Anda di halaman 1dari 5

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses menyusui pada bayi yang dimulai secepatnya

setelah bayi dilahirkan.

Banyak manfaat luar biasa dari IMD karena terjadi kontak kulit ibu dan bayi saat baru lahir.

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ini merupakan langkah penting yang dilakukan ibu dan
bayinya saat baru melahirkan.

IMD tak boleh dilewatkan, kecuali dalam kondisi medis tertentu.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) 15 tahun 2014, Pasal 2 menyebutkan,


tenaga kesehatan wajib melaksanakan IMD terhadap bayi baru lahir kepada ibunya paling
singkat selama satu jam, jika tidak ada kontra indikasi medis.

Sayangnya, masih banyak tenaga kesehatan salah kaprah saat menerapkan IMD.

Dokter Spesialis Anak yang juga Ketua Pembina Sentral Laktasi Indonesia Utami Roesli
mengungkapkan, terkadang bayi sudah diangkat dari atas dada ibunya kurang dari satu jam
melakukan IMD.

"Target IMD bukan menemukan puting. Kalau 55 menit sudah menemukan puting, kemudian
keluar asi, menyusui, lalu diangkat, ya tidak begitu. Syaratnya tidak boleh kurang satu jam,"
ujar Utami dalam diskusi di Jakarta, Kamis (9/7/2015).

IMD dilakukan segera setelah bayi baru lahir. Letakkan bayi di atas dada ibu dan biarkan ia
mencari puting ibunya sendiri.

Menurut Tami, 99 persen bayi berhasil menemukan puting ibunya tanpa bantuan, kemudian
menyusui.

Harus ada sentuhan langsung antara kulit bayi dan ibunya. Bayi pun akan merasa hangat
ketika berada di atas dada ibunya.

Utami mengatakan, proses menyusui selama minimal satu jam itu bermanfaat untuk
menyempurnakan saluran pencernaan bayi baru lahir.

Selain itu, setiap gerakan bayi di atas dada hingga perut ibu juga sangat berarti. Gerakan
kepala dan tangan bayi seolah memijat payudara ibunya.
Tak hanya itu, seperti juga ditulis dalam buku Gizi Ibu dan Bayi, IMD dapat mencegah
terjadinya hipotermia karena bayi langsung mendapat kehangatan dari ibu melalui sentuhan
kulit.

Dengan melakukan IMD, ikatan batin antara ibu dan bayi akan lebih erat. Melakukan IMD
juga membuat bayi memiliki antibodi lebih cepat sehingga mencegah infeksi dan kematian
pada bayi.

IMD dilakukan paling baik, dilakukan maksimum dilakukan 5 menit setelah kelahiran.

Periode 5 menit pertama dianggap sebagai waktu yg menandakan bayi dalam kondisi aktif.

Saat IMD, tangan bayi tak perlu dilap bersih agar aroma cairan amnion (cairan ketuban) tetap
ada di tangannya.

Setelah bayi lahir dan dibersihkan, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada atau perut
ibu dengan kulit saling bersentuhan. Kemudian, biarkan bayi mencari sendiri puting susu
ibunya.

Menurut Utami, inti inisiasi menyusui dini bukanlah memberikan air susu ibu dengan segera.

Karena itu, keliru jika memaknai inisiasi menyusu dini dengan menjejalkan puting susu pada
bayi.

Inti dari inisiasi adalah adanya kontak kulit dini (early skin-to-skin contact) minimal satu jam
antara bayi dan ibu. Dalam satu jam pertama daya refleks bayi menghisap puting susu
dibangun dengan optimal.

Karena itu, tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan, seharusnya tidak memisahkan bayi
dan ibu pada satu jam pertama dengan berbagai kegiatan, seperti memandikan, menimbang
berat, maupun mengukur panjang bayi.

Seperti diketahui, selain mengeluarkan ASI dan kolostrum kelenjar penghasil ASI di
payudara ibu juga juga memiliki aroma yang khas sehingga memancing bayi mendekati
payudara ibu. Aroma itu sama dengan aroma amnion.

Mintalah bantuan petugas kesehatan untuk melakukan IMD. Berikan bayi selimut atau tutup
kepala agar tidak terasa dingin.

IMD dilakukan minimal selama 1 jam. Sebagian besar bayi akan berhasil menemukan puting
ibunya dalam waktu 30-60 menit.

Hormon oksitosin ibu bisa meningkat dan ASI akan keluar lebih banyak. IMD juga
merupakan langkah menyukseskan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Ada sejuta manfaat dari inisiasi menyusu dini. Saat bayi menjilati kulit ibunya, bakteri baik
yang terdapat di kulit ibu akan masuk ke dalam usus yang sangat bermanfaat bagi pencernaan
si bayi.

Sedangkan persentuhan kulit ibu dengan bayi akan memberikan kehangatan bagi bayi.
Alhasil, hubungan emosional antara ibu dan bayi akan lebih erat terjalin.

Saat bayi menciumi aroma tubuh sang ibu, sebenarnya dia sedang mengenali dan merekam
bau tubuh ibu buat selamanya.

Inti dari semua itu adalah ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena
informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses kehidupan manusia
sebagai makhluk mamalia. Inisiasi Menyusui Dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi
seumur hidup si Bayi.

ASI telah terbukti berperan penting sebagai sumber makanan utama dan perlindungan bayi
baru lahir dari berbagai penyakit. Proses menyusui ini sebenarnya dapat dimulai dan
dikuatkan dengan inisiasi menyusui dini (IMD). Sayang, belum banyak orang yang
memahami pentingnya prosedur ini untuk bayi. World Health Organizations (WHO)
merekomendasikan proses inisiasi menyusui dini dijalankan selama 1 jam pertama kehidupan
awal bayi. Proses tersebut dilaksanakan dengan cara menempatkan bayi di dada ibunya
segera setelah sang bayi keluar dari jalan lahir. Bayi ini kemudian akan secara alami, tanpa
dibantu, mencari puting ibunya untuk menyesap ASI.

Berikut beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan menjalankan proses IMD:
Memberi kesempatan pada bayi untuk mendapatkan kolostrum, yaitu tetes ASI
pertama ibu yang kaya nutrisi dan membantu mencegah penyakit. Cairan pertama dari
ASI ini biasanya berwarna kuning, sangat padat, dan hanya sebanyak kira-kira satu
sendok teh.
Proses ini juga menunjang keberhasilan ASI eksklusif hingga setidaknya 4 bulan
selanjutnya. ASI eksklusif mengandung arti bahwa makanan bayi hanyalah ASI, tanpa
cairan atau makanan padat lain termasuk air mineral. ASI eksklusif ini umumnya
diterapkan di usia bayi 0 sampai 6 bulan.
Bukti menunjukkan bahwa kulit bayi yang bersentuhan langsung dengan kulit ibunya
(skin-to-skin contact) segera setelah ia lahir ke dunia dapat membangun keintiman
dengan sang ibu menjadi lebih dalam. Proses ini juga membantu membuat bayi tetap
merasa hangat setelah keluar dari rahim. Lebih jauh, kulit tubuh bayi yang
bersentuhan langsung dengan kulit tubuh ibunya merupakan cara efektif untuk
dilakukan tidak hanya saat proses inisiasi menyusui dini, tapi bisa kapan saja, untuk
menenangkan bayi saat sakit dan membuat sang ibu lebih nyaman.
Bayi menjadi lebih tenang dan relatif tidak terlalu sering menangis.
Mengurangi angka kematian bayi baru lahir.
Meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan daya tahan tubuh bayi, terutama di usia 0
1 tahun.
Lebih menstabilkan napas bayi, terutama setelah dilahirkan.
Membantu ibu untuk pulih lebih cepat setelah proses persalinan.

Meski mengandung banyak manfaat, tetapi penerapan proses ini tidak mudah. Umumnya
dikarenakan belum banyak orang yang memahami pentingnya prosedur ini.

Agar IMD dapat Diterapkan

Di Indonesia, persoalan dan tantangan yang sering dihadapi adalah belum banyak rumah sakit
ataupun bidan yang mengakomodasi proses inisiasi menyusui dini ini. Oleh karenanya, untuk
dapat menerapkan proses ini, penting bagi para calon ibu untuk memilih rumah sakit yang
pro-ASI dan pro-IMD. Berikut beberapa hal yang wajib ditanyakan saat mencari tempat
bersalin jika ingin menerapkan inisiasi menyusui dini:

Apakah rumah sakit tersebut memiliki kebijakan untuk menempatkan ibu dan bayi
dalam satu ruangan atau rooming-in pasca persalinan.
Rumah sakit tersebut sebaiknya tidak menyarankan ibu, terutama yang belum berhasil
memproduksi ASI, untuk memberikan susu formula kepada bayi.
Apakah dokter dan atau perawat yang akan membantu persalinan pro-ASI dan siap
membantu ibu untuk menyusui.
Kepastian untuk memberikan waktu kepada ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi
menyusui dini setelah persalinan dan membiarkan bayi menyusu selama yang ia
butuhkan.
Keperluan lain seperti memandikan dan menimbang bayi dapat ditunda setelah proses
IMD.

Namun memang ada kalanya beberapa prosedur seperti operasi caesar di luar rencana atau
komplikasi lain saat persalinan sering membuat proses ini tidak dapat dijalankan. Meski
demikian, penting bagi ibu untuk menekankan keinginannya untuk menjalankan prosedur ini,
jika memang masih memungkinkan.
Pada akhirnya, inisiasi menyusui dini dapat berhasil diterapkan jika ibu yang menjalani
proses persalinan telah siap secara fisik dan mental. Proses ini juga hanya akan berhasil jika
sang ibu percaya diri dan didukung penuh oleh semua pihak di sekitarnya, terutama rumah
sakit, dokter yang menjalankan proses persalinan, dan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai