PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Tampilan Fisik dengan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Poli
Gigi
Salah satu dimensi dari mutu pelayanan yang diteliti untuk dilihat
hubungannya dengan kepuasan pasien pada pelayanan poli gigi adalah tampilan fisik,
dari hasil penelitian ini bahwa tampilan fisik berhubungan dengan kepuasan pasien
pada pelayanan Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti (p=0,002, r = 0,319). Kekuatan
hubungan kedua variabel sangat lemah, hal ini disebabkan karena pasien yang
menyatakan tampilan fisik tidak baik tetapi merasa puas, demikian juga ada pasien
yang menyatakan bahwa tampilan fisik baik tetapi masih ada yang merasa tidak puas.
Tetapi dari hasil penelitian ini bahwa kepuasan pasien yang berkunjung ke pelayanan
poli gigi karena tampilan fisik puskesmas dan ruangan poli gigi baik. Jadi, pasien
akan merasa puas jika tampilan fisik poli gigi dapat membuat mereka merasa nyaman
ketika melakukan kunjungan atau perawatan gigi. Pasien merasa puas jika ruang
tunggu di Poli gigi terasa nyaman, penataan ruang poli rapi dan teratur, dokter gigi
tampil bersih dan rapi. Sebaliknya jika peralatan yang digunakan tidak bersih, dan
ruang perawatan kurang bersih maka pasien merasa tidak nyaman dan tidak puas
Lakipadada Kabupaten Tana Toraja yang menyatakan bahwa ada hubungan yang
67
68
signifikan antara tampilan fisik dengan kepuasan pasien pengguna akses social
pengaruh positif dan signifikan pada dimensi kenyamanan (tampilan fisik) terhadap
kepuasan pasien salah satu bukti langsung yang ada, yaitu kenyamanan di ruang
antara dimensi bukti langsung dengan kepuasan pasien. Penelitian Azizan, dan
dimensi yang paling berpengaruh dan berhubungan dengan kualitas pelayanan yang
dirasakan.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa dari hasil penelitian yang di lakukan dengan
hasil peneliti sebelumnya adalah adanya pengaruh positif tampilan fisik mengenai
kenyamanan terhadap ruang pelayanan dan ruang tunggu. Semakin nyaman tampilan
5.2. Hubungan Keandalan dengan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Poli Gigi
Salah satu dimensi dari mutu pelayanan yang diteliti untuk dilihat
hubungannya dengan kepuasan pasien pada pelayanan poli gigi adalah keandalan.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan keandalan dengan
kepuasan pasien pada pelayanan Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti (p=0,000).
Responden yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan di Poli Gigi Puskesmas Banda
diberikan.
69
keandalan karena dokter gigi di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti memberikan
penjelasan tentang tindakan yang diberikan pada pasien sehingga pasien tidak merasa
bingung apa yang dilakukan oleh dokter gigi pada saat pemeriksaan gigi, bahwa
pasien adalah perawat gigi memberikan penjelasan tentang tindakan yang diberikan
kepada pasien. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan perawat gigi di Poli Gigi
Puskesmas Banda Sakti bahwa setiap tindakan yang diberikan pada pasien, perawat
merupakan standar operasional prosedur (SOP) pada Poli Gigi Puskesmas Banda
Sakti sehingga dengan tindakan tersebut banyak pasien yang merasa puas terhadap
arti kemampuan tenaga kesehatan untuk memberikan layanan yang akurat sejak
pertama kali pasien datang tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan
jasanya sesuai dengan waktu tertentu. Pada intinya reliabilitas (keandalan) adalah saat
sebagian besar pasien percaya bahwa pelayanan kesehatan di Poli Gigi Puskesmas
Banda Sakti bagi mereka dapat memuaskan dan seperti apa yang diharapkan
sebelumnya. Keandalan petugas kesehatan di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti dalam
70
pelayanan kesehatan gigi memberikan rasa percaya dalam diri pasien, walaupun tidak
seluruhnya tetapi telah dapat membuat sebagian besar pasien merasa puas. Hal ini
dilakukan oleh Saragih (2009) di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota Pekanbaru
mendapatkan hasil bahwa ada 4 (empat) dimensi kepuasan yang memiliki hubungan
secara signifikan dengan kunjungan pasien di Balai Pengobatan Gigi Puskesmas Kota
Pekanbaru, salah satunya adalah aspek kehandalan dengan nilai p=0,001. Penelitian
Humaira (2011) di Poliklinik Gigi dan Mulut RSUDZA mendapatkan hasil bahwa
kepuasan pasien pada pelayanan di Poliklinik Gigi dan Mulut pada dimensi
kehandalan dengan kepuasan pada pelayanan pasien di Poliklinik Gigi dan Mulut.
pelayanan yang terpercaya dan akurat. Kinerja harus sesuai dengan harapan
untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan terpercaya dan akurat. Hal ini
pelayanan yang sesuai secara akurat dan terpercaya, sikap simpatik dan dengan
Jadi, dapat di simpulkan bahwa dari hasil penelitian yang di lakukan dengan
penjelasan tentang tindakan yang diberikan pada pasien sehingga pasien tidak merasa
bingung apa yang dilakukan oleh dokter gigi pada saat pemeriksaan gigi, tenaga
pengobatan.
5.3. Hubungan Daya Tanggap dengan Kepuasan Pasien pada Pelayanan Poli
Gigi
kepuasan pasien pada pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti adalah daya
signifikan dengan kepuasan pasien di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti dengan nilai
probabilitas (p = 0,001 < 0,05).Daya tanggap tenaga kesehatan menjadi aspek penting
Menurut peneliti, pasien merasa puas terhadap daya tanggap tenaga kesehatan
di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti karena sebagian besar pasien merasa sangat puas
dengan respon yang tepat dari dokter dan perawat gigi jika ada pasien darurat, mereka
puas karena dokter gigi segera merespon terhadap tindakan yang dianggap kurang
tepat oleh pasien. Dalam aspek daya tanggap tersebut pasien di Poli Gigi Puskesmas
Banda Sakti juga merasa puas pada tenaga kesehatan terhadap kejelasan memberikan
72
penjelasan pada saat perawatan yang disampaikan dokter gigi oleh karena penjelasan
tersebut membuat pasien merasa nyaman terhadap perawatan yang diberikan. Dimensi
daya tanggap juga meliputi kecepatan dokter gigi menangani keluhan pasien,
ketanggapan dokter gigi maupun perawat gigi dalam menyelesaikan keluhan pasien.
Semakin baik ketanggapan petugas kesehatan pada pasien di poli gigi maka semakin
puas pasien karena mendapatkan ketanggapan pelayanan yang maksimal dari pasien.
Dimensi daya tanggap yang menjadi prioritas dalam penelitian ini yaitu
tenang respon yang cepat dari dokter gigi dan perawat gigi jika ada pasien yang
darurat dan membutuhkan penanganan segera. Selain itu juga kepuasan pasien pada
dimensi daya tanggap yaitu dokter gigi segera merespons terhadap tindakan yang
dianggap kurang tepat misalnya jika dokter gigi melakukan kesalahan kecil dalam
kesalahan dan menunjukkan itikad yang baik dalam rangka melakukan pengobatan
pasien gigi sehingga apa yang dialami oleh pasien tidak menjadi lebih buruk.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizal
(2014) di BP. Gigi Puskesmas Kelayan Dalam Kota Banjarmasin mendapatkan hasil
bahwa ada hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan ketanggapan dengan tingkat
kepuasan pasien. Hasil penelitian Simbolon (2011) di RSUD dr. Djasamen Saragih
menunjukkan pasien cukup puas (54,7% dan 67,3%) namun dalam hal kecepatan
bagian administrasi dalam memberikan pelayanan terdapat pasien yang tidak puas
73
sangat tidak puas sebesar 62,7%. Penelitian Lase (2014) di UPTD Puskesmas
dengan kepuasan pasien sehingga pasien memanfaatkan pelayanan poli gigi di UPTD
memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti. Tindakan yang cepat pada
Jadi, dapat di simpulkan bahwa dari hasil penelitian yang di lakukan dengan
hasil peneliti sebelumnya adalah adanya hubungan daya tanggap dengan kepuasan
pelayanan pasien poli gigi, hal ini di sebabkan karena pada peneliti sebelumnya hasil
pasien sama halnya dengan hasil yang di dapat pada penelitian ini yaitu ketanggapan
Selain keandalan dan daya tanggap, dimensi mutu pelayanan lainnya yang
berhubungan dengan kepuasan pasien pada pelayanan di Poli Gigi Puskesmas Banda
Sakti adalah empati. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa, empati berhubungan
signifikan dengan kepuasan pasien di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti dengan nilai
74
probabilitas (p = 0,022 < 0,05). Daya tanggap tenaga kesehatan menjadi aspek
penting dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan gigi yang diberikan
pada pasien yang datang berkunjung ke Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti.
Menurut peneliti, empati dokter gigi dan perawat gigi menurut sebagian besar
responden sudah memuaskan mereka, walaupun ada sebagian dari responden yang
merasa tidak puas. Pasien di Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti merasa puas terhadap
cara dokter gigi menangani pasien. Pada dimensi pelayanan empati ini, untuk sikap
kesungguhan dokter gigi menangani keluhan pasien dan pemberian pelayanan tanpa
memandang status sosial membuat pasien merasa puas, karena dokter dianggap adil
tidak pilih kasih. Sedangkan hal yang tidak memuaskan pasien yaitu perawat gigi
tidak menunjukkan simpati dengan apa yang dirasakan pasien. Karena perawat gigi
sering cuek saja saat pasien merasa kesakitan menahan sakit gigi atau perawat tidak
menanggapi dengan baik keluhan yang disampaikan oleh pasien di Poli Gigi
Hal yang menjadi prioritas dalam dimensi empati ini yaitu dokter gigi dan
perawat gigi memberikan pelayanan tanpa memandang status sosial pasien. Pasien
kaya dan pasien miskin dilayani dengan layanan yang sama. Dokter gigi dan perawat
gigi berupaya seadil mungkin (tidak pilih kasih) dalam memberikan pelayanan
sehingga pasien merasa puas, walaupun dalam penelitian ini masih ditemukan
sebagian pasien tidak puas terhadap hal tersebut. Prinsip dari pelayanan kesehatan
gigi yaitu memberikan pelayanan yang maksimal sehingga pelayanan yang diberikan
harus berpihak di atas semua golongan maupun status sosial sehingga pelayanan
75
tersebut benar-benar dirasakan adil oleh pasien. Keadilan harus terus dipertahankan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2011)
dimensi empati menunjukkan 53,3% - 66,7% pasien puas. Penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Angraini (2015) di Poliklinik Gigi Dan Mulut Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Tenriawaru Kabupaten Bone mendapatkan hasil bahwa ditinjau dari
lima dimensi menunjukkan bahwa pasien merasa puas terhadap mutu pelayanan
kesehatan gigi dan mulut di Poliklinik Gigi dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Tenriawaru Bone pada dimensi empati menunjukkan 81,5% pasien merasa
puas.Pasien yang melakukan perawatan gigi dan mulut merasa puas, sangat puas,
cukup puas, karena perhatian tersebut membuat pasien merasa bahwa dokter gigi
telah memberikan perhatian yang tulus kepada mereka untuk mengatasi masalah
kesehatan gigi dan mulut yang mereka sampaikan. Perhatian merupakan bagian dari
hubungan antara kualitas pelayanan kesehatan dilihat dari empati dengan tingkat
kepuasan pasien. Empathy (kepedulian) kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian
76
dan perhatian petugas kesehatan, yaitu memberikan perhatian secara khusus terhadap
pasien.
Jadi, dapat di simpulkan bahwa dari hasil penelitian yang di lakukan dengan
pelayanan pasien poli gigi, hal ini di sebabkan karena pada penelitia sebelumnya hasil
yang di dapatkan yaitu mengenai dokter gigi dan perawat gigi memberikan pelayanan
tanpa memandang status sosial pasien. Pasien kaya dan pasien miskin dilayani
dengan layanan yang sama. Dokter gigi dan perawat gigi berupaya seadil mungkin
(tidak pilih kasih) dalam memberikan pelayanan sehingga pasien merasa puas sama
dengan hasil yang di dapat pada penelitian ini yaitu tenaga media yang adil dalam
hubungan kuat dengan kepuasan pelayanan pasien poli gigi di Puskesmas Banda
Sakti Kota Lhokseumawe, hal ini berarti bahwa pasien akan merasa puas jika
pelayanan di Puskesmas Banda Sakti handal dalam arti petugas kesehatan (dokter gigi
informasi tentang penyakit pasien, menjelaskan tindakan yang dilakukan selama masa
perawatan, menjelaskan cara-cara yang tepat untuk mencegah terjadinya sakit pada
gigi, pasien tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan perawatan, serta
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat
1. Adanya hubungan tampilan fisik dengan kepuasan pelayanan pasien poli gigi
Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe tahun 2016, hal ini disebabkan
nyaman tampilan fisik yang tersedia maka pasien akan merasa semakin puas.
Puskesmas Banda Ssakti Kota Lhoksumawe tahun 2016, hal ini disebabkan
tindakan yang diberikan pada pasien sehingga pasien tidak merasa bingung
apa yang dilakukan oleh dokter gigi pada saat pemeriksaan gigi, tenaga medis
3. Adanya hubungan daya tanggap dengan kepuasan pelayana pasien poli gigi
Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe tahun 2016, hal ini disebakan
77
78
Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe tahun 2016, hal ini disebabkan
oleh dokter gigi dan perawat gigi memberikan pelayanan tanpa memandang
status sosial pasien. Dokter gigi dan perawat gigi berupaya seadil mungkin
(tidak pilih kasih) dalam memberikan pelayanan sehingga pasien merasa puas.
poli gigi Puskesmas Banda Sakti Kota Lhokseumawe tahun 2016 yaitu
6.2. Saran
a. Disarankan pada kepala puskesmas Banda Sakti untuk melengkapi sarana dan
prasarana yang kurang lengkap pada Poli Gigi Puskesmas Banda Sakti
pada poli gigi di terapkan sesuai SOP sehingga dapat meningkatkan mutu
pelayanan.
dapat dimasukkan dalam kotak saran dan dapat menjadi masukan bagi tenaga
Disarankan kepada dokter gigi dan perawat gigi untuk meningkatkan mutu
c. Disarankan pada empati, disarankan kepada perawat gigi lebih peduli dengan
merasa puas, dan dapat menurunkan angka pasien yang merasa tidak puas.
3. Pasien (Masyarakat)
sehingga dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan di Poli Gigi Puskesmas
Banda Sakti.
4. Peneliti selanjutnya
poli Gigi dengan menggunakan variabel penelitian yang lainnya seperti pelayanan