorfisme TGF-1 509C > T (daerah awal
transkripsi dihitung sebagai +1) dan 869T > C (L10P, pada exon 1) dengan risiko
terjadinya kanker paru karena tidak terdeteksinya empat polimorfisme dari
penelitian yang telah dipublikasi sebelumnya [988C > A dan 800G > A pada
promotor, 915G > C (R25P)pada exon 1, dan 1628C > A (T263I) pada exon 5]
yang menyertakan 27 kasus kanker paru dan 27 kontrol yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai