Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perhitungan analisis, persiapan dan perencanaan skala usaha ternak sapi potong menjadi penting bagi
siapa saja yang ingin merintis bisnis di dunia perternakan bahkan sebaiknya kita membaca beberapa
skripsi dan makalah usaha ternak ini agar bisa mendapatkan gambaran yang jelas berapa minimal modal
yang diperlukan untuk memulai bisnis ini.
Tujuan pembangunan peternakan di Indonesia antara lain menyediakan kebutuhan bagi manusia.
Sasaran lain yang hendak dicapai dalam usaha pengembangan peternakan selain untuk meningkatkan
populasi, produksi, pasca panen dan pemasaran ternak dan hasil ternak adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan petani peternak.
Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging sapi lokal, regional dan nasional. Atas dasar
kenyataan tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi. Bisnis penggemukan
sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat diperoleh
dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan
masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa dapat menjelasakan serta mengetahui bagaimana
memanajemen suatu usaha dibidang peternakan sapi sehingga mahasiswa atau masyrakat dapat
menghasilkan sapi dengan nilai ekonomis yang tinggi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perencanaan bisnis dalam
usaha penggemukan sapi sehingga rencana usaha dapat terorganisir dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Sapi ( Bos taurus ) adalah hewan ternak terpenting dari jenis-jenis hewan ternak yang dipelihara manusia
sebagai sember daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia lainnya. Ternak sapi menghasilkan
sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu, dan kulitnya menghasilkan sekitar 85%
kebutuhan kulit untuk sepatu dan asesoris lainya. Sapi adalah salah satu genus dari famili Bovidae.
Ternak dan hewan-hewan lainya yang termasuk faili ini ialah bison, banteng ( bibos ), kerbau ( bubalus ),
kerbau afrika ( syhcherus ), dan anoa.
Domestikasi sapi mulai dilakukan sekitar 400 tahun SM. Sapidi perkirakan berasal dari Asia Tengah,
kemudian menyebar ke Eropa, Afrika dan seluruh wilayah Asia. Menjelang akhir abad ke-19, sapi Ongole
dari India dimasukkan kepulau Sumba dan sejak saat itu pulau tersebut dijadikan tempat pembiakan sapi
Ongole murni. Semua sapi domestick berasal dari Bostaurus danBosindicus. Keluarga baru yang
termasuk semua tipe sapi domestic dan family Bovidae. Untuk lebih jelasnya klasifikasi sapi secara
zoologis adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Clas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Family : Bovidae
Genus : Bos
Species : BostaurusdanBosindicus
Secara garis besar, bangsa-bangsa sapi (Bos) yang terdapat di dunia ada dua, yaitu (1) kelompok yang
berasal dari sapi Zebu (Bos indicus) atau jenis sapi yang berpunuk, yang berasal dan tersebar di daerah
tropis serta (2) kelompok dari Bos primigenius, yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal
dengan Bos Taurus.
Bila dikelompokkan berdasarkan pemeliharaan dan pembesarannya. Jenis sapi di dunia dapat
digolongkan ke dalam tiga kategori. yaitu :
Sapi Perah
Sapi Pekerja
Dari tiga kategori tersebut yang paling banyak presentase nya di Indonesia adalah jenis sapi pedaging
dan perah. Untuk tipe pekerja jarang digunakan karena di zaman modern ini fungsi sapi sebagai pekerja
telah digantikan oleh mesin.
BAB III
PERENCANAAN PRODUKSI
Pemilihan Komoditas
Untuk pemilihan komoditas sapi pedaging menjadi pilihannya. Karena sapi pedaging memiliki jumlah
konsumen paling banyak, khususnya di daerah Aceh.
Untuk jenis sapi pedaging saya memilih Lemousin dan sapi Lokal, karena kedua jenis ini paling banyak
dicari konsumen.
Lokasi untuk membangun kandang akan di tempatkan di daerah yang letaknya cukup jauh dari
pemukiman penduduk tetapi mudah dicapai oleh kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tempat
tinggal dengan jarak minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang
untuk dapat meminimalisirn kelembababan yang ada disekitar kandang serta dekat dengan lahan
pertanian. Pembuatannya dapat dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Lokasi usaha yang direncanakan berada di Desa Alue Lim, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
Skala Usaha
Perencanaan untuk membangn usaha penggemukan sapi dari awal tentu akan dimulai dengan skala kecil
terlebih dahulu yaitu berskala 10 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Dengan seiring
berjalannya waktu diharapkan sapi-sapi ini dapat memproduksi daging dengan baik sehingga skala usaha
dapat berkembang lebih besar nantinya.
Modal
Pembuatan Kandang
Kandang dibuat dalam bentuk tipe tunggal, dengan penempatan sapi dalam satu baris. Karena ternak
dalam jumlah yang sedikit, namun apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan untuk komersial,
ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih
banyak.
Lantai kandang diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya berbagai penyakit. Lantai terbuat dari
tanah padat dan mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dialasi dengan jerami kering sebagai
alas kandang yang hangat.
Ukuran kandang yang dibuat untuk seekor sapi jantan dewasa adalah 1,52 m atau 2,52 m, sedangkan
untuk sapi betina dewasa adalah 1,82 m dan untuk anak sapi cukup 1,51 m per ekor, dengan tinggi
atas + 2-2,5 m dari tanah. Temperatur di sekitar kandang 25-40 derajat C (rata-rata 33 derajat C) dan
kelembaban 75%.
Pakan sapi potong ini dapat diaplikasikan pada penggemukan semua sapi potong agar daging
konsumsinya banyak dan berkualitas. Salah satu kendala yang sering dihadapi peternak adalah masalah
keterbatasan pakan. Beberapa alternatif yang diperoleh adalah dengan membuat pakan fermentasi
dengan media pakan konsentrat alami .
Proses produksi akan di laksanakan setelah persiapan kandang dan sapi sejak dimulainya usaha
Penggemukan sapi. Dengan persiapan penyediaan bahan baku berupa kandang, sapi dan lain sebagainya
selama 5 bulan kemudian di susul dengan proses penggemukan dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan,
sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4 periode dalam satu tahun.
No Kegiatan Waktu
1 persiapan Bibit Sapi 1 bulan sebelum mulai usaha
2 persiapan lokasi 1 bulan sebelum usaha
3 persiapan kandang 2 bulan sebelum usaha
4 persiapan pekerja 2 minggu sebelum usaha
5 persiapan pakan 2 minggu sebelum mulai usaha
Jadi total waktu yang diperlukan untuk penjadwalan produksi adalah 8 bulan sejak dimulainya usaha.
Penjualan
Kenaikan bobot per-ekor sapi menurut dari berbagai sumber yaitu mencapai 1kg/hari dengan bobot
diperkirakan mencapai 300kg/ekor. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani
390kg x 10 ekor
= 3900 kg
Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah:
3900kg x Rp.50.000,-
= Rp. 195.000.000
Setiap sapi menghasilkan kira-kira sebanyak 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90
hari seekor sapi menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 500. Total pendapatan dari hasil
penjualan kotoran sapi :
= Rp.4.500.000,
= Rp. 199.500.000
Keuntungan
= Rp. 91.300.000
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Produksi sapi pedaging dinilai lebih menguntunkan dari pada sapi-sapi yang lain. Selain daging juga
memberikan hasil lain yaitu kulit yang berasal dari sapi yang sudah tidak produktif serta pupuk kandang
yang dihasilkan dari kotoran ternak.
Dari hasil perkiraan total biaya yang di butuhkan dan perkiraan total pendapatan yang didapatkan maka
dapat disimpulkan usaha Ternak sapi pedaging / Penggemukan sapi ini cukup menguntungkan. Dengan
total keuntungan yang diperkirakan mencapai Rp.91.300.000 dengan modal yang dikeluarkan Rp.
108.200.000.