4 1 01
4 1 01
1 1-8
ABSTRAK
Jembatan Gunungsari direncanakan untuk lalulintas sedang, sehingga direncanakan
dengan beban standard Bina Marga 100 % (BM 100) dengan lebar 6 meter dengan
trotoar kanan kiri dengan lebar 50 cm, dengan bangunan atas dipilih konstruksi beton
prategang postensioning dengan pertimbangan konstruksi tersebut merupakan
alternatif yang murah karena tidak membutuhkan perancah saat pembangunannya
dan dapat dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat. Jembatan beton prategang
yang penerapannya digunakan untuk bangunan atas jembatan ini lebih efisien dan
lebih murah dari bangunan atas jembatan beton bertulang type balok T.
1. PENDAHULUAN
Bangunan atas jembatan beton prategang merupakan struktur komposit antara dua
bahan yaitu beton dan baja dengan mutu tinggi. Baja yang dipakai disebut tendon,
yang dikelompokkan dan membentuk kabel dan sekarang telah dikembangkan
banyak sistem dan teknik jembatan beton prategang. Beton prategang pada saat ini
telah banyak dipakai, setelah melalui banyak penyempurnaan hampir pada setiap
elemen struktur atau sistem bangunan didapatkan penerapan beton prategang seperti
bangunan atas jembatan dan komponen bangunan lainnya. Struktur beton prategang
mempunyai banyak keuntungan antara lain : Terhindarnya retak didaerah tarik,
penampang struktur lebih kecil atau langsing sebab seluruh luas penampang dipakai
secara efektif, beton prategang hampir tidak memerlukan pemeliharaan, lebih tahan
lama karena tidak adanya retak-retak, berkurangnya beban mati yang diterima
pondasi, dapat mempunyai bentang yang lebih besar dan tinggi penampang
konstruksi berkurang. Sehingga struktur beton prategang yang penerapannya
digunakan untuk bangunan atas jembatan ini kemungkinan akan lebih efisien dan
lebih murah dari bangunan atas jembatan beton bertulang type balok T.
Secara umum semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada bagian 2 bab 3 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI-
1.4.55.1988). Secara urnum persyaratan mengenai campuran beton baik mengenai
perencanaan campuran dan pengendalian mutu harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada bagian 3 bab 4 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBM.4.53.1988).
Secara umum, persyaratan mengenai pelaksanaan pembetonan yang meliputi
pengadukan, pengangkutan, penuangan, pengecoran, perawatan, bekisting,
penulangan, siar konstruksi, sparing dan lain-lain harus memenuhi ketentuan yang
tercantum pada bagian 3 bab 5 dan bab 6 dari PEDOMAN BETON 1988 (SKBI 1.4.53.
1988)
Dilatasi diartikan sebagai semua sambungan yang berfungsi untuk menerima gerakan
diantara struktur yang berdekatan, perhatian khusus perlu diberikan agar sambungan
selalu kedap air.
diturunkan sedikit demi sedikit secara bertahap sedemikian rupa, sehingga tidak
menimbulkan schok pada angkur maupun tendon.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil sebagai berikut :
Pada jembatan bentang 25 meter bisa dipakai konstruksi beton prategang atau
balok T. Contoh jembatan yang menggunakan bentang prategang adalah jembatan
Wilangun II, jembatan Sambong, jembatan Penak. Jembatan yang menggunakan
konstruksi balok T adalah jembatan Bago, jembatan Jelok dan jembatan Temon
Abang.
Harga bangunan atas jembatan prategang bentang 25 meter = Rp. 204.572.370,00
dan harga bangunan atas jembatan bentang 25 meter = Rp. 239.670.000,00. Jadi
memakai beton prategang untuk bentang 25 meter lebih murah dari balok T
dengan analisa harga satuan pekerjaan.
REFERENSI
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik, Peraturan Muatan Jembatan dan
Jalan Raya 1986, Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung, 1986.
T.Y. LIN NED H. BURNS Desain Struktur Beton Prategang
DPUTL (1979) Peraturan Beton Bertulang Indonesia YLPMB, Bandung
Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1970 NI 2.
Peraturan Muatan Indonesia 1970 NI 18.
Peraturan Muatan untuk Jembatan dan Jalan Raya no.12/1970, Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya No. 13/170, Direktorat Jenderal Bina
Marga.
Spesifikasi dan Standard Jembatan Pelat Beton untuk Jembatan Jalan Raya No.02/1970,
Direktorat Jenderal Bina Marga.