Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN BATERAI VITTA-Q

TERHADAP LOAD TEST PADA LEAD ACID BATTERY


TIPE LIQUID VENTED 12V 5Ah

Erwan Amirudin, C. Sudibyo, Ngatou Rohman.


Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan, FKIP, UNS
Kampus UNS Pabelan JL. Ahmad Yani 200, Surakarta, Telp/Fax (0271) 718419
Email : r.1amirudin@gmail.com

ABSTRACT
The purposes of this research: (1) To investigate the effect of using vitta-Q battery to load test in
lead acid battery12V 5Ah liquid vented type. (2) To investigate the voltage load test on lead acid battery
12V 5Ah liquid vented type used vitta-q battery vitamin.
Based on this research can be concluded : (1) The measurement result after used vitta-Q battery
vitamin on lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type using digital load tester provides the high load
test with 2 ml vitta-Q battery vitamin per cell which is 8.2 V and the indicator parameter 6.5 V 9.6 V
that shows battery is on good condition and needs for a recharge. (2) The measurement result after used
of vitta-Q battery vitamin on lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type using digital load tester
provides the low load test with 3.5 ml vitta-Q battery vitamin per cell which is 6.3 that shows battery is on
damaged condition and needs for a replacement. (3) The measurement result after used of vitta-Q battery
vitamin on lead acid battery 12V 5Ah liquid vented type using digital load tester with 2.5 ml battery
vitamin per cell as suggested by the company standard provides load tester with 7.7 V and the indicator
parameter 6.5 V 9.6 V that shows battery is on good condition and needs for a recharge.
Keyword: Load test, battery vitamin, lead acid battery

PENDAHULUAN beban konstan (lampu). (A. Grummy Wailanduw,


Semua kendaraan bermotor memerlukan Ladiono, 2010).
baterai sebagai sumber tenaga penggerak Baterai basah yang beroperasi sepanjang
komponen-komponen listrik, seperti: motor starter, waktu akan timbul sulfat kristal selama pengaliran.
penerangan (lampu-lampu), klakson, dan lain Dryout dan sulfation (bentuk berlebih dari timbal
sebagainya. Pentingnya baterai sebagai pemasok sulfat pada plat) adalah dua penyebab utama
energi ke seluruh komponen kelistrikan yang ada kegagalan baterai dalam penyimpanan sistem
pada kendaraan bermotor menjadikan baterai sangat tenaga. (Kurt Salloux, 2007). Pembentukan sulfat
vital sebagai sumber tenaga komponen-komponen bisa berakibat oleh perawatan yang salah, antara
listrik. Baterai ditemukan oleh ahli fisika dari faktor-faktor lain ini menyebabkan perkembangan
Prancis bernama Gaston Plante pada tahun 1859. tahanan dalam baterai dan juga merintangi reaksi
Baterai adalah sebuah alat yang dapat menyimpan dalam baterai
energi listrik dalam bentuk energi kimia. Baterai Perlu ada solusi dalam perawatan dan
termasuk ke dalam jenis sel sekunder, artinya sel ini pengujian baterai untuk memperpanjang umur (life
dapat dimuati ulang ketika muatannya habis, hal ini time) baterai. Pemeriksaan baterai dengan beban
karena reaksi kimia dalam sel dapat dibalikkan dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan
arahnya. Pada saat sel dimuati energi listrik diubah dilakukan dengan cara memberi beban baterai
menjadi energi kimia dan sel bekerja kemudian sebesar 125 A selama 10 detik. Pada saat dilakukan
energi kimia diubah menjadi energi listrik. Saat ini tes beban aki harus lebih dari 9,6 V berarti baterai
terdapat 3 jenis baterai yakni baterai basah, baterai masih baik, bila tegangan baterai 6,5V 9,6 V
hybrid, baterai MF & baterai kering baterai perlu diisi kembali, bila tegangan kurang
Baterai basah banyak di gunakan oleh mobil dari 6,5 V ganti baterai. Kerusakan pada lead acid
dan motor. Selain harganya juga relatif murah di battery salah satunya disebabkan timbulnya kerak
banding jenis yang lain, baterai basah lebih lama PbSO4 pada permukaan elemen seiring
pemakaiannya dari pada baterai kering untuk penggunaan. Di mana kerak ini akan
menerima beban listrik berubah (motor starter) dan mempengaruhi kinerja baterai sehingga
menyebabkan temperatur baterai tinggi,

