Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Kelas B
Kelompok 8
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2015
I
PENDAHULUAN
tetap dan lingkungan sebagai variable kontrol. Dalam hal ini faktor lingkungan
berperan lebih banyak dalam menentukan produktivitas ternak yaitu sebesar 70%,
ditentukan oleh kedua faktor tersebut. Kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan
sangat bergantung pada potensi genetik induk serta manajemen pemeliharaan yang
Pakan merupakan salah satu komponen yang paling dibutuhkan oleh ternak
kebutuhan utama dan dapat menghabiskan sekitar 70% dari total pengeluaran.
Kualitas pakan yang baik serta didukung dengan pemberian yang baik pula terhadap
Pada sapi perah, pemilihan dan pemberian jenis pakan harus dilakukan secara
tepat, karena akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang pakan ini harus dimiliki oleh setiap peternak
yang ingin sukses dalam beternak sapi perah dengan kualitas dan kuantitas susu yang
baik.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Masa awal laktasi biasanya adalah pada 100 hari pertama laktasi, pada masa
awal laktasi sapi akan mengalami puncak produksi susu yaitu pada bulan kedua
laktasi pada sapi Holstein. Konsumsi pakan menurun, akibatnya sapi akan mengalami
penurunan berat badan. Dan pada akhir masa awal laktasi ini sapi akan mengalami
puncak konsumsi dry matter yang akan menyebabkan penurunan berat badan (berat
protein (CP) dan energi (net energy). Akan tetapi untuk mendapatkan produksi
Penambahan konsentrat peda pakan antara 0.5-0.7 kg/hari selama dua minggu
pertama laktasi, jangan sampai kebanyakan hal ini Untuk menghindari permasalahan
pencernaan seperti asidosis, dan penurunan intake. Protein sangat penting pada awal
laktasi. Jadi pada masa awal laktasi rekomendasi pemberian protein 17-19% pada
ransum. Sekitar 30-35% dari protein harus proiten yang tidak terdegradasi di rumen
Periode pertengahan laktasi adalah periode dari 100 hari sampai 200 setelah
melahirkan anak. Fase Pada periode ini sapi akan mengalami puncak produksi (8-10
minggu setelah kelahiran) sapi juga mengalami puncak DM intake sehingga tidak
mengalami penurunan bobot badan. Sapi akan mengalami puncak DM tidak lebih
dari 10 minggu setelah melahirkan. Pada posisi ini, sapi akan makan DM tidak
kurang 4% dari bobot badan. Pemberian pakan yang baik akan memperpanjang
puncak produksi. Pada breed yang bagus setiap 2 kg susu yang dihasilkan akan
Target yang harus dihasilkan pada saat puncak produksi, adalah untuk
menghasilkan susu 200-225 kg dari seluruh masa laktasi sebelumya. Kunci dari
periode pertengahan laktasi ini adalah memaksimalkan DM intake. Pada periode ini
sapi dituntunt untuk diberi pakan dengan kualitas hijauan yang tinggi (minimal 40-
45% DM pada ransum) dan tingkat efektifitas serat hampir sama dengan masa awal
laktasi.
masa kering sapi.periode ini produksi susu menurun dan feed intake juga menurun.
Oleh karena itu feed intake tidak sebanding dengan susu yang dihasilkan. Sapi juga
akan mengalami peningkatan bobot badan, hal ini untuk mengganti jaringan yang
hilang (BB) pada saat periode awal laktasi. Makanan sumber protein dan energy tidak
begitu penting dalam periode ini. Ransum yang murah dapat diformulasikan dengan
NPN dan sumber dan karbohidrat yang mudah terfermentasi seperti molasses
(McDonald, 2002).
yang baru yaitu pakan lengkap (pakan komplit), yang mempunyai nilai nutrisi lebih
lengkap dan lebih tinggi dibanding dengan bahan pakan asalnya. Pakan komplit
merupakan sistem pemberian pakan dalam bentuk tunggal dari hasil pencampuran
bahan-bahan pakan yang telah menjalani proses pelleting untuk menghindari seleksi
pakan oleh ternak, meningkatkan nilai nutrisi, palatabilitas, efisiensi pakan, serta
bentuk tunggal yang dapat dibuat dengan proses pelleting, yaitu proses pencampuran
atau penggabungan beberapa bahan pakan melalui proses mekanik dengan tujuan
pakan oleh ternak serta memudahkan pemberian pakan di lapangan (Owens, 1979).
Ruminansia mempunyai sifat seleksi terhadap bahan pakan yang tersedia dan tidak
ada kontrol terhadap kemungkinan akibat buruk suatu bahan pakan (Parakkasi,
1995). Pemberian pakan komplit pada ternak sapi potong diharapkan mampu
Hartadi, dkk (1997) menyatakan bahwa pakan komplit adalah makanan yang
cukup gizi untuk ternak tertentu, di dalam tingkat fisiologi tertentu, dibentuk atau
dicampur untuk diberikan sebagai satu-satunya makanan dan mampu merawat hidup
pokok atau produksi (atau keduanya) tanpa tambahan atau substansi lain. Pakan
komplit dapat dibuat dengan pelleting atau proses aglomerasi (penggabungan)
beberapa bahan pakan melalui proses mekanik dengan tujuan untuk meningkatkan
lapangan
atau WSC) pada rumput-rumputan umumnya adalah fruktan dan beberapa komponen
gula seperti glukosa, sukrosa dan raffinosa. Rumput-rumputan asal temperate
kandungan karbohidratnya lebih banyak dalam bentuk fruktan sebagai bahan yang
mudah larut dala air (WSC) yang umumnya disimpan dalam batang, sedangkan jenis
karbohidrat dalam bentuk pati daripada fruktan dan umumnya disimpan dalam bagian
daun.
1. Spesies tanaman
4. Pemupukan
Dibanding fruktan, pati lebih sulit larut dalam air sehingga kandungan WSC
perdu atau semak (herba), dan pepohonan. Spesies hijauan yang memiliki potensi
dan legum pohon. Rumput-rumputan terdiri atas rumput para (Brachiaria mutica),
rumput benggala (Panicum maximum), rumput kolonjono (Panicum muticum), dan
Perdu/semak terdiri atas beberapa jenis legum seperti kacang gude (Cajanus
cajan), komak (Dolichos lablab), dan perdu lainnya dari limbah tanaman pangan
pertanian seperti jerami padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi jalar dan daun ubi
kayu. Legum pohon terdiri atas sengon laut (Albazzia falcataria), lamtoro (Leucaena
(Reksohadiprojo, 1984).
protein yang penting untuk ternak ruminansia. Keberadaannya dalam ransum ternak
akan meningkatkan kualitas pakan. Limbah pertanian adalah hasil ikutan dari
pengolahan tanaman pangan yang produksinya sangat tergantung pada jenis dan
jumlah areal penanaman atau pola tanam dari tanaman pangan disuatu wilayah
(Makkar, 2002).
Konsentrat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu konsentrat sumber protein
dan konsentrat sumber energi. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi apabila
mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar 18%,
komposisinya terdiri dari dedak halus 75%, jagung giling 8%, bungkil kedelai 3%,
bungkil kelapa 10%, kalsium 2% dan garam dapur 2%. Semua bahan itu harus dalam
kondisi lembut agar mudah bercampur satu sama lain. Bahan itu kemudian dicampur
PEMBAHASAN
makanan yang cukup gizi untuk ternak tertentu, di dalam tingkat fisiologi tertentu,
dibentuk atau dicampur untuk diberikan sebagai satu-satunya makanan dan mampu
merawat hidup pokok atau produksi (atau keduanya) tanpa tambahan atau substansi
lain. Sehingga pakan komplit itu ialah kombinasi dari hijauan dan konsentrat yang
sedemikian rupa diproses untuk menghasilkan produk pakan yang memiliki nilai
Pada sapi perah awal laktasi biasanya berkisar pada 100 hari pertama. Pada
masa ini sapi perah akan sedikit mengalami penurunan konsumsi pakan yang
berakibat terjadi penurunan bobot badan sapi. Hal ini karena daya adaptasi sapi perah
yang masih melakukan adaptasi dari periose dara ke periode laktasi dengan perbedaan
yang signifikan. Pada masa laktasi, sapi perah dikawinkan untuk dapat memproduksi
susu pasca partus pertama sapi. Sapi perah akan dapat memproduksi susu jika telah
kawin dan melahirkan pedet.
protein (CP) dan energy (net energy). Akan tetapi untuk mendapatkan produksi
Pada masa awal laktasi, pemberian hijauan minimal 40% dari total DM . dengan
panjang partikel hijauan minimal 2.6 cm agar pengunyahan (produksi saliva) maksimal.
Hijauan yang diberikan pun harus berkualitas bagus untuk meningkatkan DM intake.
Penambahan konsentrat peda pakan antara 0.5-0.7 kg/hari selama dua minggu pertama
laktasi, jangan sampai kebanyakan hal ini untuk menghindari permasalahan pencernaan
seperti asidosis, dan penurunan intake. Protein sangat penting pada awal laktasi. Jadi
pada masa awal laktasi rekomendasi pemberian protein 17-19% pada ransum. Jika
menggunakan pakan komplit pakan hijauan tersebut dapat di kombinasi bias dalam
bentuk pelleting, mash, dan lain sebagainya.
periode dari 100 hari sampai 200 setelah melahirkan anak. Fase Pada periode ini sapi
akan mengalami puncak produksi (8-10 minggu setelah kelahiran) sapi juga mengalami
dengan masa awal laktasi. Oleh karena itu kandungan protein dalam ransum antara 15-
16% (PK). Rata-rata sapi pada periode ini menghasilkan susu 200-225 kg dari seluruh
masa laktasi sebelumya. Kunci dari periode pertengahan laktasi ini adalah
memaksimalkan DM intake. Pada periode ini sapi dituntunt untuk diberi pakan dengan
kualitas hijauan yang tinggi (minimal 40-45% DM pada ransum) dan tingkat efektifitas
serat hampir sama dengan masa awal laktasi. Pemberian konsentrat jangan sampai
Menurut McDonald (2002) menyatakan periode akhir laktasi dimulai 200 hari
setelah melahirkan dan diakhiri pada saat masa kering sapi. Sapi akan mengalami
peningkatan bobot badan, hal ini untuk mengganti jaringan yang hilang (BB) pada saat
periode awal laktasi. Pakan hijauan yang diberikan 50-60% sedangkan konsentrat jangan
melebihi 2.5%. Adapun daftar lengkap kebutuhan nutrisi pada tiap periode laktasi sapi
Sutardi (1981) menyatakan bahwa konsentrat terbagi menjadi dua jenis, yaitu
sebagai sumber energi apabila mempunyai kandungan protein kasar kurang dari 20%
dan serat kasar 18%, sedangkan konsentrat dikatakan sebagai sumber protein karena
berorientasi pada penggemukan ternak, seperti sapi potong, ayam ras, dan domba.
Pada peternakan sapi perah penggunakan konsentrat lebih sedikit jika dibandingkan
dengan hijauan.
Kandungan komposisi hijauan terdiri dari PK<3% pada rumput yang sudah
tua, sedangkan pada rumput yang masih muda dapat mencapai >30%. Kandungan
karbohidrat mudah larut dalam air (Water Soluble Carbohydrate atau WSC)
kandungan WSC rumput-rumputan asal tropis sangat rendah (<6%) dibandingkan
Pakan komplit merupakan jenis pakan yang cukup mengandung nutrien untuk
hewan dalam tingkat fisiologis tertentu yang dibentuk dan diberikan sebagai satu-
satunya pakan yang mampu memenuhi kebutuhan pokok dan produksi tanpa
tambahan substansi lain, kecuali air. Pakan komplit disusun dari berbagai bahan
pakan hijauan (pakan berserat) dan konsentrat yang telah disesuaikan dengan
kebutuhan domba menjadi satu bentuk pakan sehinga kandungan nutrisinya lengkap.
tercecer dan terbuang, pakan tersebut dibuat dalam bentuk pelet. Pemberian
pakan konsentrat dan berserat sesuai dengan proporsi yang diberikan. Selain
itu juga untuk memperbaiki palatabilitas pakan. Daya cerna pakan berbentuk
domba dengan pakan komplit bentuk pelet lebih tinggi daripada tidak bentuk
pelet. Pertambahan bobot badan harian domba dengan pakan komplit bentuk
pelet juga lebih bagus daripada tidak dibentuk pelet. Konversi pakan pada
pakan yang berbentuk pelet juga lebih bagus dibandingkan dengan pakan
yang tidak dibentuk pelet. Cara pembuatan pakan komplit pellet biasanya
masalah ketersediaan pakan, terutama pada musim kemarau. Pakan komplit adalah
suatu pola usaha agrobisnis yang memiliki daya saing dan tingkat survival tinggi.
Pemanfaatan sumber daya lokal menjadi dasar utama konsep ini. Pasalnya, sumber
kemungkinan pada masa yang akan datang konsep ini bisa menjadi andalan pakan
ternak dalam negeri.
Sumber daya lokal yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak
seperti jerami padi, tongkong jagung, tebon jagung atau batang dan daun jagung sisa
panen, jerami kacang tanah, kulit buah dan biji cokelat, serat dan lumpur sawit,
bungkil inti sawit, serta ampas sagu. Melalui proses bioteknologi praktis dan
sumber daya lokal yang bernilai ekonomis tinggi. Beberapa keuntungan yang
4. Diversifikasi usaha.
5. Pencapaian tingkat produksi yang stabil dan memadai dalam jangka panjang.
6. Menciptakan kemandirian.
Selain itu, Pakan komplit juga bisa membantu memecahkan masalah nasional
seperti kebutuhan pakan bermutu yang tersedia setiap saat dan tidak tergantung
musim, harga terjangkau, mudah pemberiannya, dan sudah diawetkan, sehingga lebih
tahan lama disimpan. Dengan pemakaian Pakan komplit, diharapkan populasi ternak
KESIMPULAN
1. Awal laktasi pemberian hijauan minimal 40% dari total DM dan Penambahan
konsentrat peda pakan antara 0.5-0.7 kg/hari selama dua minggu pertama laktasi,
jangan sampai kebanyakan. Pertengahan laktasi periode ini kualitas hijauan yang
melebihi 2.5%.
2. Konsentrat dikatakan sebagai sumber energi < 20% dan serat kasar 18%,
komposisi hijauan terdiri dari PK<3% pada rumput yang sudah tua,
sedangkan pada rumput yang masih muda dapat mencapai >30%. Kandungan
karbohidrat mudah larut dalam air (Water Soluble Carbohydrate atau WSC)
pembuatan pakan komplit bentuk mash adalah semua bahan pakan digiling,
AAK, 1991, Petunjuk Beternak Sapi Potong Dan Kerja, Kanisius, Yogyakarta
Jasper, D.E. 1980. Mastitis In Bovine Medicane and Surgery.Ed. H.E., Amstutz
Amer. Vet.Publ. Inc., Santa Barbara, California, USA.
Siregar, S.B. 1993. Sapi Perah, Jenis, Teknik Pemeliharan, dan Analisa Usaha. P.T
Penebar Swadaya, Jakarta.