Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr, Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul AKHLAQ. Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :

1. Bapak Drs. Untung Joko Basuki, M. Pd. I , selaku dosen mata kuliah agama islam IST
AKPRIND Yogyakarta
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Yogyakarta, Maret 2015

Penulis

IRHAM KURNIANSYAH
(141031155)

[Type text] Page 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I : PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang Masalah 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3

BAB II : PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Akhlak 4
B. Pengertian Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela 4
C. Macam- Macam Akhlak Terpuji 6
1) Husnuzan 6
2) Tobat 9

D. Macam-Macam Akhlak Tercela 11


1) Riya 11
2) Aniaya (Dzalim) 16
3) Diskriminasi 18

BAB III : PENUTUP 20


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA 21

[Type text] Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya
perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif yang mendasari
perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman
Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar
tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat dikatakan
berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu
terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan
hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang
membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang
baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari futrahnya
sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti
ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan
baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji dan
akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang materia akhlak (akhlak
baik dan akhlak buruk

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan maka rumusan masalah yang
kami ambil :
1. Apa pengertian dari akhlak terpuji dan akhlak tercela?
2. Apa saja yang termasuk akhlak terpuji dan akhlak tercela?
3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini antara lain :
1. Bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran aqidah akhlak
2. Menjelaskan akhlak terpuji dan macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela dengan
macam-macam akhlak tercela.
3. Mengetahui penerapan akhlak terpuji dan akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.

D. Manfaat penulisan
Kami berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai akhlak
terpuji yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang
mampu menambah iman para pembaca.

BAB II

[Type text] Page 3


PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaqun yang merupakan bentukjamak dari
khuluqun, atau akhlak juga berarti budi pekerti, tabiaat atau tingkah laku, watak,dan
perangai.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan kegiatan-
kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.
b. Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang
dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan
perbuatan tersebut.
c. Menurut Ahmad Amin ialah membiasakan kehendak. Ini berari bahwa kehendak itu apabila
dibiasakan terhadap maka kebiasan itu akan dapat membentuk akhlak.
d. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlah adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
Jadi, ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia
kemudian memberi hukum/nilai kepada perbuatab itu bahwa ia baik atau buruk sesuai dengan
norma-norma akhlak dan tata susila.

B. Pengertian Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela


Akhlak terpuji disebut juga akhlakul kharimah atau akhlakul mahmudah, artinya
segala macam perilaku atau perbuatan baik yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan akhlak buruk yang disebut juga akhlak mazmumah, yaitu segala macam perilaku
atau perbuatan buruk/tercela yang tampak dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk al-
quran da al-hadis. Jika kita perhatikan al-quran atau hadis dapat dijumpai berbagai istilah
yang mengacu kepada baik dan ada pula yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah
yang mengacu kepada yang baik misalnyaal-hasanah, thayyibah, khairah, karimah,
mahmudah, azizah dan al-birr.

Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salah satunya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang artinya:

[Type text] Page 4


wahai abu dzar! maukah aku tunjukan dua hal yang sangat ringan dipunggung, tetapi
sagat berat ditimbangan(pada hari kiamat kelak?), Abu dzar menjawab, hendaklah kamu
melakukan akhlak terpuji dan banyak diam. Demi Allah yang tanganku berada
digenggamannya, tidak ada makhluk lain yang dapat bersolek dengan dua hal tersebut
(H.R Al-baihaqi)

Akhlak buruk atau akhlakul mazmumah adalah akhlak yang tercela dan akhlak baik
pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam melakukan perbuatan baik itu niat dan cara
melakukannya dengan cara tidak baik.
Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebit dengan akhlak
tercela. Akhlak terceka merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan
seseorang dan adapat menjatuhkan amartabatnya sebagai manusia.
Sebagai maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang
nyatakan dalam beberapa keterangan.
1. Rasulullah saw.bersabda:
seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia
pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.
2. Rasulullah saw bersabda:
sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu.

C. Macam- Macam Akhlak Terpuji

[Type text] Page 5


1) HUSNUZAN

Pengertian
Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka lawan katanya adalah suuzan yang
berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang
seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki
sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan
hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya. Sebaliknya orang yang
pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap suuzan selalu akan memandang segala sesuatu
jelek, seolah-olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah
dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap
buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan,
kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas
penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain sama
sekali tak terbukti.

Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas
dalam menjalani hidup.

2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan optimis serta
inisiatif

3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir positif
dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.

Macam-macam husnuzan

1. Husnuzan Kepada Allah

Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan
kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak allah
terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah membuat kita
secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin
sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita
adalah yang terbaik.Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah,
akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah

[Type text] Page 6


sebagai Penguasa Takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara segera
menata hati dan perasaan kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang ditakdirkan Allah
kepada hamba-Nya mengandung hikmah. Inilah yang disebut dengan sikap husnuzan kepada
Allah.
Sebagai seseorang mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Tahu atas apa yang terjadi
terhadap hamba-Nya, karena itu kita semestinya berpikir optimis, yakin bahwa rahmat dan
karunia yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus. Sebagaimana Firman
Allah Swt :



Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu (Q.S.Al-Araf : 156)

Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal dan
keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang dan suka
karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam
keadaan nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-
husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik berupa
kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah dan kebaikan. Hal ini
ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudsi yang artinya :
Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik
maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan
leburukan (H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban).

2. Husnuzan terhadap Diri Sendiri

Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap
kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan
tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan
terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses
dalam setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan yang
dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat
menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan harus menahan diri karena
tidak punya kemampuan di bidang itu.

3. Husnuzan terhadap Sesama Manusia

Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik terhadap sesama
dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Semua orang dipandang baik
sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan
dalam pergaulan. Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan
memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.Husnuzan terhadap sesama
manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga,

[Type text] Page 7


maupun di lingkungan masyarkat. Sebab tidak ada pergaulan yang rukun dan harmonis tanpa
adanya prasangka baik antara satu individu dengan individu lainnya.

Contoh Perilaku Husnuzan

1. Husnuzan kepada Allah dan Sabar Menghadapi Cobaan-Nya

Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang
diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt. bertindak
terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba
berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang
tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah prasangka Allah kepada
hamba-Nya.
Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d.Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.

2. Husnuzan kepada Diri Sendiri.


Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan meyakini
akan kemampuan dan potensi yang dimiliki. Husnuzan kepada diri sendiri dapat ditunjukkan
dengan sikap gigih dan optimis. Gigih berarti sikap teguh pendirian, tabah dan ulet atau
berkemauan kuat dalam usaha mencapai sesuatu cita-cita. Sedangkan optimis adalah sikap
yang selalu memiliki harapan baik dan positif dalam segala hal.
Manfaat sikap gigih adalah :
1. Membentuk pribadi yang tangguh
2. Menjadikan seseorang teguh pendirian dan tidak mudah terpengaruh
3. Menjadikan seseorang kreatif.
4. Menyebabkan tidak gampang putus asa dan menyerah terhadap keadaan
5. Berinisiatif, artinya pelopor atau langkah pertama atau senantiasa berbuat sesuatu
yang sifatnya produktif. Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.
Adapun ciri-ciri orang penuh inisiatif adalah kreatif dan tidak kenal putus asa.

3. Husnuzan kepada Sesama Manusia


Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan berprasangka
baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif dan
sikap saling menghormati antar sesama hamba Allah tanpa ada rasa curiga, dengki dan
perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap Husnuzan kepada manusia mengandung nilai dan
manfaat sebagai berikut :
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.

[Type text] Page 8


c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.

Hikmah Husnuzan

Di antara hikmah husnuzan adalah sebagai berikut:


1. Menumbuhkan perasaan cinta kepada Allah, artinya melaksanakan perintah Allah dan
Rasul serta menjauhi segala larangannya, melaksanakan jihad fisabillilah dan mencintai
sesame manusia karena Allah.
2. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas segala nikmat-Nya.Menumbuhkan
sikap sabar dan tawakal.
3. Menumbuhkan keinginan untuk berusaha beroleh rahmat dan nikmat Allah.
4. Mendorong manusia mencapai kemajuan.
5. Menimbulkan ketentraman.
6. Menghilangkan kesulitan dan kepahitan.
7. Membuahkan kreasi yang produktif dan daya cita yang berguna.

2) TOBAT

Hakekat Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab taubatun, kata tersebut berasal dari kata
taaba-yatubu-taubatun yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab Allah
disebut taaibun (isim fail dari taba). Orang bertaubat kepada Allah adalah orang yang
kembali dari sesuatu menuju sesuatu: kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat yang
terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat,
kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridhai-Nya,kembali dari saling
bertentangan menuju saling menjaga persatuan, kembali kepada Allah setelah meninggalkan-
Nya yang kembali taat setelah melanggar larangan-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, ."(Q.S. At-Tahrim/66:8)

Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa yang telah dilakukan, dan akan mengulangi
kembali. Dalam kehidupan ini manusia pasti berbuat dosa. Tak satupun manusia yang tidak
berbuat dosa, walau dosa kecil. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:Setiap anak
Adam(manusia) berdosa. Sebaik-baik orang yang bedosa ialah yang mau bertaubat. (H.R.
Tirmidzi, Ibnu Hibban dengan sanad yang kuat).

Hukum bertaubat
Bertaubat termasuk perkara yang diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia
akan berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa

[Type text] Page 9


memberi kesempatan kepada hambaNya yangmau memohon ampun atas segala dosa yang
telah dia perbuat.Seperti dalam firman Allah dalam Q.S. An-Nuur Ayat 31 yang artinya:


bertaubatlah kamu semua kepada Allah hai orang-orang yang beriman, agar kamu
beruntung.

Penggolongan taubat
Secara umum para ulama membagi tobat menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Tobat Awam (tobat manusia umum),yaitu tobat manusia secara umum. Yang dimaksud
ialah bahwa hati seseorang tunduk dikarenakan dirinya telah melakukan perbuatan salah dan
dosa.
2. Tobat Khawash (tobat orang-orang khusus), tobat tingkat ini sebagai pertanda
meningkastnya makrifah manusia kepada Allah. Mereka merasa malu dikarenakan telah
melakukan perbuatan-perbuatan yang mekruh. Hatinya tunduk dan khusyuk dihadapan Allah,
tobat semacam ini sebagaimana yang dilakukan nabi Adam yang menangis dan menyesal
karena telah melanggar larangan Allah yaitu memakan buah Khuldi.
3. Tobat Akhash Al-khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini. Tobat
rasulullah manakala dia berkata, sesungguhnya ini adalah kebodohan pada hatiku, dan
sesungguhnya aku akan memohon ampun kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam
sehari. Dengan kata lain, untuk membersihkan hatinya dari menaruh perhatian kepada selain
Allah, Rasulullah bristigfar kepada Allah.

Tata cara untuk bertobat


Untuk melakukan tobat yang sempurna, seseorang yang bersalah harus memenuhi lima
tahapan :
1. Menyadari kesalahan
2. Menyesali kesalahan
3. Memohon ampun kepada Allah(istigfar )dengan keyakinan atau husnuzhzhan bahwa
Allah swt. Akan mengampuninya
4. Berjanji tidak akan mengulanginya
5. Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal shaleh, untuk membuktikan bahwa dia
benar-benar bertobat.firman Allah swt. :
Dan Sesungguhnya aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal
saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.(Q.S.Taha/20:82)

Jenis dosa dan cara tobatnya


Secara umum perbuatan dosa dikelompokkan menjadi empat bagian,
yaitu :

[Type text] Page 10


a. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah. Seperti berkata dusta, meninggalkan sholat lima
waktu, berbuat syirik,meminum khamar, berjudi, main perempuan, menyaksikan film-film
yang mengundang syahwat, semua diatas adalah termasuk dosa besar. Caranya seseorang
harus berhenti dari perbuatan dosa tersebut dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan,
memperbaiki diri dan tidak melakukan dosa yang sama untuk kedua kalinya.
b. Dosa yang berkaitan dengan hak Allah namun hak Allah yang wajib ditutupi atau
diqada, seperti orang yang tidak mengerjakan puasa caranya apabila dia meninggalkan satu
hari saja puasa maka dia harus berpusa selama enam puluh hari sebagai kafarah dari
perbuatannya atau dia memberi makan enam orang miskin.
c. Dosa yang terkait dengan hak manusia yang tidak membutuhkan kepada pengganti,
seperti perbuatan gibah mengumpat, mencari-cari kesalahan orang lain atau menggunjing.
Caranya dengan tidak mengumpat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan dan
memperbaiki dirinya, maka pasti Allah mengampuninya.
d. Dosa yang berkaitan dengan hak manusia, yang wajib dikembalikan kepada mereka.
Seperti memakan harta orang lain, walaupun hanya sekedar satu karat, walaupun hanya
sebutir gandum. Caranya mengembalikan harta orang lain yang telah dighashabnya,
kemudian menyesali apa yang telah terjadi dan tidak memakan harta haram lagi dan dia juga
tidak boleh seperti seekor lintah yang menghisap darah manusia.

D. Macam-Macam Akhlak Tercela


1) RIYA
Riya berasal dari bahasa arab riaun atau riya yang artinya memperlihatkan.
Kata ini diulang berpuluh-puluh kali dalam al-quran. Firman allah :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu


dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang
menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir.(Q.S. Al-Baqarah/2: 264)
Menurut bahasa riya berarti pamer, memperlihatkan, memamerkan, atau
ingin memperlihatkan yang bukan sebenarnya. Sedangkan menurut istilah riya dapat
didefinisikan memperlihatkan suatu ibadah dan amal shalih kepada orang lain, bukan
karena Allah tetapi karena sesuatu selain Allah, dengan harapan agar mendapat pujian atau
penghargaan dari orang lain. Sementara memperdengarkan ucapan tentang
ibadah dan amal salehnya kepada orang lain disebut sumah (ingin didengar).
Adapun menurut istilah riya adalah melakukan sesuatu karena ingin
dilihat atau ingin dipuji orang lain.
Riya merupakan perbuatan tercela dan merupakan syirik kecil yang hukumnya
haram. Riya sebagai salah satu sifat orang munafik yang seharusnya dijauhi oleh orang
mukmin. Simak QS. An Nisa : 142 :

[Type text] Page 11







Artinya : Sesungguhnya orang-rang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan
membalas tipuan mereka. Dan jika mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas, mereka bermaksud riya (dengan shalat itu) dihadapan manusia, dan tidaklah
mereka dzkiri kepada Allah kecuali sedikit sekali.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, Di hari kiamat nanti ada orang
yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan
protes, Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-
Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka? Allah menjawab, Kamu berdusta dalam
berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu
dikatakan sebagai pemberani. Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka
itulah sebagai balasan dari perjuanganmu.
Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena
Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele,
namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan,
bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman :


Artinya : Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (QS. Al-Furqan : 23)

Abu Hurairah r.a. juga pernah mendengar Rasulullah bersabda :


Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya
itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang
tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman.
Begitu dahsyatnya penyakit riya ini, hingga pernah seseorang bertanya
kepada Rasulullah, Apakah keselamatan itu? Jawab Rasulullah, Apabila kamu tidak
menipu Allah. Orang tersebut bertanya lagi, Bagaimana menipu Allah itu?
Rasulullah menjawab, Apabila kamu melakukan suatu amal yang telah diperintahkan
oleh Allah dan Rasul-Nya kepadamu, maka kamu menghendaki amal itu untuk selain
Allah.
Meskipun riya sangat berbahaya, tidak sedikit di antara kita yang teperdaya
oleh penyakit hati ini. Kini tidak mudah untuk menemukan orang yang benar-benar ikhlas
beribadah kepada Allah tanpa adanya pamrih dari manusia atau tujuan lainnya, baik
dalam masalah ibadah, muamalah, ataupun perjuangan. Meskipun kadarnya berbeda-
beda antara satu dan lainnya, tujuannya tetap sama: ingin menunjukkan amaliyahnya,
ibadah, dan segala aktivitasnya di hadapan manusia.
Secara tegas Rasulullah pernah bersabda, Takutlah kamu kepada syirik
kecil. Para shahabat bertanya, Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik
kecil? Rasulullah berkata, Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan
kepada mereka yang memiliki sifat riya, pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian
pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah
kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka

[Type text] Page 12


Perbedaan amal perbuatan yang diridhai allah dengan amal perbuatan
riya

Antara amal perbuatan yang diredhai oleh Allah dengan amal perbuatan
riya dapat dibedakan sebagai berikut :
Amal perbuatan yang diridhai Allah :
a. Niat karena Allah
b. Ikhlas
c. Sesuai dengan kemampuan
d. Tidak pilih kasih
e. Rahmat bagi seluruh alam

Amal perbuatan riya


a. Niat bukan karena Allah
b. Tidak ikhlas
c. Mengada-ada
d. Pilih kasih
e. Ingin dipuji
f. Mengharap imbalan

Macam-macam riya
Dilihat dari bentuknya, ria dapat digolongkan 2 macam, yaitu :
a. Ria dalam niat
Ria yang berkaitan dengan hati, maksud ria dalam niat, yaitu sejak
awal perbuatan bahkan yang dilakukannya tidak didasari ikhlas
sebelumnya sudah didasari ria. Yang mengetahui hanya Allah
SWT dan dirinya saja. Apabila seseorang ingin melakukan amal
perbuatan baik atau tidak tergantung pada niat. Rasulullah Saw.
bersabda :





( )
Artinya : aku mendengar Umar bin al Khaththab berkata di atas
mimbar, aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda :
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan
sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia
niatkan. (H.R.Bukhari Muslim)

b. Ria dalam perbuatan


Yaitu memamerkan atau menunjukkan perbuatan di depan orang
banyak, agar perbuatan tersebut dipuji, diperhatikan, dan disanjung
orang lain. Di antara contoh riya dalam perbuatan, bila seorang
pelajar terlihat belajar dengan sungguh-sungguh hanya karena
ingin mendapat nilai yang bagus. Dan dia melakukan hal itu

[Type text] Page 13


kepada orang tuanya hanya karena ingin mendapatkan apa yang dia
minta dari orang tuanya cepat-cepat terkabul.
Beberapa penjelasan Allah SWT dalam Al Quran sehubungan
dengan riya dalam perbuatan antara lain :

a). Melakukan ibadah shalat tidak untuk mencapai keridlaan Allah


SWT, tetapi mengaharapkan pujian, popularitas di masyarakat. an
dalam Q.S. Al Maun : 4-6 :

.
.
Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat
riya.

b). Bersedekah didasari riya laksana riya batu licin yang di


atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah ia bersih.

c). Allah melarang pergi berperang didasari riya dan menghalangi


(orang) lain menempuh jalan Allah (sabilillah). Allah berfirman
dalam Q.S. Al Anfaal : 47 :






Artinya : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari
kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang
(ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah
meliputi segala yang mereka kerjakan.

Ciri orang yang berbuat riya


Beberapa ciri orang yang mempunyai sifat riya dalam perbuatan :
a. Tidak akan berbuat baik jika tidak dilihat orang lain atau tidak ada
imbalan baginya
b. Melakukan amal saleh tanpa dasar, hanya ikut-ikutan.
c. Tampak rajin penuh semangat jika amal perbuatannya dilihat atau dipuji-puji
orang.
d. Ucapannya selalu menunjukkan bahwa dia yang paling hebat, paling tinggi dan
paling mampu.

Bahaya-bahaya yang ditimbulkan dari sikap riya

a. Terhadap diri sendiri :

[Type text] Page 14


1). Selalu tidak ada puasnya, sekalipun hidupnya sudah
berkecukupan sehingga berpotensi untuk korupsi dan mengambil hak orang lain
2). Selalu ingin dipuji dan dihormati
3). Ketidakpuasan, sakit hati dan penyesalan ketika lain tidak dihargai.
4). Sombong dan membanggakan diri
5). Tidak dapat bersungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah dan dalam
berinteraksi dengan sesama manusia.
6). Menyesal jika telah melakukan perbuatan baik hanya karena tidak ada orang lain
yang melihatnya atau tidak ada imbalannya
7). Jiwanya akan terganggu karena kegelisahan/keluh kesah yang tiada henti
8). Perbuatan riya termasuk syirik kecil

:
) )

Artinya : Dari Mahmud Ibnu Labid r.a. bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpamu ialah syirik
kecil: yaitu riya." (Riwayat Ahmad dengan sanad hasan).

9). Allah tidak akan menerima dan memberi pahala atas perbuatan riya'
10). Di akhirat akan dicampakkan ke dalam api neraka.

b. Terhadap orang lain

1). Berpotensi saling bermusuhan, karena ia mengungkit apa yang yang


diberikannya kepada orang lain.
2). Memamerkan amalnya kepada orang lain, sehingga orang lain menjadi benci dan
tidak senang terhadapnya
3). Sikap dan perilakunya yang ria akan berpotensi menimbulkan pertikaian dan
akhirnya menimbulkan pengrusakan

Tanda-tanda riya
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib.
Kata beliau, Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian
dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya
ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.

Kebiasaan yang dapat menghindari perbuatan riya

[Type text] Page 15


a. Memfokuskan niat ibadah (ikhlas) hanya semata-mata karena Allah
SWT
b. Membiasakan diri membaca basmallah sebelum memulai pekerjaan
c. Membiasakan menjaga lisan saat bekerja
d. Membiasakan diri menolong atau membantu pekerjaan orang lain tanpa harus
disuruh dan meminta imbalan
e. Membiasakan bersedekah atau mengeluarkan infaknya setiap mendapat rezeki atau
kesenangan
f. Tidak mudah tergiur atau terpengaruh dengan kemewahan orang lain
g. Tidak membuat kecemburuan kepada orang lain
h. Saling menasehati untuk kebaikan dan kesabaran dalam beribadah
i. Tidak memamerkan sesuatu karena pada dasarnya semua yang dimiliki adalah dari
Allah dan akan kembali kepada-Nya
j. Membiasakan diri untuk bersyukur kepada Allah SWT

Allah SWT berfirman :


Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.Ibrahim : 7)

2) ANIAYA (DZALIM)
Menurut ajaran islam, aniaya atau yang biasa disebut dzalim adalah
berasal dari (dzolama-yadzlimu-dzulman) yang artinya aniaya. Pelakunya disebut
dzalim dan perbuatannya disebut dzulmun. Ahli mauidzah mendefinisikan dzalim yaitu
meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus
ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan dan
menyengsarakan.
Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti perbuatan
bengis, penyiksaan atau zalim, zalim artinya: tidak menempatkan sesuatu dengan
semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah Swt. Atau bisa diartikan tindakan yang tidak
manusiawi, yang bertentangan dengan hak azasi manusia dan Allah swt.

Berkaitan dengan istilah dzalin, Ar-Razi memberikan sepuluh penafsiran sebagai


berikut :
a. Dzalim adalah orang yang paling banyak kesalahannya,
b. Dzalim adalah sesuatu yang kulitnya lebih bagus daripada isinya,
c. Dzalim adalah orang bertauhid dengan lidah, tetapi berbeda dengan sepak terjang
hidupnya
d. Dzalim adalah orang yang berbuat dosa besar
e. Dzalim adlah orang yang membaca al-qur-an dengan tidak mau mempelajari isinya,
apalagi mengamalkannya
f. Dzalim adalah orang yang jahil

[Type text] Page 16


g. Dzalim adalah orang yang masyamah (berputu asa)
h. Dzalim adalah orang yang setelah dihisab masuk ke neraka
i. Dzalim adalah orang yang tidak mau berhenti berbuat maksiat
j. Dzalim adalah orang yang mengambil al-quran, tetapi tidak mengamalkannya

Macam-macam sifat aniaya:


1. Aniaya kepada Allah swt, dg tidak mau melaksanakan perintah Allah yang
wajib, dan meninggalkan larangan Allah yang haram.
2. Aniaya terhadap sesama manusia seperti ghibah, (mengumpat), namimah (mengadu
domba, fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan, dan melakukan
pembunuhan.
3. Aniaya terhadap binatang seperti menelantarkan piaraan, menjadikan sasaran
menembak.
4. Aniaya terhadap diri sendiri: minum2an keras, malas, menyiksa diri sendiri, bunuh
diri.

Keburukan-keburukan aniaya bagi pelakunya:

1. Dibenci masyarakat.
2. Tidak tenang, dibayangi rasa takut.
3. Mencemarkan nama baik diri dan keluarganya.
4. Dijatuhi hukuman apabila perbuatannya diketahui.
5. Jika tidak bertaubat dg sungguh maka akan dicampakkan kedalam neraka.

Keburukan-keburukan bagi orang lain:


1. Orang yang dianiaya akan mendapat bencana, seperti kehilangan harta benda, sakit, jijwa.
2. Bila penganiayaan terjadi dimana-dimana maka masyarakat tidak mengalami ketentraman,
dan kedamaian.
3. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun, karena dibayangi rasa takut.
4. Jika dalam suatu negri jumlah orang-orang jalimnya mayoritas, dan tidak bertaubat, tidak
mustahil Allah swt akan menimpakan azab.

: Artinya
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun
yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah,
Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?.( QS
Yunus 10:3)

3) DISKRIMINASI

Pengertian

[Type text] Page 17


Secara bahasa diskriminasi berasal dari bahasa Inggris Discriminate
yang berarti membedakan.Dan dalam bahasa arab istilah diskriminasi dikenal dengan Al-
Muhabbah yang artinya membedakan kasih antara satu dengan yang lain atau pilih
kasih.Kosakata discriminate ini kemudian diadopsi menjadi kosa kata bahasa Indonesia
Diskriminasi yaitu suatu sikap yang membeda-bedakan orang lain berdasarkan suku,
ras,bahasa,budaya,ataupun agama.
Diskriminasi artinya memandang sesuatu tidak secara adil dan
memperlakukannya pula secara pilih kasih.Agar kita terhindar dari perbuatan
diskriminasi ini perlu sekali memahami tentang hak-hak dan kewajiban seseorang. Jika
kita mau melakukan diskriminasi, maka perhatikan dulu apakah dia memang berhak atau
tidak, jika memang berhak, maka kita harus mengurungkan diri untuk berbuat
diskriminasi.

Jenis Perbuatan Diskriminasi


Adapun bentuk penyimpanan perilaku-perilaku penyimpangan individual
menurut kadar penyimpangan nya adalah sbb :
a. Penyimpangan tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah pendiriannya yang
tidak sesuai dengan nilai islam.
b. Penyimpangan karena tidak taat terhadap pimpinan yang disebut pembangkang
c. Penyimpangan karena melanggar norma umum yang berlaku disebut pelanggar.
d. Penyimpangan karena tidak menepati janji,berkata bohong,berkhianat
kepercayaan.Khianat dan berlagak membela,disebut munafik.

Terjadinya bentuk-bentuk perbedaan sosial (diferensiasi) dalam masyarakat


diakibatkan oleh adanya ciri-ciri tertentu, yaitu cirri-ciri fisik, social, dan budaya.
a. Ciri-ciri fisik, yang berkaitan dengan ras, yaitu penggolongan manusia atas dasar
persamaan cirri-ciri fisik yang tampak dari luar, seperti bentuk kepala, badan, hidung, rambut,
muka, dan tulang rahang bawah, serta warna kulit, rambut, dan mata. Perbedaan cirri-ciri
fisik sangat dirasakan pada masyarakat dalam Negara yang menjalankan politik diskriminasi
social, misalnya politik Apartheid di Afrika Selatan, sebelum Presiden Nelson Mandela.
b. Ciri-ciri sosial, yaitu yang berkaitan dengan status dan peran para warga masyarakat
dalam kehidupan sosial.
c. Ciri-ciri budaya, yaitu ciri yang merupakan pembeda budaya dan suku.
Dengan adanya perbedaan social (diferensiasi) maka dapat kita katakana bahwa
diferensiasi merupakan awal adanya stratifikasi dan menjadi pemicu munculnya sikap
diskriminasi.

