Anda di halaman 1dari 3

PERAYAAN TAHUN BARU

. :

Hari ini tanggal 4 Januari adalah Jumat pertama di tahun 2013, masih dalam suasana tahun baru
masehi. Baru saja kita merasakan atau terlibat langsung dalam semarak perayaan pergantian
tahun dengan beragam bentuknya, ramai pada setiap sudut kota dan desa. Beragam acara digelar,
dari yang resmi pemerintahan, kelompok sosial, keluarga dan individu masing-masing. Suara
riuh terompet, aneka kembang api, petasan, panggang jagung dan ikan bakar menghiasi
meriahnya malam pergantian tahun baru tersebut.

Dari gambaran perayaan tersebut di atas, kita dapat menangkap kesan bahwa datangnya tahun
baru menimbulkan rasa gembira pada sebagian orang. Pertanyaan adalah apa yang membuat kita
gembira? Maka alangkah baiknya apabila rasa gembira tersebut didasari oleh spirit makna yang
terkandung pada setiap perayaan tahun baru dengan sedikit banyak mengetahui asal-usulnya.

Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia

Ada beberapa makna yang dapat kita jadikan spirit pada perayaan tahun baru ini, pertama, bahwa
tahun baru adalah tahun harapan dan optimis. Ada banyak sistem penanggalan di dunia terkait
dengan pergantian tahun secara periodik selain tahun baru masehi saat ini, yang pada umumnya
bermuatan relijius, dilatarbelakangi oleh sejarah perubahan sosial dari masa kelam kepada masa
yang bersinar, syarat dengan pesan-pesan moral dan lambang kemenangan bagi kebaikan. Maka
kerap saja bahwa pergantian tahun dari generasi ke generasi selalu memunculkan rasa optimisme
dan harapan-harapan baru yang akan dicapai bagi setiap penganutnya.

Sejatinya, harapan dan rasa optimisme itu dibangun tidak pada saat tahun baru saja, namun pada setiap
saat, setiap detik waktu kita tidak boleh putus akan harapan. Namun barangkali karena sifat manusia
lalai dan pelupa, maka disediakanlah oleh Allah fasilitas-fasilitas waktu istimewa untuk menumbuhkan
kesadaran untuk memperbaiki diri, salah satunya adalah tahun baru masehi sekarang ini

Jamaah sholat Jumat yang berbahagia

Kedua, makna tahun baru yang dapat kita ambil hikmahnya adalah bahwa dengan bertambahnya
tahun, maka hakikatnya semakin berkurang usia atau umur kita. Maka menyadari sepenuhnya
seraya mengintrospeksi diri kita dan mentaubati segala dosa dan kekeliruan kita di tahun yang
lalu adalah langkah bijak di tahun baru ini. Membangun optimisme serta berusaha memperbaiki
segala kesalahan, serta mengisi hari-hari yang akan datang dengan perbuatan-perbuatan baik dan
hal-hal yang bermanfaat lainnya jadikanlah harapan dan resolusi kita untuk tahun-tahun yang
akan kita lalui.
Rasa gembira kita dengan datangnya tahun baru ini jadikan sebagai perwujudan rasa syukur kita
kepada Allah swt bahwa kita masih diberi kesempatan untuk mempergunakan umur dan segala
fasilitas hidup yang akan kita pertanggungjawabkan nanti, sebagaimana disabdakan Nabi saw.


:



Tidak akan bergeser kaki manusia pada hari kiamat dari sisi Rabnya sehinga ditanya tentang lima hal:
tentang umurnya untuk apa ia pergunakan, masa mudanya untuk apa ia habiskan, tentang hartanya
dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan, dan tentang ilmunya apa yang ia amalkan (darinya).
Janganlah dikemudian hari kita termasuk orang-orang yang menyesal karena tidak dapat
mempergunakan karunia Allah dengan sebaik-baiknya berupa kesempatan hidup dengan berbagai amal
kebajikan, hingga kita akan mengalami nasib yang tragis pada saat tutup usia kita, sebagaimana
diilustrasikan dalam al-Quran:


) (


Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, Ya Rabbku
kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.
Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan dihadapan
mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan. (Qs Al Mukminun: 99-100)

Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia

Maka tanpa kita harus memperdulikan tahun barupun, bahwa setiap detik waktu kita pada
hakikatnya adalah kesempatan yang tidak akan datang untuk kedua kalinya, maka setiap hari,
bulan, tahun adalah baru bagi kita, dan tidak akan kita alami lagi hari, bulan dan tahun yang
sama esok hari. Dan Nabi senatiasa mengajarkan agar senantiasa kita dalam keadaan
mengingatNya, saat kita baru terbangun dari tidur sekalipun.



Jika seorang terbangun hendaklah mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang telah
menyelamatkanku tubuhku, dan mengembalikan nyawa kepadaku, serta mengizinkanku untuk
berdzikir kepadaNya (HR. Tirmidzi)

Inilah sebagian dari ajaran Nabi untuk kita selalu wamas diri dari setiap inci langkah kita agar
tidak jatuh dalam kesia-sian umur kita.









Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
)mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. (QS. 103:3

Semoga setiap detik waktu kita, besertanya keridhoan Allah swt. Amin ya Rabbalalamin.

.

. .

.
.

. .
!! :
. .
: .
.
.
.



.

.
.
.



.

Anda mungkin juga menyukai