Anda di halaman 1dari 1

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan jajanan adalah makanan yang dipersiapkan dan dijual oleh
pedagang kaki lima di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung
dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut. Istilah makanan
jajanan tidak jauh dari istilah junk food, fast food, dan street food karena istilah tersebut
merupakan bagian dari istilah makanan jajanan (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Jajanan anak sekolah sedang mendapat sorotan khusus, karena selain banyak
dikonsumsi anak sekolah yang merupakan generasi muda juga banyak bahaya yang
mengancam dari konsumsi pangan jajanan. Keamanan pangan jajanan sekolah perlu lebih
diperhatikan karena berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak sekolah.
Makanan yang sering menjadi sumber keracunan adalah makanan ringan dan jajanan, karena
biasanya makanan ini merupakan hasil produksi industri makanan rumahan yang kurang
dapat menjamin kualitas produk olahannya (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).
Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2010, anak sekolah yang dimaksudkan di sini
adalah anak usia 7-15 tahun, dimana saat ini mereka sedang duduk dibangku SD dan
SMP. Anak usia ini sedang menjalani pendidikan dasar yang merupakan titik awal anak
mengenal sekolah yang sesungguhnya dengan kurikulum dan mata pelajaran yang serius.
Pengetahuan gizi memegang peranan yang penting dalam memberikan cara
menggunakan pangan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Tingkat
pengetahuan yang menentukan perilaku konsumsi pangan didapat salah satunya melalui
pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha menambah pengetahuan dan memperbaiki
kebiasaan konsumsi pangan yang pada umumnya dipandang lebih baik diberikan sedini
mungkin (Suharjo, 1989). Hal ini patut mendapatkan perhatian mendalam sebagai suatu
unsur dalam strategi gizi yang menyeluruh. Tingkat pengetahuan seseorang banyak
menentukan pemilihan makan. Ketidaktahuan tentang makan dapat menyebabkan
kekurangan gizi.
Makanan jajanan memiliki beberapakeunggulan, akan tetapi makanan jajanan diduga
masih beresiko terhadapkesehatan. Proses pengolahan yang tidak higienis, adanya campuran
pengawet, dll. mengakibatkan makanan jajanan perlu dihindari dan dikurangi konsumsinya.
Terlebih bagi anak yang tidak terbiasa untuk mengkonsumsi sarapan pagi, jajanan adalah
makanan pertama kali yang masuk kedalam pencernaan, hal ini kurang baik bagi kesehatan
dan kognitif anak saat menjalani pembelajaran di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai