1. Cardiomiopati ?
2. DD case 4
3. Penatalaksanaan dari case 1-4
4. Perbedaan ASD dan VSD
STEP 6
STEP 7
1. Kardiomiopati adalah penyakit yang melemahkan dan membesarkan ukuran otot jantung.
Ada tiga tipe utama kardiomiopati: dilatasi (meluas), hipertrofi, dan restriktif. Kardiomiopati
membuat jantung lebih sulit untuk memompa darah dan mengirimkannya ke seluruh tubuh.
Kardiomiopati dapat menyebabkan gagal jantung. Kardiomiopati sudah diketahui
penatalaksanaannya. Tipe tatalaksana yang akan didapatkan tergantung tipe kardiomiopati
apa yang dialami dan seberapa serius kondisi tersebut. Tatalaksana yang akan Anda jalani
meliputi pengobatan, pemasangan alat melalui pembedahan, ataupada kasus yang parah,
transplantasi jantung.
Beberapa orang yang mengalami kardiomiopati tidak memiliki tanda dan gejala pada tahap
awal penyakit. Tetapi ketika kondisi sudah berlanjut, tanda dan gejala biasanya muncul.
Gejala-gejala kardiomiopati meliputi: Sukar bernapas ketika beraktivitas atau bahkan ketika
istirahat Bengkak pada bagian kaki, pergelangan kaki, dan telapak kaki Pembesaran perut
karena penumpukan cairan Kelelahan Denyut jantung yang tidak teratur yang terasa cepat
dan berdebar-debar Pusing, kepala ringan, dan pingsan Apapun tipe kardiomiopati yang
dimiliki, tanda dan gejala akan menjadi semakin buruk kecuali jika diobati. Pada beberapa
orang, memburuknya tanda dan gejala tersebut terjadi dengan cepat, sementara pada orang
lainnya, kardiomiopati justru tidak memburuk pada waktu yang lama
Penyebab & Faktor Risiko Kebanyakan, penyebab kardiomiopati tidak diketahui. Namun,
pada beberapa orang, dokter-dokter dapat mengidentifikasi beberapa faktor yang
berkontribusi. Penyebab-penyebab yang memungkinkan terjadinya kardiomiopati adalah:
Tekanan darah tinggi yang berlangsung dalam jangka panjang Gangguan katup jantung
Kerusakan terhadap jaringan jantung akibat serangan jantung yang pernah terjadi
sebelumnya Detak jantung cepat yang berlangsung kronik Penyakit metabolik, sperti
penyakit tiroid atau diabetes Defisiensi nutrisi vitamin atau mineral yang esensial, seperti
tiamin (vitamin B-1), kalsium, dan magnesium Kehamilan Pemakaian alkohol berlebihan
dalam beberapa tahun Penyalahgunaan kokain atau obat antidepresan, seperti
antidepresan trisiklik Penggunaan obat kemoterapi untuk penatalaksaan kanker Infeksi
virus tertentu, yang dapat mencederai jantung dan memicu kardiomiopati Penumpukan zat
besi di otot jantung (hemokromatosis) Kondisi genetik Terdapat tiga tipe kardiomiopati,
yaitu: Kardiopati meluas (dilated). Ini adalah tipe kardiomiopati yang paling umum. Pada
gangguan ini, kemampuan ruang utama jantung untuk memompa ventrikel kiri melemah.
Ventrikel kiri mengalami pembesaran dan tidak bisa memompa darah keluar dari jantung
secara efektif. Meskipun tipe ini dapat menyerang orang pada usia berapa saja, tipe ini paling
sering dijumpai pada orang berusia setengah baya dan lebih sering menyerang kaum pria.
Beberapa orang dengan kardiomiopati meluas memiliki riwayat keluarga terhadap kondisi
tersebut. Kardiomiopati hipertrofi. Tipe ini melibatkan pertumbuhan abnormal atau
penebalan otot jantung Anda, menyerang otot ruang utama jantung. Selama penebalan
terjadi, otot cenderung untuk mengeras dan ukuran ruang pompa dapat menyusut,
mengganggu kemampuang jantung Anda untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Kardiomiopati hipertrofi dapat terjadi pada usia berapa saja, tetapi kondisi ini cenderung
lebih parah jika terjadi ketika masa kanak-kanak. Orang-orang yang paling sering terserang
biasanya memiiliki riawayat penyakit ini dalam keluarganya. Beberapa mutasi genetik juga
telah dihubungkan dengan kejadian kardiomiopati hipertrofi Kardiomiopati restriktif. Otot
jantung pada orang yang mengalami kardiomiopati restriktif berubah menjadi kaku dan
kurang elastis, memengaruhi otot sehingga tidak bisa mengembang selayaknya dan tidak
terisi cukup darah di antara denyut jantung. Sementara kardiomiopati restriktif dapat terjadi
pada usia berapa saja, mereka lebih cenderung menyerang orang tua. Ini adalah tipe
kardiomiopati yang paling jarang dan dapat terjadi tanpa penyebab yang jelas (idiopatik).
Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh penyakit yang terjadi di bagian tubuh lainnya yang
dapat menyerang jantung. Komplikasi Mengidap kardiomiopati dapat menyebabkan kondisi
jantung lainnya, seperti: Gagal jantung. Gagal jantung berarti jantung Anda tidak bisa
memompa darah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Otot jantung yang menebal, kaku,
atau melemah karena kardiomiopati dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk memompa
atau menyebabkan darah tidak dapat dipompa keluar jantung. Jika tidak ditindaklanjuti,
gagal jantung dapat mengancam jiwa. Pembekuan darah. Karena jantung tidak dapat
memompa secara efektif, Anda lebih mudah mengalami pembekuan darah dalam jantung
jika mengalami kardiomiopati. Jika bekuan tersebut terpompa keluar dari jantung dan masuk
ke dalam aliran darah, mereka dapat menyumbat aliran darah ke organ lain, termasuk
jantung dan otak. Jika terjadi pada jantung sisi kanan, bekuan tersebut dapat berjalan ke
paru (emboli paru). Untuk mengurangi risiko, dokter akan memberikan resep obat pengencer
darah (pengobatan antikoagulan), seperi aspirin, clopidogrel atau warfarin. Gangguan katup.
Karena orang dengan kardiomiopati meluas memiliki jantung yang membesar, dua dari
empat katup jantung katup mitral dan trikuspid tidak dapat menutup secara sempurna
sehingga mengakibatkan aliran darah balik. Aliran ini dapat membuat bunyi yang disebut
murmur jantung. Henti jantung dan kematian secara mendadak. Semua bentuk
kardiomiopati dapat mengakibatkan ritme jantung abnomal. Beberapa dari ritme jantung ini
terlalu lambat untuk menjaga darah tetap mengalir di dalam jantung secara efektif dan
beberapa dari ritme jantung ini terlalu cepat bagi jantung untuk berdenyut selayaknya. Pada
kedua kasus tersebut, ritme abnormal jantung ini dapat menyebabkan pingsan atau, pada
beberapa kasus, kematian secara mendadak jika jantung Anda berhenti berdenyut.
Klasifikasi
Bila kardiomiopati di klasifikasikan berdasarkan etiologi maka dikenal bentuk dasar yaitu :
1. Tipe primer, apabila terdapat penyakit pada jantung dengan penyebab yang tidak
diketahui. Termasuk didalamnya istilah idiopatik kardiomiopati, familial kardiomiopati dan
fibrosis endomiokardium.
Kejadian pada pria dan kulit hitamdikatakan tiga kali lebih sering dibandingkan populasi kulit
putih dan perempuan. Dan angka kelangsungan hidup pada kulit hitam dan pria lebih buruk
dibandingkan kulit putih dan perempuan.
Kardiomiopati hipertrofi
Dalam kardiomiopati hipertrofi, massa jantung meningkat me- lebihi bagian peningkatan
dalam ruangan ventrikel. Sehingga rasio volume rongga ventrikelterhadap tebal dinding
ventrikel menurun. Kardiomiopati hipertrofi bisa dibagi lebih lanjut menurut pola distribusi
peningkatan massa ventrikel. Simetris dalam jantung dengan kardiomiopati hipertrofi bentuk
simetris, ada peningkatan konsentrik pada tebal dinding ventrikel
2. Diagnosis Banding :
a. Aneurisma
b. Hemangioma
c. Varises
3. Penatalaksanaan
a. ASD
b. Perikarditis
c. Hemangioma
ASD
Bila pemeriksaan klinis dan elektrokardiografi sudah dapat memastikan adanya defek septum
atrium, maka penderita dapat diajukan untuk operasi tanpa didahului pemeriksaan
kateterisasi jantung. Bila telah terjadi hipertensi pulmonal dan penyakit vaskuler paru, serta
pada kateterisasi jantung didapatkan tahanan arteri pulmonalis lebih dari 10U/m yang tidak
responsif dengan pemberian oksigen 100%, maka penutupan defek septum atrium
merupakan indikasi kontra.
v Tindakan operasi
Indikasi operasi penutupan ASD adalah bila rasio aliran darah ke paru dan sistemik lebih dari
1,5. Operasi dilakukan secara elektif pada usia pra sekolah (34 tahun) kecuali bila sebelum
usia tersebut sudah timbul gejala gagal jantung kongaestif yang tidak teratasi secara
medikamentosa. Defect atrial ditutup menggunakan patch
v Tanpa operasi
Lubang ASD dapat ditutup dengan tindakan nonbedah, Amplatzer Septal Occluder (ASO),
yakni memasang alat penyumbat yang dimasukkan melalui pembuluh darah di lipatan paha.
Meski sebagian kasus tak dapat ditangani dengan metode ini dan memerlukan pembedahan.
Amplatzer septal occluder(ASO) adalah alat yang mengkombinasikan diskus ganda dengan
mekanisme pemusatan tersendiri (self-centering mechanism). Ini adalah alat pertama dan
hanya menerima persetujuan klinis pada anak dan dewasa dengan defek atrium sekundum
(DAS) dari the United States Food and Drug Administration (FDA US). Alat ini telah berhasil
untuk menutup defek septum atrium sekundum, patensi foramen ovale, dan fenestrasi
fontanella.
PERIKARDITIS
Medikamentosa :
1. OAINS
a. Ibuprofen 3x500 mg per-hari
b. Kolkisin selama 2th
Hemangioma
1. Cara konservatif
Pada perjalanan alamiahnya lesi hemangioma akan mengalami pembesaran dalam bulan-
bulan pertama, kemudian mencapai besar maksimum dan sesudah itu terjadi regresi
spontan sekitar umur 12 bulan, lesi terus mengadakan regresi sampai umur 5 tahun.
2. Cara aktif
Hemangioma yang memerlukan terapi secara aktif, antara lain adalah hemangioma yang
tumbuh pada organ vital, seperti pada mata, telinga, dan tenggorokan; hemangioma yang
mengalami perdarahan; hemangioma yang mengalami ulserasi; hemangioma yang
mengalami infeksi; hemangioma yang mengalami pertumbuhan cepat dan terjadi deformitas
jaringan.
2.1. Pembedahan
Indikasi :
1. Terdapat tanda-tanda pertumbuhan yang terlalu cepat, misalnya dalam beberapa minggu
lesi menjadi 3-4 kali lebih besar.
2. Hemangioma raksasa dengan trombositopenia.
3. Tidak ada regresi spontan, misalnya tidak terjadi pengecilan sesudah 6-7 tahun.
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang tumbuh cepat, mungkin
memerlukan eksisi lokal untuk mengendalikannya (Hamzah, 1999).
2.2. Radiasi
Pengobatan radiasi pada tahun-tahun terakhir ini sudah banyak ditinggalkan karena:
1. Penyinaran berakibat kurang baik pada anak-anak yang pertumbuhan tulangnya masih
sangat aktif.
3. Menimbulkan fibrosis pada kulit yang masih sehat yang akan menyulitkan bila diperlukan
suatu tindakan.
Walaupun radiasi digunakan secara luas dalam masa lampau untuk mengobati hemangioma,
pada saat ini jarang digunakan karena komplikasi jangka lama terapi radiasi, serta fakta
bahwa kebanyakan hemangioma kapiler akan beregresi (Hamzah, 1999).
2.3. Kortikosteroid
Penyuntikan bahan sklerotik pada lesi hemangioma, misalnya dengan namor rhocate
50%, HCl kinin 20%, Na-salisilat 30%, atau larutan NaCl hipertonik. Akan tetapi cara ini sering
tidak disukai karena rasa nyeri dan menimbulkan sikatrik (Hamzah, 1999).
2.5. Elektrokoagulasi
Cara ini dipakai untuk spider angioma untuk desikasi sentral arterinya, juga untuk
hemangioma senilis dan granuloma piogenik (Hamzah, 1999).
2.6. Pembekuan
2.7. Antibiotik
Antibiotik diberikan pada hemangioma yang mengalami ulserasi. Selain itu dilakukan
perawatan luka secara steril.