BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2 Tujuan
Menyediakan Dokumen Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah Kota
Malang.
1.2.3 Sasaran
1. Tahap Persiapan : Mapping kerangka sumber informasi dan perolehan data serta
perencanaan alat survei.
2. Tahap Survei : Studi literatur teori dan aturan serta survei instansional.
3. Tahap Analisis Data : hasil survei; penyelenggaraan bidang jalan; bidang sarana
dan prasarana; bidang industri; serta penyelenggaraan bidang pengembangan
teknologi, dan bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, pengemudi,
penegak hukum, operasional manajemen, dan rekayasa lalu lintas, serta
pendidikan berlalu lintas.
Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan Kota Malang;
Diagram 1. 1
Lingkup Kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Peyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Membuat Kajian mengenai Penyelenggaraan Lalu lintas dan angkutan jalan, yang kemudian dituangkan
dalam Naskah akademis dan Ranncangan Peraturan Daerah tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan
terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan
kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung
tinggi martabat bangsa;
2. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hokum bagi masyarakat
Diagram 1. 2
Kerangka Berfikir Penyusunan Naskah Akademis Dan Racangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan
Diagram 1. 3
Kerangka Pengerjaan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
TAHAP
Kondisi jalan ANALISA DATA
Survei
dan lalu lintas
primer
Diagram 1. 4
Kerangka Analisa Penyusunan Naskah Akademis Dan Racangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan
BAB II
KEBIJAKAN TERKAIT
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
B. Fungsi Jalan
Rencana fungsi jalan berdasarkan hirarki jalan Kota Malang yaitu:
1. Sistem Jaringan Jalan Primer
a. Jalan Arteri Primer
Menghubungkan Kota Malang (kota orde II) dengan Kota Surabaya (Kota
orde I) diarahkan pada ruas Jalan Raden Intan diterus ke Timur sampai
Wilayah Kabupaten Malang (bertemu dengan jalan terusan tol Gempol-
Malang) tembus ke Jl Raya Sawojajar- areal samping Jl Dirgantara tembus
ke Mayjen Sungkono sampai ke rencana terminal baru pengganti Terminal
Gadang - sampai tembus ke arah Bumiayu (rencana jalan lingkar Timur
Kota Malang).
b. Jalan Kolektor Primer
Diarahkan pada ruas jalan yang menghubungkan Kota Malang dengan kota
yang ada di sekitar Kota Malang (kota-kota orde 2 dan orde 3) yaitu
Lumajang, Blitar, dan Kediri.
c. Jalan Lokal Primer
2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder
a. Jalan Arteri Sekunder
b. Jalan Kolektor Sekunder
c. Jalan Lokal Sekunder
C. Kondisi Jalan
Rencana pada kondisi jaringan jalan adalah peningkatan kualitas perkerasan jalan.
1. Ruas-ruas jalan kondisi perkerasan jalannya berlubang
2. Ruas-ruas jalan yang kondisi jalannya bergelombang atau perkerasan jalannya
tidak rata.
3. Ruas-ruas jalan yang akan ditingkatkan fungsinya menjadi jalan arteri
sekunder.
D. Ruas Jalan
1. Jalan Nasional
Jalan nasional yang berada di Kota Malang meliputi :Jl.A.Yani Jl. Raden
Intan Jl. Panji Suroso Jl. Sunandar P. Sudarmo Jl. Tumenggung Suryo
Jl. PB Sudirman Jl.Gatot Subroto Jl. Martadinata Jl.Kol.Sugiyono
Jl.KS Tubun Jl. Sudanco Supriyadi.
2. Jalan Propinsi
Ruas jalan propinsi yang melintas di Kota Malang sesuai dengan RTRW
Propinsi Jawa Timur meliputi: Jl. Borobudur Jl. Soekarno Hatta Jl. MT.
Haryono Jl.Raya Tlogomas.
BAB III
GAMBARAN UMUM
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
3.2 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk di Kota Malang berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 yaitu
Kecamatan Kedungkandang 174.477 jiwa, Kecamatan Sukun 181.513 jiwa, Kecamatan
Klojen 105.907, Kecamatan Blimbing 172.333 dan Kecamatan Lowokwaru 186.013.
Untuk lebih jelas lihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1.
Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk Rasio Jenis Kelamin dan
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Hasil Sensus Penduuk Tahun 2010
Penduduk
No Kecamatan Laki-
Perempuan Jumlah
Laki
1 Kedungkandang 86.849 87.628 174.477
2 Sukun 90.127 91.296 181.513
3 Klojen 50.451 55.456 105.907
4 Blimbing 85.420 86.913 172.233
5 Lowokwaru 91.616 94.397 186.013
Sumber: Malang Dalam Angka Tahun 2012
3.3 INDUSTRI
Berdasarkan Data kecamatan Dalam Angka tahun 2012 perkembangan industri di
kecamatan Malang cukup baik. Terlihat dari jumlah dan jenis industri yang ada saat ini
yaitu ada 11 jenis. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2.
