Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era pembangunan ini berbagai usaha telah dilakukan untuk


mewujudkan program pemerintah menuju cita-cita nasional yaitu meningkatkan
taraf hidup rakyat yang adil dan makmur materil maupun spiritual yang
berdasarkan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Mesin merupakan salah satu alat produksi yang mempunyai peranan


yang sangat penting dalam produktivitas di dalam suatu oorganisasi atau
perusahaan, dimana suatu produktivitas ada yang sangat bergantung pada mesin.
PT PLN mempunyai tugas sebagai penyedia tenaga listrik untuk kepentingan
umum, supaya penyediaan tenaga listrik dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Baik itu kebutuhan listrik pada rumah tangga, industri, perkantoran, sosial,
bisnis,maupun penerangan jalan.

PT. PLN berusaha agar mesin-mesin pembangkit listrik tetap beroperasi


normal. Meminimalkan jumlah gangguan listrik yang dapat mengurangi
pendapatan dari ganguan listrik yang diakibatkan padamnya arus serta berusaha
menghindari kerusakan mesin yang parah.

Kelancaran dari pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal pokok


yang harus dicapai. Salah satu fungsi yang memegang peranan yang
sangat penting dalam menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan produksi
adalah perawatan mesin dan fasilitas produksi lainnya mesin-mesin produksi
yang dipergunakan oleh sebab itu suatu perusahaan harus selalu mengusahakan
mesin dan fasilitas dalam kondisi yang terbaik sehingga proses produksi dapat
berjalan dengan lancar.

Perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan untuk merawat


atau menjaga serta mengadakan perbaikan yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang telah

1
direncanakan. Hal ini diperlukan karena perawatan mempunyai peranan yang
sangat penting dalam menentukan kelancaran kegiatan produksi.

Dengan jumlah mesin dan daya yang terbatas, PT. PLN (Persero) cabang
Rengat berusaha sebaik mungkin melayani masyarakat atau konsumen dengan
menjaga merawat mesin-mesin diesel dengan baik dan benar. Dengan melalui
perawatan mesin diharapkan dapat terjaga kelanjutan operasional dan
produktivitas penyediaan pembangkit tenaga listrik di Desa Kota Lama dan
sekitarnya.

Perawatan adalah semua kegiatan untuk menjaga atau merawat mesin,


fasilitas beserta peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian,
juga penggantian yang diperlukan agar dapat diharapkan suatu keadaan
operasional produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Tujuan dilaksanakan perawatan agar kemampuan produksi dapat


memenuhi kebutuhan perusahaan atau organisasi, menjaga kualitas pada tingkat
yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produksi itu
sendiri. Dengan demikian kegiatan yang dilaksanakan perusahaan tidak
mengalami gangguan. Kemudian perawatan juga bertujuan untuk membantu
mengurangi pemakaian atau penyimpanan diluar batas serta menjaga modal
yang telah diinvestasikan selama waktu yang ditentukan, sesuai dengan
kebijaksanaan perusahaan atau organisasi. Perawatan mempunyai tujuan
supaya mencapai tingkat biaya yang serendah mungkin serta menghindari
kegiatan perawatan yang membahayakan keselamatan tenaga kerja atau
karyawan.

Dengan melakukan kegiatan perawatan yang baik akan


menghasilkan mesin yang dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, dan
kegiatan produksi berjalan tanpa hambatan. Sedangkan perawatan yang
kurang baik tentu akan menghasilkan kerja mesin yang tidak baik pula,
seperti mesin atau peralatan akan cepat rusak, sehingga tingkat kegunaan
akan cepat menurun.

2
Dengan berjalannya mesin produksi yang kurang efektif akibatnya
sering terjadi kerusakan mesin, sehingga menganggu aliran listrik akibatnya
terjadi pemadaman selama mesin dalam perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menganalisa


masalah yang dihadapi oleh PT. PLN y a n g dituangkan dalam judul:
Maintaining Overall Care and Control of The Plant.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup yang akan penulis bahas tentang pembangkit listrik tenaga diesel
(PLTD).