1
pengurangan elektrolit berlebih, dan sebagainya. terbebasnya zat-zat dalam baterai yaitu PbSO4
umur accu basah biasanya umur pakainya sekitar menjadi Pb, PO2, ion H + , dan ion SO4 2 .
dua tahun dan banyak juga yang 1,5 tahun sudah Pada pengosongan, terjadi pengaliran
rusak. Tapi ada juga yang bertahan sampai tiga listrik yaitu elektron mengalir dari PbO2 atau
tahun, meskipun jarang terjadi. Baterai yang bisa kutub positif (sebagai anoda) ke Pb atau kutub
sampai tiga tahun biasanya menggunakan vitamin negatif (sebagai katoda) sehingga adanya aliran
(dikutip dari Koran Republika selasa, 5 April 2011) tersebut mengakibatkan terjadinya reaksi
KAJIAN TEORI kimia.
Baterai 3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Baterai sekunder adalah baterai yang dapat di Ketahanan Baterai
isi ulang. Baterai sekunder dapat di isi ulang karena 1) Akibat Pembentukan sulfat
reaksi kimia di dalam material aktifnya dapat Jika baterai digunakan terlalu lama
diputar kembali. Baterai sekunder adalah baterai dan tidak diisi kembali maka akan terjadi
lead-acid, baterai NiCd, baterai NiMH, dll. Baterai reaksi dengan sendirinya (pengosongan
lead acid dapat dikelompokkan menjadi Liquid diri), mula-mula pada pelatnya timbul
Vented dan Sealed (VRLA - Valve Regulated Lead kristal timah sulfat halus dan lama-
Acid). kelamaan akan mengeras disebut kristal
1. Baterai Basah sulfat. Peristiwa demikian dikenal dengan
Saat ini jenis baterai yang paling umum istilah pensulfatan. Pensulfatan dapat
di gunakan untuk penyimpanan energi adalah menghalangi terjadinya proses reaksi
baterai basah. karena proses pensulfatan membuat pelat-
Liquid vented (baterai dengan katup pelat cenderung bengkok dan kisi-kisi
pengisian ulang cairan) adalah baterai yang cenderung patah, pensulfatan juga akan
terbuat dari lempengan positif dan negatif dari mengubah warna pelat positif menjadi
paduan timah yang di tempatkan dalam larutan putih susu dan pelat negatif menjadi putih
elektrolit dan air asam sulfuric. abu-abu.
Saat baterai melepaskan muatan, material Tanda-tanda terjadinya pensulfatan:
aktif pada elektroda bereaksi dengan elektrolit a. Penurunan kapasitas baterai, karena
membentuk timbal sulfat (PbSO4) dan air dengan adanya sulfat keras akan
(H2O). Saat pengisian muatan, timbal sulfat mengakibatkan luas permukaan bahan
berubah kembali menjadi timbal dioksida pada aktif pada pelat-pelat yang bereaksi
elektroda positif dan timbal pada elektroda dengan elektrolit menjadi berkurang.
negatif, dan ion sulfat (SO42-) kembali menjadi b. Terjadinya panas yang berlebihan,
larutan elektrolit membentuk asam sulfat. proses kimia pada baterai akan
a. Proses pengaliran menimbulkan panas dalam ruang
PbO2+2H2SO4+Pb=>PbSO4+2H2O+PbSO4 baterai dan ini memerlukan
b. Proses pengisian pendinginan. Namun, proses
PbSO4+2H2O+PbSO4=>PbO2+H2SO4+Pb pendinginan yang terhalang oleh kristal
2. Prinsip Kerja Baterai sulfat sementara proses reaksi berjalan
Baterai bekerja berdasarkan reaksi kimia terus akan menyebabkan ruang baterai
yaitu reaksi redoks yang terjadi baik selama menjadi panas yang berlebihan.
pengisian maupun selama pengosongan. Reaksi c. Pembentukan gas yang cepat saat
kimia pada akumulator tersebut bersifat diberi arus pengisian yang besar. Gas
reversible, artinya reaksi kimia yang terjadi terbentuk akibat dari adanya reaksi
selama pengisian sangat berlawanan dengan kimia dalam baterai. Dengan adanya
reaksi yang terjadi pada saat pengosongan. pengisian berarti akan mempercepat
Selama pengisian terjadi pengubahan bahan-bahan aktif baterai untuk
energi listrik ke energi kimia, dan sebaliknya bereaksi. Semakin besar arus yang
pada saat pengosongan terjadi pengubahan diberikan selama pengisian berarti
energi kimia menjadi energi listrik. Ketika semakin mempercepat proses reaksi
pengisian pada sumber energi listrik terjadi kimia dan semaikin cepat pula
aliran listrik yaitu elektron mengalir dari terbentuk gas.
katoda ke anoda. Dengan adanya aliran listrik
tersebut, maka akan menimbulkan reaksi kimia
(reaksi redoks) yang mengakibatkan
2
tegangan kurang dari 6,5 V ganti baterai karena
kemungkinan ada sel baterai yang sudah rusak.

Gambar 1. Pembentukan Kristal Sulfat


Gambar 3. Test dengan Beban
Vitamin Baterai Vitta-Q
Vitta-Q adalah battery life extender METODE PENELITIAN
technology. Berupa larutan kimia yang bekerja Sampel dalam penelitian ini adalah 6 buah
dengan sederhana, cairan Vitta-Q ini dapat baterai Yuasa 12V 5Ah kode YB5L-B dengan masa
merontokkan kerak sulfat yang menempel padat pakai sekitar 20.000 km yang tanpa dan di berikan
pada lempeng baterai, sehingga aliran elektron vitamin baterai Vitta-Q. Teknik pengambilan
dapat kembali bekerja. sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
Berdasarkan hasil uji larutan menggunakan teknik sampel bertujuan/ purposive sample. Metode
UV pada panjang gelombang 400-600 nm yang pengambilan data yang digunakan adalah metode
telah di lakukan di peroleh panjang gelombang dokumentasi dengan memotret hasil pengukuran
(lamda) maks= 510 yang menunjukkan adanya dari digital load tester.
logam-logam transisi golongan 3 di mana logam-
logam tersebut dapat mengendap dengan reagen
(NH4)2S, yaitu golongan 3A= Fe, Al, Cr, Mn yang
dapat mengendap dengan reagen hidroksida dan
golongan 3B= Co, Ni, Zn yang dapat mengendap
dengan reagen garam sulfida. (Svehla. G, 1990:
204)

Gambar 4. Diagram Desain Penelitian


Eksperimen penelitian ini di awali dengan
memberikan vitamin baterai Vitta-Q pada baterai.
Gambar 2. Hasil spektrofotometri UV-Vis sampel Variasi penggunaan vitamin baterai Vitta-Q per
Vitta-Q baterai sebagai berikut:
Logam Fe dan Cr mempunyai panjang 1. 9 ml atau 1.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
gelombang maksimal 510 nm. Di duga Vitta-Q 2. 12 ml atau 2 ml Vitta-Q per cell baterai.
mengandung Cr (Chromium), di mana merupakan 3. 15 ml atau 2.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
logam tahan korosi karena reaksi dengan udara 4. 18 ml atau 3 ml Vitta-Q per cell baterai.
menghasilkan Cr2O3 yang bersifat nonpori. Berbeda 5. 21 ml atau 3.5 ml Vitta-Q per cell baterai.
dengan Fe (Iron) yang sangat reaktif secara Vitamin baterai Vitta-Q yang di gunakan dari
kimiawi dan mudah terkorosi. distributor DK Chemindo Jakarta. Alat ukur
Pengujian Beban berupa MotoBatt Digital Load Tester part# MB-T.
Pemeriksaan baterai dengan beban
dilakukan Battery load tester. Pemeriksaan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan dengan cara memberi beban baterai 1. Pembahasan Data Hasil Pengukuran Load
sebesar 200 A selama 15 detik. Bila tegangan Test
baterai lebih dari 9,6 V berarti baterai masih baik, Dari hasil pengaruh penggunaan vitamin
bila tegangan baterai 6,5V 9,6 V baterai dalam baterai Vitta-Q terhadap Load Test setelah
keadaan baik dan perlu diisi beberapa saat, bila recharge fully pada Yuasa lead acid battery tipe
3
liquid vented 12V 5Ah dapat di bahas sebagai dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
berikut: dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan
ion SO42- pada lempeng negatif membentuk
molekul asam sulfat. sehingga hasil simulasi
tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
c. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
2 ml per cell menunjukkan Load test 8.2 V.
Hasil pengukuran menunjukkan indikator
lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
Gambar 5. Grafik Load Test Baterai setelah cukup baik dengan catatan harus diisi kembali
Recharge fully Tanpa dan dengan 1.5 (recharging) beberapa saat untuk dipakai
ml, 2 ml, 2.5 ml, 3 ml, 3.5 ml Vitta- kembali.
Q per cell. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q
sebanyak 2 ml per cell membuat pori-pori plat
Pembahasan hasil pengukuran Load Test Baterai yang semula tertutup PbSO4 mulai tereduksi.
setelah Recharge fully dari setiap perlakuan Logam Cr (Chromium) yang terkandung pada
sebagai berikut : Vitta-Q dalam deret volta berada di sebelah
a. Berdasarkan Gambar 5. Baterai tanpa kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q mereduksi logam ion Pb. Pergerakan
menunjukkan Load test 5.9 V. Hasil elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar,
pengukuran menunjukkan indikator voltase di tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan
bawah kurang dari 6,5 V yang menunjukkan lempeng negatif bersatu dengan ion SO42-
baterai dalam keadaan lemah atau bahkan pada lempeng negatif membentuk molekul
disarankan untuk diganti asam sulfat. sehingga hasil simulasi tes beban
Pada saat recharging (baterai kembali (Load Test) jadi lebih baik.
di charge), PbSO4 akan terurai menjadi Pb d. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
dan SO4 akan terikat kembali dengan H+ penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
sehingga terjadi lagi H2SO4, larutan elektrolit 2.5 ml per cell menunjukkan Load test 7.7 V.
akan kembali menjadi asam. Tetapi PbSO4 Hasil pengukuran menunjukkan indikator
yang larut kembali kedalam elektrolit menjadi lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
Pb dan H2SO4 tidak terjadi seluruhnya, masih V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
ada tersisa kristal PbSO4 yang melekat pada cukup baik dengan catatan harus diisi kembali
plat elemen, dan semakin lama akan semakin (recharging) beberapa saat untuk dipakai
menebal, hal inilah yang menyebabkan kembali.
baterai lemah atau bahkan mati. Pemberian vitamin baterai Vitta-Q
b. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan sebanyak 2.5 ml per cell membuat pori-pori
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak plat yang semula tertutup PbSO4 mulai
1.5 ml per cell menunjukkan Load test 8.0 V. tereduksi. Logam Cr (Chromium) yang
Hasil pengukuran menunjukkan indikator terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta
lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5 berada di sebelah kiri logam Pb sehingga
V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb.
cukup baik dengan catatan harus diisi kembali Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir
(recharging) beberapa saat untuk dipakai dengan lancar, tiap pasang ion hidrogen yang
kembali. dekat dengan lempeng negatif bersatu dengan
Pemberian vitamin baterai Vitta-Q ion SO42- pada lempeng negatif membentuk
sebanyak 1,5 ml per cell membuat pori-pori molekul asam sulfat. sehingga hasil simulasi
plat yang semula tertutup PbSO4 mulai tes beban (Load Test) jadi lebih baik.
tereduksi. Logam Cr (Chromium) yang e. Berdasarkan Gambar 3. Baterai dengan
terkandung pada Vitta-Q dalam deret volta penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
berada di sebelah kiri logam Pb sehingga 3 ml per cell menunjukkan Load test 7.3 V.
logam Cr dapat mereduksi logam ion Pb. Hasil pengukuran menunjukkan indikator
Pergerakan elektrolit mulai dapat mengalir lebih dari dari 6,5 V atau rentang antara 6,5
V- 9,6 V yang berarti baterai dalam keadaan
4
cukup baik dengan catatan harus diisi kembali kurang dari 6,5 V yang menunjukkan baterai
(recharging) beberapa saat untuk dipakai dalam keadaan rusak dan perlu diganti.
kembali. 3. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Saat Pemberian vitamin baterai Vitta-Q vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
sebanyak 3 ml per cell membuat pori-pori plat tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load
yang semula tertutup PbSO4 mulai tereduksi. tester pada 2,5 ml vitamin baterai Vitta-Q per
Logam Cr (Chromium) yang terkandung pada cell sesuai standar perusahaan menghasilkan
Vitta-Q dalam deret volta berada di sebelah Load Test 7,7 V dan berada dalam parameter
kiri logam Pb sehingga logam Cr dapat indikator 6,5 V - 9,6 V yang menunjukkan
mereduksi logam ion Pb. Pergerakan baterai dalam keadaan baik yang perlu di isi
elektrolit mulai dapat mengalir dengan lancar, kembali.
tiap pasang ion hidrogen yang dekat dengan
lempeng negatif bersatu dengan ion SO42- DAFTAR PUSTAKA
pada lempeng negatif membentuk molekul
Anonim. (1995). Toyota New Step 1 Training
asam sulfat. sehingga hasil simulasi tes beban
Manual. Jakarta: PT. Toyota Astra Motor.
(Load Test) jadi lebih baik.
f. Berdasarkan Gambar 5. Baterai dengan
Arikunto, Suharsimi. (2009). Prosedur Penelitian
penggunaan vitamin baterai Vitta-Q sebanyak
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
3.5 ml per cell menunjukkan Load test 6.3 V.
Cipta.
Hasil pengukuran menunjukkan indikator
hasil dibawah kurang dari 6,5 V yang
Botcolaboratories. (1991). Laboratory Test Report.
menunjukkan baterai dalam keadaan lemah
Botcolab Test Report
atau bahkan disarankan untuk diganti.
http://www.vitta-q.com/pdf/botcolabs.pdf
Pemberian Vitta-Q 3.5 ml per cell ini
di akses pada tanggal 4 April 2013.
Nampak hasil voltase melemah. Elektrolit
yang di berikan Vitta-Q 3,5 ml per cell mulai
Catherino, H.A. (2004). Sulfation in LeadAcid
jenuh karena telah banyak ion yang senama.
Batteries. Journal of Power Sources 129
Pada keadaan jenuh telah terjadi
113120 http://ac.els-
kesetimbangan antara solut yang larut dan tak
cdn.com/S0378775303010681/1-s2.0-
larut atau kecepatan pelarutan sama dengan
S0378775303010681-main.pdf di akses
kecepatan pengendapan.
pada tanggal 17 April 2013.
Kristal PbSO4 tidak semuanya terlarut
mengakibatkan terikatnya ion sulfat (SO42-),
Dambrowski, Jonny. (2009). About The Challenges
sehingga kadar asam tidak dapat mencapai
For Charging Techniques
angka 1.265 pada kondisi fully charge. Pori-
With Lead-Acid Batteries in The
pori pada plat masih tertutup sehingga
Automotive Industry. Deutronic Elektronik
elektrolit tidak bisa mengalir dengan lancar,
GmbH
dan menyebabkan hasil simulasi tes beban
http://deutronic.com/ladegeraete/deutronic-
(Load Test) jadi melemah.
lader_e.pdf di akses pada 3 April 2013.
KESIMPULAN
Daryanto. (1987). Pengetahuan Teknik Listrik.
1. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Jakarta: Bina Aksara.
vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load
Daryanto. (2001). Pengetahuan Baterai Mobil.
tester menghasilkan Load Test tertinggi pada 2
Jakarta: Bina Aksara.
ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu 8,2 V
dan berada dalam parameter indikator
Daryanto. (2011a). Dasar-Dasar Kelistrikan
6,5 V - 9,6 V yang menunjukkan baterai dalam
Otomotif. Jakarta: Prestasi Pustaka.
keadaan baik yang perlu di isi kembali.
2. Hasil pengukuran setelah menggunakan
Daryanto. (2011b). Sistem Kelistrikan Motor.
vitamin baterai vitta-Q pada lead acid battery
Bandung: Satu Nusa.
tipe liquid vented 12V 5Ah dengan digital load
tester menghasilkan Load Test terendah pada
Fagih, M. (2011, 5 April). Mengenal Accu Awet
3,5 ml vitamin baterai Vitta-Q per cell yaitu
dan Panjang Umur. Republika. Diperoleh
6,3 V dan berada dalam parameter indikator
5
18 Februari 2013, dari Riyanto (2013). Elektrokimia dan Aplikasinya.
http://www.batteryglobal.com/artikel.php Yogyakarta: Graha Ilmu.
@kat=1&id=2.html
Salloux, Kurt. (2007). Eliminating Battery Failure-
Grummy Wailanduw, A. Ladiono. (2010). Two New Leading Indicators
Efektivitas Aki Basah dan aki Kering of Battery Health. Jurnal of World Energy
Terhadap Beban Listrik pada Kendaraan Labs
Bermotor. Surabaya: Program Strata http://www.worldenergylabs.com/technolo
Unesa. gy/documents/pdfs/Eliminating%20Batter
y%20Failure%20-
Hafiz, W. A., (2004) Development of Asymmetric %20K.%20Salloux%20Intelec%202007.pd
Polysulfone Membrane For The f di akses pada 6 Januari 2014.
Application in Tropicalized Lead Acid
Battery. Malaysia: Program Strata Sudjana. (1991). Media pengajaran (penggunaan
Universitas Teknologi Malaysia. dan pembuatannya). Bandung:
Sinar Baru Bandung.
Hardi, Syam. (1983a). Dasar-dasar Teknik Listrik
Aliran Rata I. Jakarta: Bina Sugiyarto, K H. (1998). Kimia Anorganik 1.
Aksara. Yogyakarta: UNY.

