Pengaruh Pemberian Pakan
Pengaruh Pemberian Pakan
Oleh:
MAGHLEB YUDINNA ELMIR
C24103050
SKIUPS1
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Menyetujui:
I. Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. I Nvoman S Nuitia M.Sc, MM Drs. Ismu Sutanto Suwelo
130 350 060 130 055 774
-. .
i.
s,
-,.,
,~
>.
%, ..
., .
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat clan
rahmat-Nya, d i i a penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul "Studi
Pengaruh Pemberian Makanau Terhadap Pertumbuhan Buaya Muara
(Crocodylus porosus) Pada Penangkaran PT Ekanindya Karsa di Cikande,
Kabupaten Serang" ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. I Nyoman S. Nuitja, M.Sc, MM dan Drs. Ismu Sutanto
Suwelo yang telah memberikan arahan dan biibingannya dalam
penyusunan skripsi ini
2. Dr. Ir. M. Mukhlis Kamal, M.Sc selaku Komisi Pendidikan S1
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
3. Prof. Dr. Ir. Dedi Soedharma, DEA dan Dr. Ir. Yunizar Ernawati, MS yang
telah berkenan menguji hasil penelitian ini serta memberi masukan yang
sangat berarti bagi penulis
4. Ir. Zairion, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing Akademik, Dr. Ir. Kardiyo
Prapto Kardiyo, serta Ir. Yon Vitner, M.Si atas nasehat dan b i i n g a n
selama masa studi penulis di Institut Pertanian Bogor
5. Bapak Rachmat, Bapak Erick, Bapak Yana, Bapak Djoko, Bapak Eman,
Bapak Iyon dan seluruh pekerja di penangkaran atas bantuan dan
kesabarannya selama penulis melakukan pengambilan data di penangkaran
6. Seluruh dosen dan segenap Civitas Akademika Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan serta Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
7. Keluarga tercinta, papa, mama, dan adik - adii atas dukungan, doa,
semangat, dan kasih sayangnya yang begitu tulus kepada penulis
8. Rekan - rekan MSP40 atas semangat dan bantuannya selama masa studi
penulis dii Institut Pertanian Bogor
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena iQ penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penulisan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR IS1
Halaman
PRAKATA ...........................................................................................
DAFTAR IS1 ........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... vii
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................
1.2 Perurnusan masalah ....................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................
1.4 Manfaat ........................................................................................
.
I1 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buaya Muara (Crocodylusporosus)
2.1.1 Taksonomi, Morfologi. Biologi. Habitat dan Penyebaran ......
2.1.2 Makanan, Tingkah Laku Makan dan Sistem Pencemaan ......
2.1.3 Perhmbuhan ...........................................................................
2.2 Kegiatan Penangkaran ...............................................................
2.2.1 PT Ekanindya Karsa ...............................................................
.
111 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................
3.2 Alat clan Bahan ...........................................................................
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1 Studi Pengamh Perbedaan Pemberian Perlalpan Makanan ...
3.3.2 Studi Pertumbuhan ..................................................................
3.4 Analisa Data
3.4.1 Rancangan Percobaan .............................................................
3.4.2 Analisa Proksimat Kandungan Gizi ........................................
. . Pakan ......................................................................
3.4.3 Konsumsi
3.4.4 Efisiensi Pakan .......................................................................
3.4.5 Hubungan Panjang-Berat ........................................................
3.4.6 Hubungan Berat-Lebar Dada ..................................................
3.4.7 Analisa Efisiensi Biaya Pakan dan Waktu Pembesaran Buaya .
.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Kimia Pakan Percobaan ...........................................
4.2 Konsumsi Pakan Percobaan .......................................................
4.3 Pertambahan Panjang Total Buaya Muara .................................
4.4 Pertambahan Berat Tubuh Buaya Muara ...................................
4.5 Pertambahan Lebar Dada Buaya Muara .....................................
4.6 Efisiensi Pakan ............................................................................
4.7 Hubungan Panjang - Berat ..........................................................
4.8 Hubungan Berat - Lebar Dada ....................................................
4.9 Efisiensi Biaya Pakan dan Waktu Pembesaran Buaya ................. 49
4.10 Pengelolaan Sumberdaya Hayati Buaya ........................................ 51
.
V KESWPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 53
5.2 Saran ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 55
Gambar Halaman
1. Crocodylusporosus Schneider (1801) ........................... 5
2. Peta penyebaran buaya muara di dunia .......................... 10
3. Flowchart prosedur penelitian ......................................... 20
4. Jenis pakan yang dicobakan ............................................. 21
5. Kurva hubungan panjang . berat ..................................... 43
(a). dengan pemberian kepala ayam
(b). dengan pemberian l i b a h ikan
Kurva hubungan panjang . berat 300 ekor buaya ........... 45
Kurva hubungan berat .lebar dada ................................. 47
(a) . dengan pemberian kepala ayam
(b). dengan pemberian l i b a h ikan
Kurva hubungan berat .lebar dada 300 ekor buaya ....... 48
DAFTARTABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah makanan untuk setiap individu buaya per hari di
11
penangkaran .................................................................................
2. Perbandingan pertumbuhan buaya muara di penangkaran dan
buaya muara liar ............................................................................. 15
Lampiran Halaman
1. Data mentah konsumsi pakan harian ........................................... 59
2. Data pengukuran pertumbuhan panjang, berat dan lebar dada 8
61
ekor buaya yang dicobakan .........................................................
3. Data rnentah pengukuran temperatur udara dan air harian ............ 62
4. Data mentah pengukuran pertumbuhan diiensi panjang, berat dan
63
lebar dada 300 ekor buaya ...........................................................
5. TSR konsumsi pakan ................................................................... 66
6. TSR panjang total ........................................................................ 66
7. TSR berat tubuh........................................................................... 66
8. TSR lebar dada ............................................................................ 66
9. Efisiensi pakan ............................................................................. 66
10. Grafik olahan hubungan berat - lebar dada ................................. 67
1.1 Latar Belakang
Kekayaan sumber daya perikanan Indonesia, secara garis besar terdiri dari
sumber daya yang hidup liar di perairan dan sebagian kecil sudah mampu
didomestikasi dalam bentuk budidaya, termasuk pula binatang buaya. Industri
kerajinan kulit buaya mempakan salah satu industri yang kini sudah berkembang
di berbagai belahan dunia. Demikian pula halnya di Indonesia, dimana buaya
cukup banyak ditemukan baik jenis maupun jumlahnya. Di Indonesia diietahui
terdapat 5 jenis buaya, yaitu Buaya Muara (Crocodylus porosus), Buaya Rawa
(Crocodylus palustuis), Buaya Siam (Crocodylus siamensis), Buaya Papua
(Crocodylus novaeguineae), dan Senyulong/Julung (Tomistoma schlegelii).
Seiring dengan perkembangan industri ini, kini semua jenis buaya tersebut diburu
pada habitatnya karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tidak hanya untuk
industri kulit saja, bahkan telah diketahui pula bahwa banyak industri lain seperti
industri obat - obatan, makanan, dan pupuk yang memanfaatkan buaya sebagai
bahan baku industrinya. Pemburuan sejak lama dan tems menems mengakibatkan
turunnya jumlah populasi buaya secara drastis di alam, bahkan beberapa jenis
buaya sudah punah dari wilayah Indonesia. Pemerintah menetapkan bahwa
seluruh jenis buaya, masuk ke dalam daftar binatang yang dilindungi berdasarkan
Keputusan Menteri Pertanian No. 327/Kpts/U/5/1978 dalam mang lingkup satwa -
satwa yang dilindungi.
Dari berbagai jenis buaya yang dimanfaatkan kulitnya, Buaya Muara
m e ~ p a k a njenis buaya yang paling banyak diminati pasar. Motif - motif kulit
Buaya Muara yang kecil - kecil serta ukuran buaya yang cukup besar, membuat
industri kerajinan kulit banyak menggunakan jenis Buaya Muara sebagai bahan
baku kulit untuk dijadikan produk kerajinan tas, dompet, ikat pinggang, dan
kerajinan lainnya.
