Perceptor:
Disusun oleh:
BANDAR LAMPUNG
2017
KATA PENGANTAR
Pertama kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT. karena atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan referat yang berjudul Hyalin Membrane
Disease tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan referat ini adalah
sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik
Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Sri Indah, Sp.Rad yang telah
meluangkan waktunya untuk kami dalam menyelesaikan referat ini. Kami
menyadari banyak sekali kekurangan dalam referat ini, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga referat ini dapat
bermanfaat bukan hanya untuk saya, tetapi juga bagi siapa pun yang membacanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
HMD atau respiratory distress syndrome (RDS) adalah gangguan respirasi
yang ditemukan pada bayi prematur akibat kurangnya surfaktan sehingga
mengakibatkan kolapsnya alveoli.4
2.2 Epidemiologi
Penyakit membran hialin umumnya terjadi pada bayi prematur. Angka
kejadian HMD pada bayi yang lahir dengan masa gestasi 28 minggu sebesar
60%-80%, pada usia kelahiran 30 minggu adalah 25%, sedang pada usia
kelahiran 32-36 minggu sebesar 15-30%, dan pada bayi aterm jarang
dijumpai. Insiden HMD tertinggi terjadi pada bayi prematur, ras caucasian,
laki-laki, riwayat saudara sebelumnya yang menderita RDS, lahir melalui
sectio secaria, asfiksia dan ibu diabetes melitus. Di Amerika Serikat
diperkirakan 1% dari seluruh kelahiran hidup, yang artinya 4000 bayi mati
akibat RDS setiap tahunnya. Di Indonesia, dari 950.000 BBLR yang lahir
setiap tahun diperkirakan 150.000 bayi diantaranya menderita Respiratory
Distress Syndrome, dan sebagian besar berupa HMD.26
2.4 Patofisiologi
HMD terjadi akibat defisiensi struktur lipoprotein surfaktan yang disebabkan
oleh belum matangnya organ paru. Lipoprotein ini memproduksi retikulum
endoplasmik dari pneumosit tipe 2 kemudian dibawa keaparatus golgi dan
badan lamelar intrasel. Badan lamelar akan berpindah ke permukaan sel
luminal alveolar melalui proses eksositosis.10
Surfaktan merupakan gabungan kompleks fosfolipid. Surfaktan membuat
stabil alveoli dan mencegahnya dari kolaps pada saat ekspirasi dengan
mengurangi tegangan. Dipalmitoylphophatidyl choline (DPPC) merupakan
komposisi utama dalam surfaktan yang mengurangi surface tension. Surfaktan
memiliki 4 surfactant - associated proteins yaitu SP - A, SP - B, SP - C, dan
SP - D. Surfaktan disintesis oleh sel alveolar tipe II dengan proses multi - step
dan mensekresi lamellar bodies, yang memiliki kandungan fosfolipid yang
tinggi. Lamellar bodies ini berikutnya diubah menjadi lattice structure yang
dinamakan tubular myelin. Penyebaran dan absorpsi dari surfaktan merupakan
karakteristik yang penting dalam pembentukan monolayer yang stabil dalam
alveolus.10,11
Surfactant Structurally
Deficiency Immature Lung
Atelactasis
Hypoxemia
&Hypercarbia
Proteinaceous
Lung Injury
exudate
RD Chronic Lung
S Disease/BPD
Gambar8. HMD pada bayi yang sudah mendapat terapi surfaktan. Tampak
gambaran gelembung udara pada lobus atas10
Selama perawatan, diperlukan foto toraks serial dengan interval sesuai
indikasi. Pada pasien dapat ditemukan pneumotoraks sekunder karena
pemakaian ventilator, atau terjadi bronchopulmonary Displasia (BPD)
setelah pemakaian ventilator jangka lama.
2.7Diagnosis
2.7.1Anamnesis
Riwayat kelahiran kurang bulan, ibu DM
Riwayat persalinan yang mengaalami asfiksia perinatal (gawat janin)
Riwayat kelahiran saudara kandung dengan penyakit membrane hialin
2.7.2Pemeriksaan fisik
Gejala biasanya dijumpai dalam 24 jam pertama kehidupan
Dijumpai sindrom klinis yang terdiri dari kumpulan gejala:
o Takipnea (frekuensi nafas >60x/menit)
o Grunting atau nafas merintih
o Retraksi dinding dada
o Kadang dijumpai sianosis (pada udara ruangan)
Perhatikan tanda prematuritas
Kadang ditemukan hipotensi, hipotermia, edema perifer, edema paru
Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit, besarnya
bayi, adanya infeksi dan derajat dari pirau PDA
Penyakit dapat menetap atau menjadi progresif dalam 48 - 96 jam2
Diagnosis dari HMDdapat dikonfirmasi dengan foto rontgen toraks dengan
gambaran khas/klasik yaitu ground glass appearance dan air bronchograms.