Hardi, Syam. (1983b). Dasar-dasar Teknik Listrik Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif,
Aliran Rata II. Jakarta: Bina Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Aksara.
Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian
Kiehne, H. A., (1989). Electrochemical Power Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sources. Jerman: Expert Verlag.
Suryatmo. (1986). Teknik Listrik. Jakarta: Bina
Maylani, Yossi, (2003). Revitalisasi Akumulator Aksara.
Bekas. Semarang: Program Strata Unnes.
Svehla, G. (1990). Analisis Anorganik Kualitatif
Michael, Rudolf, (1995). Pengisi baterai dan Makro dan Semimakro. Jakarta: PT.
Akumulator. Solo: Aneka. Kalman media pustaka.

Nudikase, E. dan Nyoman Kertiasa, (1997). Fisika. Tim Fakultas Teknik Universitas Negeri
Jakarta: Balai Pustaka. Yogyakarta. (2004). Pengujian,
Pemeliharaan/ Servis, dan Penggantian
Puspitoningrum, Jatmiko, (2006) Komparasi Baterai. Yogyakarta : FT UNY
Kekuatan Penyimpanan Energi Listrik
Pada Akumulator Kering dan Basah Pada Yamaguchi Y.(2000). In Situ Analysis of
Tegangan 12 Volt. Semarang: Program Electrochemical Reactions at A
Diploma Unnes. Lead Surface in Sulfuric Acid. Journal of
Power Sources 85 22-28
Putra, H.P. (2010) Studi Karakteristik Pelepasan http://www.sciencedirect.com/article di
Muatan Baterai Lead Acid Terhadap akses pada 3 April 2013.
Variasi Beban RLC. Depok: Program
Strata UI Zulkifli, B.J, (2013, 8 Januari) Penjualan Sepeda
Motor Nasional 2012 Turun 11,2 Persen.
Rezaei, B. (2011). Influence of Acidic Ionic Kompas. Diproleh 15 Januari 2013, dari
Liquids As An Electrolyte Additive on The http://otomotif.kompas.com/read/2013/01/
Electrochemical and Corrosion Behaviors 08/6066/Penjualan.Sepeda.Motor.Nasional
of Lead-Acid Battery. Journal Solid State .2012.Turun.11.2.Persen
Electrochem 15 421430. .
http://link.springer.com/article di akses
pada tanggal 9 April 2013.

Anda mungkin juga menyukai