Pola pemanfaatan buaya yang masih mengupayakan metode eksploitatif
ini mengakibatkan dampak pada terjadinya p e n m a n populasi buaya di dam.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh manusia adalah dengan
membudidayakan berbagai ukuran buaya dalam penangkaran sehingga mampu
menghasilkan ketunman yang pada taraf yang dianggap memuaskan baik dari segi
kualitas dan kuantitas. Lembaga Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Flora and Fauna (CITES) telah menetapkan bahwa
jenis Buaya Muara telah masuk ke dalam Appendix 11, dimana tejadi pelarangan
segala bentuk perdagangan buaya kecuali berupa hasil - hasil penangkaran.
Seperti yang dilakukan oleh PT Ekanindya Karsa. Perusahaan industri produk
kerajinan kulit pemegang merk mode RAFLO ini telah berdiri sejak tahun 1990.
Buaya yang ditangkarkan di perusahaan ini adalah jenis Buaya Muara dan Buaya
Papua dengan jumlah buaya yang ditangkarkan mencapai lebih dari 3000 ekor.
Kapasitas produksi barang jadi yang dapat dihasilkan perusahaan ini sebulannya
dapat mencapai 3500 pcshulan. Pasaran produk jadi Raflo sekitar 90% diekspor
ke negara-negara Jepang, Hongkong, Italia, dan Perancis.
Makin bertambah tingkat pemanfaatan buaya di pasaran nasional dan
intemasional, maka keperluan jumlah perusahaan penangkaran buaya akan terns
bertambah. Diharapkan penangkaran buaya ini dapat mengakomodir kebutuhan
ekonomi manusia tersebut tanpa mengesampingkan upaya pemulihan jumlah
populasi Buaya Muara pada habitat aslinya.
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari jenis pakan alami selain kepala
ayam untuk dijadikan pilihan pengganti serta mendeskripsikan keefektifan
kegiatan pemberian makanan kepada Buaya Muara yang terdapat di penangkaran.
Selain itu diharapkan pula penelitian ini dapat melakukan analisa terhadap
pengamatan pengaruh pemberian makanan terhadap pertumbuhan Buaya Muara
tersebut. Percobaan dilakukan dengan melakukan studi kesukaan makanan antara
jenis pakan kepala ayam dan pakan alternatif alami lain (dalam penelitian ini
dicobakan jenis pakan limbah ikan). Pengamatan terhadap konsumsi pakan
dilakukan dalam rentang waktu yang teratur. Selain itu dilakukan pula
pengamatan pengaruh pemberian jenis makanan yang berbeda tersebut terhadap
pertumbuhan buaya. Dalam ha1 ini dilakukan pengukuran terhadap dimensi
panjang total, berat tubuh, dan lebar dada kepada buaya percobaan yang memiliki
ukuran yang sama / relatif homogen.
Pengamatan lain yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan
pendugaan terhadap hubungan panjang - berat buaya dan hubungan berat - lebar
dada buaya dalam penangkaran. Untuk mengetahui ha1 ini perlu dilakukan
pencatatan terhadap dimensi pertumbuhan panjang, berat, dan lebar dada buaya
dalam berbagai kelompok ukural yang akan digunakan sebagai data penunjang.
Pola pertumbuhan yang ditemukan dapat dijadikan asumsi untuk melakukan
pendugaan kecepatan pertumbuhan dimensi panjang, berat, dan lebat dada pada
umur buaya tertentu.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi mengenai keefektifan kegiatan pemberian
makanan Crocodylus porosus di habitat penangkaran diliiat dari
parameter tertentu yaitu pertumbuhan (dimensi panjang total, berat tubuh,
dan lebar dada), hubungan panjang - berat buaya, dan hubungan berat -
lebar dada buaya terhadap jenis makanan yang diberikan kepada buaya
tersebut. ,
Tabel 1. Jumlah makanan untuk setiap individu buaya per hari di penangkaran
2.1.3 Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah suatu perubahan d i e n s i panjang, ukuran, berat,
jurnlah, dan volume dalam waktu tertentu. Seperti makhluk hidup pada umumnya,
bahwa pada suatu waktu tertentu buaya akan melewati batas pertumbuhan
maksimum dimana laju pertumbuhan buaya tersebut akan menjadi terhambat.
Masyud et al. (1993) menjelaskan bahwa dengan sistem pemeliharaan yang baik,
kecepatan pertumbuhan buaya di penangkaran akan lebii baik dibandingkan
buaya liar yang hidup di dam, juga Buaya Muara di penangkaran mempunyai
kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Buaya Air Tawar
(Tabel 2 dan 3).
Tabel 2. Perbandingan pertumbuhan buaya muara di penangkaran dan buaya
muara liar di dam
I I I I
Sumbcr : Whittakcr et al. (1985) &an Webb (1978) in Masyud er al. (1993)
teknik tertentu sehingga diperoleh manfaat yang sebesar - besarnya bagi manusia
tanpa mengganggu keseiinbangan populasi buaya tersebut di alam (Dirjen PHPA,
1985). Manfaat dari usaha penangkaran buaya ini, antara lain adalah sebagai
berikut (Diien PHPA, 1985) :
1. Diperoleh hasil berupa kulit buaya untuk bahan baku industri kerajinan kulit
2. Diperoleh h a i l berupa daging buaya sebagai bahan makanan substitusi protein
hewani untuk peningkatan pendapatanatau peningkatan gizi masyarakat
3. Sebagai suatu upaya peningkatan produktivitas lahan
4. Menciptakan I penyediaan lapangan kerja baru bagi masyarakat
5. Sebagai usaha pelestarian buaya
c.Lebar Dada
Keterangan :
Yi = Pengamatan pada perlakuan kepala ayam dan limbah ikan
-
1 - 1,2, ... ,x (Perlakuan kepala ayam dan limbah ikan)
P = Rataan umum
Ti = Pengaruh perlakuan kepala ayam dan limbah ikan
Ei = Pengaruh acak pada perlakuan kepala ayam dan limbah ikan
Keterangan :
Bobot Serat Kasar = w - w0
w = bobot residu sebelum dibakar dalam tanur
w = A - (Bobot Kertas Saring + Cawan) x (Bobot Residu + Kertas Saring + Cawan)
A
Keterangan :
E = Efisiensi pakan (%)
Wt = Bobot total buaya pada akhir penelitian (gram)
Wo = Bobot total buaya pada awal penelitian (gram)
D = Bobot total buaya yang mati selama penelitian (gram)
F = Bobot total makanan yang diionsumsi (gram)
Keterangan :
W = Berat buaya (kg)
L = Panjang total buaya (cm)
a = Konstanta
b = Koefisien pertumbuhan
Y=&+~x+c
4. Eksponensial
Y = aebx
5. Power
Y =axb
Keterangan :
Y = Lebar dada (cm)
X = Berat (kg)
a, b, c = Konstanta
Rataan Pertambahan
Berat Makanan Pertumbuhan
Harga
Perlakuan (gram per kali Panjang dan Lebar
(RP Per kg)
makan) dada Buaya
I Kepala Ayam I
I
x gram I
I
A I
I
C
L i b a h nian Y gram B D
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 10. Pertambahan berat tubuh rata - rata per ekor per bulan
Tabel 11. Pertambahan lebar dada rata - rata per ekor per bulan
I Ulangan
1 1,0000
Perlakuan
Kevala Avam (em) I Limbah Ikan (cm)
3,7500
2 2,0000 2,5000
3 3,7500 0,7500
4 3,0000 0,7500
Junlah 9,7500 7,7500
Rata - Rata 2,4375 1,9375
KepaIa Aym
12
10
- 8
6
Y
2 4
2
0
125 130 135 110 145
Paniang [om)
Gambar 5. Kuma hubungan panjang - berat, (a). dengan peinberian kepala ayam;
(b). dengan pernberian lirnbah ikan
Pada buaya, informasi dari tren hubungan panjang - berat ini dapat
memberikan gambaran kondisi kegemukan pada buaya tersebut. Berdasarkan
hipotesis nilai b (koefisien pertumbuhan) dalam persamaan w = ~ Loleh
~ Effendie
(1997), diietahui bahwa nilai b=3 akan menggambarkan kondisi pertumbuhan
yang seimbang antara pertumbuhan panjang dan pertumbuhan berat. Sementara
itu nilai b>3 akan menggambarkan kondisi buaya yang lebih gemuk, karena
pertambahan berat yang lebih dominan dibandingkan dengan pertambahan
panjang, begitu pula sebaliknya.
Nilai b pada model persamaan Y = axbdiatas dapat diartikan sebagai
konstanta pertumbuhan. Effendie (1997) menjelaskan bahwa nilai tersebut
nlerupakan nilai pangkat yang hams cocok dari panjang agar sesuai dengan
beratnya. Dari Gambar 5 di atas diietahui bahwa dari ketiga hubungan panjang -
berat buaya tersebut, seluruhnya memiliki nilai b yang lebih besar dari 3. Menurut
Effendie (1997), apabila nilai b tersebut lebih besar dari 3, maka menunjukkan
bahwa pertambahan berat buaya tersebut lebih cepat daripada pertambahan
panjangnya.
Nilai koefisien pertumbuhan terbesar dimiliki oleh buaya yang diberikan
makanan jenis kepala ayam. Nilai b pada buaya yang diberi pakan kepala ayam
dan limbah ikan tersebut masing - masing adalah 4,3132 dan 3,9717. Hal ini
dapat menunjukkan bahwa buaya yang diberikan jenis pakan kepala. ayam
maupun limbah ikan, cenderung memiliki kondisi tubuh yang gemuk karena
pertambahan berat yang lebih dominan dibandingkan dengan pertambahan
panjangnya
Se~nentaraitu hasil analisa yang lain terhadap hubungan panjang - berat
berdasarkan pengukuan yang dilakukan pada 300 ekor buaya berbagai ukuan di
penangkaran terlihat pada Gambar 6 berikut.
300 ekor buaya berbagai ukuran
90
80
70
- 5Q
mi
5
60
"
do
30
m
10
0
0 50 100 150 200 25D 300
Panjang (cml
Linblr \kill
39
y = 16898f3"'
38
37 !
.f! 36
1
35
34
k
a 33
m
32
31
0 2 4 6 8 10 12
Berat [kg]
Gambar 7. Kurva hubungan berat - lebar dada, (a). dengan pemberian kepala
ayam; (b). dengan pemberian limbah ikan
300 ekor buaya berbagai ukuran
0 10 20 30 40 50 6b TO
Berat Ikgl
Tabel 13. Rataan konversi harga, pertambahan panjang dan lebar dada (cm)
Konsumsi Pakan Hargakg Rataan Pertambahanlb~dan
Perlakuan
(gram) (Rp) Panjang (cm) Lebar (cm)
Kepala Ayam 235,93 800 1 2.4375
I I I
LimbahIkan I 137,91
I
600 1.375 1.9375
Dari tabel di atas, diketahui bahwa harga pakan jenis kepala ayani lebih
tinggi daripada pakan jenis limbah ikan yaitu senilai masing - masing Rp 800,OO
dan Rp 600,OO setiap kg, akan tetapi jumlah kuantitas konsumsi pakan dan rataan
pertambahan lebar dada dari buaya yang diberikan pakan jenis limbah ikan lebih
rendah daripada pakan jenis kepala ayam. Sebaliknya, rataan pertambahan
panjang buaya yang lebih baik didapatkan oleh buaya yang diberikan pakan
limbah ikan. Efisiensi tidak hanya dinilai dari hematnya biaya yang dikeluarkan.
Tetapi juga pada efisiensi waktu pembesaran buaya tersebut. Hal ini berkaitan
dengan durasi masa panen yang diharapkan dapat berlangsung dalam waktu
singkat. Apabila dilakukan perhitungan dalam setahun, akan didapatkan hasil
dalam Tabel 14 sebagai berikut.
Kepala
42,47 33.973,2 12 29,25 35 1
Ayam
Limbah Ikan 24,82 14.894,l 16,5 23,25 383,63
Biaya produksi pakan untuk buaya yang diberikan pakan jenis kepala
ayam dalam setahun setiap buayanya adalah senilai Rp 33.973,20 (dibulatkan
menjadi Rp 34.000,OO) yang lebih tinggi lebih dari dua kalinya biaya produksi
pakan jenis pakan limbah ikan yang hanya sebesar Rp 14.894,lO (dibulatkan
menjadi Rp 15.000,OO). Akan tetapi luas bidang kulit buaya terbesar yang dapat
dihasikan terdapat pada buaya yang diberikan jenis pakan limbah ikan. Dimana
terlihat dalam Tabel 14 bahwa dalam setahun dengan biaya pakan Rp 34.000,OO
didapatkan luas bidang kulit buaya sebesar 351 cm2, sedangkan dengan biaya
pakan Rp 15.000,00 didapatkan luas bidang kulit buaya sebesar 383,63 cm2.
Secara ekonomis ha1 ini, penggunaan jenis pakan limbah ikan diduga lebih
menguntungkan bagi penangkaran, karena luas bidang kulit buaya yang dihasilkan
dapat lebih besar apabila diberikan pakan jenis limbah ikan yang harganya lebih
murah dibanding dengan jenis pakan kepala ayam. Hal ini nlenunjukkan bahwa
secara m u m , jenis pakan limbah ikan dapat menjadi pilihan pengganti jenis
pakan kepala ayam dalam mengelola sebuah penangkaran buaya.
4.10 Pengelolaan Sumberdaya Hayati Buaya
Berdasarkan hasil studi mengenai pengelolaan pakan pada penangkaran di
atas diketahui bahwa pemilihan pakan yang tepat akan dapat mempercepat
pertumbuhan buaya penangkaran bila dibandiigkan dengan pertumbuhan buaya di
alam. Buaya pada penangkaran diberikan pakan dalam durasi waktu dan jumlah
yang teratur.
Buaya merupakan jenis hewan yang membutuhkan jenis pakan dalam
kuantitas yang cukup besar. Bila dikaitkan dengan pengelolaan penangkaran
buaya dengan jumlah buaya yang cukup besar, ha1 ini akan menimbulkan kendala
dalam ha1 biaya dan ketersediaan jenis pakan tersebut. Pemilihan lokasi
penangkaran akan menentukan jenis pakan yang akan digunakan. PT Ekanindya
Karsa berlokasi pada wilayah perbatasan antara Kabupaten Serang d m
Tangerang. Wilayah penangkaran dikelilingi oleh kawasan industri, dimana
diantaranya terdapat kawasan petemakan ayam milik salah satu perusahaan swasta
terkenal. Dari peternakan ayam tersebut PT Ekanindya Karsa mendapatkan suplai
pakan jenis kepala ayam dengan biaya Rp 800,OO setiap kilogram-nya. Letak
penangkaran juga berdekatan dengan pelabuhan dan daerah tangkapan ikan di
sekitar Kabupaten Serang, sehingga diharapkan PT Ekanindya Karsa tidak
kesulitan mendapatkan jenis pakan limbah ikan yang pada beberapa Tempat
Pelelangan Ikan di sekitar wilayah tersebut dihargai sekitar sebesar Rp 500,OO -
700,OO setiap kilogram-nya.
Dalam pemilihan jenis pakan, perlu juga diperhatikan kualitas gizi pakan
tersebut. Perlu ditekankan lagi bahwa hasil utama dari penangkaran buaya tidak
sama dengan peternakan maupun penangkaran hewan lain pada umurnnya. Bila
sebagian besar peternakan atau penangkaran tersebut mengandalkan produk utama
berupa daging, maka penangkaran buaya mengutamakan hasil kulit sebagai
produk utamanya. Oleh karena itu pemilihan pakan yang mengutamakan unsur
gizi yang dapat menambah panjang dan lebar dada lebih penting dibandingkan
jenis pakan yang lebih berakibat pada pertambahan berat buaya yang lebih
dominan tersebut.
Dalam upaya untuk melestarikan buaya di penangkaran, pengetahuan
mengenai makanan penting untuk pengelolaan dalam mencapai tujuan
penangkaran dapat berjalan dengan baik. Penangkaran dengan tujuan hanya
sebagai wahana konservasi tentu tidak hams memikirkan gizi pakan secara
mendalanl, dimana yang terpenting adalah kebutuhan makanan bagi buaya per
ekornya dapat tercukupi sehingga buaya - buaya tersebut dapat tumbuh dengan
baik dan mampu untuk menghasilkan keturunan berikutnya secara terus menerus.
Pemerintah perlu memikirkan tindak lanjut dari kegiatan penangkaran ini.
Bagaimanapun juga, tempat hidup yang lebih baik dan berguna bagi
kesetimbangan ekologis bagi buaya dan ekosistemnya adalah pada habitat aslinya.
Konsekuensi melepaskan buaya kembali pada habitat aslinya tentu akan
berdampak pada kehidupan manusia di sekitarnya baik dari segi ekonomis
maupun faktor keamanan dan kenyamanan lmgkungan. Pemerintah perlu
mempertimbangkan adanya cagar alam khusus sebagai tempat melepas buaya -
buaya hasil penangkaran tersebut ke alam. Cagar alam ini diharapkan dapat
menjadi tempat yang baik bagi perkembangan populasi buaya berikutnya hingga
mencapai jumlah cukup dan tetap mempertahankan plasma nutfah jenis buaya
pada habitatnya.
V. KESZMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Jenis pakan limbah ikan menjadi pilihan altematif yang
sebelumnya mengandalkan jenis pakan kepala ayam. Dengan
pakan limbah &an, tidak ada perbedaan nyata terhadap
pertambahan panjang total, berat tubuh, dan lebar dada.
2. Efisiensi biaya produksi pakan untuk luasan kulit yang dihasilkan,
ternyata terlihat bahwa jenis pakan limbah ikan dapat memberikan
hasil yang lebii baik dan harga yang lebih murah, dibandingkan
jenis pakan kepala ayam.
3. Hubungan panjang - berat buaya yang diteliti mengalami
pertambahan berat yang lebih dominan dibandingkan pertambahan
panjangnya. Nilai b yang didapatkan lebih besar dari 3.
4. Hubungan berat tubuh - lebar dada untuk setiap pertambahan berat
sebesar 1 satuan, akan diikuti dengan pertambahan lebar dada
sebesar nilai pangkat yang berkisar antara 0,3 115 hingga 0,3444.
Tnformasi ini dibutuhkan penangkaran sebagai acuan pemilihan
komposisi gizi makanan yang dapat mengatur pola pertumbuhan
buaya. Diharapkan pertumbuhan buaya tersebut lebih didominansi
oleh diiensi panjang dan lebar dada dibandingkan dengan diiensi
berat tubuhnya. Pemanfaatan buaya lebih dititik - beratkan pada
luasan bidang kulit yang dapat diiasilkan. Oleh karena itu, dimensi
panjang dan lebar dada buaya menjadi sangat penting untuk
diperhatikan.
5.2 Saran
1. Penelitian serupa masih diperlukan untuk mencari alternatif
percobaan untuk memperoleh pakan, selain pakan jenis kepala
ayam dan liibah ikan dengan pertumbuhan yang lebih baik
terhadap populasi buaya di penangkaran.
2. Penelitian serupa tentang hubungan panjang - berat, hubungan
berat - lebar dada, dan model pertumbuhan Buaya Muara di
penangkaran dengan contoh ukuran buaya yang lebih besar agar
diperoleh hasil yang lebih nyata. Penelitian mengenai model
pertumbuhan dapat bermanfaat bagi pengelolaan buaya di
penangkaran.
3. Penangkaran diiarapkan dapat lebii meningkatkan kualitas dan
kuantitas buaya, dalam rangka memenuhi kebutuhan kulit buaya.
Juga untuk mengusahakan dan melaksanakan upaya konservasi
yang direncanakan agar dapat mengembalikan jumlah populasi
buaya di Indonesia.
4. Pemerintah Indonesia terutarna Departemen Kehutanan diharapkan
melakukan evaluasi berjadwal dalam pengawasan kegiatan
penangkaran terhadap satwa buaya, baik pemanfaatan yang legal
maupun ilegal.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, F. 1985. Analisis Kadar Zat Gizi. Jurusan Gizi Masyarakat dan
Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian IPB. Bogor (Tidak diterbitkan).
Gamett, S.T. dan R.M. Murray. 1986. Parameters Affecting the Growth of the
Estuarine Crocodile, Crocodylus Porosus, in Captivity dalam Australian
Journal of Zoology Vol. 34(2), page : 211 - 223.
Harto, J. 2001. Budidaya dan Pelestarian Buaya Air Tawar Irian (Crocodilus
novaeguineae). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan, IPB. Bogor. (Tidak
diterbitkan).
Masyud, B., L. N. Ginoga, dan EKS Harini Muntasib. 1993. Percobaan
Pemberian Beberapa Macam Ransum Pellet Yang Disusun dari Beberapa
Bahan Penyusun pada Buaya Muara (Crocodylus porosus). Laporan
Penelitian . Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat, IPB. Bogor.
Pope, C. H. 1956. The Reptile World :A Natural History of The Snakes, Lizards,
Turtles, and Crocodilians. Routledge & Kegan Paul Ltd. London.
Sanvono, B. 1993. Budidaya Buaya ala Eko Soewarno. Majalah Trubus 1 Januari
1993, No 278 tahun XXIV : 55 - 56.
Februari 2007)
htrp:/l~ea.~mep-\\crnc.oril(5
1. Data mentah konsumsi pakan harian (unit gram)
a. Kepala ayam
2 500 0 500
1 500 0 500
18 Juli
2 500 0 500
Rata-Rata 471.85
b. Limbah ikan
2. Data pengukuran pertumbuhan paujang, berat dan lebar dada 8 ekor
buaya yang dicobakan
3. Data mentah pengukuran temperatur udara dan air harian
4. Data mentah pengukuran pertumbuhan dimensi panjang, berat dan
lebardada300ekorbuaya
5. TSR konsumsi pakan
9. Efisiensi pakan
10. Grafik olahan hubungan berat - lebar dada
Linear
1 Berat (kg) 1
Logaritmik
Bera t (kg)
Polinimial
Power
Eksponensial
Penulis dilahirkan sebagai an& pertama dari lima
bersaudara di Banjarmasin pada tanggal 21 Januari 1985,
dari pasangan bapak Ir. Elmir Amien dan ibu Tatty Elmir.
Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN
Percontohan Komp. IKIP Rawamangun Jakarta pada tahun
1991 - 1997. Kemudian dilanjutkan di SLTP Lab School
Jakarta dan pada tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 68
Jakarta. Di tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswi IPB melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis memilih program studi
Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten luar biasa pada
mata kuliah Ikhtiologi pada tahun ajaran 200512006 dan 200612007, serta mata
kuliah Biologi Perikanan pada tahun ajaran 2005/2006. Penulis juga aktif dalam
organisasi Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (HIMASPER)
periode 2004-2007 sebagai anggota Departemen Hubungan Luar, Sekretaris
Divisi Keilmuan dan Kepala Departemen Sosial - Lingkungan serta menjabat
sebagai Sekretaris Radio Kampus Badan Eksekutif Mahasiswa KM-IPB Divisi
Media Kampus periode 200312004. Pada tahun ajaran 200612007 penulis juga
meraih predikat Mahasiswa Berprestasi tingkat Departemen Manajemen
Sumberdaya Perairan.
Untuk menyelesaikan studi di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
penulis melaksanakan penelitian yang berjudul "Studi Pengaruh Pemberian
Makanan Terhadap Pertumbuhan Buaya Muara (Crocodylus porosus) Pada
Penangkaran PT Ekanindya Karsa di Cikande, Kabupaten Serang".