Menurut Vermont Oxford Neonatal Network definisi dari PMH selain
gambaran khas dari rontgen torak memerlukan PaO2<50 mmHg pada udara
ruangan, cyanosis sentral pada udara ruangan atau keadaan bayi memerlukan
suplimentasi oksigen tambahan untuk mempertahankan PaO2>50 mmHg.5,6,1
2.8Diagnosis Banding
3. Pneumotoraks
Kekurangan surfaktan yang relatif pada bayi yang lahir dengan usia gestasi 32
- 34 minggu menghasilkan paru - paru yang kurang compliancesehingga
meningkatkan risiko terjadinya pneumotoraks dan pneumomediastinum.
Pneumotoraks kecil umumnya dapat sembuh secara spontan. Selama ini,
oksigen 100% digunakan sebagai penanganan pneumotoraks kecil, akan tetapi
efektivitasnya belum terbukti dan dengan risiko terjadinya toksisitas oksigen,
maka penanganan ini sudah tidak lagi dilakukan. Penanganan yang sedang
berkembang ialah penggunaan kateterisasi pigtail yang dimasukan dengan
tehnik Seldinger. Keuntungan tindakan ini ialah tindakannya yang cepat dan
mudah, serta sedikitnya skar yang ditimbulkan dibandingkan dengan
traditional chest tubes.17
Gambar13. Pneumotoraks pada paru sisi kanan17
2.9Penatalaksanaan
2.9.1 Perawatan Antenatal
Intervensi untuk mencegah terjadinya HMD harus dimulai sebelum kelahiran
dan melibatkan bagian anak dan kebidanan. Secara umum sekresi surfaktan
meningkat selama proses persalinan, oleh karena itu operasi sectio caesaria
elektif tidak dianjurkan. Bayi preterm yang berisiko untuk terjadinya HMD
seharusnya dilahirkan di tempat yang memiliki tenaga ahli dan fasilitas yang
dilengkapi dengan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan
ventilator mekanik. Untuk bayi yang usia gestasi kurang dari 27 minggu,
kemungkinan untuk meninggal pada tahun pertama kehidupan berkurang bila
dilahirkan di rumah sakit yang memiliki Neonatal Intensif Care Unit (NICU).
Pemanfaan obat tokolitik dapat digunakan untuk menunda persalinan
sementara agar ibu dapat dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas NICU.20,21
2.9.2 Pemberian Kortikosteroid pada Ibu
Steroid antenatal diberikan pada ibu untuk menurunkan resiko kematian pada
neonatal. Keberhasilan pemberian steroid hanya terlihat pada bayi preterm
yang ibunya menerima dosis pertama steroid 1 - 7 hari sebelum persalinan.
Betamethason dan Dexamethason digunakan untuk meningkatkan pematangan
paru janin. Pemberian steroid antenatal direkomendasikan pada semua
kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm.Dosis tunggal
pemberian betamethason adalah 12 mg. Interval optimal untuk memulai terapi
berdasarkan taksiran persalinan adalah >24 jam dan <7 hari. Tidak ada bukti
yang jelas menunjukkan pemberian dosis ulangan dapat menigkatkan
keberhasilan efek kortikosteroid.6,20
2.9.3 Stabilisasi Kamar Bersalin
Bayi dengan defisiensi surfaktan mengalami gangguan dalam mencapai
kapasitas residu fungsional yang adekuat dan memastikan pengaliran udara di
alveolar terus menerus. Dulu kebanyakan bayi preterm, tali pusat dipotong
segera setelah lahir agar dapat dipindahkan ke lingkungan hangat dengan
cepat untuk memudahkan proses resusitasi. Prosedur mengklem tali pusat
dengan cepat dipersoalkan baru-baru ini. Lebih kurang setengah dari volume
darah dari bayi preterm terkandung dalam tali pusat plasenta, dengan menunda
pengkleman tali pusat selama 30-45 detik dapat mengakibatkan peningkatan
volume darah sebanyak 8-24% terutama pada persalinan spontan, sehingga
terjadinya peningkatan kadar hematokrit, berkurangnya keperluan untuk
transfusi dan berkurangnya insiden perdarahan intraventrikuler.
Pemberian rutin ventilasi tekanan positif (Bagging) tidak sesuai bagi preterm
yang belum nafas spontan. Jika ventilasi tekanan positif diperlukan untuk
menstabilkan bayi, hindari volume tidal yang berlebihan dengan menggunakan
alat resusitasi yang bisa mengukur atau melimitasi peak inspiratory
pressure(PIP) dan waktu yang sama dapat mempertahankan positive end-
expiratory pressure(PEEP) semasa ekspirasi. Contoh alatnya adalah
Neopuff20
Gambar.15. Neopuff20
16. Arun K Pramanik, MD, MBBS; Chief Editor: Ted Rosenkrantz. Repiratory
distress syndrome. Di tinjau tanggal 25 Juli 2013. Dapat di tinjau di :
http://emedicine.medscape.com/article/976034-overview