Anda di halaman 1dari 83

Terminal,, Pelabuhan

dan Bandara
10 Mei 2011
TERMINAL
DEFINISI DAN FUNGSI
WARPANI (2002)
Prasarana angkutan tempat kendaraan umum mengambil dan
menurunkan p penumpang
p g dan atau barang, g, tempat
p p perpindahan
p
penumpang dan atau barang dari moda angkutan yang satu ke
moda angkutan yang lain yang terjadi akibat tuntutan efisiensi
angkutan
g
UU No. 14/92 tentang Lalin dan Angkutan Jalan
Bagian dari prasarana transportasi jalan yang menunjang kelancaran
mobilitas orang/barang
Prasarana untuk keterpaduan intra dan antarmoda secara lancar dan tertib.
DEFINISI DAN FUNGSI

PP No. 41/1993 tentang Angkutan Jalan


Bagian prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat
dan menurunkan orang/ barang;
Mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum;
Wujud simpul jaringan transportasi.

PP No.
N 43/1993 tentang Prasarana
P dan
d Lalin
L li Jalan
J l
Prasarana untuk menaikkan/menurunkan penumpang;
Perpindahan intra/antar moda transportasi
Mengatur kedatangan/pemberangkatan kendaraan umum.
DEFINISI DAN FUNGSI
Kata kunci definisi terminal:
Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi
sebagai pelayanan umum
Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan
pengoperasian
i lalu
l l lintas
li
Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem
transportasi untuk melancarkan arus penumpang dan barang
Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi
efisiensi kehidupan kota
DEFINISI DAN FUNGSI
F
Fungsi:
i
Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak ke jalur
khusus
Menyediakan tempat perpindahan ke moda angkutan lain
Tempat konsolidasi lalu lintas
Tempat menyimpan kendaraan
Tempat
p menaikkan dan menurunkan p penumpang
p g
Tempat untuk kegiatan usaha perdagangan dan jasa yang
merupakan kegiatan penunjang terminal
F
Fungsi k il h sebagai
i kewilayahan b i pusatt pengembangan
b wilayah
il h
KLASIFIKASI TERMINAL
M
Menurut jjenis
i angkutan
k
Terminal penumpang
Terminal barang
Menurut wilayah pelayanan
Terminal tipe A
Terminal tipe B
Terminal tipe C
Menurut fungsi pelayanan
Terminal utama
T
Terminal
i l pengumpan
Terminal lokal
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan jenis angkutan

o Terminal Penumpang
Prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menaikkan dan menurunkan penumpang,
perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi
serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum

o Terminal Barang
Prasarana transportasi jalan untuk keperluan
membongkar dan memuat barang serta
perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan wilayah pelayanannya
o Terminal Penumpang Tipe A
berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antar
t kota
k t antar
t propinsi
i i (AKAP),
(AKAP) dan/atau
d / t angkutan
k t
lintas batas negara, angkutan antar kota dalam propinsi
((AKDP), ), angkutan
g kota dan angkutan
g p
pedesaan.

o Terminal Penumpang Tipe B


berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan kota dan
angkutan
g perdesaan.

o Terminal Penumpang Tipe C


berfungsi melayani kendaraan umum untuk
angkutan pedesaan.
Klasifikasi Terminal
Berdasarkan fungsi pelayanannya
o Terminal Utama
terminal yang melayani angkutan utama, angkutan
pengumpul/penyebaran antar PKN,
PKN PKW ke PKN,
PKN serta
perpindahan antarmoda khususnya moda angkutan laut dan
udara

o Terminal Pengumpan
terminal yang melayani angkutan pengumpul/penyebar antar
PKW,
PKW dari
d i pusat kkegiatan
i llokal
k l kke PKW

o Terminal Lokal
melayani penyebaran antar pusat kegiatan lokal
Rencana Umum Tata Ruang
Kepadatan lalu lintas dan kapasitas jalan di
sekitar terminal
Keterpaduan moda transportasi baik intra
maupun antar moda
Kondisi topografi lokasi terminal
Kelestarian lingkungan
Persyaratan
y Letak dan Luas Terminal

Syarat Tipe A Tipe B Tipe C


Letak Dalam jaringan trayek Dalam jaringan trayek Terletak di dalam wilayah
antarkota antarpropinsi antarkota dalam Kabupaten/kota
Di jalan arteri dengan propinsi Dalam jaringan trayek
k l jjalan
kelas l sekurang-
k Di jalan
j l arteri
t i dengan
d d
perdesaan
kurangnya kelas III A kelas jalan sekurang- Di jalan kolektor atau lokal
kurangnya kelas III B dengan kelas minimal III A
Luas lahan minimal 5 Ha di Pulau Sumatra 3 Ha di Pulau Sumatra Disesuaikan dengan
dan Jawa dan Jawa permintaan akan angkutan
3 Ha di pulau lain 2 Ha di pulau lain
Jarak minimal antar 20 Km di Pulau Jawa 15 Km di Pulau Jawa
terminal sekelas 30 Km di di Pulau 30 Km di pulau lain
Sumatra
50 Km di pulau lain
JJarakk minimal
i i l akses
k jjalan
l 100 m di Pulau
P l Jawa
J 50 m di Pulau
P l JawaJ Disesuaikan
Di ik d dengan
masuk/keluar ke/dari 50 m di pulau lain 30 m di pulau lain kebutuhan untuk kelancaran
terminal dihitung dari jalan ke lalin di sekitar terminal
pintu keluar/masuk
terminal
FASILITAS TERMINAL
FASILITAS UTAMA

aa. jalur pemberangkatan kendaraan umum;


b. jalur kedatangan kendaraan umum;
c. tempat parkir kendaraan umum selama menunggu keberangkatan, termasuk di
dalamnya tempat tunggu dan tempat istirahat kendaraan umum;
d. bangunan kantor terminal;
e. tempat tunggu penumpang dan/atau pengantar;
f. menara pengawas;
g. loket penjualan karcis;
h. rambu-rambu dan papan informasi, yang sekurang-kurangnya memuat
petunjuk
j k jurusan,
j tarif
if dan
d jadual
j d l perjalanan;
j l
i. pelataran parkir kendaraan pengantar dan/atau taksi.
FASILITAS TERMINAL
FASILITAS PENUNJANG

a. kamar kecil/toilet;
a
b. musholla;
c kios/kantin;
c.
d. ruang pengobatan;
e. ruang informasi dan pengaduan;
f. telepon umum;
g. tempat
g p ppenitipan
p barang;
g;
h. taman.
MANAJEMEN
J TERMINAL
Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Penertiban

Pengelolaan Terminal
Perencanaan, pelaksanaan, pengawasaan
Perencanaan:
Penataan pelataran terminal menurut rute/jurusan
Penataan fasilitas penumpang
Penataan fasilitas penunjang
Penataan arus lalin di daerah pengawasan terminal
Penyajian daftar rute perjalanan dan tarif angkutan
Penyusunan jadwal perjalanan berdasar kartu
pengawasan
Pengaturan jadwal petugas di terminal
Evaluasi sistem ppengoperasian
g p terminal
Pelaksanaan operasional:
Pengaturan
g tempat
p tunggu
gg dan arus
kedaraan umum di dalam terminal
Pengaturan kedatangan dan
pemberangkatan kendaraan menurut
jadwal yang ditetapkan
Pemungutan jasa pelayanan terminal
penumpang
Pemberitahuan pemberangkatan/
kedatangan kendaraan umum kepada
penumpang
Pengaturan arus lalin di daerah
pengawasan terminal
Pengawasan operasional terminal:
Pemantauan pelaksanaan tarif
Pemeriksaan kartu pengawasan dan jadwal
perjalanan
Pemeriksaan kendaraan yang tidak memenuhi
kelaikan jalan
Pemeriksaan batas kapasitas muatan yang
diijinkan
Pemeriksaan
aa pelayanan
p aya a yang
ya g diberikan
db a oleh
o
penyedia jasa angkutan
Pencatatan dan pelaporan pelanggaran yang
terjadi
Pemeriksaan kewajiban pengusaha angkutan
sesuai peraturan perundangan
Pemantauan pemanfaatan terminal dan fasilitas
penunjang
j sesuaii peruntukannya
t k
Pencatatan jumlah kendaraan penumpang yang
datang/berangkat
MANAJEMEN
J TERMINAL
Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Penertiban

Pemeliharaan Terminal
Menjaga kebersihan bangunan dan
perbaikannya
Menjaga kebersihan pelataran terminal,
perawatan tanda-tanda
d d dan
d perkerasan
k
pelataran terminal
Merawat saluran air yang ada
Merawat instalasi listrik dan lampu
p
penerangan
g
Merawat alat komunikasi
Menyediakan dan merawat hydrant atau alat
pemadam kebakaran lainnya yang siap pakai
MANAJEMEN
J TERMINAL
Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Penertiban
Penertiban
P ib Terminal
T i l
Penertiban calon penumpang yang keluar/masuk
daerah kewenangan terminal
Penertiban p
penggunaan
gg fasilitas penunjang
p j g sesuai
peruntukan
Penertiban dari gangguan pedagang asongan
asongan,
pengemis, calo, dll.
Penertiban dari gangguan keamanan
Daerah kewenangan/pengelolaan
g /p g terminal:
Daerah lingkungan kerja terminal: daerah
yang diperuntukkan untuk fasilitas utama
d
dan f ilit penunjang
fasilitas j tterminal;
i l
Daerah pengawasan terminal: daerah di
luar daerah lingkungan kerja terminal yang
diawasi oleh petugas terminal untuk
menjamin kelancaran arus lalin di sekitar
t
terminal.
i l

Kewenangan pengelolaan terminal berada


pada Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
Dinas Perhubungan
g sebagai
g p penyelenggara,
y gg
dan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
sebagai pembina teknis.
PELABUHAN LAUT
DEFINISI
Sebuah
Seb ah fasilitas di ujung
j ng samudera,
sam de a, sungai
samudera s
sungai,
ngai, atau
ata
danau untuk menerima kapal dan memindahkan
barang kargo maupun penumpang ke dalamnya
(Wikipedia Indonesia)
Indonesia)

Suatu daerah perairan yang terlindung dari


badai/arus/ombak, sehingga kapal dapat berputar
(turning basin),
basin), bersandar/membuang sauh dan
bongkar
g muat atas barangg dan p
perpindahan
p
penumpang dapat dilaksanakan
(Soedjono Karmadibrata)
Karmadibrata)
DEFINISI
Berdasarkan PP No.69 Tahun 2001
tentang Kepelabuhanan:
Pelabuhan
P l b h adalah
d l h tempat
t t yang tterdiri
di i d
darii daratan
d t dan
d
perairan di sekitarnya dengan batas-
batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal
bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang
pelab han se
pelabuhan serta
ta sebagai tempat perpindahan
pe pindahan intra
int a dan
antar moda transportasi
Ditinjau
Di i j dari
d i Transport
T SSubsystem,
b pelabuhan
l b h merupakan
k salah
l h satu
simpul dari mata rantai bagi kelancaran angkutan muatan laut dan
darat

Berdasarkan Kepmen 53/2002 tentang TATANAN


KEPELABUHANAN NASIONAL

Tatanan Kepelabuhanan Nasional adalah suatu sistem


kepelabuhanan nasional yang memuat tentang hirarkihirarki, peran
peran, fungsi
fungsi,
klasifikasi, jenis, penyelenggaraan, kegiatan, keterpaduan intra dan
antar moda serta keterpaduan
p dengan
g sektor lainnya y
Penyusunan Tatanan Kepelabuhanan Nasional
dilakukan dengan memperhatikan :
a. tata ruang wilayah;
l h
b. sistem transportasi nasional;
c. pertumbuhan ekonomi;
d. pola/jalur pelayanan angkutan laut nasional dan
internasional;
e. kelestarian lingkungan;
f. keselamatan pelayaran; dan
g standarisasi nasional,
g. nasional kriteria dan norma
Pelabuhan menurut Jenisnya

