Urgensi Pelibatan TNI
Urgensi Pelibatan TNI
http://print.kompas.com/baca/opini/artikel/2017/06/08/Urgensi-Pelibatan-TNI
Beberapa tahun terakhir, Negara Islam di Irak dan Suriah telah menjadi
ancaman keamanan global. Bahkan, akhir-akhir ini, NIIS berhasil
menguasai Marawi, sebuah kota di Filipina selatan, serta menyandera
penduduk yang bermukim di sana. Presiden Duterte pun mengerahkan
militer untuk menghadapinya.
Jarak Marawi hanya beberapa ratus kilometer dari wilayah paling utara
Indonesia. Luasnya wilayah lautan di perbatasan kedua negara sangat
memungkinkan penyusupan oleh jaringan NIIS di sana menuju wilayah
Indonesia. Jika ini terjadi, tentu akan menimbulkan potensi konflik baru.
Bukan tak mungkin skenario Ambon atau Poso berulang mengingat
mayoritas penduduk Sulawesi Utara non-Muslim. Kehadiran Kodam
XIII/Merdeka yang diresmikan beberapa waktu lalu merupakan sebuah
keputusan pemerintah yang sangat tepat mengantisipasi hal ini.
Di Tanah air, sejauh ini TNI hanya diberikan payung hukum UU Nomor 34
Tahun 2004 yang menyebutkan tugas pokoknya untuk menanggulangi
aksi terorisme di Indonesia. Kini muncul wacana untuk memberikan
kewenangan bagi TNI melalui RUU tentang perubahan UU No 15/2003
tentang Pemberantasan Terorisme. Presiden Jokowi pun
menginstruksikan agar TNI dimasukkan dalam skema penanggulangan
terorisme. Tentu usulan ini bukan tanpa kontroversi. Sejumlah kalangan di
parlemen dan akademisi mengkhawatirkan akan terjadinya pelanggaran
HAM oleh TNI jika dilibatkan.
Sejumlah pertimbangan