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai pengertian perwatan
dan control, serta mengetahui cara-cara perawata secara keseluruhan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Maintaining Overall Care and Control of The Plant

Maintaining Overall Care and Control of The Plant dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan menjaga perawatan dan control / pengawasan dari suatu mesin atau
pembangkit listrik.

Dalam pembahasan kali ini difokuskan kepada PLTD.

Perhatikan gambar Dibawah ini :

Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel, yaitu :

1. Tangki penyimpanan bahan baker.

2. Penyaring bahan bakar.

3. Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).

4. Pengabut.

5. Mesin diesel.

6. Turbo charger.

4
7. Penyaring gas pembuangan.

8. Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).

9. Generator.

10. Trafo.

2.2 Pengertian Perawatan

Perawatan (maintenance) merupakan salah satu kegiatan yang


memegang peranan penting di dalam suatu perusahaan industri dan sama
pentingnya dengan aktivitas lainnya seperti pengadaan dan pengawasan bahan
baku yang kesemuanya ditunjukan agar proses produksi yang dilaksanakan oleh
mesin-mesin dan peralatan-peralatan dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
gangguan.

Perawatan dalah suatu kegiatan untuk merawat atau menjaga


fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian dan
penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan produksi yang
memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Adapun tujuan utama yang hendak dicapai dari adanya


kegiatan

maintenance ini adalah sebagai berikut

a. Untuk memperpanjang usia aset. Ini penting untuk negara


berkembang karena kurangnya modal untuk penggatian.

b. Untuk menjamin ketersediaan secara optimum peralatan yang dipasang untuk


memproduksi dan mendapatkan return on invesment semaksimal mungkin.

c. Untuk menjamin kesiapan operasional seluruh peralatan dalam keadaan


darurat setiap waktu.

5
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana
tersebut.

Sedangkan tujuan lain dari kegiatan maintenance adalah :

a. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai


dengan produksi.

b. Menjaga kwalitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produksi itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu.

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan diluar batas


ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan.

d. Untuk mencapai tingkat biaya perusahaan serendah mungkin, dengan


melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien
keseluruhannya.

e. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan


para pekerja.

f. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi utama dalam rangka
untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau
return on invesment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

Dengan adanya tujuan kegiatan perawatan dapat digambarkan betapa


pentingnya suatu kegiatan perawatan bagi sebuah perusahaan yang
dilakukan suatu produksi.

Perawatan mesin dipengaruhi banyak faktor misalnya : faktor umur,


faktor kondisi lingkungan atau mesin, faktor tenaga kerja, pengawasan serta
predictive maentenance. Apabila dalam suatu peralatan terdapat komponen
yang rusak, maka akan terjadi gangguan dengan gejala-gejala tertentu. Gejala-
gejala ini merupakan suatu perubahan unjuk kerja peralatan tersebut dari
keadaan yang normal.

6
2.3 Tujuan Perawatan

Dengan adanya kegiatan perawatan ini maka peralatan produksi


akan dapat digunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami hambatan selama fasilitas/peralatan tersebut dipergunakan untuk
proses produksi atau sebelum jangka waktu yang direncanakan tercapai.

Ada beberapa tujuan utama dari kegiatan perawatan, yaitu :

1. Agar kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan


sesuai dengan rencana produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar


batas dan menjaga modal yang diinvestasikan sesuai dengan kebijaksanaan
perusahaan.

4. Untuk mencapai biaya perawatan serendah mungkin.

5. Menghindari kegiatan perawatan yang dapat membahayakan


keselamatan para pekerja.

7
6. Mengadakan suatu kerja sama dengan fungsi-fungsi utama lainnya. Tujuan
perawatan adalah untuk mempertahankan kemampuan sistem, selagi
mengendalikan biaya, sebuah sistem perawatan yang baik menghilangkan
variabilitas sistem. Sistem harus didesain dan dipertahankan agar dapat
mencapai kinerja dan standar kualitas yang diharapkan. Perawatan
(maintenance) mencakup semua aktivitas yang berkaitan dalam mempertahankan
peralatan sistem agar tetap bekerja.