a. Pelabuhan
P l b h umum yang di digunakan
k untukk
melayani kepentingan umum

b. Pelabuhan khusus yang digunakan untuk


k
kepentingan
ti sendiri
di i guna menunjang
j
kegiatan tertentu

Pengelolaan Pelabuhan dilakukan oleh BUMN dan Unit


Pelaksana Teknis (UPT) dibawah kewenangan
Departemen Perhubungan atau diserahkan kepada
Pemerintah Daerah yyangg bersangkutan
g
PELABUHAN
KHUSUS
Pelabuhan Ikan
Pelabuhan TNI AL
Pelabuhan Kilang Minyak
Pelabuhan menurut kegiatannya

a. angkutan
g laut p
pelabuhan laut;;

b. angkutan sungai dan danau


b
pelabuhan sungai dan danau;

c. angkutan penyeberangan
pelabuhan penyeberangan.
Peranan Pelabuhan

1. simpul dalam jaringan transportasi sesuai dengan hirarkinya;

2
2. pintu gerbang kegiatan perekonomian daerah,
daerah nasional dan
internasional;

3. tempat kegiatan alih moda transportasi;

4. penunjang
j kkegiatan
i industri
i d i dand perdagangan;
d

5
5. tempat distribusi,
distribusi konsolidasi dan produksi
produksi.
Fungsi Pelabuhan
a. Pemerintahan
1) pelaksana
l k fungsi
f i keselamatan
k l pelayaran;
l
2) pelaksana fungsi Bea dan Cukai;
3) pelaksana fungsi imigrasi;
4) pelaksana fungsi karantina;
5) pelaksana fungsi keamanan dan ketertiban;

b. Pengusahaan Jasa Kepelabuhanan


1) usaha pokok yang meliputi pelayanan kapal, barang dan penumpang ;
2) usaha penunjang yang meliputi persewaan gudang, lahan dan lain-lain.
Fasilitas Pelabuhan
N
No F ili
Fasilitas Fungsi
F i

1 Pelampung Suar (buoys) Tanda/Marka lalu lintas di laut


2 Areal Penjangkaran Lokasi kapal boleh membuang
(Anchorge area) sauh/jangkar, untuk menunggu masuk
3 Pemecah Gelombang Struktur pelindung pelabuhan dari
(Break water) gelombang, arus dan sedimentasi
4 Alur Pelayaran Masuk Perairan jalan masuk kapal
5 Kolam Putar Areal perairan untuk manuver kapal
6 Dermaga Tempat bertambatnya kapal
Fasilitas Pelabuhan
N
No F ili
Fasilitas Fungsi
F i

7 Mercu/menara Suar Bangunan penanda keberadaan


pelabuhan
8 Bouy Rede Tambatan bongkar muat di laut
9 Fender Struktur penahan benturan kapal saat
bertambat
10 B ld
Boulder St kt pengikat
Struktur ik t tali
t li kapal
k l
11 Gudang (warehouse) Gedung penyimpanan muatan
12 Lapangan Penumpukan Lahan terbuka untuk penumpukan
muatan
Fasilitas Pelabuhan
N
No F ili
Fasilitas Fungsi
F i

13 CFS (Container Freight Bangunan pembongkar/pemuat isi dari


Station) peti kemas
14 Karantina hewan Tempat isolasi hewan/tumbuhan untuk
tes kesehatan hewan/adanya hama
15 Keran (Crane/gantry crane) Alat pengangkat barang keluar atau
masuk kapal
16 Mobile Crane Keran yang dapat bergerak leluasa
seperti mobil
17 Partainer Crane khusus pengangkat Container
PELAMPUNG SUAR (BUOYS)
BREAK WATER
DERMAGA