Banyaknya Tenaga Kerja dan Pengeluaran Untuk Tenaga Kerja Pada Perusahaan
Industri Dirinci Menurut Sub Sektor Industri Tahun 2011
Tenaga Kerja Pengeluaran
No Sub Sektor Industri untuk Tenaga
Produksi Lainnya Jumlah
Kerja (Rp)
1 Industri Makanan dan 5.891.177
540 91 631
Minuman
2 Industri Pengolah
10.335 548 11.083 85.658.845
tembakau
3 Industri tekstil dan
608 60 668 8.870.549
industri pakaian jadi
4 industri kulit, barang dari
251 26 277 3.489.908
kulit dan alas kaki
5 industri kayu, anyaman
dan
637 85 722 11.981.893
industri kertas, barang
dan kertas dan sejenisnya
6 industri penerbitan,
345 37 382 5.544.720
percetakan dan
Tabel 3.3.
Kendaraan Bermotor Menururt Jens Kendaraan
Di Kota Malang Tahun 2009-2010
No. JenisKendaraan 2009 2010
1 Penumpang
a Umum 2,556 2,527
b Non Umum 54,749 13,189
c Dinas 533 540
Data berikut merupakan data jumlah kendaraan bermotor yang wajib melakukan
uji dan jumlah kendaraan yaang telah melakukan uji pada tahun 2010, 2011, dan 2012.
Tabel 3.4.
Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2013
No Jenis Kendaran Wajib Wajib Wajib
Realisasi Realisasi Realisasi
Uji Uji Uji
1 Bus umum
ukuran besar 146 141 151 160 116 288
ukuran sedang 133 108 134 143 134 603
ukuran kecil 2.290 2.165 2.256 2.097 2.097 3.327
2 Bus Bukan Umum
Ukuran besar 80 7 8 10 10 19
Ukuran Sedang 50 51 48 46 66 123
Ukuran Kecil 93 95 101 107 98 218
3 Mobil
20 201 232 186 227 366
penumpang
5 Kendaraan roda
- - - - - -
3
9 Kereta
157 110 145 106 134 188
Gandeng
10 Kereta
54 42 54 51 49 90
Tempelan
11 Penarik
63 53 70 72 81 164
(tracktor head)
BAB IV
ANALISA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
Mengacu pada UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
analisa penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan Kota Malang terdiri dari :
1. penyelenggaraan di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan prasarana jalan.
2. penyelenggaraan LLAJ di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan prasarana jalan,
(1) invetarisasi tingkat pelayanan jalan dan permasalahannya;
(2) penyusun rencana dan proggram pelaksanaannya serta penetapan tingkat
pelayanan jalan yang di inginkan;
(3) perencanaan, pembangunan, dan optimalisai pemamfaatan jalan;
3. Jalan kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dilalui kendaraan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton
4. Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 12.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton
5. Jalan kelas III C, yaitu jalan local yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dangan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, maka manajemen dan rekayasa lalu lintas
meliputi:
1. Identifikasi masalah lalu lintas
2. Inventasrisasi dan analisis situasi arus lalu lintas
3. Inventasrisasi dan analisa kebutuhan angkutan orang dan barang
4. Inventasrisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan
5. Inventasrisasi dan analaisisi ketersediaan atau daya tampung kendaraan
6. Inventasrisasi dan analisis angka pelenggaran dan kecelakaan lalau lintas
7. Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas
8. Penetapan tingkat pelayanan
9. Penetapan rencana rencana kebijakan peraturan penggunaan jaringan jalan
dan gerakan lalu lintas.
Di Kota Malang penyelenggaraan manajemen dan rekaya lalu lintas sudah
dilaksanakan. Penyelenggaraannya berupa pemasangan perlengkapan jalan
pada ruas jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. Tetapi penerapan
manajemen dan rekayasa lalu lintas yang sudah dilakukan masih belum
optimal. Oleh karena itu diperlukan penyelenggaraan manajemen dan
rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan selain hanya dengan pemasangan
perlengkapan jalan.
c. Persyaratan Teknis Dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor
Semua moda transportasi di Kota Malang yaitu sepeda motor, mobil
Penumpang, Mobil Bus, Mobil Barang dan kendaraan khusus yang beroperasi
di jalan raya diwajibkan untuk mengikuti persyaratan teknis dan laik jalan
kendaraan bermotor. Persyaratan teknis dan Laik kendaraan bermotor di
dasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan.
Berikut penjelasannnya :
Sesuai pasal 6 persyaratan teknis setiap kendaraan bermotor yang beroperasi
adalah :
a. Susunan
b. Perlengkapan
c. Ukuran
d. Karoseri
e. Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya
f. Pemuatannya
g. Penggunaan
h. Penggandengan Kendaraan bermotor; dan/atau
i. Penempelan kendaraan bermotor
Sedangkan untuk pengujian persyaratan laik jalan sesuai dengan pasal 150
meliputi uji :
1. emisi gas buang;
2. tingkat kebisingan;
3. kemampuan rem utama;
4. kemampuan rem parkir;
5. kincup roda depan;
6. kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;
BAB V
RENCANA PERATURAN DAERAH TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG
h. Keanggotaan forum lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas usur
Pembina, penyelenggara, akademisi, dan masyarakat.