2.4 Pengawasan (Kontrol)

Pengawasan merupakan kegiatan kerja yang mempunyai peranan


yang sangat penting dalam perusahaan. Karena pengawasan merupakan hal
pokok yang mendasar dalam management. Karena suatu pelaksanaan kerja
berjumlah berhasil apabila tidak disertakan dengan pengawasan.

Pengawasan perawatan adalah menjaga agar pekerjaan perawatan dapat


dilaksanakan sesuai dengan rencana dan jadwal. Pengawasan bukanlah tindakan
semata-mata mencari kesalahan, tetapi justru bersikap membantu petugas
perawatan agar tidak berbuat kekeliruan/kesalahan atau hal-hal lain yang dapat
mengakibatkan kerusakan berat. Sebab, bila terjadi kerusakan yang mengalami
kerugian bukan saja perusahaan tetapi juga masyarakat pada umumnya.

Sistem pengawasan dapat dilaksanakan denagn baik apabila


dapat dipahami dan ketahui tentang :

1. Tujuan setiap kerugian,

2. Standard performen/prestasi

8
3. Laporan keadaan dan hasil kerja dari setiap kegiatan serta organisasinya.

4. Cara penilaian dan tindakan berbaikan yang harus dilaksanakan.

2.5 Menganalisa Komponen-Komponen Kritis Dari Mesin Diesel

Komponen-komponen kritis dari mesin diesel akan dianalisis sesuai


dengan tahapan berikut:

1. Analisis kualitatif meliputi analisis fungsi komponen, penyebab kegagalan


dan konsekuensi kegagalan,

2. Analisis kuantitatif meliputi analisis reliability dan maintenance cost


dengan membandingkan perawatan actual dengan hasil analisis dengan
metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

Dengan menggunakan metode Reliability Centered Maintenance


(RCM) untuk menganalisis kegagalan komponen dengan Fungsi Blok
Diagram ( FBD ) System function & functional failure, Failure Modes
Effect Analysis (FMEA) serta RCM Decision Worksheet. Selain itu juga dapat
dihitung nilai Mean Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To
Repair (MTTR) yang digunakan untuk menganalisis sistem perawatan
mesin. Dan sebagai dasar untuk menentukan interval waktu perawatan dan
total biaya perawatan

2.6 Jenis-Jenis Perawatan (Maintenance)

Kegiatan perawatan (Maintenance) yang dilakukan terhadap mesin dan


peralatan pabrik di dalam perusahaan memerlukan suatu metode dan
prosedur yang tepat. Oleh sebab itu manajemen perawatan haruslah dapat
membuat dan menyusun suatu program dan perencanaan perawatan yang
efektif. Sehingga dapat menjamin pelaksanaan kegiatan operasional berjalan

9
dengan baik. Kegiatan perawatan yang dilakukan di dalam perusahaan-
perusahaan industri dapat dibedakan secara umum atas dua macam, yaitu :

A. Preventive maintenance

Yang dimaksud dengan preventive maintenance adalah kegiatan


perawatann dan pemeliharaan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya
kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan
yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu
digunakan dalam proses produksi.

Dalam pelaksanaan preventive maintenance yang dilakukan oleh


suatu perusahaan dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

1) Rountine maintenance

Adalah kegiatan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap


hari, minggu atau bulan. Seperti pembersihan peralatan, pelumasan (lubrication)
atua pengecekan olinya, pengecekan bahan bakar serta pemanasan terhadap
mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai untuk produksi panjang.

2) Periodic maintenance

Adalah kegiatan periodik atau dalam jangka waktu tertentu misalnya


satu minggu sekali atau satu bulan sekali atau meningkat lagi menjadi satu tahun
sekali.

Preventive maintenance pada umunya juga dilaksanakan pada mesin


yang kondisinya masih baik. Preventive maintenance yang ini dimaksudkan
untuk menjaga keselamatan dan menjaga bagian-bagian yang sensitif yang
terkena kerusakan untuk selalu dalam kondisi puncak. Pada fasilitas ini termasuk
dalam kategori critical unit apabila :

a. Kerusakan peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan/keselamatan


para pekerja.

10
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kwalitas dari produk yang
dihasilkan.

c. Kerusakan fasilitas ini akan menyebabkan kemacetan seluruh proses


produksi.

d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut atau harga dari


fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal.

Periodik maintenance dapat dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja


mesin atau fasilitas tersebut sebagai jadwal kegiatan misalnya setiap seratus jam
kerja sekali dan seterusnya. Sifat dari kegiatan periodik ini lebih jauh lebih berat
dari pada kegiatan rutin maintenance.

B. Corective atau breakdown maintenance

Masalah ini meliputi perawatan terhadap fasilitas yang rusak sama sekali
dimana fasilitas/peralatan yang dipakai hingg gagal beroperasi yang kemudian
harus diperbaiki.

Yang dimaksud Corective Maintenance adalah kegiatan perawatan atau


peralatan yang dilakukan setelah terjadi suatu kerusakan/kelainan pada fasilitas
atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Kebijaksanaan untuk melakukan corective maintenance saja tanpa


preventive maintenance akan menimbulkan akibat yang menghambat ataupun
memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi kerusakan yang tiba-tiba pada
fasilitas yang digunakan.

Jenis-jenis kegiatan maintenance dibagi atas dua kelompok yaitu :

1. Planed maintenance (Perencanaan Terencana)

Adalah kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan


terlebih dahulu. Kegiatan ini terdiri dari :

11
a. Preventive maintenance, tujuannya agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan rencana.

b. Corective maintenance, merupakan perawatan yang dilaksanakan


karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana baik mutu,
biaya maupun ketepatan waktunya.

2. Unplanned maintenance (Perawatan Tidak Terencana)

Adalah perawatan yang dilakukan karena adannya indikasi/petunjuk


mengenai tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hal yang
tidak layak. Perawatan ini terdiri dari emergency maintenance (perawatan
darurat) yang merupakan kegiatan perawatan mesin yang memerlukan
penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbullkan akibat yang lebih
parah.

Selanjutnya preventive maintenance dibagi lagi menjadi :

a. Running Maintenance (Perawatan Berjalan) yaitu kegiatan perawatan yang


dilakukan pada waktu proses produksi sedang berjalan.

b. Shut down Maintenance (Perawaan Waktu Istirahat) yaitu kegiatan perawatan


dilakukan pada waktu proses produksi sedang dihentikan.

Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi


kemungkinan mesin cepat rusak, dan kondisi mesin selalu Siap pakai. Langkah-
langkah yang dilakukan sebagai sebagai berikut :

1. Reguler Preventive Maintenance Inspection

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian mesin secara
periodik dan perurutan sesuai dengan jadwal (Schedule).

2. Major ovehoul (Turun Mesin)

12
Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengadakan pembokaran
menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian
suku cadang sesuai dengan spesifikasinya.

2.7 Realibility Centered Maintenance

Banyak model perawatan yang dapat digunakan seperti telah dijelaskan se


belumnya.. Namun Total Productive Maintenance dan Reliability Centered
Maintenance merupakan fundamental dari model-model perawatan tersebut.
Kebijakan-kebijakan perawatan yang bersifat korektif atau reaktif,
sistematik atau terjadwal dan Condition-Based, semuanya bertujuan mencapai
availability dan reliability peralatan dan sistem dengan mereduksi biaya
perawatannya (Silva, 2008). Sebagai fundamental, maka metode Reliability
Centered Maintenance dapat dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.

Hal ini didukung oleh Berger (2007) bahwa Reliability Centered Maintenance
merupakan teknik yang lebih maju dan merupakan pengembangan Preventive
Maintenance dalam menjamin aset beroperasi sesuai dengan fungsi dan desain
aslinya. Disisi lain, Al-Ghamdi, dkk (2005) juga berpendapat bahwa metode

13
Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah pendekatan yang efektif untuk
pengembangan program-program PM dalam meminimalkan kegagalan peralatan
dan menyediakakan plant di industri dengan alat-alat yang efektif dan
kapasitas optimal untuk memenuhi permintaan pelanggan dan unggul dalam
persaingan.

Dengan penerapan sistem kebijaksanaan perawatan yang tepat dan


sistematis, metode RCM dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi
dengan mereduksi biaya perawatan namun tetap mempertahankan nilai dan
keandalan dari asset yang dimiliki oleh suatu perusahaan sebagai strategi
dalam menghadapi lingkungan yang kompetitif. Selain itu, metode RCM
mempunyai keunggulan dalam menentukan program pemeliharaan yang
berfokus pada komponen atau mesin- mesin yang kritis (critical item list) dan
menghilangkan kegiatan perawatan yang tidak diperlukan dengan
menentukan interval pemeliharaan yang optimal.

Data dianalisis dengan metode Reliability Centered Maintenance dengan


langkah-langkah berikut:

1. Penentuan mesin kritis berdasarkan frekuensi gangguan/kerusakan

2. Penentuan bagian/sistem kritis berdasarkan frekuensi kerusakan


dan lama downtime

3. Penentuan komponen-komponen kritis berdasarkan jumlah kerusakan

4. Membuat functional block diagram

5. Membuat system failure and function failure

6. Menyusunan failure mode and effect analysis.

7. Menguji distribusi data waktu antar kerusakan dan lama waktu perbaikan
menggunakan Software Minitab 16.

8. Menghitung initial interval.

14
9. Menyusun RCM decision worksheet

10. Menghitung total biaya perawatan dan keandalan komponen-komponen


kritis.

Tahap selanjutnya adalah menentukan sistem atau bagian kritis. Di PLTD X,


sistem atau bagian mesin dikelompokkan dalam sebelas bagian dan sistem. yaitu:

1. Cylinder Head Assy merupakan bagian yang dipasang di atas blok mesin yang
berfungsi sebagai penutup bagian atas mesin dan menahan tekanan kompresi
dan pembakaran, mengendalikan panas dalam ruangan (dengan sistem
pendingin) dan sebagai dudukan komponen-komponen bagian atas mesin
mesin (mekanisme inlet valves, exhaust valves dan atomizer).

2. Piston Assy berfungsi merubah tekanan pembakaran menjadi gerakan


mekanis.

3. Connecting Rod Assy berfungsi meneruskan gerak naik turun piston ke


crankshaft.

4. Crankshaft Assy berfungsi merubah gerak naik turun piston menjadi


gerak putar.

5. Inlet and Exhaust System berfungsi memasukkan udara bersih untuk


kebutuhan pembakaran di dalam mesin dan membuang gas sisa pembakaran
dengan mereduksi tekanan, panas dan emisinya.

6. Sistem Pelumasan berfungsi mengurangi terjadinya gesekan dan


mencegah berkaratnya komponen- komponen mesin yang bergerak
translasi maupun rotasi.

7. Sistem Bahan Bakar berfungsi menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan


kerja mesin.

8. Sistem Pembakaran berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar


dan mengatur ijumlah bahan bakar yang disemprotkan sesuai kebutuhan
dan beban mesin.

15
9. Sistem Pendinginan berfungsi mengurangi panas yang berlebihan
pada komponen mesin.

10. Block Mesin merupakan rumah atau tempat kedudukan komponen-


komponen utama yang bergerak.

11. Proteksi Mekanik berfungsi sebagai penggerak mula dalam


menghidupkan dan menghentikan kerja mesin.

2.8 Tugas dan Kegiatan Perawatan

Yang dimaksud dengan kegiatan perawatan adalah suatu usaha untuk


perawatan reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang diterima dan tetap
memaksimumkan laba dan meminumkan biaya.

Tugas-tugas atau kegiatan percatan digolongkan kedalam lima tugas


pokok, yaitu:

1. Inspeksi (Inpection)

Pada tahap ini kegiatan perawatan meliputi kegiatan atau pemeriksaan


secara berkala sesuai rencana serta membuat laporan dari hasil pengecekan atau
pemeriksaan tersebut, dengan maksud untuk mengetahui apakah perusahaan
selalu mempunyai peralatan yang baik untuk menjamin kelancaran proses
produksi.

2. Kegiatan Teknik (Engineering)

Dalam bagian ini kegiatannya meliputi percobaan atas alat yang baru dan
kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu
diganti. Dalam kegiatan ini dipelajari spesifikasi mesin dan usaha-usaha agar
mesin dapat bekerja lebih efektif dan efesien

3. Kegiatan Produksi (Production)

16
Pada tahap ini ialah operasionalnya yaitu pelaksanaan kegiatan yang
disarankan/diusulkan dalam kegiatan inspeksi dan kegiatan teknik dalam
melaksanakan kegiatan teknik dalam melaksanakan perawatan tersebut.

4. Kegiatan Adminitrasi (Electrical Work)

Merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan mengenai


biaya dalam melakukan perawatan dan pencatatan biaya lainnya yang
berhubungan dengan kegiatan perawatan tersebut.

5. Perawatan Bangunan (House Keeping)

Kegiatan perawatan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar


bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya dan kegiatan
perawatan peralatan lain yang tidak termasuk dalam kegiatan teknik dari
produksi bagian maintenance.

Melalui buku petunjuk ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam


melaksanakan kegiatan perawatan dan perbaikan mesin peralatan. Hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kegagalan dan kekecewaan di belakang hari yang
timbul karena kesalahan pemakaian dan perawatan mesin tersebut.

2.9 Pelaksanaan Kegiatan Perawatan Fasilitas/Peralatan


Pabrik

Proses pekerjaan perawatan untuk suatu mesin atau peralatan pada suatu
perusahaan pabrik dilaksanakan sesuai dengan tujuan-tujuan dari pabrik dimana
mesin atau peralatan tersebut dibuat. Biasanya apabila suatu perusahaan
membeli suatu mesin atau peralatan, dalam pembelian itu diikut sertakan atau
dibelikan buku petunjuk (book set) mengenai mesin atau peralatan tersebut.
Buku petunjuk atau pedoman ini antara lain berisi mengenai :

1. Kegunaan dari mesin peralatan.

2. Kapasitas mesin pada waktu umur tertentu.

17
3. Cara-cara memekai atau menggunakan mesin tersebut.

4. Cara-cara perwatan dan perbaikan mesin tersebut.

Ada beberapa keuntungan diperoleh dengan adanya perawatan yang baik


dari peralatan produksi yang ada dalam perusahaan antara lain :

1. Peralatan proses produksi yang ada akan dapat digunakan dalam jangka
waktu yang panjang.

2. Kegiatan proses produksi akan berjalan lancar karna jarang timbul


kemacetan.

3. Memperkecil kemungkinan kerusakan berat.

4. Dengan terhindarnya kerusakan total dari peralatan atau mesin berarti


perusahaan akan menekan biaya perawatan.

Kerugian yang dialami jika perawatan tidak dilaksanakan adalah :

1. Peralatan akan cepat rusak.

2. Bila cepat rusak maka tingkat kegunaannya akan cepat menurun.

3. Mesin tidak akan dapat beroperasi secara efektif.

4. Meningkatnya biaya perusahaan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

19
Dari uraian di atas, maka kami dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:

1. Maintaining Overall Care and Control of The Plant dapat diartikan


sebagai suatu kegiatan menjaga perawatan dan control / pengawasan
dari suatu mesin atau pembangkit listrik.
2. Perawatan dalah suatu kegiatan untuk merawat atau menjaga
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian dan penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu
keadaan produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
3. Pengawasan perawatan adalah menjaga agar pekerjaan perawatan
dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana dan jadwal. Pengawasan
bukanlah tindakan semata-mata mencari kesalahan, tetapi justru
bersikap membantu petugas perawatan agar tidak berbuat
kekeliruan/kesalahan atau hal-hal lain yang dapat mengakibatkan
kerusakan berat. Sebab, bila terjadi kerusakan yang mengalami
kerugian bukan saja perusahaan tetapi juga masyarakat pada
umumnya
3.2 Saran

Melakukan perawatan sesuai dengan prosedur sangat penting bagi suatu


PLTD sehingga menghasilkan mesin yang dapat dipakai dalam jangka waktu
yang lama, dan kegiatan produksi berjalan tanpa hambatan.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghamdi, dkk, 2005, Reliability Centered Maintenance Concepts


and Applications: A Case Study Univ. Cincinnati Industrial
Engineering, International Journal Of Industrial Engineering-Theory
Applications And Practice; Pp: 123-132; Vol: 7

20
Govil, A. K, 1993. Reliability Centered Maintenance, Mc. Graw Hill Publishing
Co, New Delhi

Havard, J. Thevik. 2000. Determination of Cost Optimal Predetermined


Maintenance, schedule (on line), (http://www.dnv.com/binari/determi
nation cost optimum/ tcp4-8724.pdf). Tanggal akses 16-12-
2010
th
Higgins, Lindley R. 1987. Maintenance Engineering Handbook. 4 Edition.
McGraw Hill Book Company. New York.
http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-diesel-pltd.html

http://bersamabelajaruntuktahu.blogspot.com/2011/08/pembangkit-listrik-tenaga-
diesel.html

nd
Moubray, John, 1997, Reliability Centered Maintenance II, 2 Edition,
Butterworth Heinemann,Oxford.

Silva, Carlos Manuel I, 2008, Proactive Reliability Maintenance: a case study


conserning maintenance service cost. Journal of Quality in
Maintenance Engineering, Vol. 14 No.4 pp. 343-355.

21
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Maintaining Overall Care and Control of The Plant. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti mata kuliah Manajemen
Operasional dan Perawatan Pembangkit.. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
pembaca dan penulis pada umunya. Dan untuk perbaikan makalah ini selanjutnya
diharapkan kritik dan saran yang membangun.

Makassar, 9 Juni 2016

Penulis

22
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................
i

DAFTAR ISI .............................................................................................................


....................................................................................................................................
ii

BAB I PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1

1.1 Latar Belakang


........................................................................................................................
1
1.2 Ruang Lingkup ..............................................................................................
........................................................................................................................
3
1.3 Maksud dan Tujuan .......................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
3

BAB II PEMBAHASAN
....................................................................................................................................
4

2.1 Pengertian Maintaining Overall Care and Control of The Plant


....................................................................................................................................
4

2.2 Pengertian Perawatan


5

2.3 Tujuan Perawatan


7

23
2.4 Pengawasan (Kontrol)
....................................................................................................................................
8
2.5 Menganalisa Komponen-Komponen Krisis dari Mesin Diesel
....................................................................................................................................
8
2.6 Jenis-Jenis Perawatan
....................................................................................................................................
9
2.7 Realibility Centered Maintenance
....................................................................................................................................
13
2.8 Tugas dan Kegiatan Perawatan
....................................................................................................................................
15
2.9 Pelaksanaan Kegiatan Perawatan Fasilitas/Peralatan Pabrik
....................................................................................................................................
17
BAB III PENUTUP
....................................................................................................................................
19

3.1 Kesimpulan
....................................................................................................................................
19
3.2 Saran
....................................................................................................................................
19
DAFTAR PUSTAKA
....................................................................................................................................
20

24

Anda mungkin juga menyukai