Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul AKHLAQ. Penulisan
makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
1. Bapak Drs. Untung Joko Basuki, M. Pd. I , selaku dosen mata kuliah agama islam IST
AKPRIND Yogyakarta
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan
dalam penulisan makalah ini
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penulis
IRHAM KURNIANSYAH
(141031155)
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang Masalah 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3
BAB II : PEMBAHASAN 4
A. Pengertian Akhlak 4
B. Pengertian Akhlak Terpuji & Akhlak Tercela 4
C. Macam- Macam Akhlak Terpuji 6
1) Husnuzan 6
2) Tobat 9
DAFTAR PUSTAKA 21
A. Latar belakang
Kata akhlak berasal dari dari bahasa arab khuluq yang jamaknya akhlak yang artinya
perangi atau budi pekerti. Ukuran akhlak itu baik atau buruk adalah motif yang mendasari
perbuatan dan tindakan dan adanya petunjuk yang mengatakan itu baik berdasarkan firman
Allah dan sabda Rasul saw. Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar
tentang segala sesuatu tindakannya hanya mengharap ridho Allah swt.
Akhlak merupakan masalah yang sangat penting dalam islam. Seseorang dapat dikatakan
berakhlak ketika dia menerapakan nilai-nilai islam dalam aktifitas hidupnya. Jika aktifitas itu
terus dilakukan berulang-ulang dengan kesadaran hati maka akan menghasilkan kebiasaan
hidup yang baik. Akhlak merupakan perpaduan antara hati, pikiran, perasaan, kebiasaan yang
membentuk satu kesatuan tindakan dalam kehidupan. Sehingga bisa membedakan mana yang
baik dan tidak baik, mana yang jelek dan mana yang cantik dan hal ini timbul dari futrahnya
sebagai manusia.
Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan kebenaran, ingin mengikuti
ajaran-ajaran Allah Swt. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan
baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga
pergaulan. Sehingga menyebabkan manusia sulit membedakan antara akhlak terpuji dan
akhlak tercela. Maka kami dalam makalah ini membahas tentang materia akhlak (akhlak
baik dan akhlak buruk
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan maka rumusan masalah yang
kami ambil :
1. Apa pengertian dari akhlak terpuji dan akhlak tercela?
2. Apa saja yang termasuk akhlak terpuji dan akhlak tercela?
3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini antara lain :
1. Bentuk penyelesaian tugas mata pelajaran aqidah akhlak
2. Menjelaskan akhlak terpuji dan macam-macam akhlak terpuji dan akhlak tercela dengan
macam-macam akhlak tercela.
3. Mengetahui penerapan akhlak terpuji dan akhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat penulisan
Kami berharap makalah ini mampu menambah wawasan pembaca mengenai akhlak
terpuji yang di ridhoi Allah SWT dan Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari yang
mampu menambah iman para pembaca.
BAB II
A. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaqun yang merupakan bentukjamak dari
khuluqun, atau akhlak juga berarti budi pekerti, tabiaat atau tingkah laku, watak,dan
perangai.
Sedangkan menurut istilah akhlak didefenisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
a. Menurut Al-Ghazali, segala sifat yang tertanam dalam hati yang menimbulkan kegiatan-
kegiatan dengan ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan.
b. Menurut Abdul Karim Zaidan, nilai dan sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang
dapat menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian memilih melakukan atau meninggalkan
perbuatan tersebut.
c. Menurut Ahmad Amin ialah membiasakan kehendak. Ini berari bahwa kehendak itu apabila
dibiasakan terhadap maka kebiasan itu akan dapat membentuk akhlak.
d. Menurut Ibnu Maskawaih, akhlah adalah perilaku jiwa seseorang yang mendorong untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
Jadi, ilmu akhlak ialah ilmu yang berusaha untuk mengenal tingkah laku manusia
kemudian memberi hukum/nilai kepada perbuatab itu bahwa ia baik atau buruk sesuai dengan
norma-norma akhlak dan tata susila.
Keutamaan akhlak terpuji disebutkan dalam hadist salah satunya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Abu dzar dari Nabi Muhammad saw, yang artinya:
Akhlak buruk atau akhlakul mazmumah adalah akhlak yang tercela dan akhlak baik
pun bisa menjadi akhlak tercela jika dalam melakukan perbuatan baik itu niat dan cara
melakukannya dengan cara tidak baik.
Segala bentuk akhlak yang bertentangan dengan akhlak terpuji disebit dengan akhlak
tercela. Akhlak terceka merupakan tingkah laku yang tercela yang dapat merusak keimanan
seseorang dan adapat menjatuhkan amartabatnya sebagai manusia.
Sebagai maunsia yang beriman kita harus menjauhi akhlat tercela, sebagaimana yang
nyatakan dalam beberapa keterangan.
1. Rasulullah saw.bersabda:
seandainya akhlak buruk itu seseorang yang berjalan ditengah-tengah manusia, ia
pasti seseorang yang buruk. Sesungguhnya Allah tidak menjadikan perangiku jahat.
2. Rasulullah saw bersabda:
sesungguhnya akhlak tercela merusak kebaikan sebagaimana cuka merusak madu.
Pengertian
Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka lawan katanya adalah suuzan yang
berarti berburuk sangka atau apriori dan sebagainya. Husnuzan adalah cara pandang
seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu secara positif, seorang yang memiliki
sikap husnuzan akan mepertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan
hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya. Sebaliknya orang yang
pemikirannya senantiasa dikuasai oleh sikap suuzan selalu akan memandang segala sesuatu
jelek, seolah-olah tidak ada sedikit pun kebaikan dalam pandanganya, pikirannya telah
dikungkung oleh sikap yang menganggap orang lain lebih rendah dari pada dirinya. Sikap
buruk sangka identik dengan rasa curiga, cemas, amarah dan benci padahal kecurigaan,
kecemasan, kemarahan dan kebencian itu hanyalah perasaan semata yang tidak jelas
penyebabnya, terkadang apa yang ditakutkan bakal terjadi pada dirinya atau orang lain sama
sekali tak terbukti.
Kembali kepada husnuzan, secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1. Husnuzan kepada Allah, ini dapat ditunjukan dengan sifat tawakal, sabar dan ikhlas
dalam menjalani hidup.
2. Husnuzan kepada diri sendiri, ditunjukan dengan sikap percaya diri dan optimis serta
inisiatif
3. Husnuzan kepada sesama manusia, ditunjukan dengan cara senang, berpikir positif
dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga.
Macam-macam husnuzan
Salah satu sifat terpuji yang harus tertanam pada diri adalah adalah sifat husnuzan
kepada Allah, sikap ini ditunjukan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak allah
terhadap hamba-Nya. Karena banyak hal yang terjadi pada kita seperti musibah membuat kita
secara tidak langsung menganggap Allah telah tidak adil, padahal sebagai seorang mukmin
sejati semestinya kita harus senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita
adalah yang terbaik.Seseorang boleh saja sedih, cemas dan gundah bila terkena musibah,
akan tetapi jangan sampai berlarut-larut sehingga membuat dirinya menyalahkan Allah
Dan rahnat ku meliputi segala sesuatu (Q.S.Al-Araf : 156)
Sehubungan dengan ayat ini, kita perlu ber-husnuzan kepada Allah dalam segala hal dan
keadaan, Allah Maha Tahu apa yang terbaik buat hamba-Nya, ketika kita senang dan suka
karena mendapatkan rezeki dan kenikmatan dari Allah, maka sebaliknya saat kita dalam
keadaan nestapa dan duka karena mendapatkan ujian dan cobaan hendaknya tetap ber-
husnuzan kepada Allah Swt., sebab semua yang diberikan oleh Allah, baik berupa
kenikmatan maupun cobaan tentu mengandung banyak hikmah dan kebaikan. Hal ini
ditegaskan oleh Allah dalam sebuah Hadits Qudsi yang artinya :
Selalu menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik
maka akan mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan
leburukan (H.R.at-Tabrani dan Ibnu Hiban).
Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri artinya adalah berperasangka baik terhadap
kemampuan yang dimilki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan
tidak merasa rendah diri di hadapan orang lain. Orang yang memiliki sikap husnuzan
terhadap diri sendiri akan senantiasa memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses
dalam setiap langkahnya. Sebab ia telah mengenali dengan baik kemempuan yang
dimilikinya, sekaligus menerima kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga ia dapat
menetahui kapan ia harus maju dan tampil di depan dan kapan harus menahan diri karena
tidak punya kemampuan di bidang itu.
Husnuzan terhadap sesama manusia artinya adalah berprasangka baik terhadap sesama
dan tidak meragukan kemampuan atau tidak bersikap apriori. Semua orang dipandang baik
sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan
dalam pergaulan. Orang yang ber-husnuzan terhadap sesama manusia dalam hidupnya akan
memiliki banyak teman, disukai kawan dan disegani lawan.Husnuzan terhadap sesama
manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik pergaulan di Sekolah, keluarga,
Berprasangka baik kepada Allah Swt. artinya menganggap qada dan qadar yang
diberikan Allah adalah hal yang terbaik untuk hamba-Nya, karena Allah Swt. bertindak
terhadap hamba-Nya seperti yang disangkakan kepada-Nya, kalau seorang hamba
berprasangka buruk kepada Allah Swt., maka buruklah prasangka Allah kepada orang
tersebut, jika berprasangka baik kepada-Nya, maka baik pulalah prasangka Allah kepada
hamba-Nya.
Cara menunjukkan sikap husnuzan kepada Allah swt adalah :
a. Senantiasa taat kepada Allah.
b. Bersyukur apabila mendapatkan kenikmatan.
c. Bersabar dan ikhlas apabila mendapatkan ujian serta cobaan.
d.Yakin bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
Hikmah Husnuzan
2) TOBAT
Hakekat Tobat
Kata taubat adalah terambil dari bahasa arab taubatun, kata tersebut berasal dari kata
taaba-yatubu-taubatun yang artinya kembali. Orang yang taubat karena takut azab Allah
disebut taaibun (isim fail dari taba). Orang bertaubat kepada Allah adalah orang yang
kembali dari sesuatu menuju sesuatu: kembali dari sifat-sifat tercela menuju sifat yang
terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintah-Nya, kembali dari maksiat menuju taat,
kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridhai-Nya,kembali dari saling
bertentangan menuju saling menjaga persatuan, kembali kepada Allah setelah meninggalkan-
Nya yang kembali taat setelah melanggar larangan-Nya.
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-
kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai, ."(Q.S. At-Tahrim/66:8)
Jadi, Taubat yaitu menyesali perbuatan dasa yang telah dilakukan, dan akan mengulangi
kembali. Dalam kehidupan ini manusia pasti berbuat dosa. Tak satupun manusia yang tidak
berbuat dosa, walau dosa kecil. Rasulullah saw. Bersabda yang artinya:Setiap anak
Adam(manusia) berdosa. Sebaik-baik orang yang bedosa ialah yang mau bertaubat. (H.R.
Tirmidzi, Ibnu Hibban dengan sanad yang kuat).
Hukum bertaubat
Bertaubat termasuk perkara yang diwajibkan dalam agama. Dengan bertaubat manusia
akan berhenti dari berbuat dosa.Allah adalah Dzat Yang Maha Pengampun. Ia senantiasa
Penggolongan taubat
Secara umum para ulama membagi tobat menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Tobat Awam (tobat manusia umum),yaitu tobat manusia secara umum. Yang dimaksud
ialah bahwa hati seseorang tunduk dikarenakan dirinya telah melakukan perbuatan salah dan
dosa.
2. Tobat Khawash (tobat orang-orang khusus), tobat tingkat ini sebagai pertanda
meningkastnya makrifah manusia kepada Allah. Mereka merasa malu dikarenakan telah
melakukan perbuatan-perbuatan yang mekruh. Hatinya tunduk dan khusyuk dihadapan Allah,
tobat semacam ini sebagaimana yang dilakukan nabi Adam yang menangis dan menyesal
karena telah melanggar larangan Allah yaitu memakan buah Khuldi.
3. Tobat Akhash Al-khawash, tingkatan tobat yang paling tinggi adalah tobat ini. Tobat
rasulullah manakala dia berkata, sesungguhnya ini adalah kebodohan pada hatiku, dan
sesungguhnya aku akan memohon ampun kepada Allah sebanyak tujuh puluh kali dalam
sehari. Dengan kata lain, untuk membersihkan hatinya dari menaruh perhatian kepada selain
Allah, Rasulullah bristigfar kepada Allah.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bercerita, Di hari kiamat nanti ada orang
yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan
protes, Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-
Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka? Allah menjawab, Kamu berdusta dalam
berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu
dikatakan sebagai pemberani. Dan, apabila pujian itu telah dikatakan oleh mereka, maka
itulah sebagai balasan dari perjuanganmu.
Orang yang berjuang atau beribadah demi sesuatu yang bukan ikhlas karena
Allah SWT, dalam agama disebut riya. Sepintas, sifat riya merupakan perkara yang sepele,
namun akibatnya sangat fatal. Sifat riya dapat memberangus seluruh amal kebaikan,
bagaikan air hujan yang menimpa debu di atas bebatuan. Allah SWT berfirman :
Artinya : Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami
jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (QS. Al-Furqan : 23)
Antara amal perbuatan yang diredhai oleh Allah dengan amal perbuatan
riya dapat dibedakan sebagai berikut :
Amal perbuatan yang diridhai Allah :
a. Niat karena Allah
b. Ikhlas
c. Sesuai dengan kemampuan
d. Tidak pilih kasih
e. Rahmat bagi seluruh alam
Macam-macam riya
Dilihat dari bentuknya, ria dapat digolongkan 2 macam, yaitu :
a. Ria dalam niat
Ria yang berkaitan dengan hati, maksud ria dalam niat, yaitu sejak
awal perbuatan bahkan yang dilakukannya tidak didasari ikhlas
sebelumnya sudah didasari ria. Yang mengetahui hanya Allah
SWT dan dirinya saja. Apabila seseorang ingin melakukan amal
perbuatan baik atau tidak tergantung pada niat. Rasulullah Saw.
bersabda :
( )
Artinya : aku mendengar Umar bin al Khaththab berkata di atas
mimbar, aku mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda :
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan
sesungguhnya bagi setiap orang memperoleh sesuai apa yang ia
niatkan. (H.R.Bukhari Muslim)
.
.
Artinya : Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat
riya.
Artinya : Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari
kampung halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang
(ria) serta menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Allah
meliputi segala yang mereka kerjakan.
:
) )
Artinya : Dari Mahmud Ibnu Labid r.a. bahwa Rasulullah Shallallaahu alaihi wa
Sallam bersabda: "Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpamu ialah syirik
kecil: yaitu riya." (Riwayat Ahmad dengan sanad hasan).
9). Allah tidak akan menerima dan memberi pahala atas perbuatan riya'
10). Di akhirat akan dicampakkan ke dalam api neraka.
Tanda-tanda riya
Tanda-tanda penyakit hati ini pernah dinyatakan oleh Ali bin Abi Thalib.
Kata beliau, Orang yang riya itu memiliki tiga ciri, yaitu malas beramal ketika sendirian
dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya
ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.
Artinya : Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (Q.Ibrahim : 7)
2) ANIAYA (DZALIM)
Menurut ajaran islam, aniaya atau yang biasa disebut dzalim adalah
berasal dari (dzolama-yadzlimu-dzulman) yang artinya aniaya. Pelakunya disebut
dzalim dan perbuatannya disebut dzulmun. Ahli mauidzah mendefinisikan dzalim yaitu
meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Dzalim adalah perbuatan dosa yang harus
ditinggalkan. Karena tindakan aniaya akan dapat merusak kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat. Tindakan aniaya digolongkan sebagai perbuatan yang menyesatkan dan
menyengsarakan.
Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sangsekerta yang berarti perbuatan
bengis, penyiksaan atau zalim, zalim artinya: tidak menempatkan sesuatu dengan
semestinya atau sesuai dengan ketentuan Allah Swt. Atau bisa diartikan tindakan yang tidak
manusiawi, yang bertentangan dengan hak azasi manusia dan Allah swt.
1. Dibenci masyarakat.
2. Tidak tenang, dibayangi rasa takut.
3. Mencemarkan nama baik diri dan keluarganya.
4. Dijatuhi hukuman apabila perbuatannya diketahui.
5. Jika tidak bertaubat dg sungguh maka akan dicampakkan kedalam neraka.
: Artinya
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun
yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah,
Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?.( QS
Yunus 10:3)
3) DISKRIMINASI
Pengertian
BAB III
PENUTUP
B. Saran
Alhamdulillah akhirnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini, segala koreksi
dan saran demi kesempurnaan makalah ini penyusun harapkan sebagai bentuk kepedulian
bagi yang ingin menambah khazanah kekeliruan dan sebagai bahan untuk memperbaiki dari
apa yang telah disusunnya. Sehingga mudah-mudahan kedepannya bisa lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
http://syafrisalmi.wordpress.com/2012/10/25/makalah-aqidah-akhlak-tentang-pembahasan-
akhlak-terpuji/
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2012/04/perilaku-terpuji.html
http://ahmadfauzani.wordpress.com/materi-akhlak-tercela/
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2012/04/perilaku-tercela-riya.html