Teknik Informatika 1E
Kelompok 3
Anggota : 1. Dina Rostika
2. Fahmi Ilmawan R
3. Diky Kusumah Anggadiraksa
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, Wr, Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul ISLAM DAN
KEBUDAYAAN. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini,
khususnya kepada :
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian.
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II : PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Islam dan Kebudayaan
a. Islam.
b. Kebudayaan
2.2. Hubungan Antara Islam dan Kebudayaan
2.3. Islam dan Kebudayaan Arab Pra Islam
2.4. Perkembangan Kebudayaan Islam Saat Ini
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana agama terakhir, Islam di ketahui memiliki karakteristik yang khas di
bandingkan dengan agama-agama sebelumnya. Melalui berbagai linteratur yang berbicara
tentang islam dapat di jumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, berbagai aspek yang
berkenaan dengan Islam itu perlu di kaji secara seksama, Sehingga dapat dihasilkan
pemahaman Islam yang komprahensip. Hal ini perlu dilakukan, karena kualitas pemahaman
ke-Islaman seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan ke-Islaman yang
bersangkutan. Kita barang kali sepakat terhadap kualitas ke-Islaman seseorang benar-benar
komprahenship dan berkualitas. Dan untuk bagian ini kita akan membicarakan Islam dan
kebudayaan. Hal ini perlu diketahui agar kita dapat menjawab pertanyaan atau persoalan
Islam dan kebudayaan. Diantara pertanyaan apakah Islam itu kebudayaan ? pertanyaan ini
penting di kaji agar kita dapat memahami Islam secara komprenhenship disamping itu
kitapun akan mencoba untuk mengungkap hubungan antara Islam dan kebudayaan.
Kebudayaan yang hendak menjadikan kehidupan ekonomi sebagai dasarnya, dan
pola-pola etik didasarkan pula pada kehidupan ekonomi itu dengan tidak menganggap
penting arti kepercayaan dalam kehidupan umum, dalam merambah jalan untuk umat
manusia mencapai kebahagiaan seperti yang dicita-citakannya itu, menurut hemat saya tidak
akan mencapai tujuan. Bahkan tanggapan terhadap hidup demikian ini sudah sepatutnya bila
akan menjerumuskan umat manusia ke dalam penderitaan berat seperti yang dialami dalam
abad-abad belakangan ini. Sudah seharusnya pula apabila segala pikiran dalam usaha
mencegah perang dan mengusahakan perdamaian dunia tidak banyak membawa arti dan
hasilnya pun tidak seberapa. Selama hubungan saya dengan saudara dasarnya adalah sekerat
roti yang saya makan atau yang saudara makan, kita berebut, bersaing dan bertengkar untuk
itu, masing-masing berpendirian atas dasar kekuatan hewaninya, maka akan selalu kita
masing-masing menunggu kesempatan baik untuk secara licik memperoleh sekerat roti yang
di tangan temannya itu. Masing-masing kita satu sama lain akan selalu melihat teman itu
sebagai lawan, bukan sebagai saudara. Dasar etik yang tersembunyi dalam diri kita ini akan
selalu bersifat hewani, sekali pun masih tetap tersembunyi sampai pada waktunya nanti ia
akan timbul. Yang selalu akan menjadi pegangan dasar etik ini satu-satunya ialah
keuntungan. Sementara arti perikemanusiaan yang tinggi, prinsip-prinsip akhlak yang terpuji,
altruisma, cinta kasih dan persaudaraan akan jatuh tergelincir, dan hampir-harnpir sudah tak
dapat dipegang lagi.
Sebaliknya paham sosialisme yang berpendapat bahwa perjuangan kelas yang harus
disudahi dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh, merupakan salah satu keharusan
alam. Selama persaingan dan perjuangan mengenai harta itu dijadikan pokok kehidupan,
selama pertentangan antar-kelas itu wajar, maka pertentangan antar-bangsa juga wajar,
dengan tujuan yang sama seperti pada perjuangan kelas. Dari sinilah konsepsi nasionalisme
itu, dengan sendirinya, memberi pengaruh yang menentukan terhadap sistem ekonomi.
Apabila perjuangan bangsa-bangsa untuk menguasai harta itu wajar, apabila adanya
penjajahan untuk itu wajar pula, bagaimana mungkin perang dapat dicegah dan perdamaian
di dunia dapat dijamin? Pada menjelang akhir abad ke-20 ini kita telah dapat menyaksikan -
dan masih dapat kita saksikan - adanya bukti-bukti, bahwa perdamaian di muka bumi dengan
dasar kebudayaan yang semacam ini hanya dalam impian saja dapat dilaksanakan, hanya
dalam cita-cita yang manis bermadu, tetapi dalam kenyataannya tiada lebih dari suatu
fatamorgana yang kosong belaka
BAB II
PEMBAHASAN
b. KEBUDAYAAN
1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia,
sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat
2. Unsur-unsur kebuyaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik .
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya organisasi ekonomi. alat-alat dan
lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga
pendidikan utama) organisasi kekuatan (politik).
3. Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta
bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata
kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan,
dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud
kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak
bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal
mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
4. Komponen Kebudayaan
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen
utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi
ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
5. Penetrasi budaya
Yang dimaksud dengan penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu
kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
Penetrasi damai (penetration pasifique)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh
kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut
tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat.
Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya
masyarakat. Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan
Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan
kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat
pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
Dari pengertian penjelasan di atas kata Islam dekat dengan arti agama begitu juga
hubungan agama dan kebudayaan adalah dua bidang yang dapat di bedakan tetapi tidak dapat
di pisahkan. Agama bernilai mutlak, tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat.
Sedangkan budaya, sekalipun berdasarkan agama dapat berubah dari waktu ke waktu dan dari
tempat ke tempat. Sebagian besar budaya di dasarkan pada agama, tidak pernah sebaliknya.
Oleh karena itu agama adalah primer, dan budaya adalah sekunder. Budaya bisa merupakan
ekspresi hidup keagamaan. Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa pada tingkat
praktis, Agama Islam merupakan produk budaya karena ia tumbuh dan berkembang melalui
pemikiran ulama dengan cara ijtihad. Disamping itu, Ia tumbuh dan berkembang karena
terjadi interaksi sosial di masyarakat.
Bangsa arab pra Islam di kenal sebagai bangsa yang memiliki kemajuan ekonomi,
letak geografisnya yang strategis membuat agama islam yang di turunkan (makkah) mudah
tersebar diberbagai wilayah. Dan beberapa cirri-ciri utama tataran Arab pra Islam adalah
sebagai berikut :
Dilihat dari sumber yang di gunakan, hukum Arab pra Islam bersumber pada adat
istiadat. Dalam bidang muamalah, diantara kebiasaan mereka adalah di bolehkan transaksi
mubadalah (barter) jual beli, kerja sama pertanian (muzaroah) dan riba. Diantara ketentuan
hukum keluarga Arab pra Islam adalah diperbolehkannya berpoligami dengan perempuan
dengan jumlah tanpa batas. Serta anak kecil dan perempuan tidak dapat harta warisan.
"Tuhan tidak akan memaksa seseorang di luar kesanggupannya. Segala usaha baik
yang dikerjakannya adalah untuk dirinya, dan yang sebaliknya pun untuk dirinya pula. 'Ya
Allah, jangan kami dianggap bersalah, bila kami lupa atau keliru. Ya Allah, janganlah
Kaupikulkan kepada kami beban seperti yang pernah Kaupikulkan kepada mereka yang
sebelum kami. Ya Allah, jangan hendaknya Kaupikulkan kepada kami beban yang kiranya
takkan sanggup kami pikul. Beri maaflah kami, ampunilah kami dan berilah kami rahmat.
Engkau jugalah Pelindung kami terhadap mereka yang tiada beriman itu." (Qur'an, 2: 286)
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih,
sehingga mengaburkan pamahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang
menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang
menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan
ketika kita harus meletakan agama (Islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.
2. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT dengan perantara wahyu yang di
berikan kepada nabi Muhammad SAW untuk disebarkan untuk umat manusia dan
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta dan masyarakat.
3. Agama merupakan sumber kebudayaan dengan kata lain kebudayaan bentuk nyata dari
agama islam itu sendiri.
4. Budaya hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengerahkan segenap potensi
yang dimilikinya. Dan pada pra islam banyak yang mengandung atau berbau keislaman.
3.2. SARAN
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakan Islam dalam
kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan Islam dengan landasan
konsep yang berasal dari Islam pula.
Wallahu alam bishawab
DAFTAR PUSTAKA
Nata, Abuddin. Metedologi Study Islam. 1998. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Hakim Atang Abd Dan Mubarrok Jaih. 2010.
Metodologi Study Islam. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.