Dampak Negatif Diskriminasi

a. Memicu munculnya sektarianisme


b. Memunculkan antar kelompok
c. Mengundang masalah social yang baru
[Type text] Page 18
d. Menciptakan penindasan dan otoritarianisme dalam kehidupan
e. Menghambat kesejahteraan kehidupan
f. Menghalangi tegak nya keadilan
h .Mempersulit penyelesaian masalah.

Cara Menghindari DIskriminasi


Untuk menghindari sikap diskriminasi,maka setiap muslim harus
mengedepankan sikap musawah.Sikap Musawah (persamaan) cukup urgen
dalam kehidupan modern.Sikap ini memiliki tujuan untuk menciptakan rasa
kesejajaran,persamaan dan kebersamaan serta penghargaan terhadap sesama manusia
sebagai makhluk Tuhan.
Adapun hal-hal untuk menghindari diskriminasi, yaitu :
a. Taaruf adalah, saling kenal mengenal yang tidak hanya bersifat fisik atau biodata
ringkas belaka,tetapi lebih jauh lagi menyangkut latar
pendidikan,budaya,keagamaan,pemikiran,ide-ide,cita-cita serta problem kehidupan yang
dihadapi
b. Tafahum adalah, saling memahami kelebihan dan kekurangan,kekuatan dan kelemahan
masing-masing,sehingga segala macam bentuk kesalahpahaman dapat dihindari
c. Taawun adalah, saling tolong menolong
d. Takaful adalah, saling memberikan jaminan.

Hikmah Menghindari Diskriminasi

1. Mengutamakan orang lain


2. Meringankan beban orang lain
3. Tidak menjadi beban orang lain
4. Ramah tamah terhadap sesama manusia
5. Berperilaku sesuai ajaran islam
6. Wajar dan realistis.

BAB III
PENUTUP

[Type text] Page 19


A. Kesimpulan
Dalam islam akhlak merupakan hal yang sangat diperhatikan, sehingga dalam islma
akhlak terbagi atas dua akhlak terpuji dan akhlak tercela. Akhlak terpuji adalah akhlak yang
disukai , disenangi oleh Allah swt bahakn dianjurkan dan diwajibkan. Akhlak tercela adalah
akhlak yang dilarang dan diharamkan oleh Allah swt. Akhlak terpuji dan akhlak tercela begitu
banyak, tetapi pada intinya niatkan hati kita hanya untuk beribadah kepada Allah swt.

B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi
dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian
bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari
apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

http://syafrisalmi.wordpress.com/2012/10/25/makalah-aqidah-akhlak-tentang-pembahasan-
akhlak-terpuji/
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2012/04/perilaku-terpuji.html
http://ahmadfauzani.wordpress.com/materi-akhlak-tercela/
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2012/04/perilaku-tercela-riya.html

[Type text] Page 20


http://boxuchul.blogspot.com/2012/03/akhlak-terpuji-dan-akhlak-tercela.html
Buku modul Al-Hikmah akidah akhlak kelas x semester I & II
Syeikh Ibrahim Jalhum. 2003. Pelita As-Sunnah Petunjuk Jalan Bagi Kaum Muslimin.
Bandung. Pustaka Setia
Mustofa H. 1997. Filsafat Islam. Bandung: Pustaka Setia
Nata, Abuddin. 2010 .Akhlak Tasawuf. Jakarta : Rajawali Pers

[Type text] Page 21

Anda mungkin juga menyukai