id
Skripsi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna memperoleh derajat Sarjana Teknologi Pertanian
di Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret
Oleh :
WURI PRABANDARI
H0606074
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Ir. Choirul Anam, MP.,MT. Lia Umi Khasanah, ST.MT. Rohula Utami, S.TP., MP.
NIP.196802122005011001 NIP.198007312008012012 NIP.198103062008012008
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin.
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rabb semesta alam atas segala
limpahan ramat, nikmat, hidayah, karunia, serta kekuatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Penelitian dan penyusunan
skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar
Sarjana Teknologi dari Jurusan/Program Studi Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Suntoro, MS. selaku Dekan Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Ir. Kawiji, MP. selaku Ketua Jurusan/Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ir. Choirul Anam,MP.,MT. selaku dosen Pembimbing Akademik dan
pembimbing utama yang telah memberi bimbingan selama penulis menempuh
kuliah, serta dengan kerelaan hati memberi bimbingan, nasihat, serta saran
hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Lia Umi Khasanah,ST.,MP. selaku dosen pembimbing pendamping yang
telah memberi banyak bimbingan, arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Rohula Utami, S.TP.,MP. selaku dosen penguji skripsi yang telah
memberi arahan, bimbingan, masukan dan saran demi kesempurnaan skripsi
penulis.
6. Ibu Sri Liswardani, STP., Pak Slameta, Pak Giyo, Pak Joko, dan Pak Rebo
terimaksih atas semua bantuannya. Pak Darsono terimakasih sudah membantu
penelitian dan maaf jika selalu merepotkan.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknologi Hasil Pertanian pada khususnya serta
commit toPertanian
seluruh staff pengajar di Fakultas user Universitas Sebelas Maret
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Surakarta pada umumnya, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama
penulis menempuh kuliah. Semoga kelak bermanfaat.
8. Almarhum Bapak, Ibu, mbak Dian, dan dek Asa, karya kecil ini
kupersembahkan untuk kalian. Untuk Almarhum bapak maafkan segala sikap
dan kesalahanku selama ini dan semoga bapak mendapat ganti tempat terbaik
disisi Allah SWT, Amiin. Dan Ibu terimakasih banyak atas segala doa,
perjuangan, nasihat, motivasi, dan kasih sayangnya selama ini. Buat mbak yan
yang sudah mau jadi kamus kimiaku. Aku sangat menyayangi kalian semua.
9. Teman-teman, yang telah berjuang bersama di laboratorium, Nantri, Elis,
Tiva. Buat sahabat, kawan, sekaligus saudara bagiku yang selalu memberi
dukungan, bantuan, doa dan semangat, Tika, Mita, Tya, dan Nana-Chan.
10. Teman-teman seperjuangan THP06 atas semua masukan dan
persahabatannya.
11. My MBLAQ blaq style yang selalu setia menemani perjalanan panjangku.
12. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung telah memberikan
bantuan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Judul Halaman
Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi Jagung Biasa dan Jagung Manis Tiap
100 gram Bahan .. 6
Tabel 2.2 Syarat Mutu Yoghurt Menurut SNI (01-2981-1992) .... 8
Tabel 2.3 Komposisi Gizi Susu Bubuk Skim dalam 100 Gram Bahan 10
Tabel 2.4 Komponen Gum Arab ...... 15
Tabel 3.1 Rancangan Percobaan 18
Tabel 3.2 Metode Analisis . 19
Tabel 4.1 Viskositas Yoghurt Jagung 21
Tabel 4.2 pH Yoghurt Jagung ........ 24
Tabel 4.3 Berat Jenis Yoghurt Jagung .... 26
Tabel 4.4 Kadar Asam Laktat Yoghurt Jagung .. 28
Tabel 4.5 Kadar Abu Yoghurt Jagung .... 30
Tabel 4.6 Kadar Protein Yoghurt Jagung .... 31
Tabel 4.7 Kadar Lemak Yoghurt Jagung ..... 33
Tabel 4.8 Uji Organoleptik Yoghurt Jagung .... 35
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Judul Halaman
Gambar 2.1 Jagung Manis 5
Gambar 2.2 Diagram Alir Pembuatan Yoghurt Secara Umum 8
Gambar 2.3 Struktur Kimia Gelatin 13
Gambar 2.4 Struktur Kimia Gum Arab 14
Gambar 2.5 Struktur Kimia Carboxymethylcellulose. 15
Gambar 2.6 Alur Kerangka Berfikir.. 16
Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Yoghurt Jagung 20
Gambar 4.1 Viskositas Yoghurt Jagung . 22
Gambar 4.2 pH Yoghurt Jagung . 25
Gambar 4.3 Berat Jenis Yoghurt Jagung .... 26
Gambar 4.4 Kadar Asam Laktat Yoghurt Jagung .. 28
Gambar 4.5 Kadar Abu Yoghurt Jagung .... 30
Gambar 4.6 Kadar Protein Yoghurt Jagung .... 32
Gambar 4.7 Kadar Lemak Yoghurt Jagung .... 34
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Halaman
Lampiran 1. Metode Analisis ............................................................ 47
Lampiran 2. Borang Penilaian ........................................................... 52
Lampiran 3. Hasil analisis ..................................... 53
Lampiran 4. Hasil Statistik Analisa Fisik, Kimia, dan Organoleptik 62
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ................................... 70
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Wuri Prabandari
H 0606074
RINGKASAN
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pola konsumsi masyarakat telah bergeser dari bahan makanan hewani
ke bahan makanan nabati. Hal ini terjadi karena masyarakat berusaha
menghindari makanan dengan kadar kolesterol tinggi setelah diketahui adanya
korelasi yang positif antara penyakit jantung koroner dengan kadar kolesterol
yang tinggi di dalam serum darah. Bahan makanan hewani banyak
mengandung sterol yang disebut kolesterol sedangkan bahan makanan nabati
mengandung fitosterol. Jagung termasuk bahan pangan nabati sehingga tidak
mengandung kolesterol dan baik untuk kesehatan.
Jagung telah banyak dikenal masyarakat, terutama jagung manis (Zea
mays Saccharata). Jagung manis memiliki banyak manfaat jika dikonsumsi,
selain tidak mengandung kolesterol, juga karena adanya berbagai kandungan
gizi yang baik seperti karbohidrat yang dapat digunakan sebagai sumber
energi, protein yang baik untuk pertumbuhan, lemak yang juga dimanfaatkan
sebagai sumber energi yang lebih efeketif dibandingkan karbohidrat dan
protein, vitamin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan menghambat
kerusakan degeneratif sel, serat pangan yang tinggi dalam bentuk karbohidrat
kompleks, dan mineral yang diperlukan untuk kesehatan dan pertumbuhan
yang baik (Shofyan, 2010 dan Winarno, 2002). Selain itu dengan
mengkonsumsi jagung manis dapat memulihkan energi dalam waktu cepat,
menjaga kesehatan mata, hati, lambung usus, dan baik bagi penderita diabetes
karena mengandung fruktosa bukan glukosa (Anonim, 2009a dan Satiarini,
2006).
Jagung manis banyak diusahakan dalam berbagai bentuk olahan seperti
dikalengkan, dibekukan, dikeringkan, dibuat krim, dan diolah menjadi susu
jagung yang akhir-akhir ini banyak digemari masyarakat. Salah satu usaha agar
jagung manis mempunyai nilai tambah adalah diolah menjadi yoghurt. Selama
commit
ini belum banyak home industry atau to user
perusahaan yang memproduksi yoghurt
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Dalam pembuatan yoghurt jagung masalah utama yang dihadapi pada
umumnya adalah viskositas yang rendah. Hal ini dapat mengakibatkan
rendahnya kualitas yoghurt dan penolakan dari konsumen. Untuk memperoleh
karakteristik yoghurt yang baik yaitu memiliki tingkat viskositas yang tidak
terlalu kental maupun encer maka perlu ditambahkan bahan penstabil seperti
gelatin, gum arab, dan Carboxymethyl Cellulose.
Untuk mendapatkan yoghurt jagung dengan karakteristik yang baik ini
maka konsentrasi bahan penstabil yang ditambahkan harus diperhatikan. Jika
konsentrasinya terlalu tinggi maka yoghurt menjadi terlalu kental atau padat,
sedangkan jika konsentrasi terlalu rendah yoghurt akan menjadi cair atau
terlalu encer. Serta perlu dilakukan pengamatan terhadap perubahan kandungan
kimia yoghurt. Karena diharapkan produk yang dihasilkan memiliki
karakteristik kimia yang baik sesuai standar mutu yoghurt yang disyaratkan.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh penambahan berbagai jenis bahan penstabil
(gelatin, gum arab, CMC) dan konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) terhadap
karakteristik fisikokimia yoghurt jagung?
2. Bagaimanakah pengaruh penambahan berbagai jenis bahan penstabil
(gelatin, gum arab, CMC) dan konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) terhadap
commit
sifat organoleptik (kesukaan) to jagung?
yoghurt user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengaruh penambahan berbagai jenis bahan penstabil (gelatin,
gum arab, CMC) dan konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) terhadap
karakteristik fisikokimia yoghurt jagung.
2. Mengetahui pengaruh penambahan berbagai jenis bahan penstabil (gelatin,
gum arab, CMC) dan konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) terhadap sifat
organoleptik (kesukaan) yoghurt jagung.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu memberikan informasi
ilmiah yang berguna bagi ilmu pengetahuan guna penelitian berikutnya.
2. Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan alternatif tentang
teknologi pengolahan yoghurt.
3. Diharapkan dapat meningkatkan konsumsi masyarakat terhadap yoghurt
karena adanya subtitusi jagung.
4. Dapat meningkatkan nilai ekonomis dan pemanfaatan jagung serta produk
olahannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Jagung
Jagung selain sebagai sumber karbohidrat, juga merupakan sumber
protein yang penting. Kandungan karbohidratnya dapat mencapai 80% dari
seluruh bahan kering biji. Protein jagung terdiri atas lima fraksi, yaitu:
albumin, globulin, prolamin, glutelin, dan nitrogen nonprotein. Kandungan
lemak pada jagung sebagian besar terdapat pada bagian lembaganya. Asam
lemak penyusunnya terdiri dari asam lemak jenuh yang berupa palmitat dan
stearat serta asam lemak tidak jenuh berupa oleat dan linoleat. Jagung juga
mengandung berbagai vitamin, salah satunya vitamin A atau karotenoid.
Selain fungsinya sebagai zat gizi mikro, vitamin tersebut berperan sebagai
antioksidan alami yang dapat meningkatkan imunitas tubuh dan
menghambat kerusakan degeneratif sel (Widowati dan Surani, 2006).
Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan komoditas
pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan karena
selain rasanya yang enak dan manis, banyak mengandung karbohidrat, dan
sedikit lemak. Sifat manis pada jagung manis (sweet corn) disebabkan oleh
adanya gen yang dapat mencegah pengubahan gula menjadi pati sehingga
jumlah gula yang ada kira-kira dua kali lebih banyak dibanding jagung biasa
(Dongoran, 2009). Gambar jagung manis dapat dilihat pada Gambar 2.1.
commit to user
Gambar 2.1. Jagung Manis
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
Perbandingan zat gizi jagung manis dan jagung biasa dapat dilihat
pada Tabel 2.1. Dari Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa jagung manis
memiliki kandungan air, mineral dan vitamin lebih besar daripada jagung
biasa. Vitamin dan mineral diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme
dan pertumbuhan yang normal (Anonim, 2009a).
Tabel 2.1. Kandungan Zat Gizi Jagung Biasa dan Jagung Manis Tiap 100 gram
bahan
Zat Gizi Jagung Biasa Jagung Manis
Energi (Kal) 129 96
Protein (gr) 4,1 3,5
Lemak (gr) 1,3 1
Karbohidrat (gr) 30,3 22,8
Kalsium (mg) 5 3
Fosfor (mg) 108 111
Besi (mg) 1,1 0,7
Vitamin A (SI) 117 400
Vitamin B (mg) 0,18 0,15
Vitamin C (mg) 9 12
Air (gr) 63,5 72,7
Sumber : Wahyudi (2005)
Susu
Pemanasan
Pendinginan
Penyaringan
Pengemasan
Inkubasi
Yoghurt
Gambar 2.2. Diagram Alir Pembuatan Yoghurt Secara Umum
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
terdiri dari molekul rantai panjang dalam jumlah yang cukup maka akan
terbentuk bangunan tiga dimensi yang kontinyu sehingga molekul pelarut
akan terjebak diantaranya, terjadi immobilisasi molekul pelarut dan
terbentuk struktur yang kaku dan tegar yang tahan terhadap gaya maupun
tekanan tertentu. Gelasi merupakan fenomena yang melibatkan
penggabungan, atau terjadinya ikatan silang antara rantai-rantai polimer
(Prayogo, 2011).
6. Gelatin
Gelatin adalah salah satu hidrokoloid yang dapat digunakan sebagai
gelling atau penstabil. Gelatin adalah suatu jenis protein yang diekstraksi
dari jaringan kolagen kulit, tulang atau ligamen (jaringan ikat) hewan.
Gelatin berbeda dengan hidrokoloid lain, karena kebanyakan hidrokoloid
adalah polisakarida seperti karagenan dan pektin, sedangkan gelatin
merupakan protein mudah dicerna, mengandung semua asam- asam amino
essensial kecuali triptofan (Rahmawati, 2007).
Salah satu sifat unik gelatin adalah mudah meleleh ketika dipanaskan
dan mudah menjadi padat kembali apabila didinginkan. Bersama-sama
dengan air, gelatin akan membentuk gel koloid semi-padat. Gelatin dapat
dimanfaatkan dalam produk olahan susu, yaitu untuk memperbaiki tekstur,
konsistensi dan stabilitas produk dan menghindari sineresis pada yoghurt, es
krim, susu asam, keju cottage. Dalam produksi yoghurt, penambahan
stabilizer gelatin akan membantu memperbaiki stabilitas dengan
peningkatan viskositas. Dalam hal ini gelatin akan bereaksi dengan kasein
susu, membentuk gel dan memberikan kekokohan tekstur pada yoghurt.
Gelatin memiliki gugus hidrofilik yang bersifat polar sehingga dapat
berikatan dengan kasein susu, membentuk struktur gel (Jaswir, 2007 dan
Fauzi, 2003).
Efektifitas gelatin sebagai pembentuk gel berasal dari susunan asam
aminonya (Glicksman, 1979). Molekul gelatin mengandung tiga kelompok
asam amino yang tinggi, yaitu sekitar sepertiganya terdiri dari residu asam
commitseperempatnya
amino glisin atau alanin, hampir to user adalah asam amino basa
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
atau asam, dan seperempatnya lagi merupakan asam amino prolin dan
hidroksiprolin. Proporsi yang tinggi dari ketiga kelompok asam amino polar
ini membuat molekul gelatin mempunyai afinitas yang tinggi terhadap air
(Paranginangin dkk, 2005). Rantai-rantai protein tersebut dihubungkan
secara cross links (interaksi silang) sehingga terdapat lubang (rongga)
diantara rantai yang dapat menahan air (Iffatulummah, 2007).
Gelatin kering mengandung kira-kira 35 % protein, 8 12 % air dan
1% mineral. Dari 10 asam amino essensial yang dibutuhkan tubuh, gelatin
mengandung 9 asam amino essensial, satu asam amino essensial yang
hampir tidak terkandung dalam gelatin yaitu triptofan. Massa jenis gelatin
adalah 1,35 gr/cm. Gelatin pecah (terdenaturasi) pada suhu di atas 80C.
Gelatin bersifat tidak berwarna, transparan, mampu menyerap air 5-10 kali
bobotnya, membentuk gel pada suhu 35-40C dan larut dalam air panas
(Iffatulummah, 2007 dan Wibisono, 2010). Struktur kimia gelatin dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
(Jaswir, 2007)
Gambar 2.3. Struktur Kimia Gelatin
7. Gum Arab
Gum arab dihasilkan dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp.
Gum arab pada dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa,
L-arabinosa, asam D-galakturonat dan L-ramnosa. Gum arab jauh lebih
mudah larut dalam air dibanding hidrokoloid lainnya. Gum arab stabil
dalam larutan asam, yaitu pada pH alami berkisar 3,9-4,9. Gum arab dapat
meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini
juga tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik
commit
jika panasnya dikontrol untuk to user
mempersingkat waktu pemanasan, mengingat
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
(Hegenbart, 1990)
Gambar 2.4 Struktur Kimia Gum Arab
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
8. Carboxymethyl Cellulose
CMC (Carboxymethyl Cellulose) merupakan polielektrolit anionik
turunan dari selulosa dengan perlakuan alkali dan monochloro acetic acid
atau garam natrium, yang digunakan luas dalam industri pangan. CMC
memiliki rumus molekul C8H16NaO8 bersifat biodegradable, tidak
berwarna, tidak berbau, tidak beracun, berbentuk butiran atau bubuk yang
larut dalam air namun tidak larut dalam larutan organik, stabil pada rentang
pH 210 dan mengendap pada pH kurang dari 3, serta tidak bereaksi dengan
senyawa organik. Contoh aplikasi CMC adalah pada pemrosesan selai, es
krim, minuman, saus, jelly, pasta, keju, dan sirup. Karena pemanfaatannya
yang sangat luas, mudah digunakan, serta harganya yang tidak mahal, CMC
menjadi salah satu zat yang diminati (Anonim, 2010).
CMC digunakan dalam bentuk garam natrium carboxymethyl
cellulose sebagai pemberi bentuk, konsistensi, dan tekstur. CMC juga
berperan sebagai pengikat air, pengental, stabilisator emulsi, dan tekstur
gum. CMC digunakan dalam ilmu pangan sebagai viscosity modifier atau
bahan pengental, dan untuk menstabilkan emulsi. CMC mampu
menggantikan produk-produk seperti gelatin, gum arab, agar-agar,
karaginan, tragacanth, dan lain-lain (Alam et al., 2009). Struktur kimia
carboxymethylcellulose dapat dilihat pada Gambar 2.5.
B. Kerangka Berfikir
Alur berfikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada kerangka berfikir
dalam Gambar 2.6.
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah jenis bahan penstabil (gelatin, gum
arab, CMC) dan perbedaan konsentrasi bahan penstabil (0,5%; 0,75%; 1%)
yang ditambahkan dalam pembuatan yoghurt jagung akan menghasilkan
karakteristik fisikokimia dan organoleptik yoghurt yang berbeda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
17
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
alat uji kadar lemak, seperangkat alat uji kadar protein, seperangkat alat uji
kadar asam laktat, seperangkat alat uji kadar abu, dan pH meter.
C. Rancangan Percobaan dan Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor jenis bahan penstabil dengan
perlakuan variasi konsentrasi. Masing-masing perlakuan dilakukan 3 kali
ulangan sampel dan 2 kali ulangan analisis. Adapun kombinasi perlakuan
ditunjukkan pada Tabel 3.1. Data yang diperoleh dari hasil penelitian
selanjutnya dianalisis dengan metode ANOVA dan apabila ada perbedaan
maka dilanjutkan dengan uji beda nyata menggunakan Duncan Multiple Range
Test (DMRT) pada taraf signifikansi 5% ( =0,05). Data akan diolah dengan
program SPSS for Windows versi 16.
Tabel 3.1. Rancangan Percobaan
Konsentrasi
Perlakuan (P) 0,5% 0,75% 1%
(K1) (K2) (K3)
P1 P1K1 P1K2 P1K3
P2 P2K1 P2K2 P2K3
P3 P3K1 P3K2 P3K3
Keterangan : P1=penambahan gelatin, P2=penambahan gum arab, P3=penambahan CMC
D. Tahapan Penelitian
1. Pembuatan Starter Siap Pakai
Biakan murni L. bulgaricus FNCC 0041dan S. thermophilus FNCC
0040 diperbanyak dengan memindahkan kultur bakteri tersebut ke dalam
beberapa tabung reaksi yang berisi media cair MRS. Kegiatan ini dilakukan
dengan cara mengambil 1 ose kultur bakteri secara aseptis kemudian
diinokulasikan dalam tabung reaksi. Selanjutnya campuran susu segar
250ml dengan susu skim (5% b/v) dipasteurisasi pada suhu 90oC selama 15
menit kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 40-45oC. Setelah itu,
diinokulasi dengan kultur hasil pembiakan dalam media MRS sebanyak 5ml
dan diinkubasi pada suhu 40-45 oC selama 24 jam. Starter siap digunakan
dengan pasteurisasi campuran susu segar dan susu skim (5% b/v) pada suhu
commit to
90oC selama 15 menit kemudian user
didinginkan hingga mencapai suhu 40
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
Susu jagung
Susu segar
Pasteurisasi (90 0C selama 15 menit)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
bergerak bebas lagi karena terserap dan terikat pada butiran-butiran gelatin
sehingga keadaan larutan menjadi lebih kental akibat terjadinya
peningkatan viskositas. Semakin tinggi konsentrasi gelatin yang
ditambahkan maka semakin banyak air yang terikat sehingga mampu
meningkatkan viskositas yoghurt jagung (Surahman, 2005).
Menurut Setyawan (2007), sifat gum arab dalam larutan
dipengaruhi oleh konsentrasinya. Semakin tinggi konsentrasi gum arab
maka viskositas larutan semakin meningkat. Gum arab memiliki keunikan
karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya rendah. Sol yang
terbentuk dengan penambahan gum arab bersifat newtonian. Sol adalah
salah satu jenis koloid dengan fase terdispersi zat padat dan fase
pendispersi zat cair. Newtonian merupakan sifat aliran suatu bahan yang
memiliki hambatan alir yang rendah (Martin et al., 1993 dalam Febrina
dkk, 2007). Sifat alir ini menyebabkan rendahnya viskositas yoghurt
dengan penambahan gum arab dibandingkan gelatin jika digunakan dalam
konsentrasi yang sama.
Menurut Wikipedia (2010) CMC mampu berperan sebagai
pengikat air, pengental, dan stabilisator emulsi. Mendispersikan CMC
dalam susu jagung sangat sulit karena hidrasi berlangsung sangat cepat
sehingga mengakibatkan terbentuknya massa seperti lumpur pada bagian
permukaan tetapi kering seperti gel pada bagian dalamya (Glicksman,
1979). Hal ini mengakibatkan pengikatan air tidak sempurna dan
viskositas yoghurt menjadi rendah. Semakin besar konsentrasi yang
digunakan maka viskositas yoghurt semakin meningkat.
Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa penambahan bahan penstabil
dengan konsentrasi 1% tidak memberikan peningkatan yang berbeda nyata
dengan konsentrasi 0,75%. Menurut Tamime and Robinson (1999)
penggunaan gelatin, gum arab, dan CMC dalam yoghurt sebesar 0,05-
0,6%. Sehingga penambahan bahan penstabil pada konsentrasi 1%
dianggap tidak diperlukan karena memberikan pengaruh yang sama
commit
dengan perlakuan konsentrasi to user
0,75%.
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
2. pH
Yoghurt merupakan susu fermentasi yang dibuat melalui proses
fermentasi dengan menggunakan bakteri asam laktat, yaitu Streptococcus
thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Bakteri ini akan merubah gula
dalam susu, yaitu laktosa menjadi asam laktat. Sehingga dengan
bertambahnya jumlah asam laktat selama proses fermentasi terjadi
penurunan pH, dan yoghurt menjadi asam. Menurut Tamime and Robinson
(1999), fermentasi karbohidrat oleh Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus dilakukan melalui konversi karbohidrat ke
glukosa kemudian glukosa difermentasi melalui jalur heksosa difosfat
untuk memproduksi asam laktat sebagai produk utama.
Penurunan pH terjadi tidak hanya karena asam yang dihasilkan
oleh asam laktat tetapi juga karena pembentukan asam lemak rantai
pendek dalam bentuk asam asetat, propionate, butirat, L-laktat, dan
karbondioksida serta hidrogen lainnya selama fermentasi berlangsung,
yang akan menyebabkan pH yoghurt menjadi rendah (Yusmarini dan
Efendi, 2004). Hasil analisis pH yoghurt jagung dengan penambahan
bahan penstabil pada berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan
Gambar 4.2
Tabel 4.2. pH Yoghurt Jagung
Perlakuan Konsentrasi Penstabil
0,5% 0,75% 1%
Gelatin 4,18ab 4,34b 4,38b
Gum Arab 3,98a 4,09ab 4,18ab
CMC 3,92a 4,05ab 4,14ab
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan tidak beda nyata pada >0,05
Kontrol (0%) = 3,9
3. Berat Jenis
Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah
zat dengan massa jenis air murni. Hasil analisis berat jenis yoghurt jagung
dengan penambahan berbagai jenis bahan penstabil dan konsentrasinya
dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.3.
Tabel 4.3. Berat Jenis Yoghurt Jagung
Perlakuan Konsentrasi Penstabil
0,5% 0,75% 1%
Gelatin 1,0808ab 1,0818ab 1,0865ba
Gum Arab 1,0782ab 1,0812ab 1,0851ab
CMC 1,0793ab 1,0829ab 1,0833ab
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan tidak beda nyata pada >0,05
Kontrol (0%) = 1,0768
Tabel 4.3 dan Gambar 4.3 menunjukan bahwa berat jenis yoghurt
tertinggi diperoleh dari perlakuan gelatin 1% yang memberikan pengaruh
sama dengan perlakuan lainnya, sedangkan berat jenis terendah dimiliki
oleh perlakuan gum arab 0,5%. Penambahan gelatin, gum arab, dan CMC
tidak memberikan pengaruh terhadap berat jenis yoghurt jagung. Hal ini
disebabkan bahan penstabil tersebut memiliki berat jenis yang tidak
berbeda jauh. Menurut Felter and Loyd (1898); Anonim (2010); dan Fauzi
(2003) bahwa gelatin memiliki berat jenis 1,36; gum arab 1,33-1,52; dan
CMC 1,59. Berat jenis yoghurt kontrol tanpa penambahan bahan penstabil
lebih rendah daripada yoghurt dengan penambahan bahan penstabil yaitu
sebesar 1,0768.
Penambahan ketiga bahan penstabil tersebut berarti menambah
jumlah total padatan dalam yoghurt, sehingga menambah berat jenis
yoghurt (Alakali et al., 2008). Dengan bertambahnya konsentrasi bahan
penstabil yang digunakan maka bertambah pula berat jenis yoghurt jagung.
Hasil ini sesuai dengan Mekana dan Mehanna (1990) dan Monay (1987)
dalam Alakali et al., (2008) bahwa semakin tinggi konsentrasi
penambahan bahan penstabil akan menambah jumlah total padatan.
Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.4 dapat diketahui bahwa penambahan
berbagai jenis dan konsentrasi bahan penstabil memberikan pengaruh
terhadap kadar asam laktat yoghurt jagung. Kadar asam laktat yoghurt
terendah diperoleh dari perlakuan gelatin 1%. Sedangkan perlakuan gum
arab dan CMC pada berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang
sama. Perlakuan gum arab dan CMC memberikan hasil kadar asam laktat
tertinggi.
Gelatin merupakan bahan penstabil dalam produk-produk olahan
susu seperti yoghurt. Penambahan gelatin akan meningkatkan kekentalan
yoghurt yang nantinya akan menghambat mobilitas bakteri asam laktat
commit to
dalam memproduksi asam-asam user (Alakali et al,. 2008). Gelatin
organik
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
2. Kadar Abu
Kadar abu erat hubungannya dengan mineral yang terdapat
dalam suatu bahan. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu
bahan organik. Semua bahan organik akan terbakar sempurna menjadi air
commit elemen-elemen
dan CO2 serta NH3 sedangkan to user yang tertinggal sebagai
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
Hasil analisis kadar abu pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.5
menjelaskan bahwa penambahan berbagai jenis dan konsentrasi bahan
penstabil memberikan pengaruh terhadap kadar abu yoghurt jagung. Kadar
abu tertinggi dimiliki yoghurt jagung dengan penambahan gelatin 0,5%
sedangkan kadar abu terendah pada perlakuan gum arab 1%. Kadar abu
yoghurt kontrol tanpa penambahan bahan penstabil mempunyai nilai yang
lebih tinggi daripada yoghurt dengan penambahan bahan penstabil yaitu
sebesar 1,5160%.
Kandungan mineral pada gelatin lebih besar yaitu berkisar 1%
(Iffatulummah, 2007) sedangkan CMC mengandung mineral sebesar 0,6%
commit to2005)
(Badan Riset Kelautan Perikanan, user dan gum arab tidak mengandung
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
3. Kadar Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi
tubuh karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam
tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur (Winarno,
2002). Kadar protein yoghurt jagung dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan
Gambar 4.6.
Tabel 4.6. Kadar Protein Yoghurt Jagung
Perlakuan Konsentrasi Penstabil
0,5% 0,75% 1%
Gelatin 6,0209g 5,8785g 3,9925c
Gum Arab 5,5582f 4,6603d 3,7713b
CMC 5,2138e 4,5617 d
3,4067a
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan tidak beda nyata pada >0,05
Kontrol (0%) = 6,2451%
4. Kadar Lemak
Lemak selain sebagai sumber nutrisi yang sangat penting juga
dapat memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan (Winarno,2002).
Kadar lemak yoghurt jagung dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.7.
Tabel 4.7. Kadar Lemak Yoghurt Jagung
Konsentrasi Penstabil
Perlakuan
0,5% 0,75% 1%
Gelatin 0,6623f 0,5453de 0,5000cd
Gum Arab 0,4948cd 0,4809c 0,4484bc
CMC 0,5954e 0,4055 b
0,2470a
Keterangan : Huruf yang sama dibelakang angka menunjukkan tidak beda nyata pada >0,05
Kontrol (0%) = 1,3168%
1. Warna
Warna merupakan suatu sifat bahan yang berasal dari penyebaran
spektrum sinar, begitu juga dengan kilap dari bahan yang dipengaruhi oleh
sinar pantul. Warna bukan merupakan suatu zat, melainkan sensasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
sensoris karena adanya rangsangan dari seberkas energi radiasi yang jatuh
ke indra penglihatan (Kartika dkk, 1988).
Menurut Fennema (1985), warna adalah atribut kualitas yang
paling penting. Bersama-sama dengan tekstur dan rasa, warna berperan
dalam menentukan tingkat penerimaan suatu bahan pangan. Menurut
Winarno (2002), secara visual faktor warna tampil lebih dahulu dan
kadang-kadang sangat menentukan. Suatu bahan yang dinilai bergizi,
enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan diterima apabila memiliki
warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang
dari warna yang seharusnya.
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penambahan berbagai jenis
dan konsentrasi bahan penstabil memberi pengaruh pada warna yoghurt
jagung, sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat kesukaan panelis. Dari
parameter warna sampel yang lebih disukai panelis adalah yoghurt dengan
penambahan bahan penstabil gelatin pada konsentrasi 0,75% tetapi tidak
berbeda nyata dengan perlakuan gelatin pada konsentrasi 0,5% maupun
1% dan juga yoghurt dengan penambahan bahan penstabil gum arab pada
berbagai konsentrasi. Perlakuan gelatin dan gum arab pada berbagai
konsentrasi memberi pengaruh yang sama pada tingkat kesukaan panelis
terhadap warna yoghurt jagung. Sampel tersebut lebih disukai daripada
perlakuan dengan penambahan CMC. Gelatin dan gum arab merupakan
bahan penstabil yang memiliki kemampuan mengikat air pada bahan
pangan (Paranginangin, 2005).
Warna kuning yoghurt jagung disebabkan adanya kandungan
karotenoid dalam jagung. Karotenoid adalah suatu kelompok pigmen yang
berwarna kuning, orange, atau merah orange, mempunyai sifat larut dalam
lemak atau pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air (Widowati dan
Surani, 2006). Dengan adanya penambahan bahan penstabil yang memiliki
gugus hidrofilik dan gugus hidrofobik sehingga bahan yang tidak larut air
dapat tercampur dengan bahan yang larut air menjadi suatu koloid
commit
setengah padat yang kompak to user
(Paundrianagari, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
2. Aroma
Menurut de Mann (1989), dalam industri pangan pengujian
aroma atau bau dianggap penting karena dengan cepat dapat memberikan
hasil penilaian terhadap produk terkait diterima atau tidaknya suatu
produk. Timbulnya aroma atau bau ini karena zat bau tersebut bersifat
volatile (mudah menguap), sedikit larut air dan lemak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 38
digilib.uns.ac.id
3. Rasa
Menurut Kartika dkk (1988), bahan pangan merupakan gabungan
dari berbagai macam rasa commit
bahan tobahan
user dalam bahan pangan tersebut. de
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
4. Kekentalan
Tingkat kekentalan yoghurt akan mempengaruhi tekstur yoghurt
yang dihasilkan dan tentunya akan mempengaruhi daya penerimaan
konsumen terhadap produk (Hashim et al., 2009). Yoghurt yang baik
adalah yoghurt yang memiliki kenampakan yang tidak terlalu kental
maupun cair, dan juga memiliki kestabilan tekstur dengan tidak
mengalami penurunan viskositas. Bahan penstabil yang ditambahkan
dalam yoghurt seperti gelatin, gum arab, dan CMC merupakan bahan
penstabil yang mampu meningkatkan kestabilan tekstur yoghurt dengan
peningkatan viskositasnya.
Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penambahan berbagai jenis
dan konsentrasi bahan penstabil memberi pengaruh pada kekentalan
yoghurt jagung, sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat kesukaan
panelis. Penambahan gelatin pada berbagai konsentrasi memberikan
pengaruh yang sama terhadap tingkat kesukaan panelis. Penambahan
gelatin ini menghasilkan kekentalan yoghurt jagung yang lebih disukai
panelis. Karena yoghurt dengan penambahan gelatin memiliki kekentalan
yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya.
Panelis kurang menyukai yoghurt jagung dengan penambahan
bahan penstabil CMC 0,5% karena memiliki tingkat kekentalan yang
paling rendah dan tekstur yang agak kasar. Hal ini dikarenakan kestabilan
CMC dalam mengikat partikel-partikel padat yoghurt kurang sempurna.
Dengan semakin bertambahnya konsentrasi CMC yang digunakan akan
menambah tingkat kesukaan panelis terhadap sampel. Karena dengan
bertambahnya konsentrasi bahan penstabil menambah tingkat kekentalan
yoghurt dan memperbaiki teksturnya. Dan ini berarti panelis lebih
menyukai yoghurt dengan viskositas yang lebih kental. Dari hasil uji
organoleptik yoghurt kontrol tanpa penambahan bahan penstabil juga
dapat diterima panelis dengan skor 4,88.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 41
digilib.uns.ac.id
5. Keseluruhan
Nilai keseluruhan merupakan penilaian panelis terhadap yoghurt
jagung yang meliputi seluruh atribut termasuk warna, rasa, aroma dan
kekentalan. Dari Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa penambahan berbagai
jenis dan konsentrasi bahan penstabil memberi pengaruh pada parameter
keseluruhan yoghurt jagung, sehingga berpengaruh juga terhadap tingkat
kesukaan panelis. Secara keseluruhan perlakuan gelatin 0,75% dan 1%
memberikan pengaruh yang sama terhadap tingkat kesukaan panelis.
Gelatin pada konsentrasi tersebut lebih disukai panelis karena memiliki
warna yang lebih putih, rasa dan aroma yang tidak terlalu asam, dan
kekentalan yang tinggi.
Panelis secara keseluruhan kurang menyukai yoghurt dengan
penambahan CMC 0,5% dan 0,75%. Yoghurt dengan perlakuan CMC
kurang disukai karena sampel memiliki warna yang lebih kuning, aroma
dan rasa yang lebih asam, dan tekstur yang agak kasar karena kestabilan
CMC dalam mengikat partikel-partikel padat yoghurt kurang sempurna.
Serta memiliki tingkat kekentalan yang rendah karena daya ikat terhadap
air yang lebih rendah. Namun dengan bertambahnya konsentrasi CMC
yang digunakan maka tingkat kesukaan panelis juga semakin bertambah.
Dari hasil uji organoleptik, yoghurt kontrol tanpa penambahan
bahan penstabil juga dapat diterima panelis dengan skor 4,50. Secara garis
besar yoghurt kontrol tanpa penambahan bahan penstabil lebih disukai
daripada perlakuan dengan penambahan CMC. Hal ini disebabkan karena
yoghurt kontrol tanpa penambahan bahan penstabil memiliki warna yang
lebih putih, aroma dan rasa yang tidak terlalau asam daripada yoghurt
dengan perlakuan CMC. Dalam penambahan CMC terjadi hidrasi yang
sangat cepat dan mengakibatkan terbentuknya butiran-butiran gel yang
tidak merata, sehingga pengikatan cairan dalam yoghurt menjadi tidak
sempurna (Glicksman, 1979). Hal ini juga menyebabkan adanya tekstur
seperti pasir pada perlakuan CMC sehingga mengakibatkan penurunan
tingkat kesukaan panelis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penambahan berbagai jenis bahan penstabil (gelatin, gum arab, CMC) dan
konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) memberikan pengaruh terhadap sifat
fisikokimia yoghurt jagung. Semakin tinggi konsentrasi bahan penstabil
yang ditambahkan menyebabkan kenaikan viskositas, pH, dan berat jenis
namun menyebabkan penurunan kadar asam laktat, kadar abu, kadar
protein, dan kadar lemak.
2. Penambahan berbagai jenis bahan penstabil (gelatin, gum arab, CMC) dan
konsentrasinya (0,5%; 0,75%; 1%) memberikan pengaruh terhadap sifat
organoleptik (kesukaan) yoghurt jagung untuk parmeter warna, aroma,
rasa, kekentalan, dan keseluruhan. Yoghurt jagung yang lebih disukai
panelis adalah yoghurt dengan penambahan bahan penstabil gelatin 0,75%
dengan viskositas 62,67 poise; pH 4,34; berat jenis 1,0818; kadar asam
laktat 0,899%; kadar abu 1,3188%; kadar protein 5,8785%; dan kadar
lemak 0,5453%.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disarankan sebagai
berikut:
1. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian mengenai sifat fisik sineresis yoghurt
jagung selama penyimpanan karena merupakan salah satu faktor yang
menentukan kualitas mutu dan daya penerimaan yoghurt.
2. Sebaiknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik
mikrobiologi selama proses fermentasi dan penyimpanan yoghurt jagung
dengan penambahan berbagai jenis dan konsentrasi bahan penstabil.
commit to user
42