Anda di halaman 1dari 18

Home Blok Imunopatologi Materi Kedokteran Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia

Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia


4 Comments

Blok Imunopatologi, Materi Kedokteran


Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun - Kita tahu sistem imun atau sistem pertahanan pada tubuh
manusia sangat berguna untuk menjaga kita agar dapat beraktivitas seperti biasa. Dengan sistem imun kita dapat
terhindar dari berbagai macam penyakit yang berada di sekitar kita. Oleh karena itu, admin Kidung Kawan kali
ini akan sedikit berbagi ilmu dengan para pengunjung mengenai sistem imun pada manusia.

Pengertian Sistem Imun


Sistem imun adalah sistem pertahanan yang ada pada tubuh manusia yang berfungsi untuk menjaga manusia
dari benda-benda yang asing bagi tubuh manusia. Pada sistem imun ada istilah yang disebut Imunitas. Imunitas
sendiri adalah ketahanan tubuh kita atau resistensi tubuh kita terhadap suatu penyakit. Jadi sistem imun pada
tubuh kita mempunyai imunitas terhadap berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan tubuh kita.

Fungsi Sistem Imun


Fungsi sistem imun sendiri ada 3, yaitu :
1. Pertahanan
2. Homeostasi tubuh
3. Peremajaan

Klasifikasi Sistem Imun

Berdasarkan responnya terhadap suatu jenis penyakit, sistem imun dibagi menjadi 2 macam, yaitu Sistem Imun
Non-Spesifik dan Sistem Imun Spesifik.
Pengertian, Fungsi dan Mekanisme Sistem Imun Tubuh Manusia

1. Sistem Imun Non-Spesifik / Innate / Non-Adaptif


Sistem imun non-spesifik adalah sistem imun yang melawan penyakit dengan cara yang sama kepada semua
jenis penyakit. Sistem imun ini tidak membeda-bedakan responnya kepada setiap jenis penyakit, oleh karena itu
disebut non-spesifik. Sistem imun ini bekerja dengan cepat dan selalu siap jika tubuh di datangkan suatu
penyakit.
Sistem imun non-spesifik punya 4 jenis pertahanan :

a. Pertahanan Fisik / Mekanis


Pertahanan fisik dapat berupa kulit, lapisan mukosa / lendir, silia atau rambut pada saluran nafas, mekanisme
batuk dan bersin. Pertahanan fisik ini umumnya melindungi tubuh dari penyakit yang berasal dari lingkungan
atau luar tubuh kita. Pertahanan ini merupakan pelindung pertama pada tubuh kita.

b. Pertahanan Biokimia
Pertahanan biokimia ini adalah pertahanan yang berupa zat-zat kimia yang akan menangani mikroba yang lolos
dari pertahanan fisik. Pertahanan ini dapat berupa pH asam yang dikeluarkan oleh kelenjar keringat, asam
lambung yang diproduksi oleh lambung, air susu, dan saliva.

c. Pertahanan Humoral
Pertahanan ini disebut humoral karena melibatkan molekul-molekul yang larut unutk melawan mikroba.
Biasanya molekul yang bekerja adalah molekul yang berada di sekitar daerah yang dilalui oleh mikroba. Contoh
molekul larut yang bekerja pada pertahanan ini adalah Interferon (IFN), Defensin, Kateisidin, dan Sistem
Komplemen.

d. Pertahanan Selular
Pertahanan ini melibatkan sel-sel sistem imun dalam melawan mikroba. Sel-sel tersebut ada yang ditemukan
pada sirkulasi darah dan ada juga yang di jaringan. Neutrofil, Basofil, Eusinofil, Monosit, dan sel NK adalah sel
sistem imun non-spesifik yang biasa ditemukan pada sirkulasi darah. Sedangkan sel yang biasa ditemukan pada
jaringan adalah sel Mast, Makrofag dan sel NK.

2. Sistem Imun Spesifik / Adaptif


Sistem Imun Spesifik adalah sistem imun yang membutuhkan pajanan atau bisa disebut harus mengenal dahulu
jenis mikroba yang akan ditangani. Sistem imun ini bekerja secara spesifik karena respon terhadap setiap jenis
mikroba berbeda. Karena membutuhkan pajanan, sistem imun ini membutuhkan waktu yang agak lama untuk
menimbulkan respon. Namun jika sistem imun ini sudah terpajan oleh suatu mikroba atau penyakit, maka
perlindungan yang diberikan dapat bertahan lama karena sistem imun ini mempunyai memory terhadap pajanan
yang didapat. Sistem imun ini dibagi menjadi 2 :

a. Sistem Imun Spesifik Humoral


Yang paling berperan pada sistem imun spesifik humoral ini ada Sel B atau Limfosit B. Sel B ini berasal dari
sumsum tulang dan akan menghasilkan sel Plasma lalu menghasilkan Antibodi. Antibodi inilah yang akan
melindungi tubuh kita dari infeksi ekstraselular, virus dan bakteri, serta menetralkan toksinnya.