BENTUK DERMAGA MEMANJANG


Muka dermaga sejajar dengan garis pantai (shore line)
kapal-kapal akan bertambat memanjang
Biasanya digunakan untuk pelabuhan peti kemas (container
harbour)
FINGER TYPE WHARF
Bentuk dermaga menyerupai jari tangan bila garis
kedalaman terbesar menjorok ke laut dan tidak teratur
BENTUK PIER
Bentuk dermaga ini dibangun bila garis kedalaman jauh dari pantai
dan tidak diinginkan adanya pengerukan kolam pelabuhan yang
besar karena alasan stabilitas lingkungan
Antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan
penghubung (approach trestle)
Fasilitas Penunjang Pelabuhan
1. kawasan perkantoran;
2
2. fasilitas telekomunikasi;
3. fasilitas pariwisata dan perhotelan;
4. instalasi air bersih,, listrik dan telekomunikasi;;
5. jaringan jalan dan rel kereta api;
6. jaringan air limbah, drainase dan sampah;
7. areal pengembangan pelabuhan;
8. tempat tunggu kendaraan bermotor;
9. kawasan perdagangan;
10. kawasan industri Port Industrial Zone (zone industri pelabuhan)
11. Port Processing Zone (Zone pemrosesan barang di pelabuhan)
12. fasilitas umum lainnya (peribadatan, taman, tempat rekreasi, olahraga, jalur hijau dan
kesehatan)
PEMBAGIAN WILAYAH
PENGELOLAAN PELABUHAN
P ilik fasilitas
Pemilik f ili pelabuhan
l b h adalah
d l h pemerintah
i h swasta, BUMN
Pelabuhan yaitu PT Pelabuhan Indonsia (Pelindo).
Pelindo I mengelola wilayah pelabuhan
pelabuhan-pelabuhan
pelabuhan di Propinsi Aceh
Aceh, Sumatera Utara
Utara,
Riau, kantor pusat di Medan
Pelindo II mengelola wilayah pelabuhan-pelabuhan dalam Propinsi Sumatera Barat,
B k l Jambi,
Bengkulu, J bi SSumatera SSelatan,
l L
Lampung, KKalimantan
li Barat
B dan
d Jawa
J B
Barat,
kantor pusat di Jakarta.
Pelindo III mengelola
g wilayah
y pelabuhan-pelabuhan
p p di Propinsi
p JJawa Tengah,
g , JJawa
Timur, Bali, NTT, NTB,Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan, kantor pusat di
Surabaya
Pelindo IV mengelola wilayah pelabuhan-pelabuhan
pelabuhan pelabuhan di Propinsi Sulawesi Selatan
Selatan,
Tenggara, Tengah, Utara, Kalimantan Timur, Maluku dan Irian Jaya, kantor pusat di
Makasar
KLASIFIKASI PELABUHAN
1. Ditinjau dari segi pengusahaannya
Pelabuhan yang diusahakan, adalah pelabuhan yang sengaja diselenggarakan untuk
memberikan
b ik ffasilitas
ili yang diperlukan
di l k olehl h kapal
k l yang memasukiki pelabuhan
l b h
Pelabuhan yang tidak diusahakan, adalah pelabuhan yang hanya sekedar merupakan
tempat singgah kapal dan perahu

2. Ditinjau dari fungsi perdagangan nasional dan internasional


Pelabuhan Laut atau pelabuhan samudra,
samudra pelabuhan yang terbuka untuk jenis
perdagangan dalam dan luar negeri yang menganut UU Pelayaran Indonesia
Pelabuhan Pantai, pelabuhan yang terbuka bagi jenis perdagangan dalam negeri
KLASIFIKASI PELABUHAN
3. Ditinjau dari cara terjadinya(sudut teknis)
Pelabuhan Alam (Natural and Protected Harbour)
adalah daerah perairan yang terlindungi dari gelombang, angin dan arus secara alamiah,
misalnya suatu daerah yang menjurus ke dalam (inlet) terlindung oleh suatu pulau, jazirah atau
terletak di suatu teluk , pengaruh
p g gelombang
g g di daerah ini sangat
g kecil sehingga
gg kapal
p yang
y g
berlabuh dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang atau menaik turunkan penumpang
dengan aman.

