Anda di halaman 1dari 32

EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peran strategis dalam mendukung
pembangunan dan integrasi. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan harus dikembangkan potensi dan perannya untuk
mewujudkan keamanan, kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dan Angkutan Jalan
dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, otonomi daerah, serta akuntabilitas penyelenggaraan
negara.
Terhadap hal-hal yang bersifat teknis operasional diatur dalam Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Undang-Undang ini
pada dasarnya diatur secara komprehensif dan terperinci. Namun, untuk melengkapi
secara operasional, diatur ketentuan secara teknis ke dalam peraturan pemerintah,
peraturan Menteri, dan peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Dan
sebagai acuan yang lebih mendasar di Kota Malang, perlu ada Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Mengingat pentingnya Peraturan Daerah dimaksud, dan sebagi salah satu urusan
daerah berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, maka diperlukan
Kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang.

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN


1.2.1 Maksud
Membuat Kajian mengenai Penyelenggaraan Lalu lintas dan angkutan jalan, yang
kemudian dituangkan dalam Naskah akademis dan Ranncangan Peraturan Daerah
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

1.2.2 Tujuan
Menyediakan Dokumen Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah Kota
Malang.

1.2.3 Sasaran
1. Tahap Persiapan : Mapping kerangka sumber informasi dan perolehan data serta
perencanaan alat survei.
2. Tahap Survei : Studi literatur teori dan aturan serta survei instansional.
3. Tahap Analisis Data : hasil survei; penyelenggaraan bidang jalan; bidang sarana
dan prasarana; bidang industri; serta penyelenggaraan bidang pengembangan
teknologi, dan bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor, pengemudi,
penegak hukum, operasional manajemen, dan rekayasa lalu lintas, serta
pendidikan berlalu lintas.
Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan Kota Malang;

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 1


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR

Diagram 1. 1
Lingkup Kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Peyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Membuat Kajian mengenai Penyelenggaraan Lalu lintas dan angkutan jalan, yang kemudian dituangkan
dalam Naskah akademis dan Ranncangan Peraturan Daerah tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

1. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan
terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan
kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung
tinggi martabat bangsa;
2. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
3. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hokum bagi masyarakat

Tahap Tahap Tahap OUTPUT


persiapan survei Analisa Data

1. Studi 1. Penentuan asas dan tujuan NASKAH


1. Mapping
kerangka literatur teori penyelenggaraan lalu lintas dan AKADEMIS
sumber dan aturan angkutan jalan (LLAJ) DAN
inormasi mengenai 2. Pengidentifikasian kriteria RANCANGAN
dan penyelenggar PERATURAN
penyelenggaraan jalan
peroleha aan lalu DAERAH
3. Analisis data penyelenggaraan LLAJ TENTANG
n data lintas dan
angkutan di bidang jalan meliputi kegiatan PENYELENGG
2. Perencan pengaturan, pembinaan,
aan alat jalan ARAAN LALU
2. Survei pembangunan, dan pengawasan LINTAS DAN
survei
instansional prasarana jalan ANGKUTAN
kebijakan 4. Analisis data penyelenggaraan LLAJ JALAN
dan praktek di bidang sarana dan prasarana lalu UU NO 12
penyelenggar lintas dan angkutan jalan TAHUN
aan lalu 5. Analisis data penyelenggaraan LLAJ 2011
lintas dan di bidang industri
angkutan
6. Analisis data Penyelenggaraan LLAJ
jalan
di bidang pengembangan teknologi
7. Analisis data Penyelenggaraan LLAJ
di bidang Registrasi dan Identifikasi
Kendaraan Bermotor dan Pengemudi,
Penegakan Hukum, Operasional
Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas, serta pendidikan berlalu lintas

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 2


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR

Diagram 1. 2
Kerangka Berfikir Penyusunan Naskah Akademis Dan Racangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 3


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR

Diagram 1. 3
Kerangka Pengerjaan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Daerah
Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

TAHAP
Kondisi jalan ANALISA DATA
Survei
dan lalu lintas
primer

Studi 1. Undang-Undang 1. Analisis data penyelenggaraan LLAJ di bidang


survei literatur 2. Peraturan jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
sekunder Pemerintah pembangunan dan pengawasan prasarana jalan
3. Keputusan Presiden 2. Analisis data penyelenggaraan LLAJ di bidang
4. Perda Kota Malang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
5. Perwal Kota Malang jalan
3. Analisis data penyelenggaraan LLAJ di bidang
1. RTRW Kota Malang tahun 2010- industri
Studi
2030 4. Analisis data Penyelenggaraan LLAJ di bidang
kebijakan
pengembangan teknologi
2. Tatrawil
5. Analisis data Penyelenggaraan LLAJ di bidang
3. Rencana Induk Jaringan Jalan Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
Kota Malang Tahun 2012-2032 dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional
4. Produk Perencanaan Lain Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta
TerkaitLalu Lintas dan Angkutan pendidikan berlalu lintas
Jalan 6. draft SK Forum Lalu lintas
NASKAH AKADEMIS DAN
OUTUT RANCANGAN PERATURAN
ANALISA DAERAH TENTANG
PENYELENGGARAAN LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN
Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 4 JALAN KOTA MALANG
Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN AKHIR

Diagram 1. 4
Kerangka Analisa Penyusunan Naskah Akademis Dan Racangan Peraturan Daerah Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 5


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

1.2.4 RUANG LINGKUP WAKTU PERENCANAAN


Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ)
Kota Malang akan diimplementasikan sebagai acuan hukum pelayanan bidang lalu
lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan
yang mendasarinya. Artinya akan menjadi acuan hukum Penyelenggaraan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan sampai dengan ada peraturan baru.

BAB II
KEBIJAKAN TERKAIT
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

2.1 KEBIJAKAN MALANG


2.1.1 JARINGAN JALAN
A. Pola Pergerakan
Pola transportasi utama kota malang yakni konsentris radial dengan sistem
lingkar dalam (inner ring road).
1. Pembangunan Pola Jaringan Jalan Yang Lebih Menjangkau Daerah-Daerah
Di Luar
Memiliki pola jaringan yang lebih memungkinkan untuk menciptakan
pergerakan yang lebih efektif dan efisien.
a. Jalan Tol
b. Jalan Lingkar Timur
c. Jalan Lingkar Barat
d. Jalan Tembus
2. Penanganan Jalan Berdasarkan Tingkat Kepentingan
3. Pengaturan Rute Arus Pergerakan/Lalu Lintas Melalui Peraturan Khusus
4. Penataan Rute Angkutan Umum
5. Trayek Pergerakan Bus Khusus Pelajar Dan Mahasiswa
a. Zona Tarikan Pergerakan
b. Pergerakan Paling Besar
c. Ruas Jalan Yang Diutamakan

B. Fungsi Jalan
Rencana fungsi jalan berdasarkan hirarki jalan Kota Malang yaitu:
1. Sistem Jaringan Jalan Primer
a. Jalan Arteri Primer
Menghubungkan Kota Malang (kota orde II) dengan Kota Surabaya (Kota
orde I) diarahkan pada ruas Jalan Raden Intan diterus ke Timur sampai
Wilayah Kabupaten Malang (bertemu dengan jalan terusan tol Gempol-
Malang) tembus ke Jl Raya Sawojajar- areal samping Jl Dirgantara tembus
ke Mayjen Sungkono sampai ke rencana terminal baru pengganti Terminal
Gadang - sampai tembus ke arah Bumiayu (rencana jalan lingkar Timur
Kota Malang).
b. Jalan Kolektor Primer

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 6


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Diarahkan pada ruas jalan yang menghubungkan Kota Malang dengan kota
yang ada di sekitar Kota Malang (kota-kota orde 2 dan orde 3) yaitu
Lumajang, Blitar, dan Kediri.
c. Jalan Lokal Primer
2. Sistem Jaringan Jalan Sekunder
a. Jalan Arteri Sekunder
b. Jalan Kolektor Sekunder
c. Jalan Lokal Sekunder
C. Kondisi Jalan
Rencana pada kondisi jaringan jalan adalah peningkatan kualitas perkerasan jalan.
1. Ruas-ruas jalan kondisi perkerasan jalannya berlubang
2. Ruas-ruas jalan yang kondisi jalannya bergelombang atau perkerasan jalannya
tidak rata.
3. Ruas-ruas jalan yang akan ditingkatkan fungsinya menjadi jalan arteri
sekunder.

D. Ruas Jalan
1. Jalan Nasional
Jalan nasional yang berada di Kota Malang meliputi :Jl.A.Yani Jl. Raden
Intan Jl. Panji Suroso Jl. Sunandar P. Sudarmo Jl. Tumenggung Suryo
Jl. PB Sudirman Jl.Gatot Subroto Jl. Martadinata Jl.Kol.Sugiyono
Jl.KS Tubun Jl. Sudanco Supriyadi.
2. Jalan Propinsi
Ruas jalan propinsi yang melintas di Kota Malang sesuai dengan RTRW
Propinsi Jawa Timur meliputi: Jl. Borobudur Jl. Soekarno Hatta Jl. MT.
Haryono Jl.Raya Tlogomas.

2.1.2 SARANA TRANSPORTASI


Beberapa rencana terkait dengan sarana transportasi di Kota Malang adalah
sebagai berikut:
a. Terminal
b. Stasiun Kereta Api

2.1.3 KONDISI SARANA PENUNJANG JALAN


a. ATCS (Automatic Traffic Control System)
b. Rambu Lalu Lintas
c. Marka Jalan
d. Tempat Memutar
e. Jalur Trotoar
f. Jalur Pedesterian Khusus
g. Sempadan Kereta Api
h. Parkir
i. Zona Selamat Sekolah

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 7


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

BAB III
GAMBARAN UMUM
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG

3.1 BATAS ADMINISTRASI


Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur. Terletak pada
ketinggian antara 440-667 m dpl, serta 112,06 Bujur Timur dan 7,06-8,02 Lintang
Selatan. Kota Malang memiliki luas 110,06 Km 2 , dengan batas-batas wilayah, yaitu:
Utara : Kecamatan Karangploso, Kecamatan Singosari (Kab. Malang)
Timur : Kecamatan Dau (Kota Batu), Kecamatan Wagir (Kab. Malang)
Selatan : Kecamatan Pakisaji, Kecamatan Tajinan (Kab. Malang)
Barat : Kecamatan Pakis, Kecamatan Tumpang (Kab. Malang)
Secara administrasi Kota Malang dibagi atas 5 kecamatan, yakni:
1. Kecamatan Kedung Kandang
2. Kecamatan Klojen
3. Kecamatan Lowokwaru
4. Kecamatan Blimbing
5. Kecamatan Sukun
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada peta 3.1 orientasi Kota Malang dan peta 3.2
batas administrasi berikut

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 8


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Peta 3.1 Batas Administrasi Kota Malang

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 9


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

3.2 KEPENDUDUKAN
Jumlah penduduk di Kota Malang berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 yaitu
Kecamatan Kedungkandang 174.477 jiwa, Kecamatan Sukun 181.513 jiwa, Kecamatan
Klojen 105.907, Kecamatan Blimbing 172.333 dan Kecamatan Lowokwaru 186.013.
Untuk lebih jelas lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1.
Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk Rasio Jenis Kelamin dan
Rata-Rata Anggota Rumah Tangga Hasil Sensus Penduuk Tahun 2010
Penduduk
No Kecamatan Laki-
Perempuan Jumlah
Laki
1 Kedungkandang 86.849 87.628 174.477
2 Sukun 90.127 91.296 181.513
3 Klojen 50.451 55.456 105.907
4 Blimbing 85.420 86.913 172.233
5 Lowokwaru 91.616 94.397 186.013
Sumber: Malang Dalam Angka Tahun 2012

3.3 INDUSTRI
Berdasarkan Data kecamatan Dalam Angka tahun 2012 perkembangan industri di
kecamatan Malang cukup baik. Terlihat dari jumlah dan jenis industri yang ada saat ini
yaitu ada 11 jenis. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2.
Banyaknya Tenaga Kerja dan Pengeluaran Untuk Tenaga Kerja Pada Perusahaan
Industri Dirinci Menurut Sub Sektor Industri Tahun 2011
Tenaga Kerja Pengeluaran
No Sub Sektor Industri untuk Tenaga
Produksi Lainnya Jumlah
Kerja (Rp)
1 Industri Makanan dan 5.891.177
540 91 631
Minuman
2 Industri Pengolah
10.335 548 11.083 85.658.845
tembakau
3 Industri tekstil dan
608 60 668 8.870.549
industri pakaian jadi
4 industri kulit, barang dari
251 26 277 3.489.908
kulit dan alas kaki
5 industri kayu, anyaman
dan
637 85 722 11.981.893
industri kertas, barang
dan kertas dan sejenisnya
6 industri penerbitan,
345 37 382 5.544.720
percetakan dan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 10


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Tenaga Kerja Pengeluaran


No Sub Sektor Industri untuk Tenaga
Produksi Lainnya Jumlah
Kerja (Rp)
reproduksi media
rekaman
7 industri kimia dan barang
58 108 166 2.669.672
dari kimia
8 industri karet, barang dari
karet dan barang dari 940 89 1.029 16.752.461
plastik
9 industri barang galian
109 17 126 1.249.930
bukan logam dari kimia
10 industri mesin, mesin
listrik dan peralatan
kedokteran, alat ukur, 278 112 390 6.544.653
peralatan navigasi, optik
jam dan lonceng
11 industri kendaraan
bermotor
industri alat angkut selain 749 92 886 35.060.913
kendaraan bermotor roda
4 atau lebih
12 industri furniture dan
industri pengolahan
360 55 415 5.576.424
lainnya optik dan
lonceng
Sumber : Kota Malang Dalam Angla Tahun 2012

3.4 MODA TRANSPORTASI


Berdasarkan data Kota Malang dalam angka jumlah kendaraan bermotor di Kota
Malang pada tahun 2009 adalah 325,227 buah dan pada tahun 2010 adalah 309,808
buah. Berikut adalah data jumlah kendaraan bermotor yang ada di Kota Malang

Tabel 3.3.
Kendaraan Bermotor Menururt Jens Kendaraan
Di Kota Malang Tahun 2009-2010
No. JenisKendaraan 2009 2010
1 Penumpang
a Umum 2,556 2,527
b Non Umum 54,749 13,189
c Dinas 533 540

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 11


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

No. JenisKendaraan 2009 2010


2 Bus
a Umum 397 419
b Non Umum 249 277
c Dinas 27 28
3 Truck
a Umum 2,007 2,197
b Non Umum 12,035 12,276
c Dinas 135 140
4 Sepeda Motor 252,539 278,215
Jumlah 325,227 309,808
Sumber : Kota Malang Dalam Angla Tahun 2010 dan 2011

Data berikut merupakan data jumlah kendaraan bermotor yang wajib melakukan
uji dan jumlah kendaraan yaang telah melakukan uji pada tahun 2010, 2011, dan 2012.

Tabel 3.4.
Jumlah Kendaraan Bermotor Wajib Uji dan Realisasi
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2013
No Jenis Kendaran Wajib Wajib Wajib
Realisasi Realisasi Realisasi
Uji Uji Uji
1 Bus umum
ukuran besar 146 141 151 160 116 288
ukuran sedang 133 108 134 143 134 603
ukuran kecil 2.290 2.165 2.256 2.097 2.097 3.327
2 Bus Bukan Umum
Ukuran besar 80 7 8 10 10 19
Ukuran Sedang 50 51 48 46 66 123
Ukuran Kecil 93 95 101 107 98 218
3 Mobil
20 201 232 186 227 366
penumpang

4 Taksi 235 201 232 186 227 366

5 Kendaraan roda
- - - - - -
3

6 Pick Up 7.624 7.024 7.508 7.153 7.465 14.279

7 Truck Sedang 3.976 3.217 4.002 3.231 4.117 6.657

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 12


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2013


No Jenis Kendaran Wajib Wajib Wajib
Realisasi Realisasi Realisasi
Uji Uji Uji
8 Truck Berat 379 275 354 289 416 687

9 Kereta
157 110 145 106 134 188
Gandeng

10 Kereta
54 42 54 51 49 90
Tempelan

11 Penarik
63 53 70 72 81 164
(tracktor head)

Jumlah 15.228 13.507 15.081 13.409 15.026 27.036

Sumber : Data Dinas Perhubungan Tahun 2013

3.5 KONDISI LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN


Mengacu pada Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan No 22 Tahun
2009 ada beberapa hal yang dijelaskan melipti ruang lalu lintas jalan, terminal, parkir,
fasilitas pendukung dan kondisi angkutan jalan. Masing-masing penjelasannnya
dijelaskan di bawah ini;

3.5.1 KONDISI ANGKUTAN JALAN


Moda transportasi umum yang ada di Kota Malang, terdiri atas Bis Umum
(besar), Bis Umum (sedang), Bis Umum (kecil), MPU, Pick Up, Truk (sedang), Truk
(berat), Truk (gandeng). Adapun angkutan kota yang ada di Kota Malang terdiri atas 24
trayek angkutan menghubungkan antara wilayah Kota Malang. Di Kota Malang
terdapat 2 jenis angkutan, yaitu angkutan umum dan angkutan barang.

BAB IV
ANALISA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Mengacu pada UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
analisa penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan Kota Malang terdiri dari :
1. penyelenggaraan di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan prasarana jalan.
2. penyelenggaraan LLAJ di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan prasarana jalan,
(1) invetarisasi tingkat pelayanan jalan dan permasalahannya;
(2) penyusun rencana dan proggram pelaksanaannya serta penetapan tingkat
pelayanan jalan yang di inginkan;
(3) perencanaan, pembangunan, dan optimalisai pemamfaatan jalan;

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 13


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

(4) perbaikan geometri ruas jalan dan/atau persimpangan jalan;


(5) penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan;
(6) uji kelaikan fungsi jalan sesuai dengan setandar keamanan dan keselamatan
berlalu lintas;dan
(7) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana jalan.
3. penyelenggaraan LLAJ di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan meliputi :
(1) penetapan rencana umum lalu lintas angkutan jalan;
(2) manajemen dan rekayasa lalu lintas;
(3) persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;
(4) perizinan angkutan umum;
(5) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
(6) pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan prasarana lalu
lintas dan angkutan jalan; dan
(7) penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum, persyaratan
teknis dan kelaikan jalan kendaraan bermotor yang memerlukan keahlian
dan/ atau peralatan khusus yang di laksanakan sesuai dengan ketentuan
undang- undang.
4. penyelenggaraan LLAJ di bidang industri meliputi:
(1) penyusunan rencana dan perogram pelaksanaan pengembangan industri
Kendaraan Bermotor;
(2) pengembangan industri perlengkapan Kendaraan Bermotor yang menjamin
Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
(3) pengembangan industri perlengkapan Jalan yang menjamin Keamanan dan
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Penyelenggaraan LLAJ di bidang pengembangan teknologi meliputi:
(1) penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi
Kendaraan Bermotor;
(2) pengembangan teknologi perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
(3) pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yang menjamin Ketertiban dan
Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Penyelenggaraan LLAJ di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas meliputi:
(1) Pengujian dan penerbitan Surat Izin Mengedara Kendaraan Bermotor;
(2) Pelaksanaan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor,
(3) pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
(4) pengelolaan pusat pengendalian Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
(5) pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli Lalu Lintas;
(6) penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran dan penanganan
Kecelakaan Lalu Lintas;

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 14


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

(7) pendidikan berlalu lintas;


(8) pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan
(9) pelaksanaan manajemen operasional Lalu Lintas.
Proses analisa masing-masing penyelenggaraan didasarkan pada Undang-Undang
dan peraturan Pemerintah yang terkait lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berikut
penjelasannnya:

4.1 ANALISA ASAS DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN LALU LINTAS


DAN ANGKUTAN JALAN
Menurut Undang-Undang nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan
jalan yaitu lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan dengan memperhatikan
;
a) Asas transparan
b) Asas akuntabel
c) Asas berkelanjutan
d) Asas partisipatif
e) Asas bermanfaat
f) Asas efisien dan efektif
g) Asas seimbang
h) Asas terpadu, dan
i) Asas mandiri
Sedangkan untuk lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan dengan tujuan :
a) Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat,
tertib, lancer, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong
perekonomian nasiona, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh
persatuaan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat
bangsa
b) Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa, dan
c) Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

4.2 ANALISA DATA KRITERIA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS


DAN ANGKUTAN JALAN
Analisis data kriteria penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan adalah :
a. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan secara terkoordinasi
b. Koordinasi penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan oleh
forum lalu lintas dan angkutan jalan
c. Forum lalu lintas dan angkutan jalan bertugas melakukan koordinasi antar
instansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam merencanakan
dan menyelesaikan masalah lalu lintas dan angkutan jalan
d. Keanggotaan forum lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas usur Pembina,
penyelenggara, akademisi, dan masyarakat.

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 15


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

4.3 ANALISIS DATA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN DI BIDANG JALAN MELIPUTI KEGIATAN
PENGATURAN, PEMBINAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGAWASAN
PRASARANA JALAN.
a. Invetarisasi tingkat pelayanan jalan dan permasalahannya;
Menurut PP 43 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan pasal 10 :
Pembagian jalan dalam beberapa jalan, didasarkan pada: kebutuhan
transportasi, pemilihan moda secara tepat dengan mempertimbangkan
keunggulan karakteristik masing masing moda, perkembangan teknologi
kendaraan bermotor, muatan sumbu terberat kendaraan bermotor , serta
konstruksi jalan.

b. Penyusun rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan


tingkat pelayanan jalan yang di inginkan;
Penyusunan perencanaan umum jaringan jalan menghasilkan rencana umum
jaringan jalan yang menggambarkan wujud jaringan jalan sebagai satu
kesatuan sistem jaringan penguasaan jalan pada negara dan memberikan
kewenangan kepada pemerintah untuk melaksanakan penyelenggaraan jalan.
1. Kumpulan rencana ruas-ruas jalan beserta besaran pencapaian sasaran
kinerja pelayanan jalan tertentu untuk jangka waktu tertentu
2. Rencana umum jangka panjang dan rencana umum jangka menengah.
Rencana umum jangka panjang jaringan jalan kota disusun berdasarkan
rencana pembangunan kota jangka panjang, rencana tata ruang wilayah
kota, rencana umum jaringan transportasi jalan, rencana umum jangka
panjang jaringan jalan nasional dan provinsi; dan RPJM Jaringan Jalan
disususn berdasarkan RPJP Kota dan ditetapkan oleh keputusan
Walikota.
Di Kota Malang moda transportasi terdiri dari 2 yaitu angkutan barang dan
angkutan orang. Sedangkan untuk kelas jalannya terdiri dari kelas jalan I, II,
III A, III B dan III C. Moda transportasi seperti sepeda motor, mobil
penumpang, mobil bus, mobil barang (trailer, truk) dan kendaraan khusus
sudah memaksimalkan penggunaan kelas jalan yang sudah disediakan,
namun masih banya ruas jalan yang membutuhkan peningkatan pelayanan
kelas jalan sesuai standar yang ada mengacu pada PP No 34 tahun 1993.
Menurut PP 34 tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan pasal 11
menyebutkan pemabagian kelas jalan berdasarkan moda angkutan yang
melewati adalah sebagai berikut :
1. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan
lebih besar dari 10 ton
2. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter, dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 10
ton

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 16


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

3. Jalan kelas III A, yaitu jalan arteri atau kolektor yang dilalui kendaraan
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton
4. Jalan kelas III B, yaitu jalan kolektor yang dapat dilalui kendaraan dengan
ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 12.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8
ton
5. Jalan kelas III C, yaitu jalan local yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dangan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 milimeter, ukuran panjang tidak
melebihi 9.000 milimeter dan muatan sumbu terberat yang diizinkan 8 ton.

c. Perencanaan, pembangunan, dan optimalisai pemamfaatan jalan;


Perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan jalan meliputi
kegiatan sebagai berikut :
1. Pengkajian, penelitian, dan pengembangan di bidang jalan
2. Pembangunan
Lingkup kegiatannya adalah sebagai berikut :
a. pemrograman dan penganggaran;
b. perencanaan teknis;
c. pengadaan tanah;
d. pelaksanaan konstruksi; dan
e. pengoperasian dan pemeliharaan jalan
3. Rencana Induk Transportasi
4. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Manajemen dan rekayasa lalu lintas yang diperlukan pada ruas ruas
Dari data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Malang jenis
kendaraan di Kota Malang terdiri dari bus umum, bus bukan umum, mobil
penumpang, taksi, kendaraan roda 3, pick up, truck sedang, truck berat, kereta
gandeng, kereta tempelan, penarik (tracktor head).
Banyaknya jumlah kendaraan tersebut mengakibatkan berdampak pada
kapasitas penggunaan jalan dan pemanfaatan jalan di Kota Malang, untuk itu
dibutuhkan perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan jalan
harus dilakukan, bisa berupa :
1. Rekayasa lalu lintas :
2. Pelebaran jalan :
3. Pembangunan jalan baru :
Tiga item diatas adalah penyelesaian kebutuhan transportasi yang ada di Kota
Malang melihat dari pesatnya perkembangan kendaraan yang melintas di tiap
ruas jalan Kota Malang.

d. Perbaikan geometri ruas jalan dan/atau persimpangan jalan;


Perencanaan geometri jalan dan/atau persimpangan setiap ruasnya harusnya
berbeda karena setiap jalan mempunyai pertimbangan yang berbeda. Jenis
moda angkutan yang banyak melewatai ruas jalan dan keadaan topografi

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 17


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

menjadi pertimbangan untuk perbaikan ruas jalan. Perencanaan perbaikan


geometri jalan menurut pp 32 tahun 2011 meliputi :
1. Inventarisasi kondisi geometrik
2. Penetapan jumlah kebutuhan dan lokasi perbaikan geometrik ruas jalan
dan/atau persimpangan jalan
3. Perencanaan teknis, dan
4. Pelaksanaan konstruksi
Kondisi topografi Kota Malang yang berbukit memerlukan pertimbangan
khusus dari segi perencanaan geometri radius, kemiringan alitivemen
vertikal, alinyemen horizontal, lebar, kanalisasi dan kapasitas belokan
maupun persimpangan.

e. Penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan;


Penetapan kelas jalan dilakukan oleh Pemerintah Kota untuk jalan Kota. Ruas
jalan yang hendak ditetapkan kelas jalannya harus lulus uji kelayakan fungsi
jalan dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas, dan setiap ruas
jalan yang lulus uji kelayakan fungsi jalan dilakukan pemasangan rambu lalu
lintas.
Menurut PP no 34 tahun 2006 tentang jalan, untuk dapat menetapkan kelas
jalan dikelompokan dalam beberapa kelas berdasarkan :
1. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan
jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan
2. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi
kendaraan bermotor
Penetapan kelas jalan didasarkan pada kebutuhan transportasi, pemilihan
moda, karakteristik masing masing moda, muatan sumbu terberat kendaraan
bermotor serta konstruksi jalan

f. Uji kelaikan fungsi jalan sesuai dengan setandar keamanan dan


keselamatan berlalu lintas;dan
Persyaratan laik fungsi Jalan secara teknis dan administratif sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh Menteri dan menteri terkait.
persyaratan laik fungsi teknis sebagai berikut:
1. teknis struktur perkerasan jalan;
2. teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
3. teknis geometri jalan;
4. teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
5. teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
6. teknis perlengkapan jalan
Setiap ruas jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi Jalan sebelum
pengoperasian Jalan. Uji kelayakan dilakukan secara berkala dalam jangka
waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.

g. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana


jalan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 18


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Analisisi pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang


prasarana jalan yaitu dari data yang ada di Kota Malang sudah ada
pengembangan sistem informasi berupa Automatic Traffic Control System
(ATCS) pada 5 titik persimpangan yaitu Simpang Ciliwung, Simpang
Sarangan, Simpang Kaliurang, Simpang Borobudur dan Blimbing (pertigaan
Dinas Perijinan).
Untuk kedepannya Dinas perhubungan Kota Malang sudah ada rencana
penambahan jumlah persimpangan yang dilengkapi dengan ATCS harus lebih
ditingkatkan terutama persimpangan-persimpangan yang merupakan jalur
lintas utama di Kota Malang, seperti pada simpang Basuki Rahmat
(Kayutangan), simpang Sarinah, simpang I.R Rais, pertigaan Janti, simpang
Kacuk, Simpang LA. Sucipto, Perempatan sulfat, perempatan Rampal,
perempatan Klenteng hingga ke wilayah terminal Gadang.
Pengembangan sistem informasi dan komunikasi tersebut berfungsi untuk
memantau arus lalu lintas dan moda transportasi yang melewati ruas-ruas
jalan tersebut. Kesimpulan dari rangkaian analisa penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan jalan di bidang meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan dan pengawasan prasarana jalan adalah ;

4.4 ANALISIS DATA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN DI BIDANG SARANA DAN PRASARANA LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.
a. Penetapan rencana umum lalu lintas angkutan jalan;
Rencana Umum lalu lintas angkutan jalan merupakan rencana penetapan arah
dan kebijakaan transportasi. Dalam undang-undang nomor 22 tahun 2009
perencanaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdiri atas:
1. Rencanan induk jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. Ruang lalu lintas
3. Dana Preservasi Jalan
4. Terminal
5. Fasilitas Parkir
6. Fasilitas Pendukung
Dalam Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan, moda
transportasi terbagi atas kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
Untuk kondisi di lapangan Kota Malang adal sebagi berikut :
1. Kendaraan bermotor di Kota Malang dibagi atas :
a. Sepeda Motor
b. Mobil Penumpang
c. Mobil Bus
d. Mobil Barang
2. Kendaraan tidak bermotor di Kota Malang yaitu becak.
Untuk lebih jelas hasil analisa dapat dilihat pada gambar ini :
b. Manajemen dan rekayasa lalu lintas;
Manajemen dan rekayasa lalu lintas dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah No
32 Tahun 2011 tentang Manajaemen dan Rekaysa, Analisa Dampak, Serta

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 19


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas, maka manajemen dan rekayasa lalu lintas
meliputi:
1. Identifikasi masalah lalu lintas
2. Inventasrisasi dan analisis situasi arus lalu lintas
3. Inventasrisasi dan analisa kebutuhan angkutan orang dan barang
4. Inventasrisasi dan analisis ketersediaan atau daya tampung jalan
5. Inventasrisasi dan analaisisi ketersediaan atau daya tampung kendaraan
6. Inventasrisasi dan analisis angka pelenggaran dan kecelakaan lalau lintas
7. Inventarisasi dan analisis dampak lalu lintas
8. Penetapan tingkat pelayanan
9. Penetapan rencana rencana kebijakan peraturan penggunaan jaringan jalan
dan gerakan lalu lintas.
Di Kota Malang penyelenggaraan manajemen dan rekaya lalu lintas sudah
dilaksanakan. Penyelenggaraannya berupa pemasangan perlengkapan jalan
pada ruas jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder. Tetapi penerapan
manajemen dan rekayasa lalu lintas yang sudah dilakukan masih belum
optimal. Oleh karena itu diperlukan penyelenggaraan manajemen dan
rekayasa lalu lintas dan angkutan jalan selain hanya dengan pemasangan
perlengkapan jalan.
c. Persyaratan Teknis Dan Laik Jalan Kendaraan Bermotor
Semua moda transportasi di Kota Malang yaitu sepeda motor, mobil
Penumpang, Mobil Bus, Mobil Barang dan kendaraan khusus yang beroperasi
di jalan raya diwajibkan untuk mengikuti persyaratan teknis dan laik jalan
kendaraan bermotor. Persyaratan teknis dan Laik kendaraan bermotor di
dasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan.
Berikut penjelasannnya :
Sesuai pasal 6 persyaratan teknis setiap kendaraan bermotor yang beroperasi
adalah :
a. Susunan
b. Perlengkapan
c. Ukuran
d. Karoseri
e. Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya
f. Pemuatannya
g. Penggunaan
h. Penggandengan Kendaraan bermotor; dan/atau
i. Penempelan kendaraan bermotor
Sedangkan untuk pengujian persyaratan laik jalan sesuai dengan pasal 150
meliputi uji :
1. emisi gas buang;
2. tingkat kebisingan;
3. kemampuan rem utama;
4. kemampuan rem parkir;
5. kincup roda depan;
6. kemampuan pancar dan arah sinar lampu utama;

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 20


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

7. akurasi alat penunjuk kecepatan; dan


8. kedalaman alur ban.
Penyelenggaran persyaratan teknis dan laik jalan sudah dilaksanakan di Kota
Malang. Ini dibuktikan dengan data kendaraan di Kota Malang yang wajib uji
dan yang sudah terrealisasi pada tahun 2012 yakni 15. 026 kendaraan yang
wjib uji dan yang terealisasi adalah 27.036 kenadaraan.
d. Perizinan angkutan umum;
Berdasarkan undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan perizinan angkutan umum terbagai atas angkutan orang dalam
trayek dan angkutan orang tidak dalam trayek.
1. Angkutan orang dalam trayek
Angkutan umum merupakan bentuk penyelenggaraan angkutan orang yang
melayani trayek perkotaan. Pemegang izin penyelanggaraan angkutan
umum bertayek seperti angkutan kota yang ada di Kota Malang wajib :
1) Melaksanakan ketentuan yang ditetapkan dalam izin yang diberikan
2) Mengoperasikan kendaraan bermotor umum sesuai dengan standar
pelayanan minimal
2. Angkutan orang tidak bertrayek
Pemegang izin penyelanggaraan angkutan umum tidak dalam trayek yang
ada di kota Malang diberikan kepada taksi.
Berdasarkan pasal 7 peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2011 perizinan
angkutan meliputi:
1. Administrasi
2. Teknis
Proses analisa dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
e. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
Berdasarkan pasal 245 undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan pengembangan sistem informasi dan komunikasi
di bidang sarana dan prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan meliputi
sistem terstruktur, jaringan informasi, jaringan komunikasi, dan pusat data,
meliputi:
1. Bidang prasarana jalan
2. Bidang sarana dn prasarana lalu lintas dan angkutan jalan
3. Bidang registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi,
penegakan hukum, operasional manajemen dan rekayasa lalu lintas dan
angkutan jalan, serta pendidikan berlalu lintas.
Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di Kota Malang belum
dilaksanakan. Pegembangan sistem informasi dan komunikasi dibutuhkan
untuk mendukung keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu
lintas dan angkutan jalan dengan sistem yang terpadu.

f. Pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan prasarana


lalu lintas dan angkutan jalan; dan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 21


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Berdasarkan Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan pembinaan lalu lintas dan angkutan jalan wajib
mengembangkan sumber daya manusia untuk menghasilkan petugas yang
professional yang memiliki kompetisi di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Maka Pemerintah Kota Malang wajib memberikan pembinaaan terhadap
penyelenggara sarana meliputi pengusaha taxi, pengusaha travel dan para
pemilik kendaraan bermotor.
Berdasarkan pasal 47 peraturan pemerintah nommor 51 tahun 2012
pembinaan sumber dayamanusia meliputi:
1. Pengaturan
2. Pengendalian
3. Pengawasan
Penyelenggaran dan pembinaan sumber daya manusia di Kota Malang sudah
dilaksanakan. Urusan pembinaan ini lebih ditekankan pada pasal 5 undang-
undang nomor 22 tahun 2009, yakni pembinaan di bidang registrasi dan
identifikasi kendaraaan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum,
operasional manajemen dan rekaya lalu lintas, serta pendidikan berlalu lintas
oleh kepolisian republik Indonesia.
g. Penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum,
persyaratan teknis dan kelaikan jalan kendaraan bermotor yang
memerlukan keahlian dan/ atau peralatan khusus yang di laksanakan
sesuai dengan ketentuan undang- undang
Penyidikan dibutuhkan untuk keamamn dan keselamatan penumpang
angkutan umum. Berdasarkan pasal 259 undang-undang nomor 22 tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan penyidikan terhadap tindak pidana
lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan oleh:
1. Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka dalam hal ini yang
berwewenang adalah penyidik dari Kepolisian Resort Kota Malang
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus,
dalam hal ini yang berwewenang adalah penyidik dari Dinas Perhubungan
Kota Malang.
3. Penyidikan terhadap pelanggaan syarat teknis dan laik jalan dan perizinan
angkutan umum di kota Malang sudah dilaksankan oleh SKPD terkait.

4.5 ANALISIS DATA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN DI BIDANG INDUSTRI.
a. Penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan industri
Kendaraan Bermotor;
Untuk kondisi saat ini di Kota Malang sudah terdapat industri kendaraan
bermotor dan industri alat angkut selain kendaraan bermotor roda 4 atau lebih.
Dari data yang diperoleh tahun 2012 jumlah produksi industri kendaraan
bermotor dan industri alat angkut sebesar 749 unit. Hal yang dibutuhkan
adalah peningkatan kualitas hasil produksi yang ber SNI.

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 22


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

b. Pengembangan industri perlengkapan Kendaraan Bermotor yang


menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
kedepannya diharapakan seluruh penggunan jalan khususnya jenis kendaraan
bermotor (sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus, mobil barang dan
kendaraan khusus) yang melintasi ruas arteri sekunder dan kolektor sekunder
Kota Malang wijib menggunakan dan dilengkapi dengan perlengkapan
kendaraan bermotor. Hal tersebut diatur dalam UU no 22 tahun 2009 pasal 57
yaitu :
1. bagi sepeda motor berupa helm standar nasional Indonesia (SNI)
2. bagi Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih sekurang-kurangnya
terdiri atas :
1) sabuk keselamatan
2) ban cadangan
3) segitga pengaman
4) dongkrak
5) pembuka roda
6) helm dan rompi pemantul cahaya bagi Pengemudi Kendaraan
Bermotor beroda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah;
dan
7) peralatan pertolongan pertama Kecelakaan Lalu Lintas
c. Pengembangan industri perlengkapan Jalan yang menjamin Keamanan
dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
perlengkapan jalan terdapat di semua ruas jalan arteri sekunder, kolektor
sekunder dan jalan lokal sekunder dengan jenis dan jumlah sesuai kebutuhan.
Adapun jenis moda transportasi Kota Malang yang wajib mematuhinya
adalah:
1. sepeda motor
2. mobil penumpang meliputi :
Di Kota Malang terdapat 24 trayek angkutan umum kota (mikrolet), selain
itu juga tersedia angkutan umum yang tidak bertrayek seperti taxi, ojek,
travel dan becak dan mobil pribadi.
3. Mobil bus dan mobil bus umum.
Mengingat Kota Malang sudah memiliki terminal tipe A dan tipe B
sehingga di kota ini sudah tersedia bus AKAP dan ADP. Selain itu
mengingat lokasi malang yang bersebelahan dengan Kota Batu maka
banyak moda transportasi jenis bus pariwisata dan mobil elf yang
menuju/keluar Kota Batu melalui jalur malang.
4. Mobil barang yang ada di Kota Malang terdiri dari mobil bak muatan
terbuka, mobil bak muatan tertutup, mobil tangki dan mobil penarik.
5. Kendaraan khusus (bagi penyandang cacat)

4.6 ANALISIS DATA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN DI BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI.

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 23


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

a. penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan teknologi


Kendaraan Bermotor;
Analisis penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan
teknologi kendaraan bermotor yaitu untuk menentukan manajemen rekayasa
lalu lintas Kota Malang pada semua ruas jalan arteri sekunder dan kolektor
sekunder Kota Malang
b. Pengembangan teknologi perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
Analisis pengembangan teknologi perlengkapan kendaraan bermotor yang
menjamin keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan yaitu
untuk kedepannya pengembangan teknologi perlengkapan kendaraan
bermotor bagi sepeda motor berupa helm standar nasional Indonesia, sabuk
keselamatan, ban cadangan, segitga pengaman, dongkrak, pembuka roda,
helm dan rompi pemantul cahaya bagi Pengemudi Kendaraan Bermotor
beroda empat atau lebih yang tidak memiliki rumah-rumah; dan peralatan
pertolongan pertama Kecelakaan Lalu Lintas
c. Pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yang menjamin Ketertiban
dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Analisis pengembangan teknologi perlengkapan jalan yang menjamin
ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan adalah di Kota
Malang sudah dikembangkan ATCS Automatic Traffic Control System pada 5
titik persimpangan yaitu Simpang Ciliwung, Simpang Sarangan, Simpang
Kaliurang, Simpang Borobudur dan Blimbing (pertigaan Dinas Perijinan)

4.7 ANALISIS DATA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS DAN


ANGKUTAN JALAN DI BIDANG REGISTRASI DAN IDENTIFIKASI
KENDARAAN BERMOTOR DAN PENGEMUDI, PENEGAKAN
HUKUM, OPERASIONAL MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU
LINTAS, SERTA PENDIDIKAN BERLALU LINTAS.
a. Pengujian dan penerbitan Surat Izin Mengendara Kendaraan Bermotor;
Penggolongannya terdiri dari sesuai undang-undang nomor 22 tahun 2009
pasal 80 :
1. Surat Izin Mengemudi A berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang
dan barang perseorangan dengan jumlah berat yang diperbolehkan tidak
melebihi 3. 500 (tiga ribu lima ratus) kilogram.
2. Surat Izin Mengemudi B1 berlaku untuk mengemudikan mobil penumpang
dan barang perseorang dengan jumlah berat yang diperbolehkan lebih dari
3500 (tiga ribu ratus) kilogram.
3. Surat Izin Mengemudi BII berlaku untuk mengemudikan Kendaraan alat
berat, kendaraan penarik, atau kendaraan bermotor dengan menarik kereta
tempelan atau gandengan perseorangan dengan berat yang diperbolehkan
untuk kereta tempelan atau gandengan lebih dari 1000 (seribu kilogram
4. Surat Izin Mengemudi C Mengemudi C berlaku untuk mengemudikan
Sepeda motor; dan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 24


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

5. Surat Izin Mengemudi D berlaku untuk mengemudikan kendaraan khusus


bagi penyandang cacat.
Seluruh pengemudi moda transportasi harus mengurus izin mengemudi
disesuaiakn dengan jenis kendaraannya. Penyelenggaraan pengujian dan
penerbitan surat izin mengendara kendaraan bermotor merupakan bagian dari
tugas kepolisian resort Malang yang ketentuannya diatur dalam Peraturan
Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia.

b. Pelaksanaan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor,


Penyelenggaraan pengujian registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor
merupakan bagian dari tugas kepolisian resort Malang yang ketentuannya
diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia.
c. Pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan;
Penyelenggaraan pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data
lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bagian dari tugas kepolisian resort
Malang yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara
republik Indonesia.
d. Pengelolaan pusat pengendalian Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
Penyelenggaraan pengelolaan pusat pengendalian sistem informasi dan
komunikasi lalu lintas dan angkutan jalan merupakan bagian dari tugas
kepolisian resort Malang yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Kepala
Kepolisian Negara republik Indonesia.
e. Pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli Lalu Lintas;
Penyelenggaraan pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli lalu lintas
merupakan bagian dari tugas kepolisian resort Malang yang ketentuannya
diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia.
f. Penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran dan
penanganan Kecelakaan Lalu Lintas;
Penyelenggaraan penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran
dan penanganan kecelakaan lalu lintas merupakan bagian dari tugas
kepolisian resort Malang yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Kepala
Kepolisian Negara republik Indonesia.
g. Pendidikan berlalu lintas;
Penyelenggaraan pendidikan berlalu lintas merupakan bagian dari tugas
kepolisian resort Malang yang ketentuannya diatur dalam Peraturan Kepala
Kepolisian Negara republik Indonesia.
h. Pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan
Analisa pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas yang dikaitkan dengan
moda transportasi dilakukan dengan :
1. Penetapan prioritas angkutan massal melalui penyedian lajur atau jalur
khusus.
Di Kota Malang sudah tersedia angkutan umum jenis mikrolet sebanyak
24 trayek. Yang dibutuhkan adalah pembagian trayek angkutan sehingga

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 25


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

dapat melayani kawasan yang sebelumnya belum terlayani angkutan


umum.
2. Pemanduan berbagai moda angkutan
Penyelenggaraan pelaksanaan manajemen dan rekayasa lalu lintas
merupakan bagian dari tugas kepolisian resort Malang yang ketentuannya
diatur dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia.
i. Pelaksanaan manajemen operasional Lalu Lintas
Analisis pelaksanaan manajemn operasional lalu lintas adalah untuk
menyelesaikan masalah kemacetan lalu lintas di ruas jalan arteri sekunder dan
kolektor sekunder. Kondisi di lapangan menunjukkan aplikasi manajemen
operasional lalu lintas pada setiap ruas jalan berbeda.
Penyelenggaraan pelaksanaan manajemen operasional lalu lintas merupakan
bagian dari tugas kepolisian resort Malang yang ketentuannya diatur dalam
Peraturan Kepala Kepolisian Negara republik Indonesia.

4.8 DRAFT SK FORUM LALU LINTAS


Draf SK Forum lalu lintas ini berdasarkan Keputusan Walikota Malang Nomor :
188.45/85/ 35.73.112/2012 tentang pembentukan Forum lalu Lintas dan Angkutan jalan
Kota Malang.

BAB V
RENCANA PERATURAN DAERAH TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN KOTA MALANG

Mengacu pada UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan, analisa penyelenggaraan lalu lintas angkutan jalan Kota Malang
terdiri dari :
1. penyelenggaraan di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan,
pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasarana jalan.
2. penyelenggaraan LLAJ di bidang jalan meliputi kegiatan pengaturan,
pembinaan, pembangunan dan pengawasan prasarana jalan,
(8) invetarisasi tingkat pelayanan jalan dan permasalahannya;
(9) penyusun rencana dan proggram pelaksanaannya serta penetapan
tingkat pelayanan jalan yang di inginkan;
(10) perencanaan, pembangunan, dan optimalisai pemamfaatan jalan;
(11) perbaikan geometri ruas jalan dan/atau persimpangan jalan;
(12) penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan;
(13) uji kelaikan fungsi jalan sesuai dengan setandar keamanan dan
keselamatan berlalu lintas;dan
(14) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana
jalan.

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 26


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

3. penyelenggaraan LLAJ di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan


angkutan jalan meliputi :
(8) penetapan rencana umum lalu lintas angkutan jalan;
(9) manajemen dan rekayasa lalu lintas;
(10) persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor;
(11) perizinan angkutan umum;
(12) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang sarana dan
prasarana lalu lintas dan angkutan jalan;
(13) pembinaan sumber daya manusia penyelenggara sarana dan prasarana
lalu lintas dan angkutan jalan; dan
(14) penyidikan terhadap pelanggaran perizinan angkutan umum,
persyaratan teknis dan kelaikan jalan kendaraan bermotor yang
memerlukan keahlian dan/ atau peralatan khusus yang di laksanakan
sesuai dengan ketentuan undang- undang.

4. penyelenggaraan LLAJ di bidang industri meliputi:


(4) penyusunan rencana dan perogram pelaksanaan pengembangan
industri Kendaraan Bermotor;
(5) pengembangan industri perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan; dan
(6) pengembangan industri perlengkapan Jalan yang menjamin
Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
5. Penyelenggaraan LLAJ di bidang pengembangan teknologi meliputi:
(1) penyusunan rencana dan program pelaksanaan pengembangan
teknologi Kendaraan Bermotor;
(4) pengembangan teknologi perlengkapan Kendaraan Bermotor yang
menjamin Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan; dan
(5) pengembangan teknologi perlengkapan Jalan yang menjamin
Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
6. Penyelenggaraan LLAJ di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen
dan Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas meliputi:
(10) Pengujian dan penerbitan Surat Izin Mengedara Kendaraan Bermotor;
(11) Pelaksanaan registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor,
(12) pengumpulan, pemantauan, pengolahan, dan penyajian data Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
(13) pengelolaan pusat pengendalian Sistem Informasi dan Komunikasi
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 27


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

(14) pengaturan, penjagaan, pengawalan, dan patroli Lalu Lintas;


(15) penegakan hukum yang meliputi penindakan pelanggaran dan
penanganan Kecelakaan Lalu Lintas;
(16) pendidikan berlalu lintas;
(17) pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; dan
(18) pelaksanaan manajemen operasional Lalu Lintas.

Berdasarkan UU no 22 Tahun 2009 Asas penyusunan Raperda adalah


meliputi :
a. Asas transparan
b. Asas akuntabel
c. Asas berkelanjutan
d. Asas partisipatif
e. Asas bermanfaat
f. Asas efisien dan efektif
g. Asas seimbang
h. Asas terpadu, dan
i. Asas mandiri
Sedangkan untuk lalu lintas dan angkutan jalan diselenggarakan dengan
tujuan :
a. Terwujudnya pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan yang aman,
selamat, tertib, lancer, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasiona, memajukan kesejahteraan umum,
memperkukuh persatuaan dan kesatuan bangsa, serta mampu
menjunjung tinggi martabat bangsa
b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa, dan
c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi
masyarakat.

5.1 RENCANA KRITERIA PENYELENGGARAAN LALU LINTAS


DAN ANGKUTAN JALAN
Rencana kriteria penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan adalah :
e. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan secara
terkoordinasi
f. Koordinasi penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dilakukan
oleh forum lalu lintas dan angkutan jalan
g. Forum lalu lintas dan angkutan jalan bertugas melakukan koordinasi
antar instansi penyelenggara yang memerlukan keterpaduan dalam
merencanakan dan menyelesaikan masalah lalu lintas dan angkutan
jalan

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 28


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

h. Keanggotaan forum lalu lintas dan angkutan jalan terdiri atas usur
Pembina, penyelenggara, akademisi, dan masyarakat.

5.2 MATERI MUATAN RAPERDA LALU LINTAS DAN ANGKUTAN


JALAN KOTA MALANG
Materi yang diatur dalam peraturan daerah tentang penyelenggaraan lalu
lintas dan angkutan jalan Kota Malang berdasarkan pasal 8, 9, 10, 11, 12 UU no
22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Pada pasal-pasal tersebut
sudah dijelaskan secara rinci mengenai pokok-pokok penyelenggaraan pada
masing-masing bidang. Selain itu juga berdasarkan UU no 10 tentang
pembentukan peraturan daerah. Berikut materi yang akan di atur meliputi :
Bab I : Ketentuan Umum
Bab II : Asas dan Tujuan
Bab III : Ruang Lingkup
Bab IV : Objek dan Subjek
Bab V : Forum lalu lintas dan Angkutan Umum
Bab VI : Pengaturan, Pembinaan, Pembangunan dan Pengawasan
Prasarana
Jalan
Bagian Kesatu : Wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota
Bagian Kedua : Inventarisasi Tingkat Pelayanan Jalan dan
Permasalahannya
Bagian Ketiga : Penetapan Tingkat Pelayanan Jalan
Paragraf 1 : kelasa jalan
Paragraf 2 : Penggunaan dan Perlengkapan Jalan
Bagian Keempat : Perencanaan, Pembangunan, dan Optimalisi
Pemanfaatan Jalan
Bagian Kelima : Perbaikan Geometri Ruas Jalan dan/Atau
Persimpangan
Jalan
Bagian Keenam : Pengembangan Sistem Informasi dan
Komunikasi di
Bidang Sarana dan Prasarana Jalan
Bagian Ketujuh : Pembinaan Sumber daya manusia Penyelenggara
sarana
dan prasarana

Bab VII : Bidang Sarana dan Prasarana


Bagian Kesatu : Rencana Umum Lalu Lintas Angkutan Jalan
Paragraf 1 : terminal
Bagian Kedua : Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 29


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Bagian Ketiga : Perencanaan


Paragraf 1 : Umum
Paragraf 2 :Identifikasi Masalah Lalu lintas
Paragraf 3 : Inventarisasi dan Analisis Situasi Arus Lalu
lintas
Paragraf 4 : Inventarisasi dan Analisis Kebutuhan Angkutan
Orang
dan Barang
Paragraf 5 : Inventarisasi dan Analisis Ketersediaan atau
Daya
Tampung Jalan
Paragraf 6 : Inventarisasi dan Analisis Ketersediaan atau
Daya
Tampung Kendaraan
Paragraf 7 : Inventarisasi dan Analisis Dampak Lalu lintas
Paragraf 8 : Penetapan Tingkat Pelayanan
Paragraf 9 : Penetapan Rencana Kebijakan Pengaturan
Penggunaan
Jaringan Jalan dan Gerakan Lalu lintas
Bagian Keempat : Pengaturan
Bagian Ke lima : Perekayasaan
Bagian Keenam ; Pemberdayaan
Bagian Ketuju : Pengawasan
Bagian Kedelapan : Persyaratan Teknis dan Laik Kendaraan Bermotor
Persyaratan Teknis dan Laik Kendaraan Bermotor
Paragraf 1 : Jenis dan Fungsi Kendaraan
Paragraf 2 ; Pengujian Kendaraan Bermotor
Paragraf 3 : Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor
Bagian Kesembilan : Perizinan Angkutan Umum
Paragraf 1 ; Angkutan Orang dan Barang
Paragraf 2 : Perusahaan Angkutan
Paragraf 3 ; Izin Penyelenggaraan Angkutan Orang dalam
Trayek
Bagian Kesepuluh : Sistem Informasi dan Komunikasi Bidang Sarana
dan
Prasarana
Bagian Kesebelas : Sumber Daya Penyelenggaran Sarana dan
Prasarana

Bab VIII : Bidang Industri dan Teknologi


Bagian Kesatu : Pengembangan Industri Kendaraan Bermotor

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 30


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Bagian Kedua : Pengembangan Industri Perlengkapan Kendaraan


Bermotor
Bagian Ketiga : Pengembangan Industri Perlengkapan Jalan

Bab IX : Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor dan


Pengemudi,
Penegakan Hukum, Operasional
Bagian Kesatu : Surat Izin Mengendara Kendaraan Bermotor
Bagian Kedua : Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor
Bagian Ketiga : Penyajian Data Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Bagian Keempat : Pendidikan Berlalu Lintas
Bab X : Sanksi Administrasi
Bab XI : Penyidikan
Bab XII : Ketentuan Pidana
Bab XII : Penutup

Penjelasan mengenai ketentuan sanksi dan peralihan adalah sebagai


berikut;
a. Kententuan sanksi
Ketentuan sanksi dijelaskan sebagai berikut :
1. Substansi yang berupa sanksi administratif atau sanksi keperdataan atas
pelanggaran norma tersebut dirumuskan menjadi satu bagian (pasal)
dengan norma yang memberikan sanksiadministratif atau sanksi
keperdataan.
2. Jika norma yang memberikan sanksi administratif atau keperdataan
terdapat lebih dari satupasal, sanksi administratif atau sanksi keperdataan
dirumuskan dalam pasal terakhir dari bagian(pasal) tersebut. Dengan
demikian hindari rumusan ketentuan sanksi yang sekaligus memuatsanksi
pidana, sanksi perdata, dan sanksi administratif dalam satu bab.
3. Sanksi administratif dapat berupa, antara lain, pencabutan izin,
pembubaran, pengawasan,pemberhentian sementara, denda administratif,
atau daya paksa polisional. Saksi keperdataandapat berupa, antara lain,
ganti kerugian.
b. Ketentuan Peralihan
Berdasarkan Undang-Undang No 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Daerah dijelaskan bahwa:
1. Ketentuan pidana memuat rumusan yang menyatakan penjatuhan pidana
atas pelanggaran Terhadap ketentuan yang berisi norma larangan atau
perintah.
2. Dalam merumuskan ketentuan pidana perlu diperhatikan asas-asas umum
ketentuan pidanayang terdapat dalam Buku Kesatu Kitab Undang-Undang

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 31


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang
EXECUTIVE SUMMARY LAPORAN RENCANA

Hukum Pidana, karena ketentuan dalamBuku Kesatu berlaku juga bagi


perbuatan yang dapat dipidana menurut Peraturan
Perundangundanganlain, kecuali jika oleh Undang-Undang ditentukan lain
(Pasal 103 Kitab Undang-UndangHukum Pidana).
3. Dalam menentukan lamanya pidana atau banyaknya denda perlu
dipertimbangkan mengenaidampak yang ditimbulkan oleh tindak pidana
dalam masyarakat serta unsur kesalahan pelaku.
4. Ketentuan pidana ditempatkan dalam bab tersendiri, yaitu bab ketentuan
pidana yang letaknyasesudah materi pokok yang diatur atau sebelum bab
ketentuan peralihan. Jika bab ketentuanperalihan tidak ada, letaknya
adalah sebelum bab ketentuan penutup.
5. Jika di dalam Peraturan Perandang-undangan tidak diadakan
pengelompokan bab per bab,ketentuan pidana ditempatkan dalam pasal
yang terletak langsung sebelum pasal (-pasal) yangberisi ketentuan
peralihan. Jika tiidak ada pasal yang berisi ketentuan peralihan, ketentuan
pidanadiletakkan sebelum pasal penutup.
6. Ketentuan pidana hanya dimuat dalam Undang-Undang dan Peraturan
Daerah.
7. Rumusan ketentuan pidana harus menyebutkan secara tegas norma
larangan atau perintahyang dilanggar dan menyebutkan pasal (-pasal) yang
memuat norma tersebut. Dengan demikian,perlu dihindari:
a. pengacuan kepada ketentuan pidana Peraturan Perandang-undangan
lain. Lihat juga Nomor 98;
b. pengacuan kepada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, jika elemen
atau unsur-unsur darinorma yang diacu tidak sama; atau
a. penyusunan rumusan sendiri yang berbeda atau tidak terdapat di
norma-norma yang diaturdalam pasal (-pasal) sebelumnya, kecuali
untuk Undang-Undang tindak pidana khusus.
Jika ketentuan pidana berlaku bagi siapapun, subyek dari ketentuan pidana
dirumuskandengan frase setiap orang

Penyusunan Naskah AKademis dan Rancangan Peraturan Daerah 32


Tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Malang

Anda mungkin juga menyukai