b. Sistem Imun Spesifik Selular


Pada sistem imun ini, sel T atau Limfosit T yang paling berperan. Sel ini juga berasal dari sumsum tulang,
namun dimatangkan di Timus. Fungsi umum sistem imun ini adalah melawan bakteri yang hidup intraseluler,
virus, jamur, parasit dan tumor. Sel T nantinya akan menghasilkan berbagai macam sel, yaitu sel CD4+ (Th1,
Th2), CD8+, dan Ts (Th3).

Mekanisme Respon Imun


Ketika mikroba masuk ke dalam tubuh manusia, mikroba tersebut akan melewati 3 lapis pertahanansistem imun.
Pertahanan lapis pertama berisi sistem imun non-spesifik terutama fisik/mekanis, biokimia, dan humoral.
Pertahanan ini akan mencegah masuknya mikroba masuk ke dalam tubuh. Pertahanan lapis kedua berisi sistem
imun non-spesifik khususnya yang selular. Pertahanan selular ini nantinya akan mencegah mikroba yang
berhasil masuk ke dalam tubuh dengan menghancurkannya. Pertahanan ketiga adalah sistem imun spesifik yang
telah dibahas di atas. Ini akan menangani mikroba yang masih belum ditangani oleh sistem imun non-spesifik.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Imun


Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem imun, yaitu :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Lingkungan

Demikianlah pembahasan tentang sistem imun kali ini, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Sistem Imun
0

Immune System
Sistem Imun adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau

serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Fungsi System Imun

Penangkal benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Untuk keseimbanagn fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua.

Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi, atau ganas, serta menghancurkannya.
Sistem imun tidak dapat dibentuk dalam waktu yang singkat. Respon imun tubuh alamiah terhadap serangan pathogen baru

akan muncul dalam waktu 24 jam.

Kebanyakan pathogen yang ada di sekitar kita sulit masuk ke dalam tubuh akibat adanya mekanisme pertahanan tubuh

secara alami.

Terdapat 4 mekanisme pertahanan tubuh alami terhadap pathogen yang akan masuk kedalam tubuh, yaitu pertahanan fisik,

mekanik, kimia, dan biologis.

Pertahanan Fisik

Kulit memberikan penghalang fisik bagi jalan masuknya pathogen ke dalam tubuh. Lapisan luar sel-sel kulit mati yang keras

mengandung keratin dan sangat sedikit air, sehingga pertumbuhan pathogen menjadi terhambat. Contoh zat yang

menghambat pertumbuhan bakteri :

Air Mata : Kelenjar lakrimal mensekresi air mata, yang melarutkan dan mencuci mikroorganisme dan bahan kimia

penyebab iritasi mata

Sebum ( Minyak ) : sSebum diekskresikan oleh kelenjar sebaceous, mengandung asam lemak yang memiliki aksi

antimikrobal.

Mukus : Hasil ekskresi sel-sel goblet yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan. Mukus merupakan cairan lender yang

lengket sehingga dapat memerangkap pathogen yang berasal dari udara.

Pertahanan Mekanik

Rambut Hidung : Berfungsi sebagi filter udara yang melewati saluran hidung. Bakteri dan partikel lain yang erperangkap

di mucus akan diserap keluar dari paru-paru oleh silia.

Pertahanan Kimia
Air mata, mucus, saliva, dan keringat semuanya mengandung zat kimia yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Biasanya ditemukan enzim Lisozim di anatar mereka. Lisozim mengkatalis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Selain itu

ada asam hidroklorik yang terdapat pada cairan lambung membunuh sebagian besar mikroorganisme yang masuk ke

lambung.

Pertahanan Biologis

Terdapat populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membrane mukosa yang menghambat pertumbuhan

banyak bakteri pathogen. Mereka melindungi kita dengan cara berkompetisi dengan bakteri pathogen dalam mendapatkan

nutrient.

Pertahanan tubuh oleh sel darah putih

Sel darah putih berfungsi sebagai perthanan tubuh terhadap patogen. Terdapat lima jenis sel darah putih yang terdapat di

sumsum tulang. Sel darah putih tersebut adalah neutrofil, eosinofil, basofil, monosit dan limfosit.

Neutrofil memiliki ciri nucleus berlobus, dan merupakan sel darah putih terbesar. Netrofil memiliki fungsi fagositosis

yaitu menelan mikroorganisme dan sisa-sisa sel mati.

Eosinofil memilikin peranan dalam reaksi alergi.

Basofil dapat melepaskan senyawa kimia seperti histaminyang menyebabkan reaksi inflamasi.

Monosit akan berkembang menjadi makrofag yang juga berfungsi fagositosis.

Limfosit terdiri atas 2 jenis sel yaitu Limfosit B dan Limfosit T. Limfosit B berpera dalam antibody-mediated immunity

sementara Limfosit T berperan dalam cell-mediated immunity.


Neutrofil dan Limfosit menyusun 90% dari sel darah putih dalam tubuh, dan sisanya 10% disusun oleh monosit, eusinofil,

dan basofil.

Respon Imun

Respon Imun Non-Spesifik

Ketika tubuh terluka karena tergores, terpotong, terbakar, atau diserang oleh pathogen yang berhasil menembus pertahanan

tubuh, tubuh akan menghasilkan respon imun non-spesifik.

Inflamasi : Pembengkakan jaringan merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan jaringan. Inflamasi sanagt berguna

sebagai perthanan tubuh, sebab reaksi tersebut mencegah penyebaran infeksi ke jaringan lain dan mempercepat proses

penyembuhan.

Fagositosis : Sel darah putih menelan pathogen, membawanya ke dalam vakuola yang ada di sitoplasma sel tersebut, lalu

dicerna dengan enzim litik.

Respon Imun Spesifik

Antibody-Mediated Immunity

Antibosy akan menyerang bakteri atau virus sebelem pathogen tersebut masuk ke dalam sel tubuh. Antibody dihasilkan oleh

limfosit B dan teraktivasi bila mengenali antigen yang terdapat pada permukaan sel pathogen, dengan bantuan sel limfosit T.

terdapat 3 jenis sel limfosit B yaitu

Sel B plasma : Mensekresikan antibody ke system sirkulasi tubuh. Setiap antibody sifatnya spesifik terhadap satu antigen

patogenik.
Sel B memori : Sel yang deprogram untuk mengingat suatu antigen yang spesifik dan akan merespon dengan sangat cepat

bila terjadi infeksi kedua.

Sel B pembelah : Berfungsi untuk menghasilkan lebih banyak lagi sel-sel limfosit B.

Apabila suatu masuk dalam tubuh dan mampu melewati pelindung lapis pertama dan kedua pada sistem pertahanan alami,

misal sel limfosit B dan sel limfosit T yang memiliki reseptor antigen A akan membelah dan berdiferensiasi. Hasil

pembelahan dan diferensiasi tersebut akan membentuk dua klon. Klon pertama menghasilkan sel-sel efektor, sedangkan

klon kedua menghasilkan sel-sel memori.

Apabila kemudian antibodi menang melawan antigen mak morang tersebut akan sehat dan memiliki sel memori untuk

melawan antigen yang sama di waktu yang akan datang. Oleh karena itu, jika suatu saat orang tersebut dimasuki oleh antigen

(kuman) berjenis sama, tubuh orang tersebut akan mengaktifkan sel-sel memori yang telah terbentuk sebelumnya. Waktu

untuk menanggapi dan melawan kuman tersebut cenderung lebih pendek di bandingkan respons pertahanan primer. Hal ini

disebut respons pertahanan sekunder.

Cell-Mediated Immunity

Imunitas yang diperantarai sel, melibatkan sel dalam menyerang organism asing. Terdapat 3 jenis sel T.

Sel T pembantu : Membantu atau mengontrol komponen respon imun spesifik lainnya. Mengaktivasi makrofag

untuk segera bersiap memfagosit pathogen dan sisa-sisa sel.

Sel T pembuluh : Menyerang sel tubuh yang terinfeksi dan sel-sel pathogen yang relative besar secara langsung.

Sel T supresor : Berfungsi untuk menurunkan dan menghentikan respon imun. Mekanisme tersebut diperlukan

ketika respon imun sudah mulai lebih dari yang diperlukan, atau ketika infeksi sudah berhasil diatasi.

Pencegahan penyakit

Kekebalan Tubuh
Pertahanan pasif merupakan pertahanan yang diberikan kepada individu dan bersifat sementara. Prtahanan ini diberikan

kepada tubuh yang sakit untuk melawan antigen yang sudah ada. Dalam pertahanan pasif tubuh tidak membentuk antibodi

karena menerima antibodi yang sudah jadi.

Pertahanan aktif merupakan pertahanan yang menyebabkan tubuh membentuk antibodi, misalnya melalui pemberian

vaksin ke dalam tubuh yang sehat. Vaksin berperan sebagai antigen yang akan memacu tubuh membentuk antibodi guna

melawan antigen tersebut. Dengan demikian tubuh aktif membentuk pertahanan yang ditimbulkan disebut pertahanan aktif.

Vaksinasi adalah pemberian vaksin kedalam tubuh seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakittersebut.

Penyakit System Imun :

- Lupus eritematosus sistemik

- Miastenia gravis

- Penyakit Graves

- Tiroiditis Hashimoto

- Pemfigus

- Artritis rematoid

- Skleroderma

- Anemia pernisiosa

Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan

suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika khususnya

berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi, meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai

alat seleksi terhadap mutan atau transforman.

Berdasarkan sifatnya antibiotik dibagi menjadi dua:

1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap bakteri.

2. Antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu antibiotik yang bekerja menghambat pertumbuhan atau multiplikasi bakteri.

SISTEM KEKEBALAN TUBUH (SISTEM IMUN)


PENGERTIAN
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organkhusus pada

suatu organisme. Jika sistem kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksibakteri dan virus, serta

menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,

sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu, dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga

memberikan pengawasan terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin immunitas yang berarti
pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap
kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang
sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap
penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat
yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti
kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.

Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh
akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk
antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3
dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan
antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada
beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya
terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal.
JENIS

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun
kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi
sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang
baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama
masa kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.

Kita cenderung menganggap kalau pikiran dan tubuh sebagai sesuatu yang terpisah, padahal mereka merupakan
satu kesatuan: psikoneiroimunologis. Sistem imun merupakan pelindung kesehatan tubuh kita. Sedikit saja
gangguan timbul, baik serangan penyakit dari luar (bakteri maupun virus), atau gangguan dari dalam tubuh kita
seperti stres dan depresi akan dapat menimbulkan penyakit. hampir semua jenis penyakit dari reaksi alergi
hingga penyakit degeneratif, dan dari penyakit infeksi hinga kanker.
Dengan memahami seluk beluk sitem daya pertahanan tubuh yang terdiri atas berbagai aspek biokimiawi dan
berbagai macam sel darah putih, serta hubungan antara otak, daya pikir, perasaan dan sistem imun maka kita
seyogyanya tidak hanya bertindak saat penyakit telah timbul, tetapi jauh sebelum itu. Sebagai petugas
kesehatan, khususnya sebagai perawat kita harus membantu setiap orang agar mampu hidup sehat dengan benar,
berfikir benar dengan cara hidup gembira, tidak stress, bahkan penuh cinta terhadap setiap orang dan setiap
keadaan.
Dengan cara berfikir positif, hidup penuh semangat jauh dari tekanan batin, depresi dan lain sebagainya pasti sel
tubuh akan menjadi sehat, termasuk sistem imun tubuh karena zat biokimiawi yang dilepas otak itu mengandung
unsur yang membangkitkan kekuatan bagi sel tersebut, seperti misalnya endorfin.

Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh

Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh Kita pasti pernah merasakan gangguan
atau kelainan pada tubuh yang di ikuti rasa sakit, seperti flu. Penyakit bisa timbul karena sistem
kekebalan tubuh atau sitem imun manusia kurang bagus.

Kelainan dan penyakit pada sistem kekebalan tubuh pada setiap manusia berbeda-beda.

Contoh beberapa kelainan pada sistem kekebalan tubuh :

Alergi : Alergi (hipersensitif) disebabkan oleh respons kebal terhadap beberapa antigen. Antigen-
antigen yang dapat menimbulkan suatu tanggapan alergi dikenal sebagai allergen (penyebab
alergi).

penolakan transplantasi : System kekebalan mengenali dan menyerang apapun yang secara
normal berbeda dari unsur yang ada di dalam tubuh seseorang, bahkan unsur yang hanya sedikit
berbeda, seperti organ dan jaringan yang dicangkokkan. Penolakan transplantasi dapat dibagi
menjadi tiga kategori, yaitu penolakan hiperakut, akut, dan kronis.
AIDS (Acquired Immunodeficiency syndrome) : Suatu penyebab infeksi yang menurunkan
kekebalan secara fatal adalah HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus tersebut menyebabkan
kasus AIDS dengan menginfeksi dan secara cepat menghancurkan sel-sel T penolong. AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah suatu sindrom menurunnya system kekebalan
tubuh. AIDS termasuk penyakit menular seksual (PMS).4. defisiensi imunDefisiensi system
kekebalan (imun) dapat diperoleh dari keturunan. Defisiensi yang diwariskan tersebut umumnya
mencerminkan kegagalan pewarisan suatu gen kepada generasi berikut sehingga dihasilkan
makrofag yang tidak mampu mencerna dan menghancurkan organisme penyerbu, contohnya
adalah severe combined immunodeficiency (SCID). Penderita SCID mengalami kekurangan limfosit
B dan T, sehingga harus tinggal dilingkungan steril agar tidak terkena infeksi.5. penyakit
autoimunKetika suatu penyakit autoimun menyerang, system kekebalan akan menyerang organ
atau jaringannya sendiri seolah-olah mereka adalah unsur asing. Penyakit autoimun sering terjadi
pada kasus kencing manis dan demam rematik.

Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh


By admin | April 17, 2014
0 Comment
Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh- Sistem kekebalan tubuh dapat tidak berfungsi jika sistem
ini bereaksi dengan molekul asing dengan berlebihan. Beberapa contoh di antaranya alergi,
autoimunitas, dan AIDS.
1. Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh berupa Alergi
Reaksi alergi juga disebut anaphylaxis atau sensitivitas berlebihan terhadap suatu hal. Anda
mungkin pernah merasakan hal ini. Sebagian orang alergi terhadap bulu, debu, makanan laut,
gigitan serangga, polen (serbuk sari) dan lain sebagainya. Bentuk reaksinya bisa bermacam-
macam, dari mulai bersin, gatal-gatal, pusing, muntah dan diare, bahkan hingga kesulitan
bernapas dan kematian (Gambar 11.15).

Gambar 11.15 (a) dan (b) Polen dapat menyebabkan alergi. (c) Bersin merupakan reaksi alergi
terhadap suatu benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
Reaksi alergi pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh Paul Portier dan Charles Richet,
ketika mereka menyuntikkan protein dari anemon pada seekor anjing. Ketika mereka
menyuntikkan protein yang sama dengan dosis yang lebih banyak, anjing percobaan mereka
menunjukkan gejala anaphylaxis (hipersensitif terhadap antigen), hingga akhirnya mati.
Pada awalnya, tidak ada tanda-tanda penolakan apapun pada tubuh ketika protein asing masuk
ke dalam tubuh. Pada tahap ini tubuh mengembangkan imunoglobin (biasanya dari kelas IgE).
Ketika protein dari jenis yang sama memasuki tubuh untuk ke dua kalinya, IgE bereaksi dengan
berikatan pada antigen pada permukaan membran mast cell. Reaksi ini mendorong mast
cell menyekresikan histamin. Histamin dalam jumlah besar inilah yang menyebabkan berbagai
reaksi alergi. Misalnya saja jika reaksi alergi terjadi pada saluran pernapasan, histamin akan
ditangkap oleh sel-sel otot polos pada rongga pernapasan, yang diikuti dengan berkontraksinya
otot-otot tersebut sehingga terjadi penyempitan saluran pernapasan. Histamin juga
mengakibatkan vasodilatasi, kapiler darah menjadi lebih permeabel, dan tekanan darah turun.
Hal ini mengakibatkan jaringan membengkak.
2. Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh Autoimunitas
Autoimunitas merupakan suatu keadaan sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi untuk
menyerang sel tubuh yang lain, memperlakukannya seolah-olah bukan bagian dari tubuh. Sel
limfosit T, karena suatu hal menyerang sel tubuh sendiri. Kemungkinan penyebab abnormalitas
ini bermacam-macam. Beberapa kemungkinan ditemukan. Di antaranya adalah infeksi virus
pada masa pra natal (sebelum lahir) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Kemungkinan
lainnya adalah ketidakmatangan (immature) sel-sel yang memproses limfosit T di kelenjar
thymus. Pada percobaan tikus yang menderita autoimunitas, ditemukan bahwa sel yang tidak
matang tersebut, mengalami mutasi. Namun, hal ini belum diketahui apakah terjadi pula pada
manusia. Banyak jenis abnormalitas yang menyangkut autoimunitas ini. Beberapa di antaranya
adalah:
a. Myasthenia gravis, yaitu antibodi menyerang otot lurik. Hal ini menyebabkan degradasi otot,
dan berkurangnya kemampuan otot untuk menangkap asetilkolin, zat yang dilepaskan oleh saraf
yang memicu kontraksi otot. Contohnya jika terjadi pada mata, pandangan atau posisi mata
menjadi tidak simetris (Gambar 11.16).

Gambar 11.16 Myasthenia gravis pada


mata.
b. Lupus erythematosus, yaitu antibodi menyerang sel-sel tubuh yang lain (secara umum)
sebagai sel asing. Penyakit ini sangat sulit dikenali karena gejalanya sangat umum. Ketika
kondisi lingkungan berubah dan kondisi tubuh melemah, maka serangan antibodi meningkat
(Gambar 11.17).

Gambar 11.17 Penyakit lupus pada


bagian wajah.
c. Addisons disease, yaitu antibodi menyerang kelenjar adrenalin. Pertama kali ditemukan
seorang dokter Inggris bernama Thomas Addison, tahun 1855. Penyakit ini bisa disebabkan
karena infeksi pada kelenjar adrenalin. Namun ditemukan juga sebab yang lain, yaitu antibodi
menyerang sel-sel yang menghasilkan hormon adrenalin. Akibat yang ditimbulkan di antaranya
mudah merasa lelah, kehilangan berat badan, tekanan, darah rendah, kadar gula darah yang
rendah, rasa perasaan tertekan, dan peningkatan pigmentasi kulit.
d. Multiple sclerosis, yaitu antibodi menyerang jaringan saraf di otak dan tulang belakang.
Bagian saraf yang diserang adalah seludang mielin, yang melapisi sel saraf dan berperan dalam
menghantarkan informasi. Kerusakan mielin ini menyebabkan berbagai gejala, dari mulai
gangguan penglihatan, stres, pusing, dan lain-lain.
e. Diabetes mellitus, yaitu type I (Insulin-dependent Diabetes Mellitus). Antibodi menyerang sel-
sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin. Akibatnya, kadar gula darah
tinggi. Gejala yang timbul sangat mirip dengan kasus diabetes Belum diketahui cara atau obat
yang dapat menyembuhkan kelainankelainan tersebut. Hingga saat ini pengobatan yang dapat
dilakukan adalah dengan mengurangi kadar gamma globulin dalam darah. Gamma globulin
adalah bagian dari darah yang mengandung antibodi.
3. Kelainan Sistem Kekebalan Tubuh AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), adalah penyakit yang disebabkan oleh Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini diduga berkembang dari sebuah daerah terpencil di
Afrika Tengah, pada tahun 1930. Pada tahun 1981, virus ini ditemukan merebak di kalangan
kaum homoseksual dan para pengguna obat bius di New York dan California. Sejak tahun 1981,
penyakit tersebut telah menyebar ke seluruh dunia. Diperkirakan 33,6 juta orang dewasa dan 1,2
juta anak-anak di seluruh dunia mengidap AIDS. WHO memperkirakan sejak tahun 1981 hingga
akhir 1999, telah 16,3 juta orang meninggal karena AIDS, 3,6 juta di antaranya adalah anak-
anak di bawah 15 tahun.

Gambar 11.18 (a)


dan (b) Virus HIV yang baru keluar dari sel inang. (c) Ilustrasi virus HIV.
AIDS disebabkan infeksi virus HIV pada sel limfosit T. Ketika virus berhasil menginfeksi sel
limfosit T, virus menggunakan perangkat selnya untuk menggandakan diri di dalam sel. Virus,
yang telah menggandakan diri kemudian menghancurkan membran sel dan meninggalkan sel
limfosit T yang lama. Virus-virus ini siap menginfeksi sel limfosit T yang lain yang masih sehat
(Gambar 11.19). Masih ingatkah Anda cara virus menggandakan diri? Pada keadaan yang
normal, virus dapat dinonaktifkan oleh sel limfosit T. Namun, ketika sel T penolong terinfeksi
virus, maka ia tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan fungsinya untuk mengenali dan
menonaktifkan sel-sel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah limfosit T pada orang yang
normal rata-ratanya adalah 1.000 sel per mikroliter darah. Ketika jumlah sel limfosit T pada orang
yang terkena AIDS mencapai konsentrasi sekitar 200 sel per mikroliter darah, maka ia akan
sangat rentan diserang oleh penyakit. Virus HIV yang menyebabkan AIDS ini menular dari satu
orang ke orang yang lain melalui percampuran cairan tubuh terutama darah. Penggunaan jarum
suntik secara bersamaan, transfusi darah dari penderita, dan hubungan seksual, hingga sejauh
ini diketahui sebagai cara efektif penularan virus HIV ini.
Penderita AIDS meninggal dunia bukan karena virus HIV yang menyerangnya. Beberapa jenis
penyakit yang umumnya berakibat fatal pada penderita HIV adalah sebagai berikut.