Pelabuhan Buatan (Artificial Harbour)


adalah suatu daerah perairan yang dibuat manusia, sehingga terlindung dari
ombak/badai/arus dan memungkinkan kapal dapat merapat

Pelabuhan Semi Alam (Semi Natural Harbour)


adalah campuran dari pelabuhan alam dan buatan. Misalnya suatu pelabuhan yang terlindung
oleh lidah pasir dan perlindungan buatan hanya untuk alur masuknya
KLASIFIKASI PELABUHAN
4. Ditinjau dari jenis pelayanan terhadap kapal dan muatan
Pelabuhan Utama (Mayor Port)
pelabuhan yang melayani kapal-kapal besar dan merupakan pelabuhan
pengumpul/pembagi muatan

Pelabuhan Cabang (Feeder Port)


pelabuhan yang melayani kapal-kapal kecil yang mendukung pelabuhan utama
PENENTUAN LOKASI
Lokasi
L k i yang dipilih
di ilih tergantung
t t ti
tipe pelabuhan
l b h
Pelabuhan dagang (komersial), industri, khusus,
penyangga perikanan,
penyangga, perikanan pariwisata.
pariwisata

Kriteria :
a. Kondisi alam dan geografis : luas hinterland, kedalaman
perairan, luas areal wilayah pelabuhan, kedekatan dengan user,
kondisi gelombang
gelombang-arus-pasang
arus pasang surut
surut-banjir-sedimentasi
banjir sedimentasi.

b. Kondisi ekonomi dan sosial : pertumbuhan ekonomi lokal dan


regional,
i l pertumbuhan
t b h iinvestasi
t id dan iindustri,
d t i bibiaya
transportasi dari/ke user, infrastruktur.
PENGARUH PELABUHAN
TERHADAP PERKEMBANGAN WILAYAH
1
1. SSosial
i l
- Kesempatan Kerja
- Hubungan
g antar Masyarakat
y
2. Politik
- Program Pembangunan Daerah
- Interaksi politis antar daerah
3. Ekonomi
- Sumber pendapatan baru bagi daerah
- Menstimulasi adanya pertumbuhan sektor baru memberi
efek pengganda (multiplier effect)
- Meningkatkan aksesibilitas arus keluar masuk
barang/penumpang
4. Budaya
- Interaksi budaya antar daerah
BANDAR UDARA
Moda transportasi udara merupakan moda transportasi yang memiliki
keunggulan dalam hal kecepatan yang sulit disaingi oleh moda
transportasi lainnya
PENGERTIAN

Wikipedia Indonesia :
Bandar udara atau bandara (airport) merupakan sebuah tempat
yang telah ditentukan - di mana pesawat dapat lepas landas dan
mendarat.

Keputusan Menteri Perhubungan No. 44 Tahun 2002 Bandar


Udara adalah lapangan
p g terbangg yang y g dipergunakan
p g untuk
mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun
penumpang, dan/atau bongkar muat kargo dan/atau pos, serta
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai
tempat perpindahan antar moda transportasi
Tatanan Kebandarudaraan Nasional adalah suatu sistem
kebandarudaraan nasional yang memuat tentang hirarki
hirarki, peran
peran,
fungsi, klasifikasi, jenis, penyelenggaraan, kegiatan, keterpaduan
intra dan antar moda, serta keterpaduan dengan sektor lainnya
Penetapan Tatanan Kebandarudaraan Nasional
dilakukan dengan memperhatikan:
a. rencana tata ruang;
b. pertumbuhan ekonomi;
c
c. kelestarian lingkungan;
d. keamanan dan keselamatan penerbangan;
e. keterpaduan
p intra dan antar moda transportasi;
p dan
f. keterpaduan dengan sektor pembangunan lainnya
Bandar Udara menurut Status :
1. Bandar Udara Umum adalah Bandar udara yang
digunakan untuk melayani kepentingan umum

2. Bandar Udara Khusus adalah Bandar udara yang


digunakan untuk melayani kepentingan sendiri
guna menunjang kegiatan tertentu.

Bandar Udara menurut Penggunaannya :


1 Bandar udara tidak terbuka ke dan dari luar negeri
1.
2. Bandar udara terbuka ke dan dari luar negeri
PENETAPAN LOKASI

 Lokasi untuk penyelenggaraan Bandar udara ditetapkan oleh


Menteri berdasarkan pada tatanan kebandarudaraan nasional

 Penetapan lokasi Bandar udara :


Tatanan Kebandarudaraan Nasional
Pertahanan Keamanan Negara
Ekonomis
Ek i
Teknis
Operasional
Op r i n l
Lingkungan
Usaha Angkutan Udara.
RENCANA INDUK BANDAR UDARA

Rencana induk Bandar udara berlaku untuk 20 tahun.


Rencana induk bandar udara sekurang-kurangnya harus
memuat :
1. prakiraan permintaan jasa angkutan udara
2. prakiraan kebutuhan fasilitas Bandar udara
3. rencana tata guna lahan & tata letak fasilitas

4. pentahapan waktu pelaksanaan pembangunan


FASILITAS BANDAR UDARA

( I ) fasilitas p
pokok Bandar udara
1. fasilitas sisi udara ( airside facility ) adalah bagian dari bandar udara dan segala fasilitas
penunjangnya yang merupakan daerah bukan publik dimana setiap orang, barang, dan
kendaraan yang akan memasukinya wajib melalui pemeriksaan keamanan dan/atau memiliki
izin kh
khusus;
s s
2. fasilitas sisi darat ( landside facility ) adalah wilayah bandar udara yang tidak langsung
berhubungan dengan kegiatan operasi penerbangan
3
3. fasilitas navigasi penerbangan
4. fasilitas alat bantu pendaratan visual
5. fasilitas komunikasi penerbangan

( II ) fasilitas penunjang Bandar udara


1. penyediaan toko dan restoran;
2 fasilitas penempatan kendaraan bermotor;
2.
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN
(KKOP)
adalah wilayah daratan dan/atau perairan dan ruang udara di sekitar Bandar Udara yang
dipergunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka menjaminj keselamatan
penerbangan

Pada
P d KKOP tidak
tid k dibenarkan
dib k adanya
d b
bangunan atau
t benda
b d tumbuh,
t b h baik
b ik yang tetap
t t
(fixed) maupun dapat berpindah (mobile), yang lebih tinggi dari batas ketinggian yang
diperkenankan sesuai dengan Aerodrome Reference Code (Kode Referensi Landas
Pacu) dan Runway Classification (Klasifikasi Landas Pacu) dari suatu bandar udara

Penentuan batas-batas KKOP menggunakan koordinat yang mengacu pada bidang


referensi World Geodetic System 1984 (WGS-84) dan batas-batas ketinggian di atas
permukaan laut rata-rata (mean seal level) dalam satuan meter
KAWASAN KEBISINGAN

adalah kawasan tertentu di sekitar Bandar Udara yang


terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara
dan yang dapat mengganggu lingkungan

Tingkat kebisingan ditentukan berdasarkan Weighted


Equivalent Continuous Perceived Noise Level
(WECPNL)
Contoh Kawasan Kebisingan di Bandar Udara Sepinggan, Balikpapan
BAGIAN-BAGIAN LAPANGAN UDARA
Runway: tempat untuk Take off dan Landing pesawat
terbang
Taxiway: penghubung antara apron dan runway
H ldi
Holding A
Apron: tempat khusus
k bagi
b pesawat menunggu
giliran untuk take off atau cek mesin pesawat
Apron:
p o untuk menaikkan dan menurunkan penumpang,
barang dan mengisi bahan bakar serta perbaikan kecil
Gedung Terminal
H
Hanggar: t
tempat t menyimpan
i pesawatt
Control Tower: menara khusus pemantau yang dilengkapi
radio control dan radar yyangg berfungsi
g sebagai
g Air Traffic
Control
Landing Strip

RUNWAY

Holding
Apron

Taxiway

Apron
Gd
Terminal
Runway

Ukuran Runway ditentukan dalam standar Internasional (ICAO, FAA dalam annex
14)
Syarat Runway, dikiri dan kanan diberi Shoulder yang umumnya tanpa perkerasan
Syarat lebar landing strip minimal 150 meter dan panjang minimal 60 meter (FAA)
Kemiringan melintang, agar air (sehabis hujan) yang ada dipermukaan cepat keluar,
perkerasan harus memiliki kemiringan minimum 0,5 % dan maksimum 1 %
Untuk shoulder sampai jarak 75 meter dari sumbu runway, kemiringan minimum 2,5
%, maksimum 5 %.
Kemiringan memanjang untuk lapangan terbang kelas A & B maksimum 1,25 %, C
E maksimum
ki 11,55 % dan
d Gradien
G di efektif
f ktif 1 % (ICAO)
Jarak pandang antar 2 pesawat pada persilangan runway dengan runway atau taxi way,
maka antara 2 titik yang terletak diatas permukaan runway harus saling kelihatan.
Ar h rrunway sebaiknya
Arah b ik m
mempertimbangkan
mp rtimb k arah r h angin
i yang ddominan,
mi
kecepatan/kekuatan dan lamanya angin bertiup.
Panjang dasar runway (landas pacu) yang
ditetapkan ICAO tanggal 6 oktober 1977
Airport Classification
Huruf/kode Panjang dasar (feet)
A 7000
B 5000 7000
C 3000 5000
D 2500 3000
E 2000 2500
Runway
Taxiway
P j
Panjang taxiway
i tergantung letak
l k runway d dan apron
Lebar taxiway Lebarnya lebih kecil dibanding dengan
runwayy
Tebal perkerasan tebal perkerasan lebih besar
dibandingkan dengan runway
Kemiringan
K ii memanjang
j maksimum
k i 3%
Kemiringan melintang maksimum 1,5 %
Kemiringan shoulder untuk 3 meter pertama 5 %, sesudahnya
2%
Perubahan memanjang setiap 30 meter maksimum 1 %
(ICAO)
Jarak pandang pada ketinggian 3 meter , harus dapat saling
melihat pada jarak 300 meter
Pada Taxiway melengkung hendaknya ada lengkung
horizontal, jari-
jari-jari lengkung lebih besar dari lebar taxiway
T i
Taxiway
Kaitan Runway dan Taxiway
Pemisahan lalu lintas antara pesawat yang landing dan yang take
take--
off
M b susunan sedemikian
Membuat d iki rupa sehinggahi antara pesawat yang
landing, taxiing, dan take-
take-off tidak saling mempengaruhi
Mengusahakan jarak taxiing sesingkat mungkin sehingga jarak ke
terminal building sedekat mungkin
Diusahakan pesawat yang baru saja mendarat bisa secepat
mungkin meninggalkan landasan (runway
(runway))
Holding Apron
Kebebasan samping antara ujung sayap pesawat
pada saat berhenti minimal 77,55 meter
Sudut tikungan dari apron ke runway < 90
derajat
Apron
Apron harus sedekat mungkin dengan gedung
terminal
Ukuran luasnya dipengaruhi oleh faktor ukuran
gate position, jumlah gate position, sistem parkir
pesawat
p
Apron
TERMINAL
Terminal Area semua bagian kecuali take off and landing area
H l yang paling
Hal li utama passanger-handling
h dli system
yaitu suatu sistem yang merupakan penghubung utama antara
jalan masuk ke bandara dengan pesawat terbang
Komponen-komponen passanger-handling system :
1. Access Interface
fasilitas : jalan masuk-keluar, parkir
2. Processing
fasilitas : loket,, aktivitas security,
y, bagasi
g
3. Flight Interface
fasilitas untuk menaikkan & menurunkan penumpang
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai