Anda di halaman 1dari 3

Cara Menyikat Gigi Dengan Baik dan Benar

Assalamualaikum blogger.. Kali ini saya ingin menjelaskan beberapa pengetahuan sedikit
tentang Cara Menyikat Gigi. informasi ini merupakan hal yang sangat penting dan sebaiknya
semua pembaca tahu dan menerapkannya di kehidupan sehari hari..

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sangat penting, karna gigi dan gusi yang rusak
dan tidak dirawat akan menyebabkan rasa sakit, gangguan pengunyahan dan dapat mengganggu
kesehatan tubuh lainnya. Memelihara kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk
memperoleh kesehatan tubuh kita.

Untuk memelihara kesehatan gigi tentunya diawali dengan menyikat gigi. tetapi harus dengan
teknik dan cara yang benar. Pada blog kali ini saya akan menjelaskan cara menyikat gigi yang
benar.

Menyikat gigi dalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga kebersihan gigi
dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan
Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi
yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi
lainnya.

Dalam menyikat gigi teknik apapun yang dipergunakan yang harus diperhatikan adalah cara
menyikat gigi tersebut dan jangan sampai merusak struktur gigi. karna kebanyakan di lingkungan
masyarakat banyak yang salah dalam melakukan penyikatan terhadap gigi sehingga
menyebabkan gigi banyak yang rusak.

Teknik penyikatan yang baik yaitu tentunya menggunakan bulu sikat yang lunak dan arah
menyikat gigi dari arah gusi kearah gigi. selain membersihkan gigi dari plak yang menempel,
dapat juga melakukan pemijatan terhadap gusi yang akan memperlancar peredaran darah sekitar
gusi dan menjadi lebih sehat. Posisi bulu sikat terhadap permukaan gigi bersudut 450.

Beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam menyikat gigi yang baik, antara lain:

1. Sikat gigi
Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang mempunyai ciri-ciri, seperti: bulu-bulu sikat lunak
dan tumpul, sehingga tidak melukai jaringan lunak dalam mulut. Ukuran sikat gigi diperkirakan
dapat menjangkau seluruh permukaan gigi atau disesuaikan dengan ukuran mulut. Dalam
memilih sikat gigi, yang harus diperhatikan adalah kondisi bulu sikat. Pilihlah bulu sikat yang
terbuat dari nilon karena sifatnya yang elastis (Budiman, 2009).

2.Pasta gigi
Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor akan bereaksi
dengan email gigi dan membuat email lebih tahan terhadap serangan asam. Pasta gigi yang
mengandung fluor apabila digunakan secarateratur akan dapat mencegah kerusakan gigi. Pasta
gigi mengandung bahan abrasif ringan seperti kalsium karbonat dan dikalsium fosfat, tetapi baru
sedikit bukti-bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan pasta gigi dapat meningkatkan
efisiensi pembersihan plaque. Pasta gigi yang mengandung fluorida ternyata sudah terbukti dapat
meningkatkan absorpsi ion fluor pada permukaan gigi yang akan menghambat kolonisasi bakteri
dari permukaan gigi. Beberapa pasta gigi tentu juga mengandung bahan-bahan kimia seperti
formaldehid atau strongsium clorida, yang dapat membantu mengurangi sensitivitas dari akar
gigi yang terbuka akibat resesi gingiva (Manson dan Eley, 1993).

3. Alat bantu menyikat gigi


Menurut Manson dan Elley (1993), beberapa alat bantu yang digunakan untuk membersihkan
gigi adalah: benang gigi, tusuk gigi, dan sikat sela-sela gigi. Penggunaan benang gigi akan
membantu menghilangkan plaque dan sisa-sisa makanan yang berada di sela-sela gigi dan di
bawah gusi. Daerah-daerah tersebut sulit dibersihkan dengan sikat gigi.

4.Waktu menyikat gigi


Waktu menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Waktu
tidur produksi air liur berkurang sehingga menimbulkan suasana asam di mulut. Sisa-sisa
makanan pada gigi jika tidak dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kumanpun akan
tumbuh subur membuat lubang pada gigi. Sifat asam ini bisa dicegah dengan menyikat gigi
(Budiman, 2009).

5.Teknik menyikat gigi

Menurut Depkes RI (1996), teknik menyikat gigi adalah:

Sikatlah semua permukaan gigi atas dan bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-
pendek atau atas bawah, sedikitnya delapan kali gerakan setiap permukaan gigi.
Permukaan gigi yang menghadap ke bibir disikat dengan gerakan naik turun.
Permukaan gigi yang menghadap ke pipi disikat dengan gerakan naik turun agak memutar.
Permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah disikat dengan gerakan maju mundur.
Permukaan gigi yang menghadap ke langit-langit atau lidah disikat dengan gerakan dari arah
gusi ke permukaan gigi.
Setelah permukaan gigi selesai disikat, berkumur satu kali saja agar sisa fluor masih ada pada
gigi.
Sikat gigi dibersihkan di bawah air mengalir air dan disimpan dengan posisi kepala sikat gigi
berada di atas.

Untuk menyikat gigi banyak sekali metode- metode menyikat gigi, selain metode diatas, ada juga
metode lain, yakni :
1. Metode vertikal, metode ini digunakan untuk menyikat gigi bagian depan. Kedua rahang
tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan keatas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang,
gerakan yang dilakukan gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.
Sedangkan pada metode horizontal semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke
kanan. Kedua metode tersebut cukup sederhana tetapi tidak begitu baik dipergunakan karna
dapat mengakibatkan resesi gingiva dan abrasi gigi.
2. Metode Roll: ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi dan arah bulu
sikat pada margin gingiva, sehingga sebagian bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat
digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui
permukaan gigi. Permukaan atas mahkota juga disikat. Gerakan ini diulangi 8-12 kali pada setiap
daerah dengan sistematis. Cara pemijatan ini terutama bertujuan untuk pemijatan gusi dan untuk
pembersihan daerah interdental.
3. Metode Charter: ujung bulu sikat diletakkan padapermukaan gigi (oklusal), membentuk sudut
45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan ke atas. Sikat gigi digetarkan membentuk lingkaran
kecil, tetapi ujung bulu sikat harus berkontak denga tepi gusi. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-
3 gigi. Metode ini merupakan cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan pendukung gigi,
walaupun agak sukar untuk dilakukan.
4. Metode Bass: bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat dengan panjang
gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi
dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan getaran kecil-kecil
ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 15 detik. Teknik ini hampir sama dengan teknik
Roll, hanya berbeda pada cara pergerakan sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang
gigi depan. Untuk permukaan belakang gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertikal.
5. Metode Fones atau teknik sirkuler: bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi.
Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran
besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah diantara 2
gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan yang dilakukan
sama tetapi lingkarannya lebih kecil.
6. Metode Stillman dimodifikasi: dianjurkan untuk pembersihan pada daerah dengan resesi
gingiva yang parah disertai tersingkapnya akar gigi, guna menghindari dekstruksi yang lebih
parah pada jaringan akibat abrasi sikat gigi. Jenis sikat gigi yang dianjurkan adalah sikat gigi
dengan kekerasan bulu sikat sedang sampai keras, yang terdiri dari dua atau tiga baris rumpun
bulu sikat.

Teknik penyikatan gigi yang dilakukan pada usia sekolah adalah teknik roll. Metode penyikatan
gigi pada anak lebih ditekankan agar mampu membersihkan keseluruhan giginya bagaimanapun
caranya, namun dengan bertambahnya usia diharapkan metode Bass dapat dilakukan.
Begitu banyak teknik untuk menyikat gigi. dirahapkan para pembaca memahami dan
menerapkan metode tersebut dengan benar agar gigi kita dapat bersih, sehat dan indah. See you
on the next post . thankyou blogger...

Daftar pustaka :
Malik Isnaniah, drg. Sp. Ort (2008). Jurnal Kesehatan Gigi dan Mulut. 14
Jurnal Universitas Udayana Vol. 1 September 2011

Anda mungkin juga menyukai