1. Infeksi jamur, contohnya: Pneumocystis carinii, yang menyerang paru-


paru;Cryptococcus, yang mengakibatkan penyakit meningitis (radang membran
otak);Histoplasma capsulatum, yang menyerang sistem pernapasan.
2. Infeksi bakteri, contohnya: Mycobacterium tubercolosis, yang menyebabkan
TBC;Mycobacterium avium, yang menyebabkan gangguan pada pencernaan.
3. Infeksi virus, contohnya: virus Cytomegalovirus (CMV), yang menginfeksi retina mata dan
mengakibatkan kebutaan; virus Epstein-Barr (EBV), yang menyebabkan kanker darah;
virus Herpes Simplex (HSV) yang menyebabkan penyakit Herpes.
4. Sebagian pengidap AIDS juga mengidap kanker, sebagai konsekuensi dari melemahnya
tugas limfosit T dalam memerangi sel-sel asing, termasuk di antaranya sel kanker.

Gambar 11.19 Virus AIDS yang menyerang limfosit T jenis sel


penolong (helper T cell).

Artikel lainnya: Penyakit Addison

10 Penyakit Berbahaya Karena Virus


Virus adalah micro organisme yang bersifat parasit dengan menginfeksi atau
memanfaatkan sel organisme biologis mahluk hidup lainnya seperti manusia, hewan,
tanaman sebagai inangnya. Virus tumbuh dan berkembang biak di sel organisme
biologis mahluk hidup lain karena virus hanya terdiri dari selubung protein yang
terbentuk dari DNA atau RNA saja dan tidak memiliki perlengkapan selular untuk
bereproduksi. Berikut ini adalah 10 penyakit yang disebabkan karena virus.
1. AIDS
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency
Virus). AIDS dikenal sebagai berbagai gejala dan infeksi yang timbul karena
rusaknya sistem kekebalan tubuh. Atau dengan kata lain, apabila seseorang
terjangkit virus HIV, maka orang tersebut tidak memiliki sistem kekebalan tubuh,
sehingga jika si penderita terkena flu atau penyakit lain maka akan sulit sekali untuk
sembuh. AIDS adalah penyakit yang mematikan dan belum ada obat atau
vaksinnya. AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Gejala dari penderita AIDS adalah;
demam, berkeringat di malam hari, mengalami pembengkakan kelenjar, lemah,
berat badan yang terus mengalami penurunan. AIDS dapat ditularkan melalui
hubungan seksual, air mani, cairan vagina, ASI, transfusi darah, lapisan kulit dalam
(membran mukosa), jarum suntik. Kemungkinan kesempatan hidup penderita AIDS
adalah 0% alias tidak mungkin.
2. Polio
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut polivirus. Polio
menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh, terutama pada kaki. Virus ini masuk
melalui mulut kemudian menginfeksi saluran usus, masuk melalui aliran darah dan
menyerang saraf pusat hingga menyebabkan kelumpuhan permanen dalam
hitungan jam. Balita berusia 3 hingga 5 tahun rawan terserang polia, karena sistem
imunitas balita belum sekuat orang dewasa. Polio menular melalui kontak antar
manusia, feces yang terkontaminasi virus.
3. Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis A, B, non A dan non
B. Hepatitis dikenal dengan penyakit kuning atau liver karena virus ini menyerang
hati. Penyebab penyakit hepatitis adalah terinfeksi virus, adanya gangguan
metabolisme tubuh, mengkonsumsi alkohol, autoimun, komplikasi karena penyakit
lain, terlalu banyak dan sering mengkonsumsi obat-obatan dll.
4. Herpes
Herpes adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. Herpes dapat
menyerang kulit, mulut dan alat kelamin (herpes genetalis). Herpes dikenal dengan
penyakit radang pada kulit yang ditandai dengan ruam kemerahan dengan
gelembung-gelembung berisi air yang mengelompok. Herpes menular melalui
kontak langsung atau melalui bersin, batuk, pakaian yang terkena cairan dari
herpes. Cara menangani herpes adalah menjaga agar gelembung tersebut tidak
pecah agar tidak mejnadi jalan masuknya kuman atau bakteri.
5. Cacar air
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, yang disebut virus varicella-
zoster. Cacar hanya mengidap manusia sekali selama hidup. Disarankan untuk
menjaga kekebalan tubuh untuk menghindari virus ini. Gejalanya adalah; demam,
pilek, lemah, letih, lesu dan kemudian muncul ruam kemerahan di tubuh berisi
cairan. Cacar air ini akan sembuh dengan sendirinya, jangan berusaha untuk
memecah cacar air tersebut, karena akan meninggalkan bekas luka. Penderita
hendaknya dikarantina agar tidak menulari orang lain, dan usahakan tetap mandi
agar terhindar kuman dan bakteri yang berkembang biak pada kulit.
6. SARS
SARS adalah penyakit sindrom saluran pernafasan akut yang disebabkan oleh virus,
yaitu virus SARS. Penyakit ini pertama kali muncul di provinsi Guangdong, Tiongkok
dan kemudian merebak menjadi sebuah wabah ke beberapa negara melalui
bandara dimana terdapat banyak orang dari berbagai negara. SARS dapat dikenali
dengan beberapa gejala seperti; demam tinggi di atas 38 derajat celcius, batuk,
radang tenggorokan, gejala gastrointestinal, badan terasa pegal atau myalgia dan
gejala yang lainnya. SARS dapat diobati dan dapat disembuhkan.
7. Avian influenza
Avian influenza atau flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
influenza tipe A jenis H5N1 yang ditularkan oleh unggas dan menyerang manusia.
Negara di Asia dikonfirmasi paling mudah terinfeksi virus H5N1. Virus H5N1
merupakan virus yang ganas dan mematikan, delapan dari sepuluh penderita flu
burung tidak dapat diselamatkan. Pemerintah menetapkan aksi tanggap darurat
terhadap virus H5N1 untuk mencegah terjangkitnya virus ini. Gejala flu burung
adalah; demam tinggi, keluhan pernafasan dan bisa pula sakit perut. Penderita flu
burung biasanya telah melakukan kontak langsung dengan unggas yang terinfeksi
virus H5N1.
8. Ebola
Ebola adalah penyakit yang disebabkan oleh virus ebola. Penyakit ini sangat
mengerikan karena tubuh si penderita akan mengalami pendarahan di seluruh tubuh
pasien. Gejala yang lain adalah; demam, muntah, diare dan badan terasa sakit.
Penyakit ebola adalah penyakit paling mematikan dengan kesempatan hidup bagi
pasien adalah 0%, penderita ebola tidak dapat diselamatkan dan bisa langsung
meninggal dalam jangka waktu siklus 6 hingga 20 hari. Penularan penyakit ini
melalui kontak langsung antara kulit dengan kulit. Belum ditemukan obat atau vaksin
untuk penyakit ebola.
9. Kanker leher rahim
Kanker leher rahim yang hanya menyerang wanita adalah penyakit yang disebabkan
oleh virus, yaitu virus human pappiloma virus (HPV) onkogen. Virus ini termasuk
virus ganas karena mengalami pembelahan dengan sangat cepat, tidak terkendali
dan tanpa disadari. Karena tanpa disadari biasanya si penderita baru menyadari
pada stadium lanjut. Kanker leher lahir disebut silent killer. Kanker leher lahir ini
tidak menunjukkan gejala yang khas pada stadium awal, namun pada stadium lanjut
dapat dikenali dengan gejala; keputihan yang tidak biasa, pendarahan post coitus,
pendarahan setelah menopause, mengeluarkan cairan kekuningan, berbau dan
bercampur nanah.
10. Common influenza
Common influenza atau biasa disebut flu adalah penyakit yang disebabkan oleh
virus, yang disebut virus influenza. Virus influenza sangat mudah menular dan
ditularkan oleh si penderita melalui udara. Virus ini menyerang saluran pernafasan
sehingga si penderita mengalami kesulitan bernafas. Gejala yang timbul akibat
influenza adalah pilek, demam, pusing, batuk kering hingga batuk berdahak,
kerongkongan gatal, hidung mampet, meler, bersin-bersin hingga hidung memerah,
badan terasa pegal-pegal.
Sumber : http://top10.web.id/kesehatan/10-penyakit-yang-disebabkan-oleh-virus
PS: Penyakit yang disebabkan virus muncul karena sistem imun kita
sangatLEMAH dan BODOH sehingga tidak mampu menangani dan mengenali virus
yang masuk ke dalam tubuh. Jalan satu-satunya adalah
denganMENINGKATKAN kinerja sistem imun dan MENCERDASKAN sistem imun.
Hanya Transfer Factor yang bisa
melakukan PENINGKATAN sekaligusPENCERDASAN sistem imun tubuh kita.
Kenali lebih jauh tentang Transfer Factor disini.

Anda mungkin juga menyukai